Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REVIEW

Diajukan Kepada:

Dernius Hura, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Nama : Tri Love Putrawan Gea


Semester/Kelas : III (Tiga) / E

Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Mata Kuliah : Kajian Kebahasaan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NIAS

2023
Kata Pengantar

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab telah
memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami, sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas Critical Book Review (CBR). Tugas Critical Book Review (CBR) ini dibuat
untuk memenuhi salah satu mata kuliah kami.

Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua.
Saya menyadari bahwa tugas Critical Book Review ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya memohon maaf karena
sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya Maha Kuasa yang paling sempurna,
karena ilmu kami belum seberapa banyak. Karena itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari
pembaca yang sifatnya membangun untuk dapat menyempurnakan tugas Critical Book Review ini.

Akhir kata saya berharap semoga tugas Critical Book Review ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan bagi siapa saja yang akan memerlukannya di masa maupun waktu yang
akan datang. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Gunungsitoli, 20 Oktober 2023

Penulis,

Tri Love Putrawan Gea

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................ii

Bab I Pendahuluan..........................................................................1

A. Rasionasilsasi Pentingnya CBR..................................................1


B. Tujuan Penulisan.........................................................................1
C. Manfaat CBR...............................................................................1
D. Identitas Buku.............................................................................1
Bab II Pembahasan.........................................................................3

A. Bagian Isi Buku Utama...............................................................3


B. Bagian Buku Pembanding...........................................................8
C. Kelemahan dan kelebihan...........................................................10
Bab III Penutup...............................................................................12

A. Kesimpulan..................................................................................12
B. Saran............................................................................................13
Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Pentingnya Critical Book Review bagi mahasisa yaitu mengkritik sebuah buku agar lebih
mengerti dan memahami apa saja isi buku yang dibacanya, dan tidak hanya dibaca saja. Tugas ini
juga berfungsi untuk mengajarkan mahasiswa bagaimana caranya berpikir kritis.

B. Tujuan Penulisan
1. Penyelesaian tugas critical book review yang membandingkan beberapa buku yang akan
dibaca
2. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai buku yang akan dikritik
3. Meningkatkan ketelitian dan pemahaman dari buku yang kita kritik dengan cara meneliti isi
buku lalu meringkas pembahasan buku tersebut
4. Menguatkan potensi ataupun keahlian dalam mengkritik isi buku yang kit abaca dan
melakukan perbandingan dengan buku yang lainnya

C. Manfaat CBR
Manfaat ini sangat banyak terutama bagi mahasiswa, karena CBR tidak sembarangan
diciptakan. Semuanya pasti mempunyai arti tersendiri, seperti CBR ini. Manfaatnya tidak bisa
disebutkan satu persatu, kita hanya akan membahas yang penting saja yaitu untuk memahami dan
mengerti isi buku.

1
D. Identitas Buku
Buku Utama

Judul buku : Pengkajian Sastra

Pengarang : Dr. M. Rafiek, M. Pd.

Penerbit : PT. Rafika Aditama

Tahun terbit : 2013

Kota penerbit : Banjarmasin

Halaman : 168 hal

ISBN : 9786028650984

Buku Pembanding

Judul Buku : Teori Kritik Sastra; Prinsip Falsafah dan Penerapan

Pengarang : Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum

Penerbit : Lembaga Bahasa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Tahun Terbit : Tahun 2013

Cetakan : Cetakan pertama

Kota Penerbit : Yogyakarta, Indonesia

Tebal Buku : 1-216 halaman

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bagian Isi Buku Utama

Pada buku Rafiek (2013:1), menurut arti harafiahnya, kata pengkajian dapat disamakan
dengan penganalisis atau penelaah. Pengkajian sastra berarti penganalisisan atau penelaahan
sastra. Dalam kerja analisis sastra, terdapat berbagai macam cara dan strateginya. Kajian
Sastra dan Budaya (Literature and Cultural Studies) adalah sebuah fenomena di dunia
keilmuan, yang kehadirannya antara lain ditandai dengan pergeseran topik dan
bidang kajian yang demikian menyolok di departemen-departemen sastra.

Istilah pengkajian sering disejajarkan dengan istilah analysis (analisis) dalam bahasa
Inggris, atau lebih dekat dengan telaah, yang berarti melakukan pendalaman, mempelajari
dan/atau mengkaji secara serius. Pengkajian juga terkadang disetarakan dengan
istilah study (studi) yang berarti melakukan kajian atau kupasan tetapi istilah pengkajian
lebih tepat disejajarkan dengan analisis atau telaah.

Moody (1979) menjelaskan bahwa telaah karya sastra pada dasarnya memiliki banyak
manfaat. Manfaat yang utama adalah:

a. membantu pembaca sastra memiliki keterampilan berbahasa


b. meningkatkan pengetahuan budaya
c. mengembangkan daya cipta dan rasa
d. menunjang pembentukan watak.

Dalam konteks ini, dengan membaca dan menikmati karya sastra, seseorang akan
memperoleh nilai-nilai kehidupan yang dapat memperkaya khasanah batin dan memperluas
waasannya di samping memperoleh kesenangan dan kenikmatan.Dalam hal ini Philip
Sidney menyatakan bahwa telaah sastra harus dapat memberikan fungsi to
teach (memberikan ajaran) dan delight (memberi kenikmatan) bagi pembaca. Adapun bagi
Richard McKeon, kajian sastra dapat memberikan cheers (kepuasan)
dan applause (kekaguman) bagi pembaca

Pengetahuan dan praktek Pengkajian Sastra sangat diperlukan dalam memahami dan
mengkaji karya sastra. Dalam mengkaji sastra diperlukan pengetahuan dan praktik yang
cukup untuk mengkajinya. Dalam buku ini disajikan praktik pengkajian sastra secara praktis
yang akan memudahkan para siswa, mahasiswa, guru, dosen, peminat sastra, dan pengkaji
3
sastra, tak terkecuali pengkritik sastra. Buku Pengkajian Sastra: Kajian Praktis ini
menyajikan kajian sastra atas cerpen Seribu Kunang-Kunang di Manhattan karya Umar
Kayam, karya fiksi Budi Darma berjudul Fofo, film Kuch-Kuch Hota Hai,cerpen Guna-
Guna dan Gula-Gula karya Danarto, resep masakan Padang, Hikayat Raja Bandar dan Kota
Waringin, novel 30 Hari Mencari Cinta karya Nova Riyanti Yusuf, dan Madihin Banjar.
Pengkajian sastra atas karya-karya tersebut menggunakan teori realitas sastra, strukturalisme
Claude Levi-Strauss, teori repsesentasi, teori sastra lisan, dan cultural studies. Buku ini patur
dibaca dan layak dimiliki oleh siswa, mahasiswa, guru, dosen, pemerhati dan peminat sastra,
kritikus sastra, peneliti sastra, dan lain-lain.

Teori sastra menjelaskan kepada kita tentang konsep sastra sebagai salah satu disiplin
ilmu humaniora yang akan mengantarkan kita ke arah pemahaman dan penikmatan
fenomena yang terkandung di dalamnya. Dengan mempelajari teori sastra, kita akan
memahami fenomena kehidupan manusia yang tertuang di dalam teori sastra. Kajian berasal
dari kata Kaji yang berarti penyelidikan tentang sesuatu. Apabila seseorang mengkaji sesuati
berarti seseorang tersebut belajar / mempelajari / memeriksa / menyelidiki akan suatu hal
yang akan menghasilkan suatu Kajian. Proses yang dilakukan saat mengkaji sesuatu adalah
disebut sebagai Pengkajian.

Menurut Rafiek, pengkajian sastra adalah mengkaji karya sastra secara mendalam
dengan menggunakan teori sastra dan teknik analisis sastra yang tepat. Menurut para ahli
sastra pengkajian dapat dilakukan dengan cara membaca setiap karya sastra yang ingin
dikaji terlebih dahulu. Setelah mengetahui isis atau jalan ceritanyabarulah kemudian, si
pengkaji menentukan masalah apa yang ingin dikajinya. Setelah masalah ditentukan si
pengkaji lalu menentukan judul yang tepat ingin diangkat atau dibahas. Selanjutnya si
pengkaji harus mengumpulkan dan membaca buku yang berkaitan dengan judul dan
masalah yang akan dikajinya. Hal ini diperlukan untuk menemukan dan menggunakan teori
yang tepat untuk memperkuat hasil kajiannya. Langkah seterusnya, pengkaji juga harus
mengumpulkan buku-buku metode penelitian sastra yang tepat dan sesuai dengan judul dan
masalah yang dikajinya. Setelah semua buku dan metode penelitian terkumpul, peneliti
harus mencocokkan metode yang digunakan dengan teori yang digunakan. Kecocokan
metode dan teoriakan sangat membantu berhasil tidaknya sebuah penelitian. Untuk itu
penguasaan teori sastara yang banyak akan membantu mempermudah mencocokkan teori
dengan metode penelitian.

Pendekatan diartikan sebagai proses membuat atau cara mendekati, diartikan pula
sebagai usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan objek
4
yang diteliti atau metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Sedangkan
mengapresiasi adalah memberikan pengertian, pemahaman, dan penghargaan. Jadi
mengapresiasi sastra adalah seluruhkegiatan yang berusaha memberikan penilain makna
yang diemban pengarang. Dalam mengapresiasi sastra 4 tipe pendekatan berdasarkan
keseluruhan situasi karya sastra, alam (universe) pembaca, pengarang (artist), dan karya
sastra, yaitu pendekatan mimetik, pendekatan ekspresif, pendekatan pragmatik, dan
pendekatan objektif.

Untuk menemukan nilai-nilai, pesan moral, atau tepatnya gagasan-gagasan yang


terkandung dalam karya sastra tentu diperlukan seperangkat teori. Ada banyak teori ataupun
cara untuk dapat dimanfaatkan dalam menemukan nilai-nilai dalam karya sastra yang
penting bagi kehidupan manusia.Pada dasarnya, setiap karya sastra akan cocok untuk
dipahami dengan menggunakan pendekatan tertentu, sesuai dengan karakteristik masing-
masing. Dari berbagai pendekatan yang ada dalam memahami karya sastra, berikut ini
dikemukakan beberapa pendekatan yang dimungkinkan dapat diterapkan dalam sastra karya
sastra.

Brams (1979), mengemukakan empat macam model pendekatan dalam pengkajian sastra.
Pendekatan tersebut adalah:

a. Pendekatan objektif (objective), yaitu pendekatan yang melihat karya sastra sebagai sebuah
struktur yang otonom
b. Pendekatan ekspresif (expressive), yaitu pendekatan yang melihat pengarang sebagai
pencipta sastra.
c. Pendekatan mimetik (mimetics), yaitu pendekatan yang melihat pada aspek referensial dunia
nyata atau aspek realitas sosial budaya.
d. Pendekatan pragmatik (pragmatics), yaitu pendekatan yang melihat berbagai peran pembaca
sebagai pemberi makna

Pendekatan objektif menekankan nilai pada karya sastra itu sendiri, sebagai karya yang
otonom dengan menjadikan karya sastra sebagai sumber informasi objektif. Tegasnya,
pendekatan ini mengutamakan kajian terhadap karya sastra itu sendiri tanpa menghubung-
kan dengan faktor-faktor sosiohistoris di luar sastra tersebut. Pendekatan objektif dapat
dikatakan sebagai pendekatan instrinsik, yang serupa dengan pendekatan struktural.

Dalam aplikasinya, pendekatan objektif dapat dilaksanakan dengan cara mengkaji


struktur atau unsur-unsur karya sastra, misalnya: tema (theme), fakta cerita --yang meliputi

5
penokohan dan perwatakan (characters), latar (setting), dan alur cerita (plot)–, dan sarana
sastra yang terdiri atas sudut pandang (point of view), gaya bahasa (style) pada fiksi
(Stanton, 1967); atau tema, nada dan suasana (tone), imaji/ citraan
(imagery), simbol (symbols), musikalitas: rima, irama, dan metrum, dan gaya bahasa (style)
pada puisi; tema, alur cerita, latar, penokohan, cakapan (dialog, monolog, dan
solilokui), konflik dramatik, dan gaya bahasa (style) pada drama.Pendekatan ekspresif
mengungkapkan makna karya dengan menekankan pengkajian pada faktor pengarang dan
latar sosial budayanya, yakni menjadikan sastrawan sebagai sumber informasi ekspresif.
Pendekatan ekspresif merupakan pendekatan dalam analisis karya sastra dengan
menekankan telaah karya sastra itu dalam hubungannya dengan penulisnya.

Pendekatan yang menekankan nilai atau makna pada hubungan referensial antara teks
sastra dengan dunia nyata atau kesemestaan (universe) disebut pendekatan
mimetik. Pendekatan mimetik memfokuskan telaah karya sastra dalam kaitannya dengan
kesemestaan. Dalam aplikasinya, pendekatan mimetik dilaksanakan dengan menelaah
hubungan antara karya sastra dengan masyarakat lingkungan sosialnya. Pendekatan mimetik
berpandangan bahwa karya sastra pada hakikatnya merupakan gambaran atau refleksi atas
realitas lingkungan sosiokultural.

Adapun pendekatan pragmatik atau sering disebut juga pendekatan resepsi (reception
theory) lebih menekankan makna karya pada tanggapan atau hasil penerimaan atau
penghayatan pembacanya, yakni dengan menjadikan pembaca sebagai
sumber informasi yang utama. Tegasnya, pendekatan pragmatik menitikberatkan
pada peran pembaca sebagai apresiator atau penanggap/penerima sastra dalam
pengungkapan makna sastra.

Telaah karya sastra yang hanya menekankan pada salah satu komponen kehidupan sastra
mengakibatkan kepincangan dalam penilaian karya sastra. Hal itu dapat dipahami karena
keempat komponen kehidupan sastra tersebut –objektif, ekspresif, mimetik, dan pragmatik--
saling bertautan erat dan saling mendukung dalam menentukan makna karya sastra. Jadi,
eksistensi keempatnya tidak dapat dipisah-pisahkan satu dengan lainnya dan sebagai
sumber nilai yang harus dianalisis secara utuh dalam mengungkapkan makna karya sastra.
Pandangan demikian merupakan sintesis yang memadukan keempat komponen dalam
kesatuan makna karya sastra. Itulah esensi pendekatan dalam analisis karya
sastra model Abrams.

6
B. Bagian Isi Buku Pembanding
Karya sastra merupakan komunikasi antara sastrawan dan pembacanya. Bentuk
komunikasi berupa karya sastra, apa yang ditulis sastrawan di dalam karya sastranya adalah
apa yang ingin di ungkapkan sastrawan kepada pembacanya. Dalam menyampaikan
idenya, sastrwan tidak bisa dipisahkan dari latar belakngnya dan lingkungannya (alam
semestanya). Bentuk komunikasi semacam ini ternyata melahirkan berbagai kajian dalam
teori sastra. Setiap kajian itu ada yang menitik beratkan kajiannya pada diri sastrawan, ada
yang mengfokuskan perhatiannya pada karya sastra. Terdapat empat pendekatan dalam
kajian sastra yaitu: pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan pada karya sastra
disebut pendekatan objektif (objective critisim), pendekatan kajian sastra yang menitik
beratkan pada penulis disebut pendekatan ekspresif (exkpressive critism), pendekatan
kajian sastra yang menitikberatkan pada kajian terhadap semesta atau alam disebut
pendekatan mimetik (mimetik criticim), dan yang terkhir yaitu pendekatan kajian sastra
yang mentikberatkan pada pembaca disebut pendekatan pragmatik (pragmatik criticim).
(Abrams 1981-39-37). Dari keempta pendekatan tersebut hanya ada dua yang dibahas oleh
kelompok yaitu pendekatan objektif adn pendekatan pragmatik dalam karya sastra.
Kritik sastra adalah pertimbangan (diskusi, evaluasi, interpretasi, pembahasan)
terhadap suatu jenis karya sastra untuk mengetahui dan menilai baik dan buruknya. Kritik
sastra adalh salah satu cabang ilmu sastra untuk menghakimi suatu karya sastra. Kritik
sastra mencakup penilain gunu memberi keputusan bermutu titidaknya suatu karya sastra.
Kritik sastra biasanya dihasilkan oleh kritikus sastra. Manfaat kritik sastra bagi penulis
yaitu memperluas wawasan penulis baik yang berkaitan dengan soal bahasa, objek atau
tema-tema karangan, maupun teknik bersastra dan masih banyak lagi manfaat yang lainnya.
Sedangkan manfaat kritik sastra bagi pembaca yaitu menjembatani kesenjangan antara
pembaca kepada karya sastra, dan menumbuh kembangkan kecintaan pembaca kepada
karya sastra. Sedangkan yang menjadi suatu manfaat kritik sastra bagi perkembangan karya
sastra adalah mendorong laju perkembangan sastra baik kualitatif maupun kuantatif,
memperluas cakrawala atau permasalahan yang ada dalam karya sastra.
Kritik sastra adalah salah satu cabang studi sastra disamping teori sastra dan sejarah
sastra. Batasan semacam ini, sesungguhnya sudah terlalu ketinggalan zaman. Batasan yang
merujuk pada konsep. Kritik sebagai cabang kajian sastra,sudah cukup lama ditembuskan
oleh para pemehati sastra. Kritik sastra memang sering diidentitaskan dengan istilah
timbangan, bedah karya, sorotan, tintingan, dan ulasan. Inti dari kegiatan kritik sastra adalah
memahami karya sastra secara kritis. Kritik sastra pun lama kelamaan terdengar akrab
dikalangan akademisi. Namun dikalangan pengarang, kritik sastra sering dianggap. Ada

7
bermacam-macam definisi kritik sastra, tetapi pada umumnya definisi-definisi tersebut
menunjukkan adanya persamaan. Kritik memang sebuah wacana aktivitas sastra yang
khusus. Kritik sastra merupakan pencermatan sastra dengan dasar-dasar pemahaman yang
jelas.
Namun, krtikus itu tak hanya menjadi hakim semata-mata. Hal ini tampak dalam
definisi yang dikemukakan oleh M. H. Abrams (1981: 35), yaitu bahwa kritik sastra adalah
studi yang berhubungan dengan proses. Pendefinisia, penggolongan, pengkelasan,
penguraian analisis, dan penilaian, evaluasi karya sastra. Jadi pendefinisian tentang
pengertian-pengertian yang berhubungan dengan karya sastra itu pun termasuk kritik sastra,
begitu juga penggolongan-penggolongan jenisnya (genre) atau penggolongan karya sastra
berdasarkan periodenya pun termasuk kritik sastra. Begitu juga analisis karya sastra, yaitu
penguraian unsur-unsur atau norma-norma sastra itu pun daerah lingkungan kritik sastra di
samping penilaian yang menentukan baik buruknya karya sastra. Atau bernilai seni atau
tindaknya karya sastra. Jadi dalam melakukan kritik terhadap sebuah karya sastra itu,
kritukus menetapkan pengertian, menggolong-golongkan, menguraikan atau memecah-
mecah sebuah karya sastra ke dalam unsur-unsur pembentuknya atau normal-normalnya,
diserta tafsiran-tafsiran, dan pada akhirnya menerangkan karya sastra yang dikritik tersebut,
bagaimana kelebihan-kelebihan dan bagaimana cacat-cacat atau kekurangannya, dengan
alasan-alasan dan komentar-komentar yang dapat di pertanggung jawabkan.
Atas dasar pengertian demikian, berarti kritik sastra memang perlu ada. Kritik sastra
itu sebuah keharusan. Kritik sastra,selain seperti peluru, juga ibarat jarum suntik seorang
dokter. Kritik sastra suatu ketika suatu ketika juga menjadi obat pasien (pengarang) yang
karyanya mungkin terkena penyakit tergesa-gesa, mungkin romantismen dangkal, mungkin
intrik beragama, dan lain-lain. Yang jelas kritik sastra memang perlu ada, asal disiapkan
secara jerni dan bertanggung jawab. Sastra tanpa kritik, seperti orang makan tanpa garam.
Prinsip kritik sastra adalah pegangan pokok. Prinsip filosofit, yang pegangan dasar
yang melandasikritikus harus melangkah. Prinsip kritik sastra merupakan pegangan bagi
kutub-kutup yang terlibat dalam sastra. Kritik sastra butuh prinsip yang jelas dan tidak
mudah terombang-ambingkan oleh situasi apa pun.
Teori kritik semiotik adalah teori kritik sastra yang tergolong modern. Prinsip dasar
yang di pegang teguh oleh krtikus yaitu memandang karya sastra sebagai cetusan ide yang
penuh simbol.

8
C. Kelemahan dan Kelebihan Buku

Kelemahan

1. Keterbatasan pandangan teori: buku tersebut mungkin hanya membahas beberapa teori kritik
sastra tertentu dan dengan demikian, teori-teori lain yang tidak dimasukkan bisa dianggap
kurang relevan atau bahkan diabaikan. Ini bisa membatasi pandangan pembaca terhadap
variasi sudut pandang dalam memahami dan menganalisis karya sastra.
2. Kesesuaian dengan konteks zaman: teori-teori kritik sastra dan falsafah tertentu mungkin
popular pada masa tertentu, tetapi sering berjalannya waktu, mungkin ada pendekatan dan
perspekif yang lebih relevan dan sesuai dengan perkembangan sosial dan budaya.
3. Keterpisahan dari pratik sebenarnya: beberapa buku pengkajian sastra yang hanya berfokus
pada teori kritik dan falsafah mungkin kurang menekankan aspek praktis dalam menerapkan
teori tersebut pada analisis sastra sebenarnya. Pengkajian sastra juga memerlukan
pemahaman dan penerapan langsung dalam karya sastra untuk menjadi lebih berarti.

Kelebihan:

1. Memperluas wawasan tentang teori sastra:buku semacam itu tetap memiliki nilai penting
karena dapat memabantu pembaca memahami berbagai teori kritik sastra yang mendasari
pemahaman karya sastra. Ini membuka lapangan yang leiih luas dan dapat membantu
mengenali perspektif yang berbeda-beda dalam mengartikan karya sastra.
2. Membantu analisis lebih mendalam: dengan mempelajari kritik sastra dan falsafah, pembaca
dapat belajar menerapkan pendekatan analitis yang lebih dalam memahami dan menafsirkan
karya sastra. Ini membuka kemugkinan untuk mengidentifikasi nuansa dan makna yang
lebih dalam tentang karya sastra.
3. Pemahaman terhadap kerangka pemikiran: buku semacam itu dapat membantu pembaca
memahami kerangka pemikiran di balik teori kritik sastra dan falsafah tertentu.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengetahuan dan praktek Pengkajian Sastra sangat diperlukan dalam memahami dan
mengkaji karya sastra. Dalam mengkaji sastra diperlukan pengetahuan dan praktik yang
cukup untuk mengkajinya. Dalam buku ini disajikan praktik pengkajian sastra secara praktis
yang akan memudahkan para siswa, mahasiswa, guru, dosen, peminat sastra, dan pengkaji
sastra, tak terkecuali pengkritik sastra. Buku Pengkajian Sastra: Kajian Praktis ini
menyajikan kajian sastra atas cerpen Seribu Kunang-Kunang di Manhattan karya Umar
Kayam, karya fiksi Budi Darma berjudul Fofo, film Kuch-Kuch Hota Hai,cerpen Guna-
Guna dan Gula-Gula karya Danarto, resep masakan Padang, Hikayat Raja Bandar dan Kota
Waringin, novel 30 Hari Mencari Cinta karya Nova Riyanti Yusuf, dan Madihin Banjar.
Pengkajian sastra atas karya-karya tersebut menggunakan teori realitas sastra, strukturalisme
Claude Levi-Strauss, teori repsesentasi, teori sastra lisan, dan cultural studies. Buku ini patur
dibaca dan layak dimiliki oleh siswa, mahasiswa, guru, dosen, pemerhati dan peminat sastra,
kritikus sastra, peneliti sastra, dan lain-lain.
Teori sastra menjelaskan kepada kita tentang konsep sastra sebagai salah satu
disiplin ilmu humaniora yang akan mengantarkan kita ke arah pemahaman dan penikmatan
fenomena yang terkandung di dalamnya. Dengan mempelajari teori sastra, kita akan
memahami fenomena kehidupan manusia yang tertuang di dalam teori sastra. Kajian berasal
dari kata Kaji yang berarti penyelidikan tentang sesuatu. Apabila seseorang mengkaji sesuati
berarti seseorang tersebut belajar / mempelajari / memeriksa / menyelidiki akan suatu hal
yang akan menghasilkan suatu Kajian. Proses yang dilakukan saat mengkaji sesuatu adalah
disebut sebagai Pengkajian.

B. Saran
Laporan bacaan ini penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dan kesalahan,
dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggung jawabkan dan banyaknya sumber penulis
akan membantu dalam perbaikan isi makalah ini. Oleh sebab itu penyusun laporan bacaan
ini mengharapkan adanya kritik serta saran yang diberikan mengenai pembahsan laporan
bacaan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Endraswara, Suwardi. 2013. Teori Kritik Sastra; Prinsip, Falsafah, dan Penerapan. Yogyakarta:
Lembaga Bahasa Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Rafiek. 2013. Pengkajian Sastra. Banjarmasin: PT. Rafika Aditama

11

Anda mungkin juga menyukai