Anda di halaman 1dari 9

Model Implementasi Kebijakan Pengembangan Taman Bacaan Masyarakat

(TBM) di Kabupaten Purwakarta

Hamdan Yuafi a, Deddy Mulyadi b, Teni Listiani c

a Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Purwakarta


b,c Politeknik STIA LAN Bandung

Email : a Hamdanyuafi1994@gmail.com, b demul010@gmail.com c teni.listiani@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi kebijakan pengembangan taman bacaan
masyarakat di Kabupaten Purwakarta dan mengidentifikasi faktor pendorong dan faktor penghambat dalam
implementasi kebijakan pengembangan taman bacaan masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode
penelitian kualitatif deskriptif. Adapun sampel pada penelitian ini berlokasi di Kabupaten Purwakarta. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pengembangan TBM di Kabupaten
Purwakarta belum berjalan secara efektif, masyarakat belum menjadikan taman baca sebagai wahana edukasi
karena minimnya koleksi bahan bacaan yang tidak memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Selain itu
dilihat dari faktor sumberdaya, kualitas SDM belum memadai hal ini didukung karena adanya keterbatasan
anggaran. Kepentingan akan kebutuhan primer menjadikan masyarakat kurang perhatian akan budaya
literasi. Sehingga dalam rangka menciptakan harmonisasi regulasi dengan mitra yang dilakukan Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan (Disipusda) Kabupaten Purwakarta, perlu adanya integrasi kebijakan
penyelenggaraan layanan pendidikan non-formal melalui penyusunan Peraturan Daerah (updating) yang baru
mencakup pengelolaan sumber daya termasuk pembagian peran antar stakeholder.
Kata Kunci : Implementasi Kebijakan, Taman Baca Masyarakat (TBM), Literasi

Policy Implementation Model For The Community Reading Park (TBM) Development
In Purwakarta District

Abstract

The purpose of this study was to determine the implementation of policies for the development of public reading gardens
in Purwakarta Regency and to identify the driving and inhibiting factors in the implementation of the community reading
garden development policy. In addition, this research will also formulate a model for implementing policies for the
development of reading gardens. The method used is descriptive qualitative research methods. The sample in this study
is located in Purwakarta Regency. The results of this study indicate that the implementation of the TBM development
policy in Purwakarta Regency has not been effective, the community has not made reading parks as a vehicle for education
because of the lack of reading material collections that do not meet the information needs of the community. In addition,
seen from the resource factor, the quality of human resources is not adequate. This is supported by budget constraints.
The interest in primary needs makes people less concerned about literacy culture. So that in order to create regulatory
harmonization with partners carried out by the Office of Archives and Libraries (Disipusda) of Purwakarta Regency, it
is necessary to integrate policies for the implementation of non-formal education services through the formulation of new
Regional Regulations (updating) which cover resource management including the division of roles between stakeholders.
Keywords: Policy Implementation, Community Reading Park (TBM), Literacy

Volume II | Nomor 1 | Desember 2021 | 10


1. PENDAHULUAN aktivitas literasi tinggi dan sangat tinggi (nilai
indeks antara 60,01 – 80,00 dan 80,01 – 100,00).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh PISA
(Programme for International Student) pada tahun
2018 mengemukakan bahwa Indonesia ada di
peringkat ke – 72 dari 78 negara yang dievaluasi
sistem pendidikannya dengan cara mengukur
kinerja siswa pada jenjang pendidikan menengah,
terutama pada tiga bidang utama yaitu literasi, Sangat

matematika dan sains (Kompas.com, 28 November Rendah

2020). Dari hasil penelitian tersebut ada beberapa Rendah

catatan yang menarik untuk dianalisis. Pertama, 2

kemampuan membaca siswa Indonesia adalah


yang terendah dibanding kemampuan dalam
bidang matematika dan sains. Merujuk pada Skor Grafik I.1. Jumlah Provinsi Menurut
PISA bahwa nilai kemampuan membaca siswa Tingkat Aktivitas Literasi.
Indonesia adalah 371 tertinggal 116 poin dari rata- Sumber : Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan
rata negara lain yaitu 487. Sedangkan nilai dan Kebudayaan
kemampuan Matematika sebesar 379, lebih rendah Badan Penelitian dan Pengembangan,
110 poin dari nilai rata-rata negara lain yaitu 489 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019
dan nilai sains adalah 396, lebih rendah 93 poin dari
nilai rata-rata PISA sebesar 489. Dari data diatas Berdasarkan data dari Bappeda Kabupaten
bisa disiimpulkan bahwa kemampuan membaca Purwakarata, diperoleh informasi mengenai
siswa Indonesia adalah kompetensi yang beberapa isu dan masalah sosial yang berkembang
seharusnya paling mendapat perhatian karena di Kabupaten Purwakarta saat ini. Namun karena
memiliki nilai yang paling rendah. adanya berbagai keterbatasan maka dari sejumlah
isu dan masalah sosial yang ada, dipilih salah satu
Terkait dengan kondisi minat baca di Indonesia isu dan masalah sosial untuk dijadikan bahan
terdapat beberapa data yang menyebutkan bahwa kajian. Adapun isu dan masalah sosial tersebut
di tahun 2012 Organisasi Pendidikan, Ilmu adalah Rendahnya Minat Baca Masyarakat. Hal ini
Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan dapat dilihat dari angka Angka Melek Huruf tahun
Bangsa-Bangsa (UNESCO) mencatat indeks minat 2018 sebesar 96% (BPS Kabupaten Purwakarta,
baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, 2018). Berikut ini akan dipaparkan sesuai data yang
pada setiap 1.000 orang, hanya ada satu orang yang penulis kutip dari Data Makro Bidang Sosial
punya minat membaca. Data lain menyebutkan Budaya Bappeda Kabupaten Purwakarta tahun
bahwa Perpustakaan Nasional RI melansir data 2019, yaitu : Perkembangan angka melek huruf di
serupa terkait jumlah buku yang dibaca Kabupaten Purwakarta belum sepenuhnya
masyarakat Indonesia yang sangat rendah optimal, hal ini dapat dilihat angka melek huruf di
dibandingkan Negara anggota ASEAN lainnya. Kabupaten Purwakarta pada tahun 2018 hanya
Masyarakat di Indonesia rata-rata membaca nol sebesar 96%. Sedangkan realisasi angka melek
sampai satu buku per tahun, sementara Negara huruf pada tahun 2019 sebesar 96,34. Angka ini
ASEAN lainnya membaca dua sampai tiga buku memang mengalami kenaikan pada tahun 2018
dalam setahun. Bila dibandingkan dengan warga yang sebesar 96 tetapi angka tersebut kurang sesuai
Amerika Serikat yang terbiasa membaca 10-20 dengan proyeksi target 2019 yang diharapkan akan
buku per tahun dan warga Jepang membaca 10-15 mencapai angka 96,40.
buku setahun dan Indonesia hanya memiliki
terbitan buku sebanyak 50 juta per tahun dengan Penyelesaian permasalahan rendahnya minat baca
jumlah penduduk 250 juta orang. Artinya, rata-rata dan melek huruf menjadi perhatian pemerintah
satu buku di Indonesia dibaca oleh lima orang. karena budaya literasi masyarakat yang terhalang
oleh akses dan media menjadi salah satu
Dari tiga puluh empat provinsi di Indonesia, 9 penghambat kegiatan penyelenggaraan Gerakan
provinsi (26%) masuk dalam kategori aktivitas Masyarakat Membaca Buku (Germas Baku)
literasi sedang (angka indeks antara 40,01 – 60,00); sehingga pemerintah mengeluarkan beberapa
24 provinsi (71%) masuk kategori rendah (20,01 – kebijakan guna mengatasi permasalahan tersebut
40,00); dan 1 provinsi (3%) masuk kategori sangat diantaranya Peraturan Menteri Pendidikan dan
rendah (0 – 20,00). Artinya sebagian besar provinsi Kebudayaan nomor 81 Tahun 2013 tentang
berada pada level aktivitas literasi rendah dan Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal
tidak satu pun provinsi termasuk ke dalam level menyatakan bahwa Program Pendidikan

Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 11


Nonformal adalah layanan pendidikan yang minimnya capaian pendidikan hingga sekolah
diselenggarakan untuk memberdayakan dasar.
masyarakat melalui pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan Ketiga, belum optimalnya kegiatan
keterampilan, pelatihan kerja serta pendidikan lain penyelenggaraan literasi masyarakat menjadi salah
yang ditujukan untuk mengembangkan satu permasalahan pembangunan daerah yang
kemampuan peserta didik. Sehingga dalam tertuang dalam RPJMD Kabupaten Purwakarta
melaksanakan layanan tersebut dapat dilakukan tahun 2018 – 2023, untuk mengatasi hal tersebut
melalui lembaga satuan pendidikan nonformal Kabupaten Purwakarta harus menciptakan
yang telah disebutkan pada pasal 3 bahwa satuan pelayanan perpustakaan yang berkualitas dan
pendidikan nonformal terdiri dari Kelompok menerapkan berbagai inovasi dalam pelayanan
Belajar (Kober), Majelis Taklim (MT), Rumah publik. Salah satunya dengan implementasi
Pintar, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan pengembangan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).
sebagainya. Keempat, Forum Taman Bacaan Masyarakat
Berdasarkan peraturan tersebut upaya (FTBM) Kabupaten Purwakarta mulai aktif sebagai
mencerdaskan kehidupan bangsa bisa dilakukan penggerak literasi pada tahun 2016. Ada 2 aturan
dengan menyelenggarakan pendidikan yang dapat yang menjadi landasan penyelenggaraan taman
mengembangkan potensi agar menjadi manusia bacaan diantaranya Permendikbud No. 81 tahun
berilmu, inovatif, kreatif, mandiri, dan 2013 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Non
bertanggungjawab dengan program pendidikan Formal (SPNF) dan Perda No. 8 tahun 2012 tentang
yang terus berkembang melalui metode – metode Penyelenggaraan Perpustakaan.
yang disempurnakan guna memfasilitasi Dalam Permendikbud nomor 81 tahun 2013
masyarakat dalam proses mendapatkan wawasan melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
pengetahuan, salah satunya dengan kegiatan Dinas Pendidikan berkewajiban untuk
membaca pada kegiatan penyelenggaraan layanan melaksanakan Pendirian, Pembinaan, Pengawasan
Taman Bacaan Masyarakat di Kabupaten dan Pengendalian terhadap penyelenggaraan
Purwakarta. Terdapat beberapa alasan yang kegiatan layanan taman bacaan, kemudian Perda
menjadi latar belakang penelitian mengenai Kabupaten Purwakarta nomor 8 tahun 2012
implementasi kebijakan taman bacaan ini penting menyatakan bahwa taman bacaan sebagai mitra
dilakukan. Pertama, United Nations Development dalam rangka peningkatan pelayanan terhadap
Programme (UNDP) telah menjadikan angka pemustaka, pembinaan serta pembudayaan
melek huruf sebagai salah satu indikator untuk kegemaran membaca masyarakat.
mengukur kualitas suatu bangsa. Indikator
tersebut didasarkan pada tinggi rendahnya indeks Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, Taman
pembangunan manusia atau Human Development bacaan tidak dapat berkembang bila agen
Index (HDI) melalui tingi rendahnya melek huruf pelaksana tidak mempunyai keahlian dalam
masyarakat. Sedangkan tinggi rendahnya HDI berkomunikasi dengan baik, komunikasi yang
menentukan kualitas bangsa. Berdasarkan dilakukan secara transparan dan akuntabel akan
publikasi UNDP kualitas bangsa Indonesia masih sangat memudahkan masyarakat dalam
belum maksimal dan lebih rendah dibanding memperoleh informasi sehingga terjadinya
bangsa lain disebabkan belum maksimalnya angka kesalahpahaman (overlapping) tugas dan fungsi
melek huruf (Priyanto, 2010 : 54) organisasi dapat diminimalisir, Selain dari Dinas
Pendidikan sebagai organisasi perangkat Daerah di
Kedua, Kabupaten Purwakarta merupakan daerah Kabupaten Purwakarta juga ada Dinas Kearsipan
peripheri atau daerah penunjang dari dua kota dan Perpustakaan yang berperan sebagai
yaitu Jakarta dan Bandung karena secara geografis Fasilitator dalam penyelenggaraan kegiatan literasi
letaknya tidak terlalu berjauhan, Kabupaten sosial, namun keadaan saat ini belum ada perhatian
Purwakarta memiliki luas sekitar 971,72 km2 khusus dari organisasi perangkat daerah untuk
dengan Populasi penduduk sampai tahun 2017 program pengembangan taman bacaan sehingga
mencapai 912.708 jiwa dengan tingkat kepadatan peran pemerintah terhadap pelayanan masyarakat
939 jiwa/km2 . Tingkat pendidikan masyarakat kurang memberikan dampak positif. Implementasi
masih rendah, hal ini ditunjang dengan adanya program taman bacaan sejatinya mengedepankan
data yang menyebutkan tingkat pendidikan yang kreatifitas dan inovasi masyarakat lingkungan
ditamatkan hingga sekolah dasar menjadi dominan sosial yang merupakan target penyelenggaraan
yaitu sebesar 15,37 % selain daripada itu taman bacaan untuk mengembangkan potensi
masyarakat dengan kriteria tidak mempunyai masyarakat melalui minat baca namun dalam
ijazah pun menjadi peringkat kedua setelah prakteknya taman bacaan yang kurang baik aspek
Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 12
pengelolaan dan penyediaan bahan bacaan sulit Jadi implementasi kebijakan adalah tindakan yang
untuk menarik minat baca sehingga partisipatif dilakukan setelah suatu kebijakan ditetapkan.
masyarakat akan program pemerintah belum Implementasi kebijakan merupakan cara agar
menjadi prioritas. sebuah kebijakan dapat mencapai tujuan. Tujuan
kebijakan adalah melakukan intervensi, sedangkan
2. LANDASAN TEORI implementasi adalah tindakan intervensi itu
Kebijakan Publik sendiri. Keberhasilan suatu implementasi
kebijakan, dapat diukur dengan melihat kesesuaian
Peneliti mengutip beberapa pendapat dari para antara pelaksanaan atau penerapan kebijakan
pakar mengenai definisi kebijakan publik dengan desain, tujuan dan sasaran itu sendiri.
(Winarno, 2012) diantaranya : Selain itu, implementasi kebijakan dapat dikatakan
1. Whatever government choose to do or not to do, berhasil apabila memberikan dampak atau hasil
apapun pilihan pemerintah untuk melakukan yang positif bagi permasalahan yang dihadapi
atau tidak melakukan (Thomas Dye, 1981) masyarakat sehingga dapat dikatakan bahwa
2. Arah tindakan yang mempunyai maksud, yang kebijakan tersebut mampu diimplementasikan
ditetapkan oleh seorang atau beberapa aktor dengan efektif dan efisien.
guna mengatasi masalah (James E. Anderson,
1979). Kebijakan Pengembangan Taman Bacaan di
Berdasarkan pengertian kebijakan publik Kabupaten Purwakarta
sebagaimana dipaparkan, maka kebijakan publik
dibuat untuk mengatur kehidupan bersama dalam Dengan adanya kebijakan pengembangan Taman
rangka untuk memecahkan masalah dan mencapai Bacaan Masyarakat di Kabupaten Purwakarta yang
tujuan bersama yang dicita-citakan. Dalam dalam implementasinya didasari oleh Undang-
penelitian ini bahwa pengimplementasian undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
kebijakan pengembangan Taman Bacaan Perpustakaan, juga dalam pelaksanaannya taman
Masyarakat (TBM) di Kabupaten Purwakarta bacaan diatur dengan Peraturan Menteri
ditujukan untuk dapat memecahkan suatu masalah Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
dan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu salah Nomor 81 Tahun 2013 tentang Pendirian Satuan
satunya untuk melayani masyarakat dengan Pendidikan Nonformal, Adapun dalam
mendekatkan dan mudah mendapatkan akses penerapannya, telah dijabarkan dalam Peraturan
informasi khususnya buku guna mewujudkan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 8 Tahun
minat baca. 2012 tentang Penyelenggaraan Perpustakaan dan
Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 8
Implementasi Kebijakan Tahun 2017 tentang Standar Nasional
Peneliti mengutip beberapa pendapat dari para Perpustakaan Kabupaten/Kota (Bupati
pakar mengenai definisi implementasi (Mulyadi, Purwakarta, 2012; Kemdikbud RI, 2013; Presiden
2016), antara lain: Ripley dan Franklin (Winarno, RI, 2007; Kemendikbud RI, 2013).
2014) berpendapat bahwa: “Implementasi adalah Fenomena terhadap implementasi kebijakan
apa yang terjadi setelah Undang-undang pengembangan taman bacaan di Kabupaten
ditetapkan, yang memberikan otoritas program,
Purwakarta, dipengaruhi oleh enam dimensi yang
kebijakan, keuntungan (benefit) atau suatu jenis saling terkait satu sama lain dan sangat
keluaran yang nyata”. Istilah implementasi menentukan keberhasilan kebijakan seperti yang
menunjuk pada sejumlah kegiatan yang mengikuti diteoremakan oleh Van Metter dan Van Horn, yaitu
pernyataan maksud dari tujuan-tujuan program standard dan tujuan kebijakan, sumber daya,
dan hasil-hasil yang diinginkan oleh pembuat karakteristik agen pelaksana, sikap atau
kebijakan. Model implementasi yang dirumuskan
kecenderungan para pelaksana kebijakan,
oleh (Van Meter & Van Horn, 1975) disebut dengan
komunikasi antar organisasi, dan lingkungan
a model of the policy implementation. Model ini ekonomi, sosial dan politik, keenam dimensi
mengandaikan bahwa implementasi kebijakan tersebut sangat terkait dengan tingkat keberhasilan
berjalan secara linear dari keputusan yang tersedia, dari implementasi kebijakan yang peneliti lakukan.
pelaksana dan kinerja kebijakan publik (Agustino,
2016). Menurut Van Metter dan Van Horn ada Keberhasilan Implementasi kebijakan
enam variabel yang mempengaruhi implementasi pengembangan taman bacaan saat ini salah satunya
kebijakan publik tersebut, yaitu: (1) Standar dan dihadapkan pada peranan Pemerintah pusat dan
Tujuan Kebijakan, (2) Sumberdaya, (3) Pemerintah Daerah yang menjadi sangat penting
Karakteristik Agen Pelaksana, (4) Disposisi, (5) dan strategis. Dalam konteks ini tentu harus ada
Komunikasi (6) Ekonomi, Sosial dan Politik. pemahaman dan kemauan yang tinggi disertai
dengan komitmen dari semua pihak, baik
Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 13
Pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah
bersama-sarna dengan masyarakatnya, karena
Penelitian Output
esensi dari otonomi daerah adalah berorientasi
pada satu tujuan, yaitu membangun negara
Indonesia melalui pemberdayaan daerah secara
Melakukan : Melakukan penelitian :
optimal demi terwujud-nya masyarakat yang adil
dan sejahtera. 1. Observasi 1. Minat membaca
2. Wawancara masyarakat Kabupaten
Oleh karena itu, minat dan kebiasaan membaca 3. Dokumentasi Purwakarta
perlu dipupuk, dibina dan dikembangkan. Hal ini
dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pengolahan dan 2. Kajian tentang
Pembinaan minat baca seyogyanya memang Analisis Data peningkatan minat baca
dimulai dari lingkungan keluarga, karena peranan masyarakat untuk
membentuk budaya
orangtua sangat menentukan bagi pertumbuhan Desain Model
minat baca anak sejak dini. Bilamana situasi seperti Pengembangan
ini dapat dikondisikan secara baik, maka Taman Bacaan 3. Melakukan desain model
selanjutnya peran dan fungsi perpustakaan dapat pengembangan taman
Laporan Hasil bacaan
dilakukan secara lebih intensif. Dengan begitu,
Penelitian
maka kebiasaan membaca sesungguhnya menjadi
tanggung-jawab pemerintah dan masyarakat yang
didalam pembinaan dan pengembangannya
melibatkan berbagai pihak terkait, diantaranya Publikasi Ilmiah
mulai dari orangtua dalam keluarga, guru,
pengarang, penerbit toko buku, pustakawan, Gambar 2. Alur Penelitian
organisasi atau praktisi dan juga pihak swasta serta
pemerintah, harus secara sinergis Teknik pengumpulan data penelitian melalui obeservasi,
wawancara, rekam data dan rekam gambar. Kegiatan
mengupayakannya. Selain sebagai alternatif
observasi ini digunakan untuk mengetahui gambaran
pelayanan pendidikan nonformal, tujuan dan awal tentang kondisi lokasi penelitian dan objek yang
manfaat penyelenggaraan taman bacaan adalah akan diteliti. Wawancara digunakan untuk menggali dan
memperkenalkan variasi buku-buku dan bahan memperoleh informasi sebanyak-banyaknya terkait
pustaka lainnya kepada masyarakat secara dengan data yang diteliti. Selanjutnyan rekam data dan
periodik, sehingga dapat meningkatkan minat baca gambar bertujuan untuk mendokumentasikan berbagai
masyarakat sekaligus sebagai upaya mencerdaskan hal yang ditemui di lapangan sebagai kelengkapan data
dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dapat menunjang dan menambah berbagai macam
di Kabupaten Purwakarta. informasi yang diperlukan selama penelitian
berlangsung.

3. METODE PENELITIAN Teknik analisis data dilakukan dengan cara: data-


Sesuai dengan tujuan penelitian ini, pendekatan data dari penelitian berupa rekaman wawancara
yang digunakan adalah pendekatan deskriptif dan observasi, akan dipindahkan atau
analitis kualitatif, dengan upaya menggambarkan ditranskripkan dalam bentuk field note (catatan
kondisi eksisting penyelenggaraan layanan taman lapangan). Setelah itu data – data tersebut
bacaan yang menjadi tempat atau wahana edukatif diklasifikasikan berdasarkan tema. Selain itu juga
yang berlokasi di tengah – tengah masyarakat peneliti akan menggunakan data kepustakaan
Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan latar guna melengkapi informasi yang berkaitan dengan
belakang di atas, tujuan penelitian ini sebagai masalah penelitian.
berikut, yaitu: (1) mendeskripsikan secara
mendalam penyebab rendahnya minat baca 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
masyarakat (2) mendiagnosis berbagai penyebab Gambaran Umum Lokasi Penelitian
rendahnya minat membaca masyarakat, dan (3) Kabupaten Purwakarta terletak antara 1070 30’ –
menemukan model kegiatan membaca yang dapat 1070 40’ Bujur Barat dan 60 25’ – 60 45 Lintang
mendorong masyarakat agar mau membaca Selatan dan memiliki luas 97.172 ha atau sekitar
sehingga terwujud budaya literasi (long life – 2,81% dari luas Propinsi Jawa Barat. Kabupaten
Purwakarta terdiri dari dari 17 Kecamatan dengan
learning).
192 desa/kelurahan. Batas-batas wilayah
Kabupaten Purwakarta adalah:

Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 14


Jumlah 51,56 48,44 100,00
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sumber : Data lengkap pada publikasi Purwakarta
Karawang dan Kabupaten Subang Dalam Angka Tahun 2017.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Tingkat pendidikan adalah salah satu hal yang
Barat menjadi tolok ukur kinerja pembangunan manusia
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM), selain
Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten kualitas kesehatan dan kondisi ekonomi
Cianjur (pendapatan). Dalam mengakses pembangunan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten manusia di bidang pendidikan, indikator yang
Cianjur, Kabupaten Karawang dan digunakan adalah angka rata-rata lama sekolah
Kabupaten Bogor dan angka melek huruf.
Tingkat Pendidikan di Kabupaten Purwakarta
Persentase melek huruf digunakan untuk melihat
Masalah Rendahnya Tingkat Pendidikan di
sejauh mana suatu daerah mampu memberantas
Kabupaten Purwakarta dapat dilihat dari rata –
buta aksara, sehingga masyarakat dapat
rata lama sekolah, drop out dan masyarakat yang
mengakses bahan-bahan literasi dan semakin
belum melek huruf dimana pembangunan sosial
tinggi bebas buta huruf latin serta semakin lama
dengan tujuan peningkatan kualitas kehidupan
rata – rata lama sekolah masyarakat di suatu
masyarakat yang fokusnya kepada manusia
daerah, maka dianggap semakin baik kondisi
berupaya untuk mengangkat derajat kesejahteraan
kecakapan literasi masyarakatnya. Besarnya
masyarakat dapat dipandang sebagai bagian dari
persentase masyarakat yang telah melek huruf,
investasi sosial yang ditujukan untuk
sebagaimana lazimnya yang terjadi di banyak
meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM,
negara maka asumsinya persentase kebutuhan
Betapa pentingnya pendidikan bagi peningkatan
masyarakat terhadap bahan-bahan bacaan
kualitas sumberdaya manusia dimana sumberdaya
berkorelasi signifikan. Logikanya, semakin banyak
manusia merupakan aset bagi pembangunan di
orang yang bisa membaca maka jumlah bahan
daerah. Namun kesadaran akan pentingnya
bacaan yang dihasilkan meningkat. Akan tetapi
pendidikan belum dijadikan prioritas bagi
realisasi tidaklah demikian. Berdasarkan data
sebagian masyarakat.
UNDP (United Nations Development Programme,
Seperti data yang disebutkan pada tabel IV.2 2012) persentase akses masyarakat terhadap koran
mengenai presentase penduduk kabupaten hanya 2,8 persen. Tahun 2019 rasio jumlah
purwakarta menurut tingkat pendidikan yang penduduk dengan surat kabar di Indonesia hanya
ditamatkan pada tahun 2017 masih banyak 1 : 43 alias satu surat kabar dibaca oleh 43 orang.
penduduk yang tidak punya ijazah dari penduduk Bandingkan dengan Malaysia (1 : 8,1), Jepang (1 :
laki laki ada 13,27 % penduduk tidak punya ijazah 1,74), serta India (1: 38,14).
dan 13,76 % penduduk perempuan tidak punya
ijazah sekolah pendidikan formal. Nasio

Tabel IV.4
Persentase Penduduk Kabupaten Purwakarta
Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
Tahun 2017

Pendidikan
Laki-laki Perempuan Total
ditamatkan
Tidak punya ijazah 13,27 13,76 27,03

SD sederajat 15,37 15,26 30,63

SMP sederajat 8,77 8,84 17,61

SMA sederajat 11,89 8,57 20,47

Diploma/Sarjana 2,14 1,99 4,13

Pascasarjana 0,11 0,03 0,13


Grafik 2 Indeks aktivitas literasi membaca

Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 15


Sumber : Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan pendidikan nonformal yaitu dengan didirikannya
dan Kebudayaan Badan Penelitian dan taman baca masyarakat, namun data menyebutkan
Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan bahwa di Kabupaten Purwakarta hanya ada 11
Kebudayaan, 2019 taman baca yang aktif melayani pemustaka untuk
tetap bisa menikmati bahan bacaan-nya meski jauh
Hasil perhitungan indeks provinsi pada Grafik I.2 dari perpustakaan daerah. Pemerintah
di atas menunjukkan peringkat 3 provinsi dengan mengadakan program MoU dengan beberapa
nilai indeks tertinggi, yaitu Provinsi DKI Jakarta taman baca sebagai alternatif pengembangan
dengan angka indeks 58,16; D.I. Yogyakarta bahan bacaan agar proses sirkulasi peminjaman
dengan angka 56,20; dan Kepulauan Riau dengan dapat beragam, hal ini menjadi sangat efisien
angka 54,76. Meskipun demikian, tiga provinsi mengingat kebutuhan akan informasi pada taman
tersebut belum mencapai kategori aktivitas literasi baca menjadi lebih terkoordinir secara berkala
tinggi karena indeks ketiganya belum melampaui sehingga proses pembelajaran sepanjang hayat
angka 60,01 atau dengan kata lain masih berada di (long – life learning) dapat dilaksanakan. Namun
level aktivitas literasi sedang. Di peringkat belum banyak taman baca di Kabupaten
terendah ialah Povinsi Papua dengan angka indeks Purwakarta mendapatkan fasilitas tersebut,
19,90 dan termasuk kategori aktivitas literasi sangat terbukti dari hasil wawancara dengan kepala seksi
rendah (berada pada rentang angka 0 – 20,00); layanan perpustakaan sejauh ini hanya ada 3-4
kemudian Papua Barat dengan angka 28,25 dan taman baca yang sudah MoU dikarenakan
Kalimantan Barat dengan angka 28,63 – keduanya keterbatasan sarana guna pemenuhan kebutuhan
termasuk kategori rendah (rentang 20,01 – 40,00). taman baca.
Pembahasan Dari hasil penelitian mengatakan bahwa upaya
Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat harus
kebijakan pengembangan taman bacaan di berpijak dari adanya ‘kemampuan membaca’.
Kabupaten Purwakarta belum optimal, dalam hal Kemampuan atau kecakapan membaca (proficiency)
ini pemerintah tidak bisa berdiri sendiri merupakan syarat awal untuk mengakses bacaan.
memberantas rendahnya angka melek huruf dan Setelah memiliki kecakapan membaca, maka
minat baca masyarakat, perlu adanya penanganan langkah selanjutnya ialah membina ‘kebiasaan
yang tepat guna agar kesenjangan yang terjadi di membaca’. Upaya membina kebiasaan membaca
masyarakat dan pemerintah dapat terselesaikan itu tidak dapat terlaksana tanpa tersedianya bahan
atas dasar tujuan bersama. bacaan dan sarana pendukung lainnya. Sehingga
Persoalan rendahnya budaya baca merupakan budaya baca tidak dapat tumbuh dengan
salah satu isu penting dalam memahami sendirinya, melainkan memerlukan beberapa
rendahnya tingkat literasi masyarakat Indonesia. komponen, antara lain: (1) kemampuan membaca,
Masyarakat yang memiliki budaya baca tinggi (2) tersedianya bahan bacaan, dan (3) pembinaan
diyakini akan memiliki tingkat literasi yang tinggi kebiasaan membaca. Sehingga kesadaran akan
pula. Namun untuk mendorong agar masyarakat pentingnya membangun literasi sejak dini diakui
memiliki budaya baca tinggi diperlukan beberapa memang belum menjadi prioritas masyarakat
prasyarat. Kabupaten Purwakarta hal ini berdampak pada
Dari hasil penelusuran informasi dengan teknik banyaknya anak – anak usia sekolah tidak
wawancara dapat diambil kesimpulan bahwa mendapatkan pendidikan sebagaimana mestinya,
standar dan tujuan kebijakan belum selaras dengan kepedulian rendah akan minat baca sehingga
Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta No. 8 pengembangan diri tidak terasah secara maksimal.
Tahun 2012 yang menyatakan bahwa dalam rangka Kiat - kiat yang dapat dilakukan yaitu perlu adanya
peningkatan pelayanan terhadap pemustaka, gebragan untuk membangun sebuah wadah yang
pembinaan serta pembudayaan kegemaran dapat menjadi sarana edukatif, rekreatif dan
membaca masyarakat pemerintah daerah inovatif sehingga masyarakat bisa menambah ilmu
mengupayakan pendirian taman baca sehingga pengetahuan dengan metode pembelajaran yang
dapat menumbuhkan minat baca disemua lapisan menyenangkan juga dekat dengan pemukiman.
masyarakat, Namun hasil penelitian menunjukan Adapun usulan model dalam penelitian dengan
bahwa kinerja taman baca belum menjadi wahana judul “Implementasi Kebijakan Pengembangan
edukatif masyarakat karena adanya keterbatasan Taman bacaan (TBM) di Kabupaten Purwakarta”
peluang, materi juga akses terhadap bahan bacaan. adalah sebagai berikut : Perlu adanya (1) kesadaran
akan pentingnya nilai budaya literasi di
Dengan luas 97.172 ha Kabupaten Purwakarta masyarakat, sehingga masyarakat merasa butuh
memiliki 17 kecamatan guna mendukung program informasi guna peningkatan kemampuan
pembangunan daerah salah satunya pada bidang individu/kelompok (2) adanya dukungan dari
Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 16
SDM unggul yang bisa menyumbangkan masyarakat agar gemar dalam membaca
ide/gagasan juga inovasinya guna pengembangan sehingga komunikasi disampaikan secara
budaya literasi masyarakat menjadi lebih atraktif, inovatif dan kreatif namun karena keterbatasan
sumberdaya non-manusia dibutuhkan sebagai ekonomi, faktor lingkungan belum berperan
sarana penunjang kegiatan layanan taman bacaan besar dalam memberikan sarana/prasarana
(3) terkait dengan penyelenggaraan layanan taman sehingga cukup sulit sebuah taman baca akan
bacaan yang dekat dengan pemukiman menjadi berkembang secara optimal.
penting bagi masyarakat untuk menumbuhkan 2. Terkait dengan sarana dan prasarana yang
rasa memiliki akan sarana taman bacaan sehingga kurang memadai pada proses penyelenggaraan
kinerja dapat berjalan optimal. (4) Terjalinnya layanan taman bacaan, pemerintah daerah
layanan taman bacaan efektif tidak terlepas dari melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
adanya komunikasi aktif diantara para Kabupaten Purwakarta mengadakan kegiatan
implementor aturan pengembangan budaya MoU peminjaman buku pustaka dengan agenda
literasi, sehingga layanan taman bacaan sebagai sirkulasi diadakan setiap per – 3 bulan
alternatif kegiatan pembelajaran seumur hidup 3. Untuk mewujudkan tujuan bersama dalam
(long – life learning) dapat berjalan dengan baik peningkatan minat baca masyarakat di
maka dari itu penentuan program pembangunan Kabupaten Purwakarta direkomendasikan
masyarakat harus bertumpu pada keputusan adanya usulan model implementasi kebijakan
bersama masyarakat itu sendiri, dengan pengembangan taman bacaan masyarakat pada
memperhatikan kecepatan langkah masyarakat dimensi komunikasi dengan melibatkan pihak –
dan melibatkan warga masyarakat secara penuh pihak terkait.
dalam proses pembangunan masyarakat.
6. DAFTAR PUSTAKA
5. PENUTUP Adi, Isbandi Rukminto. (2008). Intervensi
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Komunitas; Pengembangan Masyarakat
implementasi kebijakan pengembangan Taman Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat.
Bacaan Masyarakat (TBM) di Kabupaten Jakarta : Rajawali Pers.
Purwakarta disimpulkan sebagai berikut:
1. Pada dimensi standar dan tujuan kebijakan Agustino, L. (2016). Dasar-Dasar Kebijakan Publik.
belum selaras dengan Peraturan Daerah CV Alfabeta Bandung.
Kabupaten Purwakarta No. 8 Tahun 2012 yang
menyatakan bahwa dalam rangka peningkatan Haklev, Stian. 2008. Mencerdaskan Bangsa-Suatu
pelayanan terhadap pemustaka, pembinaan Pertanyaan Fenomena Taman Baca Di
serta pembudayaan kegemaran membaca
Indonesia. University of Toronto at
masyarakat pemerintah daerah mengupayakan
Scarborough.
pendirian taman bacaan sehingga dapat
menumbuhkan minat baca disemua lapisan
Kalida, Muhsin. 2012. Fundraisng Taman Baca
masyarakat, namun hasil penelitian
Masyarakat (TBM). Yogyakarta: Cangkruk
menunjukan bahwa kinerja taman bacaan
Publishing.
belum menjadi wahana edukatif masyarakat
karena adanya keterbatasan peluang, materi
Midgley, James. (2005). Pembangunan Sosial;
juga akses terhadap bahan bacaan. Dan pada
Perspektif Pembangunan Dalam
dimensi sumberdaya implementasi kebijakan
Kesejahteraan Sosial. (Dorita Setiawan dan
belum didukung oleh kuantitas dan kualitas
Sirojudin Abbas, Penerjemah). Jakarta :
staf, fasilitas dan informasi yang memadai.
Diperta Islam Depag RI.
Kemudian pada dimensi karakteristik agen
pelaksana yang terikat dengan pola – pola
Moleong, Lexy J, 2007. Metodologi Penelitian
hubungan organisasi berjalan dengan baik dan
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
mendukung segala bentuk kegiatan yang
diselenggarakan hasil kolaborasi dengan warga
sekitar taman baca. Hal ini selaras dengan sikap Mulyadi, D. (2016). Studi Kebijakan Publik dan
implementor yang menerima adanya kebijakan Pelayanan Publik. Alfabeta.
kegiatan layanan taman baca meskipun aspek
pengaturan birokrasi dan pemberian insentif Sutarno, NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat.
Jakarta: Sagung Seto.
belum dilakukan. Atas dasar awareness pegiat
literasi maka segala bentuk kegiatan didasarkan
pada efektivitas dan efisiensi pengelola taman
baca untuk dapat menarik perhatian
Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 17
Sutarno, NS. 2006. Manajemen Perpustakaan Sugiyono, S. (2019). Metode penelitian kuantitatif,
(Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: kualitatif, dan R&D.
Sagung Seto.
Van Meter, D. S., & Van Horn, C. E. (1975). The
Sutarno, NS. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Policy Implementation Process: A
Jakarta: Sagung Seto. Conceptual Framework. Administration &
Society.
Strauss, A., & Corbin, J. M. (1990). Basics of
qualitative research: Grounded theory Winarno, B. (2012). Kebijakan Publik: Teori, Proses dan
procedures and techniques. In Basics of Studi Kasus. PT Buku Seru.
qualitative research: Grounded theory
procedures and techniques. Sage Publications, Winarno, B. (2014). Kebijakan Publik, Teori, Proses,
Inc. dan Studi Kasus. CAPS.

Volume 2 | Nomor 1 | Desember 2021 | 18

Anda mungkin juga menyukai