Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATRIKULASI

RESUME JURNAL
Dosen : Dr. Ika Sartika, MT

Oleh:

Donni Rizkia Bangun


MTSP.41.3545

SEKOLAH PASCASARJANA
MAGISTER TERAPAN STUDI PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JAKARTA
TAHUN 2024
JURNAL : “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Nanggalo Padang”1
PENULIS : Rona Firmana Putri, Delmi Sulastri, Yuniar Lestari
RESUME :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan kondisi sosial ekonomi
keluarga terhadap status gizi anak balita. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi oleh ibu
balita yang kemudian di analisis secara bivariat dan multivarita.
Analisis bivariat menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan ibu, pekerjaan
ibu, pendapatan keluarga, jumlah anak dan pola asuh ibu dengan status gizi anak balita.
Berdasarkan hasil analisis multivariat faktor pekerjaan ibu merupakan faktor yang paling
berhubungan dengan status gizi anak balita.
Usia dibawah lima tahun merupakan “usia emas” dalam pembentukan sumber daya
manusia baik dari segi pertumbuhan sumber daya manusia baik dari segi pertumbuhan fisik
maupun kecerdasan, dimana hal ini harus didukung oleh status gizi yang baik karena status gizi
berperan dalam menentukan sukses tidaknya upaya peningkatan sumber daya manusia.
Dalam jurnal ini menunjukan bahwa di Indonesia masih terdapat balita dengan gizi buruk
dan kekurangan gizi sehingga pembangunan di Indonesia belum sepenuhnya mampu
meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia. Kondisi sosial ekonomi merupakan salah satu
faktor penting yang mempengaruhi status gizi. Bila kondisi sosial ekonomi baik maka status gizi
diharapkan semakin baik. Status gizi anak balita akan berkaitan erat dengan kondisi sosial
ekonomi keluarga (orang tua), antara lain pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, jumlah anak
orang tua, pengetahuan dan pola asuh ibu serta kondisi ekonomi orang tua secara keseluruhan.

KOMENTAR :
Artikel ini memberikan gambaran yang penting mengenai hubungan antara kondisi sosial
ekonomi keluarga dengan status gizi anak balita. Melalui analisis bivariat dan multivariat,
penelitian menyoroti faktor-faktor seperti pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga,
jumlah anak, dan pola asuh ibu yang berhubungan dengan status gizi anak balita.
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor pekerjaan ibu memiliki pengaruh yang signifikan

1
Jurnal Kesehatan et al., Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja
Puskesmas Nanggalo Padang, Andalas, vol. 4, 2015, http://jurnal.
terhadap status gizi anak balita. Hal ini mengindikasikan pentingnya peran ekonomi dalam
mempengaruhi kesejahteraan keluarga, termasuk akses terhadap nutrisi yang memadai bagi anak-
anak.
Artikel ini juga menyoroti pentingnya status gizi pada masa awal kehidupan, khususnya
pada anak balita yang merupakan "usia emas" dalam pembentukan sumber daya manusia. Status
gizi yang baik pada anak balita memiliki dampak penting terhadap pertumbuhan fisik dan
kecerdasan mereka, yang pada akhirnya memengaruhi kualitas hidup dan pembangunan sumber
daya manusia suatu negara.
Dengan mengidentifikasi faktor-faktor sosial ekonomi yang berperan dalam status gizi anak
balita, penelitian ini memberikan dasar yang penting bagi pengembangan kebijakan dan program
intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup anak-anak,

terutama di negara-negara dengan masalah gizi seperti Indonesia.


JURNAL : “Analis Tingkat Kemiskinan di Indonesia’”2
PENULIS : Debrina Vita Ferezagia
RESUME :
Salah satu permasalahan yang masih dihadapi oleh negara Indonesia yaitu masalah
kemiskinan. Masalah kemiskinan merupakan masalah yang kompleks dan bersifat
multidimensional sehingga menjadi priorias pembangunan.
Selama ini, pemerintahan Indonesia telah banyak memiliki program-program untuk
pengentasan kemiskinan yang ada. Upaya pengentasan kemiskinan terdapat dua strategi yang harus
ditempuh. Pertama, melindungi keluarga dan kelompok masyarakat miskin melalui pemenuhan
kebutuhan mereka dari berbagai bidang. Kedua, melakukan pelatihan kepada mereka agar
mempunyai kemampuan untuk melakukan usaha pencegahan terjadinya kemiskinan baru.
Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi penanggulangan kemiskinan adalah
tersedianya data kemiskinan yang akurat. Ketika data telah tersedia, maka pemerintah dapat
mengambil keputusan apa saja yang harus dilakukan untuk penanggulangan tersebut.
Selain itu, data yang tersedia dapat membuat pemerintah membandingkan angka
kemiskinan dari tahun ke tahun. Informasi mengenai profil kemiskinan sangat dibutuhkan oleh
pengambil kebijakan untuk penanganan masalah kemiskinan. Dengan demikian, upaya
pemberdayaan masyarakat miskin dapat berjalan efisien, efektif dan juga tepat sasaran.
Secara etimologis “kemiskinan” berasal dari kata “miskin” yang artinya tidak berharta
benda dan serba kekurangan. Badan Pusat Statistik mendefinisikan sebagai ketidakmampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak lebih jauh disebutkan
kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada dibawah garis nilai standar kebutuhan
minimum, baik untuk makanan dan non makanan yang disebut garis kemiskinan atau batas
kemiskinan.
Kemiskinan juga berkaitan dengan keterbatasan lapangan pekerjaan dan biasanya mereka
yang dikategorikan miskin tidak memiliki pekerjaan, serta tingkat pendidikan dan kesehatan
mereka pad umumnya tidak memadai. Tolak ukur kemiskinan tidak hanya dalam kekurangan
pangan dan tingkat pendapatan yang rendah, akan tetapi melihat tingkat kesehatan, pendidikan dan
perlakuan adil dimuka hukum dan sebagaimanya.

2
Debrina Vita Ferezagia, Analisis Tingkat Kemiskinan Di Indonesia, Jurnal Sosial Humaniora Terapan, vol. 1,
2018.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index/PI) adalah ukuran rata-rata
kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Nilai
agregat dari poverty gap index menunjukan biaya mengentaskan kemiskinan dengan membuat
target transfer yang sempurna terhadap penduduk miskin dalam hal tidak adanya biaya transaksi
dan faktor penghambat. Semakin kecil nilai poverty gap index, semakin besar potensi ekonomi
untuk dana pengentasan kemiskinan berdasarkan identifikasi karakteristik penduduk miskin dan
juga untuk target sasaran bantuan dan program. Penurunan nilai indeks kedalaman kemiskinan
mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis
kemiskinan dan ketimpangan penduduk miskin juga semakin menyempit (BPS,2018).

KOMENTAR :
Artikel ini menggambarkan permasalahan kemiskinan di Indonesia serta strategi dan upaya
yang dilakukan pemerintah dalam menanggulanginya. Kemiskinan diidentifikasi sebagai masalah
yang kompleks dan multidimensional yang menjadi prioritas pembangunan negara. Pemerintah
telah mengadopsi dua strategi utama dalam pengentasan kemiskinan.
Pertama, melindungi keluarga dan masyarakat miskin dengan memenuhi kebutuhan dasar
mereka dari berbagai bidang. Kedua, memberikan pelatihan kepada mereka agar memiliki
kemampuan untuk mencegah kemiskinan baru.
Pentingnya data yang akurat tentang kemiskinan menjadi fokus dalam artikel ini. Data yang
tersedia memungkinkan pemerintah untuk membuat keputusan yang tepat dalam penanggulangan
kemiskinan dan membandingkan angka kemiskinan dari waktu ke waktu. Informasi tentang profil
kemiskinan juga menjadi penting bagi pembuat kebijakan untuk mengarahkan upaya
pemberdayaan masyarakat miskin dengan lebih efisien dan efektif.
Artikel juga menjelaskan definisi kemiskinan secara etimologis dan dari sudut pandang
Badan Pusat Statistik (BPS). Kemiskinan tidak hanya berhubungan dengan kekurangan pangan dan
pendapatan rendah, tetapi juga terkait dengan kesehatan, pendidikan, dan perlakuan adil di mata
hukum.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index/PI) dijelaskan sebagai ukuran rata-rata
kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Penurunan nilai indeks ini
mengindikasikan bahwa pengeluaran penduduk miskin mendekati garis kemiskinan dan
ketimpangan semakin menyempit. Hal ini menjadi penting dalam merancang program pengentasan
kemiskinan yang lebih efektif dan tepat sasaran.
JURNAL : “PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL BOOK DENGAN
KVISOFT FLIPBOOK MAKER”3
PENULIS : Neng Nenden Mulyaningsih dan Dandan Luhur Saraswati
RESUME :
Pada penelitian ini dijelaskan bahwa sampai saat ini pemilihan media pembelajaran yang
berbasis teknologi masih jarang diterpkan terutama pada beberapa mata kuliah fisika yang
dianggap tidak dapat tersampaikan dengan baik jika disampaikan dengan multimedia.
Perkembangan IPTEK terhadap pembelajaran memacu pengembangan sumber belajar dan media
pembelajaran.
Kvisoft Flipbook Maker adalah perangkat lunak yang handal yang dirancang untuk
mengkonversi file PDF ke halaman balik publikasi digital atau digital book. Penggunaan perangkat
lunak ini menjadi tampilan media akan lebih variatif, tidak hanya teks, gambar, video, dan audio
juga dapat disisipkan dalam media ini.
Peneliti berupaya mencari solusi yang tepat untuk mengembangkan media pembelajaran
fisika sehingga menghasilkan hasil belajar yang maksimal. Salah satu alternatif yang digunakan
peneliti untuk menyikapi kenyataan tersebut menerapkan media pembelajaran fisika digital book
dengan memanfaatkan kvisoft flipbook pada mata kuliah Kapita Selekta Fisika Sekolah II.
Pemilihan mata Kuliah Kapita Selekta Fisika Sekolah II ini didasarkan pendapat beberapa
mahasiswa yang merasa bahwa mata kuliah tersebut cukup membosankan karena banyak dijumpai
beberapa materi yang diulang dari mata kuliah fisika dasar.

KOMENTAR :
Artikel ini membahas tentang penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi,
khususnya pada mata kuliah fisika yang sering dianggap sulit untuk disampaikan secara efektif
melalui multimedia. Pengembangan teknologi dalam pendidikan mendorong penciptaan sumber
belajar dan media pembelajaran baru.
Salah satu perangkat lunak yang disebutkan adalah Kvisoft Flipbook Maker, yang
dirancang khusus untuk mengonversi file PDF menjadi publikasi digital atau buku digital dengan
tampilan halaman balik. Dengan menggunakan perangkat lunak ini, pengguna dapat menyisipkan

3
Neng Nenden, Mulyaningsih Dandan, and Luhur Saraswati, “PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN
DIGITAL BOOK DENGAN KVISOFT FLIPBOOK MAKER” (n.d.).
berbagai elemen multimedia seperti teks, gambar, video, dan audio ke dalam media pembelajaran.
Penelitian ini mencoba mencari solusi untuk mengembangkan media pembelajaran fisika
yang efektif dengan menerapkan media digital book menggunakan Kvisoft Flipbook pada mata
kuliah Kapita Selekta Fisika Sekolah II. Pemilihan mata kuliah ini didasarkan pada pendapat
beberapa mahasiswa yang merasa bahwa materi dalam mata kuliah tersebut cukup membosankan
karena seringkali terdapat materi yang diulang dari mata kuliah fisika dasar.
Dengan menerapkan media pembelajaran digital book, diharapkan dapat meningkatkan
minat dan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah yang dianggap sulit tersebut. Hal ini
menunjukkan upaya peneliti dalam menemukan alternatif yang tepat untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran fisika melalui penggunaan teknologi.
JURNAL : “HUBUNGAN STATUS GIZI, UMUM, dan JENIS KELAMIN dengan
DERAJAT INFEKSI DENGUE pada ANAK’”4
PENULIS : Devi Yanuar Permatasari, Galuh Ramaningrum, Andra Novitasari
RESUME :
Tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi, umur, dan jenis kelamin
dengan derajat infeksi dengue pada anak. Dimana faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah
sistem imun yang dipengaruhi juga oleh status gizi dan umur.
Ada hubungan signifikan antara status gizi dan jenis kelamin dengan derajat infeksi dengue.
Status gizi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap infeksi dengue. Penyakit infeksi
dengue timbul secara akut dan dapat memburuk, serta sering berakibat fatal apabila terlambat
tertangani. Beberapa faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas DBD di berbagai negara
antara lain status umum penduduk, kepadatan vektor, tingkat penyebaran virus dengue, prevalensi
serotipe virus dengue dan kondisi meteorologis.
Status gizi merupakan faktor resiko terjadinya infeksi virus dengue. Status gizi tidak normal
lebih mudah terjadi penularan dan terinfeksi virus dengue daripada orang dengan status gizi
normal. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah sistem imun, yang dapat dipengaruhi juga
oleh status gizi dan umur.

KOMENTAR :
Artikel ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara status gizi, umur, dan jenis kelamin
dengan derajat infeksi dengue pada anak-anak. Penelitian menyoroti bahwa sistem imun yang
dipengaruhi oleh status gizi dan umur merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat infeksi
dengue.
Ditemukan hubungan signifikan antara status gizi dan jenis kelamin dengan derajat infeksi
dengue, di mana status gizi menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap infeksi tersebut.
Infeksi dengue merupakan penyakit akut yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan
cepat.
Berbagai faktor seperti status umum penduduk, kepadatan vektor, tingkat penyebaran virus

4
Devi Yanuar Permatasari, Galuh Ramaningrum, and Andra Novitasari, HUBUNGAN STATUS GIZI, UMUR, Dan
JENIS KELAMIN Dengan DERAJAT INFEKSI DENGUE Pada ANAK, Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, vol. 2,
2015.
dengue, prevalensi serotipe virus dengue, dan kondisi meteorologis mempengaruhi morbiditas dan
mortalitas Demam Berdarah Dengue (DBD) di berbagai negara.
Penelitian menegaskan bahwa status gizi yang tidak normal meningkatkan risiko terjadinya
infeksi virus dengue. Orang dengan status gizi yang tidak normal lebih rentan terhadap penularan
dan infeksi virus dengue dibandingkan dengan mereka yang memiliki status gizi normal. Sistem
imun juga dipandang sebagai salah satu faktor yang memengaruhi, dan sistem ini dapat dipengaruhi
oleh status gizi dan umur individu.
Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan pentingnya memperhatikan faktor-faktor
seperti status gizi, umur, dan jenis kelamin dalam upaya pencegahan dan penanggulangan infeksi
dengue, serta perlunya intervensi yang tepat untuk meningkatkan kesehatan anak-anak dan
meminimalkan risiko infeksi virus dengue.
JURNAL : “Analis Multivariat pada Struktur Komunitas Mangrove di Kecamatan Rupat
Utara Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau”5
PENULIS : Syahrial, Muhammad Hatta, Chandrika Eka Larasati, dkk.
RESUME :
Peningkatan aktivitas manusia di segala setor kehidupan telah mendorong penurunan hutan
mangrove, sehingga kajian analisis multivariat dilakukan dengan tujuan untuk mengestimasi atau
menilai kondisi struktur komunitas mangrovenya.
Schowalter menyatakan bahwa struktur komunitas merupakan ilmu yang memperlajari
tentang susunan atau komposisi spesies dan kelimpahan/kepadatan/kerapatan makhluk hidup di
suatu ekosistem, dimana perubahan pada struktur komunitas di suatu ekosistem dipengaruhi oleh
habitat lingkungan maupun kompetisi dan akan berdampak terhadap ketersediaan sumber makanan
bagi tingkat konsumen serta mempengaruhi interaksi trofik ekosistem.
Ekosistem mangrove adalah ekosistem yang sangat unik, rapuh, dan produktif ditemukan
antara darat dan laut, serta gabungan antara tanaman, hewan maupun mikroorganisme yang
menyesuaika diri pada lingkungan berfluktuasi di zona intertidal tropis. Kajian analis multivariat
pada struktur komunitas mangrove di Kecamatan Rupat Utara Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau
sangat perlu dilakukan.

KOMENTAR :
Artikel ini membahas penurunan hutan mangrove yang disebabkan oleh peningkatan
aktivitas manusia di berbagai sektor kehidupan. Untuk mengkaji kondisi struktur komunitas
mangrove yang terdampak, dilakukan analisis multivariat.
Konsep struktur komunitas, seperti yang dijelaskan oleh Schowalter, merupakan ilmu yang
mempelajari susunan spesies dan kelimpahan makhluk hidup di suatu ekosistem. Perubahan dalam
struktur komunitas dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kompetisi, yang dapat memengaruhi
ketersediaan sumber daya bagi tingkat konsumen dan interaksi trofik ekosistem.
Ekosistem mangrove ditandai oleh keunikan, kerapuhan, dan produktivitas tinggi,
ditemukan di antara daratan dan laut. Ekosistem ini terdiri dari tanaman, hewan, dan
mikroorganisme yang mampu beradaptasi dengan fluktuasi lingkungan di zona intertidal tropis.

5
Syahrial Syahrial et al., “Analisis Multivariat Pada Struktur Komunitas Mangrove Di Kecamatan Rupat Utara
Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau,” Jurnal Kelautan Tropis 26, no. 2 (June 6, 2023): 223–237.
Oleh karena itu, kajian analisis multivariat terhadap struktur komunitas mangrove di Kecamatan
Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau dianggap sangat penting.
Dengan memahami struktur komunitas mangrove, diharapkan dapat ditemukan informasi
yang berguna untuk memahami dan mengelola ekosistem mangrove dengan lebih baik. Ini penting
untuk menjaga keberlanjutan dan keseimbangan lingkungan serta memperoleh manfaat ekonomi
dan ekologis dari ekosistem mangrove yang penting ini.
JURNAL : “MULTIVARIATE ANALYSIS OF PERFORMANCE OF JAMBI CITY
HEALTH SERVICE EMPLOYESS’”6
PENULIS : Rumita Ena Sari, Arnild Augina Mekarische, Shafira Ainun Hafilda
RESUME :
Kinerja merupakan suatu fungsi dari dorongan dan keahlian seseorang dalam melaksanakan
suatu kewajiban dan pekerjaan agar memiliki derajat kesanggupan dan kemampuan tertentu.
Laporan Dinas Kesehatan Kota Jambi tahun 2020 diketahui bahwa dari 12 Jenis pelayanan
kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Jambi terdapat 8 kinerja pelayanan kesehatan yang
mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja pegawai di Dinas
Kesehatan Kota Jambi.
Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian cross sectional. Berdasarkan hasil penelitian, faktor yang paling berpengaruh terhadap
kinerja karyawan adalah ukuran keberhasilan dimana jika dinaikkan 100% maka kinerja akan
meningkat sebesar 31,7%. Diharapkan karyawan yang diharapkan dapat menggunakan waktu
secara efektif, mengetahui hasil yang diinginkan setiap program, memiliki faktor pendukung dalam
mencapai keberhasilan, memperhatikan insentif karyawan, atasan harus tegas dalam memberikan
teguran kepada karyawan yang melanggar, dan karyawan meningkatkan interaksi dengan rekan
kerja tercapai.

KOMENTAR :
Artikel ini membahas tentang analisis kinerja pegawai di Dinas Kesehatan Kota Jambi,
dengan latar belakang laporan tahun 2020 yang menunjukkan penurunan kinerja pada sebagian
besar jenis pelayanan kesehatan yang disediakan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah
ukuran keberhasilan. Peningkatan ukuran keberhasilan sebesar 100% akan mengakibatkan
peningkatan kinerja sebesar 31,7%.
Dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai, disarankan agar karyawan dapat

6
Rumita Ena Sari, Arnild Augina Mekarische, and Shafira Ainun Hafilda, “MULTIVARIATE ANALYSIS OF
PERFORMANCE OF JAMBI CITY HEALTH SERVICE EMPLOYEES,” International Journal Of Health Science
2, no. 3 (2022): 107–118, https://ejurnal.politeknikpratama.ac.id/index.php.
menggunakan waktu secara efektif, memiliki pemahaman yang jelas tentang hasil yang diharapkan
dari setiap program, memperhatikan insentif karyawan, dan atasan harus tegas dalam memberikan
teguran kepada karyawan yang melanggar kebijakan.
Selain itu, interaksi yang baik antara rekan kerja juga dianggap penting untuk meningkatkan
kinerja secara keseluruhan. Dengan demikian, artikel ini memberikan rekomendasi yang dapat
diimplementasikan untuk meningkatkan kinerja pegawai di Dinas Kesehatan Kota Jambi, dengan
harapan dapat memperbaiki layanan kesehatan yang disediakan kepada masyarakat.
JURNAL : “Management Multivariate Analysis Methods for Variables Measurement in
Scientific Papers”7
PENULIS : Yulianto, Namira Robihaningrum, Bella Dhea Elinda
RESUME :
Data multivariat adalah data yang dikumpulkan dari dua atau lebih observasi dengan
mengukur observasi tersebut dengan beberapa karakteristik. Ada 2 (dua) metode pada data
multivariat yaitu metode ketergantungan dan interdependensi.
Manajemen Analisis multivariat merupakat teknik statistik yang memfokuskan dan
membuat memperjelas struktur hubungan simultan antara tiga fenomena atau lebih. Dengan
menggunakan teknik ini, penulis dapat menganalisis pengaruh beberapa variabel terhadap variabel
lainnya secara bersamaan. Peneliti juga dapat berpindah dari observasi ke konstruk dan kembali ke
konstruk ke observasi untuk menyempurnakan rumus konstruk dan memprediksi pengamatan
tertentu. Penulis membuat deskripsi terbatas atau menjelaskan hubungan antara fakta dan
konstruksi. Dengan melasanakan interaktif observasi dan penjelasan konstruk, kita membangun
model yang mempunyai realitas, khususnya dalam mengembangkan sistem informasi yang
berkembang di masyarakat.
Analisis Manajemen data multivariat pada dasarnya terbagi dua, yaitu analisis
ketergantungan dan analisis saling ketergantungan. Analis ketergantungan berfungsi untuk
menjelaskan atau memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas.
Termasuk dalam klasifikasi manajemen analisis ini adalah regresi berganda, analisis varian dan
kovarians, analisis diskriminan ganda, analisis kanatomik, multivariat analisis varians, analisis
jalur dan pemodelan persamaan struktural.

KOMENTAR :
Artikel ini membahas tentang data multivariat, yang merupakan data yang dikumpulkan
dari dua atau lebih observasi dengan mengukur karakteristik dari setiap observasi tersebut.
Terdapat dua metode yang umum digunakan dalam analisis data multivariat, yaitu metode
ketergantungan dan interdependensi.
Manajemen analisis multivariat adalah teknik statistik yang memungkinkan peneliti untuk

7
Namira Robihaningrum and Bella Dhea Elinda, “Management Multivariate Analysis Methods for Variables
Measurement in Scientific Papers,” ATM 3, no. 1 (2019).
memperjelas hubungan simultan antara tiga fenomena atau lebih. Dengan menggunakan teknik ini,
peneliti dapat menganalisis pengaruh beberapa variabel terhadap variabel lainnya secara
bersamaan. Hal ini memungkinkan peneliti untuk berpindah antara observasi individu dan
konstruksi abstrak, memperkaya pemahaman tentang hubungan antara fakta dan konstruksi.
Melalui interaksi antara observasi dan penjelasan konstruksi, model yang mencerminkan realitas
dapat dibangun, terutama dalam konteks pengembangan sistem informasi yang kompleks.
Analisis manajemen data multivariat terbagi menjadi dua kategori, yaitu analisis
ketergantungan dan analisis saling ketergantungan. Analisis ketergantungan bertujuan untuk
menjelaskan atau memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas.
Beberapa teknik yang termasuk dalam kategori ini antara lain regresi berganda, analisis varian dan
kovarians, analisis diskriminan ganda, analisis kanonik, analisis varians multivariat, analisis jalur,
dan pemodelan persamaan struktural.
JURNAL : “Multivariate Statistics”8
PENULIS : R. H. Baayen
RESUME :
Sebagian besar kumpulan data bersifat multivariat, dan untuk pemahaman yang tepat
tentang struktur data, seringkali yang paling informatif adalah dengan mempertimbangkan variabel
yang berbeda secara bersamaan. Minat mungkin berfokus pada bagaimana suatu variabel tertentu,
yang selanjutnya adalah respons, diprediksi dari variabel lain, yang selanjutnya disebut prediktor.
Tujuan analisis dapat digambarkan sebagai penugasan kasus-kasus yang berbeda ke kelas-
kelas yang berbeda yang ditentukan oleh tingkat responnya. Faktor seperti subjek dan item
biasanya memiliki banyak tingkatan, yang membedakannya dari faktor seperti Kategori Kata (kata
benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan) atau jenis kelamin pembicara. Selanjutnya, subjek
dan item adalah idealnya diambil sampelnya secara acak dari populasi yang memiliki anggota lebih
banyak daripada subjek dan item yang memiliki permodelan multivariat.

KOMENTAR :
Artikel ini membahas tentang pentingnya analisis data multivariat dalam memahami
struktur data secara lebih menyeluruh. Kumpulan data yang umumnya bersifat multivariat
memerlukan pertimbangan terhadap berbagai variabel secara bersamaan untuk mendapatkan
pemahaman yang akurat.
Analisis ini sering kali difokuskan pada bagaimana suatu variabel yang disebut respons
dapat diprediksi dari variabel lain yang disebut prediktor. Tujuan dari analisis ini adalah untuk
mengklasifikasikan kasus-kasus ke dalam kelas-kelas yang berbeda berdasarkan tingkat
responsnya.
Faktor seperti subjek dan item sering kali memiliki banyak tingkatan, yang
membedakannya dari faktor seperti kategori kata atau jenis kelamin pembicara. Idealnya, subjek
dan item diambil dari sampel acak yang mewakili populasi yang lebih besar.
Dengan mempertimbangkan berbagai variabel secara simultan, analisis data multivariat
memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang
hubungan antara variabel-variabel yang ada. Hal ini dapat membantu dalam mengambil keputusan

8
Harald Baayen and R H Baayen, Multivariate Statistics, 2016,
https://www.researchgate.net/publication/311533381.
yang lebih tepat dan menyeluruh dalam berbagai bidang, mulai dari riset ilmiah hingga
pengembangan kebijakan.
JURNAL : “The Dimensions of Knowledge in E-government Adoption A Confirmatory
Factor Analysis”9
PENULIS : Gabriel Puron-Cid
RESUME :
Penelitian ini merupakan eksplorasi berbagai dimensi pengetahuan yang terlibat dalam
adopsi e-Government dalam konteks reformasi anggaran yang memungkikannya dilakukan di
Meksiko. Tujuannya adalah untuk memperluas pemahaman kita tentang berbagai dimensi
pengetahuan yang mungkin menjadi faktor pendukung dan penghambat selama adopsi e-
Government.
Studi ini berfokus pada dimensi pengetahuan di kalangn aktor dalam pemerintahan yang
bertanggung jawab mengadopsi inisiatif e-Government dalam konteks organisasi mereka. Dalam
literatur, ada banyak kerangka kerja yang berupaya mengintegrasikan berbagai dimensi
pengetahuan yang terlibat dalam implementasi. Untuk mengeksplorasi dimensi pengetahuan,
penelitian ini berpendapat bahwa perlu untuk mempertimbangkan berbagai struktur dan bidang
disiplin ilmu yang diterapkan dalam praktik saat mengadopsi inisiatif e-Government tertentu.
Penelitian ini mengkaji berbagai dimensi pengetahuan dengan melengkapi perpektif dengan
pandangan anggarang selama penerapan e-Government. Dimana bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman kita tentang dimensi pengetahuan yang terlibat dalam penerapan e-Government dan
juga agar komunitas praktisi dan cendekiawan e-Government menggunakan ini untuk memberi
masukan mengenai pengelolaan pengetahuan agar dapat mengadopsi e-Government secara lebih
luas.

KOMENTAR :
Artikel ini merupakan penelitian yang menjelajahi berbagai aspek pengetahuan yang
terlibat dalam adopsi e-Government, terutama dalam konteks reformasi anggaran di Meksiko.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperluas pemahaman tentang berbagai dimensi pengetahuan
yang mungkin memengaruhi proses adopsi e-Government, baik sebagai faktor pendukung maupun
penghambat.

9
Gabriel Purón-Cid, The Dimensions of Knowledge in E-Government Adoption A Confirmatory Factor Analysis,
n.d.,
http://ssrn.com/abstract=2743480Electroniccopyavailableat:https://ssrn.com/abstract=2743480Electroniccopyavailab
leat:http://ssrn.com/abstract=2743480.
Studi ini memfokuskan pada dimensi pengetahuan di kalangan para pemangku kepentingan
dalam pemerintahan yang bertanggung jawab atas adopsi inisiatif e-Government dalam konteks
organisasi mereka. Dalam literatur, telah dikembangkan berbagai kerangka kerja yang berusaha
mengintegrasikan berbagai dimensi pengetahuan yang terlibat dalam implementasi e-Government.
Oleh karena itu, penelitian ini menyatakan perlunya mempertimbangkan berbagai struktur dan
disiplin ilmu yang terlibat dalam praktik saat mengadopsi inisiatif e-Government tertentu.
Penelitian ini mengkaji berbagai dimensi pengetahuan dengan melihat perspektif anggaran
selama penerapan e-Government. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang
dimensi pengetahuan yang terlibat dalam penerapan e-Government, serta memberikan masukan
bagi komunitas praktisi dan akademisi e-Government dalam mengelola pengetahuan untuk
mendorong adopsi e-Government secara lebih luas.
JURNAL :“A DISCRIMINANT ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING PRODUCTIVITY
AND PROFITABILITY OF SMALLHOLDER HOUSEHOLDS”10
PENULIS : Petronella Jeche, Reneth Mano, and Joseph Rusike
RESUME :
Pada saat ini ada bidang ekonomi baru yang berpendapat bahwa institusi tidak berperan
dalam produksi pertanian namun mempunyai peran dalam menentukan kinerja pertanian rumah
tangga. Analisis diksriminan digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor institusional dan non-
institusional yang berdampak pada profitabilitas dan produktivitas rumah tangga.
Dari penelitian ini terlihat bahwa kinerja pertanian rumah tangga ditentukan oleh berbagai
macam faktor yang mencakup karakteristik rumah tangga, faktor kelembagaan, faktor kekayaan
sumber daya, dan faktor produksi tanaman pangan. Upaya untuk mengembangkan pertanian rakyat
kini dipelopori menuju transformasi kelembagaan yang melayani petani kecil.
Upaya-upaya untuk memecahkan masalah-masalah pertanian di Afrika melalui tranformasi
kelembagaan ini muncul sebagai hasil dari pengakuan bahwa kelembagaan tidak hanya merupakan
hal yang konstan dalam persamaan produksi seperti yang diasumsukan sebelumnya dalam
perekonomian neo-klasik. Meskipun demikian banyak pakar pembangunan tidak lagi menganggap
institusi hanya sebagai hal yang konstan dalam produksi dan ‘diberian’ dalam pembangunan
pertanian, sangat sedikit penelitian terapan yang dilakukan di Afrika untuk mengidentifikasi
institusi-institusi utama dan konfigurasi kelembagaan yang paling penting dalam pembangunan
pertanian.
Studi ini mengamati lingkungan kelembagaan dan mengidentifikasi faktor-faktor
kelembagan utama yang memperngaruhi kinerja produksi pertanian di sektor pertanian skala kecil.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mentukan faktor-faktor kelembagaan yang
berdampak pada kinerja pertanian rumah tangga petani kecil. Menarik implikasi terhadap kebijakan
kelembagaan dan pertanian dan merekomendasikan cara terbaik untuk memberntuk lembaga
pedesaan guna meningkakan pertanian petani kecil.

10
Petronella Jeche, Reneth Mano, and Joseph Rusike, “A DISCRIMINANT ANALYSIS OF FACTORS
AFFECTING PRODUCTIVITY AND PROFITABILITY OF SMALLHOLDER HOUSEHOLDS,” University of
Zimbabwe (2000).
KOMENTAR:
Artikel ini membahas tentang peran institusi dalam menentukan kinerja pertanian rumah
tangga, dengan mempertimbangkan faktor-faktor institusional dan non-institusional yang
berdampak pada profitabilitas dan produktivitas rumah tangga. Pendekatan analisis diskriminan
digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pertanian rumah tangga dipengaruhi oleh
berbagai faktor, termasuk karakteristik rumah tangga, faktor kelembagaan, faktor kekayaan sumber
daya, dan faktor produksi tanaman pangan. Transformasi kelembagaan yang melayani petani kecil
menjadi fokus utama dalam upaya pengembangan pertanian rakyat.
Di Afrika, upaya untuk memecahkan masalah pertanian melalui transformasi kelembagaan
menjadi semakin penting, karena diakui bahwa institusi tidak lagi dianggap sebagai konstan dalam
persamaan produksi seperti dalam perekonomian neo-klasik. Namun, masih sedikit penelitian
terapan yang dilakukan di Afrika untuk mengidentifikasi institusi-institusi utama yang
mempengaruhi pembangunan pertanian.
Studi ini bertujuan untuk mengamati lingkungan kelembagaan dan mengidentifikasi faktor-
faktor kelembagaan utama yang memengaruhi kinerja produksi pertanian di sektor pertanian skala
kecil. Tujuan keseluruhan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor-faktor kelembagaan
yang memengaruhi kinerja pertanian rumah tangga petani kecil, dengan harapan memberikan
implikasi kebijakan yang berguna untuk pengembangan pertanian pedesaan dan petani kecil.

Anda mungkin juga menyukai