Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH KIMIA DASAR

IDENTIFIKASI KUALITATIF SENYAWA METABOLIT ALAM


(FITOKIMIA)

Disusun oleh:
Callysta Putri Malika 2023
Azzahra Putri Zulfikar 2023

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU GIZI
UNIVESITAS ESA UNGGUL
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Fitokimia umumnya dipakai untuk merujuk ke senyawa yang ditemukan


dalam tumbuhan yang tidak diperlukan untuk fungsi normal tubuh. Akan tetapi, ada
efek menguntungkan untuk kesehatan atau punya peran aktif untuk mencegah penyakit.
Untuk itulah, zat ini berbeda dengan apa yang sudah diistilahkan sebagai nutrien dalam
pengertian tradisional yakni bukan sebuah kebutuhan untuk metabolisme normal. .
Beberapa senyawa yang dapat dideteksi secara skrining fitokimia antara lain:
A. Alkaloid
Alkaloid merupakan suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di
alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam
berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan
dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid
dengan kadar yang sedikit.
Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom
nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon,
hidrogen, nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen dalam ilmu kimia analisis
dinamakan senyawa dengan gugus C, H O dan N. Senyawa alkaloid banyak terkandung
dalam akar, biji, kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari hewan. Senyawa
alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuh–tumbuhan dan digunakan sebagai
cadangan bagi sintesis protein. Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai
pelindung dari serangan hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Alkaloid
mempunyai efek fisiologis.
B. Saponin
Saponin merupakan golongan senyawa alam yang rumit, yang mempunyai massa
dan molekul sangat besar, dengan kegunaan nya yang luas. Saponin memiliki rasa pahit
yang menusuk dan menyebabkan bersin dan iritasi pada selaput lendir. Saponin
merupakan racun yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada darah.
Saponin memiliki sifat racun bagi hewan berdarah dingin atau predator dan saponin
banyak digunakan sebagai racun ikan. Saponin yang bersifat keras atau racun, biasa
disebut sebagai Sapotoksin. Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metode
ekstraksi.
C. Tanin

Tanin merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada
tanaman dan disintesis oleh tanaman. Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin
yang mudah terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin dapat dijumpai pada hampir
semua jenis tumbuhan hijau di seluruh dunia baik tumbuhan tingkat tinggi maupun
tingkat rendah dengan kadar dan kualitas yang berbeda-beda. Ikatan tanin dengan
protein mempunyai efek negatif terhadap fermentasi rumen dalam nutrisi ternak
ruminansia. Tanin dapat berikatan dengan dinding sel mikroorganisme rumen dan dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme atau aktivitas enzim. Keberadaan tanin di
sisi positif adalah apabila tanin berikatan dengan protein yang berkualitas tinggi dapat
terlindung oleh tanin dari degradasi mikroorganisme rumen sehingga lebih tersedia pada
saluran pencernaan. Kompleks ikatan tanin dengan protein dapat dilepas pada pH
rendah di abomasum dan protein dapat didegradasi oleh enzim pepsin sehingga asam-
asam amino yang dikandungnya tersedia bagi ternak.

1.2 TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk melakukan uji identifikasi keberadaan fitokimia pada
beberapa tumbuhan.
BAB II
METODE PENCOBAAN

2.1 TEMPAT DAN WAKTU

Hari: Rabu

Tanggal: 29 November 2023

Waktu: 13.00 – 14.30

Tempat: Gedung Kholiq Rhaus, Laboratirium Universitas Esa Unggul

2.2 ALAT DAN BAHAN

2.2.1 Alat

Timbangan Analitik (digital)

Timbangan analitik digital adalah alat yang sangat penting dalam banyak bidang
ilmiah berkat pengukurannya yang akurat dan dapat diandalkan di laboratorium.
Timbangan ini menggunakan sensor elektronik dan layar digital untuk mengukur dan
menampilkan berat zat hingga sepersekian miligram. Timbangan analitik digital
METTLER TOLEDO dilengkapi fitur kalibrasi otomatis, fungsi tera, dan kemampuan
pencatatan data.
Tabung Reaksi

Tabung reaksi adalah alat laboratorium yang digunakan sebagai wadah untuk
menampung cairan dalam jumlah sedikit pada saat melakukan eksperimen di
laboratorium. Tabung reaksi sendiri diklasifikasikan sebagai alat gelas laboratorium.
Tabung reaksi memiliki bentuk silinder dan memanjang. Panjang dari tabung ini
berkisar antara 50 mm hingga 250 mm dan lebarnya berkisar anatara 13 mm hingga 20
mm.
Tabung reaksi biasanya terbuat dari kaca dan plastik, namun yang sering kita lihat di
laboratorium kimia biasanya adalah tabung reaksi kaca. Hal ini wajar karena di
laboratorium kimia biasanya tabung reaksi digunakan untuk proses pemanasan,
sehingga sering dikenal sebagai tabung didih.

Pengaduk

Batang pengaduk adalah alat laboratorium yang terbuat dari kaca. Alat ini
biasanya sudah menjadi peralatan yang wajib ada di dalam setiap laboratorium, baik
kimia, farmasi, biologi hingga kedokteran. Alat ini terbuat dari bahan kaca atau gelas,
lebih tepatnya dari kaca borosilikat. Kaca borosilikat digunakan bukan tanpa alasan, hal
ini dikarenakan borosilikat tersebut tidak akan bereaksi dengan zat kimia lain.
Beaker Glass

Gelas beaker atau yang biasa disebut dengan gelas piala merupakan sebuah gelas
kimia yang berfungsi sebagai wadah penampung yang digunakan untuk mencapur,
mengaduk, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan di dalam laboratorium.
Gelas beaker biasanya berbentuk silinder dengan dasar datar, selain itu Gelas beaker
memiliki skala dan tersedia berbagai ukuran mulai dari 10, 100, 250, 500, dan 1000 mL.

Hot Plate

Hot plate adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemanasan pada sampel
atau bahan saat bekerja. Alat hot plate menjadi pilihan dalam laboratorium, karena
dianggap memiliki energi panas yang stabil, sehingga cocok digunakan untuk
melakukan pemanasan maupun pengeringan pada suatu bahan.
Pipet Tetes Corong

Pipet Tetes digunakan untuk mengambil sampel dan reagen dalam jumlah yang
tepat. Pipet tetes biasanya terbuat dari kaca atau plastik dan dilengkapi dengan skala
pengukur volume. Pipet tetes dapat mengurangi kesalahan pengukuran dan memastikan
keakuratan pengujian.

Spatula

Spatula laboratorium dikenal sebagai alat yang digunakan untuk mengambil objek
penelitian. Alat laboratorium ini berbentuk sendok kecil, pipih, dan memiliki tangkai.
Spatula didesain untuk pengambilan bahan dengan jumlah yang sedikit dan berukuran
kecil. Untuk fungsi itulah, maka pada spatula laboratorium terdapat dua jenis ujung,
yaitu ujung melengkung seperti sendok dan ujung lain yang berbentuk datar. Kedua
ujung spatula ini dapat digunakan untuk mengambil bahan padat maupun serbuk.
Penjepit

Penjepit tabung reaksi adalah alat laboratorium yang digunakan untuk


mengambil atau memindahkan tabung reaksi dari satu tempat ke tempat lain. Alat yang
satu ini memiliki dua jenis bahan dasar, yakni kayu dan juga besi atau logam. Namun
keduanya memiliki bentuk yang mirip, yakni seperti bentuk capit kepiting dengan
diameter 10 sampai 25 milimeter.

2.2.2 Bahan

Lada Bubuk

Buah lada putih adalah Piperis albi fructus, dan masuk dalam keluarga
Piperaceae. Berisisetidaknya 5,04% piperin dan 1,50% minyak atsiri, dengan identitas
simplisia berupa buah yanghampir bulat, permukaan kasar kusut menyerupai jaring; di
ujung buah terdapat sisa kepala putikyang bukan merupakan tangkai, abu-abu coklat;
aroma aromatic rasa yang sangat pedas.
Lada putih adalah bumbu yang banyak dipakai karena rasa dan manfaat kesehatannya. L
ada putih berasal dari buah matang tanpa kulit luar (pericarp), batang dan daun biasanya
dianggap limbahdari produksi lada (Syakir et al., 2017).Tanaman lada selain
digunakan sebagai bumbu, berkhasiat juga sebagai antimikroba danantidiare.
Mekanisme antimikroba berdasarkan aktivitas penghambatan terhadap bakteri
Escherichia coli dengan Kadar Hambat Minimum 1 mg/mL.

Asam Klorida
Asam klorida (HCl) atau asam muriatik adalah senyawa anorganik yang dibentuk
oleh pelarutan hidrogen klorida dalam air, menyebabkan ion hidronium (H3O+) dan ion
klorida (Cl–). Lebih khusus, itu adalah hidrazida halogen klorin dengan hidrogen. HCl
adalah asam kuat yang terionisasi penuh dalam air dan produk ionisasinya stabil.
Ionisasi lengkap asam klorida dikuatkan oleh fakta bahwa pH larutan HCl 0,1 M adalah
1.
Metode utama untuk produksi industri HCl adalah klorinasi senyawa organik untuk
menghasilkan, misalnya, diklorometana, trikloretilen, tetrakloroetilena atau vinil
klorida. Asam klorida adalah produk sampingan dari reaksi klorinasi. HCl digunakan
dalam titrasi basa dalam berbagai reaksi kimia, dalam pencernaan kimiawi senyawa
organik, dll.

Aquadest
Aquades adalah air murni yang telah melalui proses penyulingan
atau demineralisasi Ini berarti air tersebut bebas dari mineral, garam, bakteri, dan zat-
zat lain yang dapat mengotorinya. Kualitasnya sangat tinggi, sehingga sering digunakan
dalam berbagai aplikasi yang memerlukan air super bersih. Aquades juga menjadi
komponen vital dalam laboratorium, terutama dalam analisis kimia dan biologi. Karena
ketidakmurnian air dapat memengaruhi hasil eksperimen, Aquades digunakan untuk
memastikan keakuratan data.

Pereaksi Meyer
Pada uji dengan peeaksi meyer larutan menghasilkan endapan putih
yangmenandakan (+) alkaloid. Pereaksi meyer bertujuan untuk mendeteksi alkaloid,
dimana pereaksi ini berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi antara atom N
alkaloid dan Hg pereaksi meyer sehingga menghasilkan senyawa kompleks merkuri
yang nonpolar mengendap berwarna putih.

Pereaksi Bouchardat
Pereaksi Bouchardat adalah reagen yang digunakan untuk mendeteksi alkaloid
dalam produk alam. Pereaksi ini terdiri dari kalium iodida, iodium, dan air suling.
Pereaksi Dagendraff
Pereaksi Dagendraff adalah reagent pencetus alkaloidal yang digunakan untuk
mendeteksi alkaloid dalam produk alam digunakan dalam reaksi skrining fitokimia

2.3 CARA KERJA

A. Alkaloid

Timbang sampel
0,5 gr

Kemudian tambahkan 1
ml asam klorida 2N dan
9 ml aquadest ,
panaskan selama 2
menit

filtrasi dengan
kertas

Siapkan 3 tabung
reaksi
B. Saponin

Timbang dan masukkan 0,5 gr serbuk


sereh

Lalu masukkan sampel kedalam


tabung reaksi dan tambahkan air
panas, kemudian kocok kuat-kuat
selama 10 detik

Dinginkan dan tunggu 10 menit

Catatan: jika buih tidak setinggi 1 sampai 10cm, tidak kurang dari 10 menit dan tidak
hilang maka tidak perlu menambahkan asam klorida 2N.
C. Tanin

Timbang teliti 2,0 g Larutkan menggunakan aquades di


sampel erlenmeyer

Masukkan ke piala gelas 100


ml atau yang sesuai

Larutkan dengan proses pemanasan


sampai terbentuk larutan jenuh

Tambahkan 20 Ml air mendidih


untuk serbuk teh ke gelas ke
gelas piala secara perlahan-
lahan

Aduk dan diamkan selama 15


menit

Tunggu sampai dingin, kemudian setelah dingin


dimasukkan ke labu takar 100 ml
Saring ke piala gelas kering. ( untuk bilasan
pertama fitrat hasil saringan dibuang )

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL PENGAMATAN


A. Alkaloid
BAHA JENIS UJI
N ALKALOID (LADA BUBUK)
UJI MEYER BOUCHARDAT DAGENDRAFF

Lada Terbentuk 2 lapisan Terbentuk endapan Terbentuk endapan


Bubuk berwarna kuning berwarna biru tua berwarna biru tua
B. Saponin

No. Gambar Hasil Keterangan


1. Bubuk sereh ditimbang
seberat 0,5 gr
2. Masukkan bubuk sereh
kedalam tabung reaksi

3. Tambahkan air panas,


lalu kocok kuat-kuat
selama 10 detik
4. Dinginkan dan
tunggu 10 menit

C. Tanin

BAHAN UJI JENIS UJI


TANIN ( BUBUK TEH )
3.2 PEMBAHASAN
A. Alkoloid
Pada praktikum kali ini yaitu mengidentifikasi golongan alkaloid, golongan
anestetik lokal dan golongan hormon. Sebelum praktikum Pertama-tama
menyiapkan alat dan bahan, kemudian dilakukan uji organoleptik terhadap kedua
sampel tersebut. Untuk sampel no 4 bentuk serbuk, warna putih dan bau khas.
Sedangkan pada sampel no 8 bentuk serbuk, warna agak kuning. Selanjutnya
pengisolasian sampel yaitu dengan cara sampel ditambahkan air kemudian di
centrifuga selanjutnya didekantasi. Kemudian uji kelarutan untuk kedua sampel
tersebut larut dalam air. Selanjutnya uji golongan alkaloid, sampel ditambahkan
pereaksi mayer menghasilkan endapan putih yang berarti kedua sampel tersebut
termasuk kedalam golongan alkaloid. Senyawa alkaloid mempunyai kemampuan
bereaksi dengan pereaksi mayer karena dalam senyawa alkaloid terdapat gugus
nitrogen yang masih memiliki satu pasangan electron bebas yang menyebabkan
senyawa alkaloid bersifat nukleofilik. Akibatnya senyawa alkaloid mampu
mengikat ion logam berat yang bermuatan positive dan membentuk senyawa
kompleks tertentu yang berwarna.

B. Saponin
Berdasarkan hasil praktikum mengenai uji saponin bahan yang diuji tidak
memperoleh hasil karena hasil dari bubuk sereh yang tercampur air panas setelah di
kocok tidak menghasilkan buih. Jika hasil dari cairan tersebut berbuih kita perlu
menambahkan asam klorida 2N ke dalam tabung reaksi. Saponin merupakan
golongan senyawa alam yang rumit, yang mempunyai massa dan molekul sangat
besar, dengan kegunaan nya yang luas. Saponin memiliki rasa pahit yang menusuk
dan menyebabkan bersin dan iritasi pada selaput lendir. Saponin merupakan racun
yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada darah.
C. Tanin
Dari hasil uji laboratorium menggunakan titrimetri didapat hasil rata-rata
kadar tanin dalam 100 gram Dari data rata - rata tersebut, dapat diketahui bahwa
semakin tinggi suhu penyeduhan maka semakin tinggi pula kadar tanin yang
terindentifikasi. Namun dari uji analisa statistika di ketahui bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan, artinya tidak ada pengaruh suhu penyeduhan antara 100 °
C dan 70 ° C terhadap kadar tanin. Karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi
hasil tidak sesuai dengan hipotesa yang ada. Pada dasarnya, kelarutan tanin
semakin besar pada suhu yang tinggi seperti menyatakan bahwa kelarutan tanin
semakin tinggi apabila suhu air penyeduhan semakin panas. Hanya saja, pada
penelitian ini hal tersebut tidak terjadi, karena kadar zat yang terlarut dalam teh
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis teh serta perbedaan cara
pengolahannya yang menyatakan bahwa pengaruh kadar tanin pada teh dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu jenis teh serta perbedaan cara pengolahan pada teh hijau
dan teh hitam ini berpengaruh terhadap kadar tanin pada masing-masing jenis teh.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Fitokimia umumnya dipakai untuk merujuk ke senyawa yang ditemukan dalam
tumbuhan yang tidak diperlukan untuk fungsi normal tubuh. Untuk itulah, zat ini
berbeda dengan apa yang sudah diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian
tradisional yakni bukan sebuah kebutuhan untuk metabolisme normal. Alkaloid
merupakan suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam.
Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan
monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit. Alkaloid
merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen
dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen,
nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen dalam ilmu kimia analisis dinamakan
senyawa dengan gugus C, H O dan N. Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme
dari tumbuh–tumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintesis protein. Saponin
merupakan golongan senyawa alam yang rumit, yang mempunyai massa dan molekul
sangat besar, dengan kegunaan nya yang luas.Tanin merupakan salah satu senyawa
metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman dan disintesis oleh tanaman. Tanin
dapat dijumpai pada hampir semua jenis tumbuhan hijau di seluruh dunia baik
tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat rendah dengan kadar dan kualitas yang
berbeda-beda. Ikatan tanin dengan protein mempunyai efek negatif terhadap fermentasi
rumen dalam nutrisi ternak ruminansia. Keberadaan tanin di sisi positif adalah apabila
tanin berikatan dengan protein yang berkualitas tinggi dapat terlindung oleh tanin dari
degradasi mikroorganisme rumen sehingga lebih tersedia pada saluran pencernaan.
Kompleks ikatan tanin dengan protein dapat dilepas pada pH rendah di abomasum dan
protein dapat didegradasi oleh enzim pepsin sehingga asam- asam amino yang
dikandungnya tersedia bagi ternak.
Percobaan ini bertujuan untuk melakukan uji identifikasi keberadaan fitokimia pada
beberapa tumbuhan. Kemudian uji kelarutan untuk kedua sampel tersebut larut dalam
air. Senyawa alkaloid mempunyai kemampuan bereaksi dengan pereaksi mayer karena
dalam senyawa alkaloid terdapat gugus nitrogen yang masih memiliki satu pasangan
electron bebas yang menyebabkan senyawa alkaloid bersifat nukleofilik. Saponin
Berdasarkan hasil praktikum mengenai uji saponin bahan yang diuji tidak memperoleh
hasil karena hasil dari bubuk sereh yang tercampur air panas setelah di kocok tidak
menghasilkan buih. Saponin merupakan golongan senyawa alam yang rumit, yang
mempunyai massa dan molekul sangat besar, dengan kegunaan nya yang luas. Saponin
merupakan racun yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada darah.
Saponin merupakan racun yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada
darah. Dari hasil uji laboratorium menggunakan titrimetri didapat hasil rata-rata kadar
tanin dalam 100 gram Dari data rata - rata tersebut, dapat diketahui bahwa semakin
tinggi suhu penyeduhan maka semakin tinggi pula kadar tanin yang terindentifikasi.
Namun dari uji analisa statistika di ketahui bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan,
artinya tidak ada pengaruh suhu penyeduhan antara 100 ° C dan 70 ° C terhadap kadar
tanin

4.2 SARAN
Praktikum ini telah berjalan dengan baik dan lancar. Hanya saja sampel yang dihasilkan
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Praktikum selanjutnya diharapkan agar dapat
melakukan praktikum dengan baik dan tidak terburu-buru. Dan saat sedang menimbang
bubuk sereh atau lada bubuk harus berhati – hati agar tidak kelebihan. Dari praktikum
pada uji coba tersebut kita juga harus berhati – hati saat sedang mengocok tabung reaksi
agar tidak jatuh dan pecah. Percobaan selanjutnya pada proses menjelaskan materi
waktunya bisa lebih dimaksimalkan supaya kami bisa lebih memahami tentang
percobaan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

(99+) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS PRAKTIKUM KE-4 IDENTIFIKASI


GOLONGAN ALKALOID, GOLONGAN ANESTETIK LOKAL DAN GOLONGAN HORMON | Wini
Arianti - Academia.edu

√ Pengertian Saponin: Contoh dan Jenis-Jenis Saponin (bertani.co.id)

(99+) TEKNIK MASERASI PADA PENENTAPAN KADAR TANNIN DALAM TEH | Neal chrozer -
Academia.edu

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasatr Kimia Organik.


Bina Aksara. Jakarta.

Vogel, 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro,
edisi ke 5. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloid"Kategori: Senyawa
organik | Metabolitsekunder | Alkaloid

LAMPIRAN
1. Hasil sampel filtrat dari lada bubuk

2. Hasil menggunakan pereaksi Meyer


3. Hasil menggunakan pereaksi Bouchardat

4. Hasil menggunakan pereaksi Dagendraff

Anda mungkin juga menyukai