Anda di halaman 1dari 2

Di suatu sore yang sunyi, Angga duduk sendirian di teras rumahnya.

Langit senja menyelimuti langit


dengan warna-warni yang memukau. Angga menatap horison, merenung tentang masa lalunya yang tak
terlupakan.

Sebagai seorang pensiunan guru, Angga telah menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk
memberikan ilmu kepada generasi muda. Namun, di balik senyumnya yang hangat, terdapat luka yang
tak tersembuhkan dari masa lalu.

Suatu hari, ketika membersihkan lemari tua di ruang tamu, Angga menemukan sebuah kotak kecil yang
sudah lama terlupakan. Ketika ia membuka kotak itu, ia menemukan sebuah surat yang terlipat rapi.

Surat itu adalah surat dari masa lalu, dari kekasihnya, Maya. Maya adalah cinta pertama Angga yang
meninggalkannya begitu saja tanpa penjelasan yang jelas.

Dengan gemetar, Angga membuka surat itu dan mulai membacanya. Di dalamnya, Maya menulis
dengan jujur tentang alasan dia pergi, tentang keraguan dan kebingungannya, dan tentang cinta mereka
yang begitu dalam.

Air mata mengalir di pipi Angga saat dia membaca kata-kata yang ditulis dengan tulus oleh Maya.
Meskipun begitu banyak waktu yang telah berlalu, rasa sakit itu masih terasa segar baginya.

Namun, di antara kata-kata yang menyentuh itu, Angga menemukan ketenangan. Dia menyadari bahwa
meskipun cinta pertamanya telah berakhir, kenangan itu tetaplah berharga. Itu adalah bagian dari
hidupnya yang membentuk dirinya menjadi orang yang dia adalah sekarang.

Dengan hati yang terbuka, Angga membiarkan rasa sakit itu perlahan-lahan mengalir pergi. Dia
menyimpan surat itu kembali ke dalam kotak, tetapi kali ini dengan senyum di bibirnya.

Malam itu, Angga menulis surat balasan untuk Maya. Dia tidak tahu di mana Maya sekarang, tetapi dia
ingin memberikan kata-kata pengampunan dan keselamatan kepada wanita yang pernah merengkuh
hatinya.
Dengan tinta yang gemetar, Angga menuliskan kata-kata yang ia simpan dalam hatinya selama
bertahun-tahun. Dia menutup surat itu dengan ciuman lembut, meletakkannya di atas meja, dan
berharap semoga surat itu akan menemukan jalan pulang ke Maya, di mana pun dia berada.

Setelah itu, Angga duduk kembali di teras rumahnya. Langit telah berubah menjadi warna gelap, tetapi
di dalam hatinya, terdapat cahaya yang menyala terang. Meskipun masa lalu telah berlalu, dia tahu
bahwa di hadapannya, ada banyak hal indah yang masih menunggu untuk dijalani.

Sebelum dia mengakhiri hari itu, Angga menatap langit yang berbintang, merasa lega karena akhirnya ia
berhasil melepaskan beban masa lalunya. Dan dengan hati yang penuh harap, dia melangkah maju
menuju masa depan yang cerah yang menantinya.

Demikianlah cerpen "Selembar Surat dari Masa Lalu". Semoga Anda menikmatinya!

Anda mungkin juga menyukai