Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PANCASILA

PERAN DAN RELEVANSI ANTARA NILAI-NILAI PANCASILA


DENGAN KEBHINEKAAN

Disusun Oleh:

1. ANNA LIA NAULI PUTRI 1520230005


2. ELTRI FAUZIAH 2520230004
3. FARIDA RASYID 1520230033
4. FARHAD FIRMANSYAH 2520230009
5. NAZWA SALSABILA 1520230008

Dosen Pengampu : Muhammad Fahrudin, S.H., M.H.

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
Jl. Raya Jatiwaringin No. 12, Kel. Jaticempaka, Kec. Pondok Gede,
Kota Bekasi
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Peran dan Relevansi Antara Nilai-Nilai Pancasila dengan Kebhinekaan” tep
at pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memen
uhi tugas mata kuliah Pancasila. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk mena
mbah wawasan tentang Peran dan Relevansi Antara Pancasila dan Kebhinekaan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Fahrudin,
S.H., M.H. selaku dosen mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas ini, s
ehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami mengenai hal ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum sempur
na. Oleh karena itu, kritik dan saran kami nantikan demi kesempurnaan makalah i
ni.

Jakarta, 20 Oktober 2023

Penulis

DAFTAR ISI

PAGE \* MERGEFORMAT 14
KATA PENGANTAR.............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1. Latar Belakang........................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan.....................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila pada Generasi Muda Saat ini …...5
2.2. Peran Kebhinekaan dalam kehidupan bermasyarakat …………..11
2.3. Relevansi antara Pancasila dengan Kebhinekaan ………………...12
BAB III
PENUTUP..............................................................................................................17
3.1. Kesimpulan............................................................................................17
3.2. Saran.......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

PAGE \* MERGEFORMAT 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pancasila adalah dasar kepribadian bangsa. Sebagai dasar Negara, maka sem
ua kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus mencerminkan nilai
Pancasila, dan sebagai kepribadian bangsa maka semua sikap perilaku dan perbuat
an warga Negara Indonesia harus merupakan implmentasi dari nilai-nilai pancasil
a. Pancasila berada dalam bingkai kebhinekaan, artinya bahwa pancasila hidup dal
am alam Indonesia yang pluralistik dari segi: agama, suku, budaya, bahasa dan lai
n-lain. Namun demikian pancasila yang berusia 74 tahun tetap mampu menjadi pe
rekat dan pengikat kebhinekaan yang ada. Pancasila memiliki 5 nilai, dimana 5 nil
ai tersebut telah tumbuh subur sejak nenek moyang kita meskipun belum terkristal
isasi dalam sila-sila pancasila. Nilai-nilai tersebut telah menjadi budaya nenek mo
yang kita sehingga tercipta kehidupan yang damai, aman, nyaman, adil dan sejaht
era meskipun pada saat itu berada dalam keterbatasan semuanya.
Bhineka Tunggal Ika dikenal sebagai semboyan Bangsa Indonesia. Bhineka
Tunggal Ika bermakna sebagai sebuah konsep yang menggambarkan tentang suatu
keberagaman yang tetap bisa menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Bagi masyarakat Indonesia, keragaman merupakan nilai yang khas dan menjadi sa
lah satu identitas bangsa Indonesia.
Pertama, keragaman Indonesia merupakan anugerah alamiah (tanpa diranca
ng) yang sudah ada sejak sebelum terbentuknya negara Indonesia. Dalam arti ini,
keragaman merupakan kekayaan masyarakat Indonesia. Kedua, masyarakat Indon
esia beragam dalam hal pengalaman hidup, budaya, bahasa, ras, suku, bahasa, kep
ercayaan, tradisi, dan berbagai ungkapan simbolik. Semuanya itu memuat nilai-nil
ai yang menjiwai dinamika hidup bersama dengan corak yang berbeda-beda. Kare
nanya, di dalam nilai keragaman terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang amat ka
ya dan layak untuk terus digali dan dilestarikan. Dengan kata lain, keragaman mer
upakan nilai kemanusiaan Indonesia yang menjadi identitas bangsa dan budaya In
donesia (Kemendikbud, 2022).

PAGE \* MERGEFORMAT 14
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Makna dan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila pada Generasi
Muda Saat ini?
b. Bagaimana Peran Pancasila dan Kebhinekaan dalam kehidupann
bermasyarakat?
c. Bagaimana Relevansi antara Pancasila dengan Kebhinekaan?

1.3. Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui makna dan penerapan nilai-nilai Pancasila pada
generasi muda saat ini.
b. Untuk mengetahui peran
c. Kebhinekaan dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Untuk mengetahui Peran dan Relevansi antara Pancasila dan
Kebhinekaan.
e.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Pada Generasi Muda di Era Saat Ini

Bagi bangsa Indonesia, yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam keh
idupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah Pancasila. Ini berarti
bahwa seluruh tatanan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara mengguna
kan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolak ukur tentang baik b
uruk dan benar salahnya sikap, perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila itu merupakan nilai intrinsik yang kebenara nnya d
apat dibuktikan secara objektif, serta mengandung kebenaran yang universal
Dengan demikian, tinjauan Pancasila berlandaskan pada Tuhan, manusia, ra
kyat, dan adil sehingga nilai-nilai Pancasila memiliki sifat objektif.

a. Perilaku Generasi Muda


Para perumus Pancasila sangat berkeinginan untuk menjadikan Pancas
ila sebagai dasar ideologi sejak pertama kali negara ini berdiri. Menurut Ir.
Soekarno mengenai Pancasila, ialah isi jiwa bangsa Indonesia, diturunkan b
erdasarkan generasi ke generasi dan disembunyikan oleh budaya luar selama
berabad-abad. Oleh karena itu, Pancasila bukan sekedar falsafah negara, teta
pi pada arti luas pula merupakan falsafah bangsa Indonesia. Menurut Muha
mmad Yamin, Pancasila berasal dari istilah panca yang berarti lima dan sila
yang berarti sendi, asas, dasar atau pengaturan tingkah laku yang penting da
n baik. Oleh karenanya Pancasila adalah pedoman atau aturan mengenai ting
kah laku yang penting dan baik. Menurut Prof. Notonagoro, Pancasila adala
h dasar falsafah negara Indonesia, bisa dikatakan sebahwanya Pancasila adal
ah dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan h
idup bangsa Indonesia sebagai pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan s
erta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia (Notonagoro, 1967).
Pancasila juga mempunyai makna bahwa Pancasila sebagai pedoman
hidup bangsa Indonesia. Namun karena perkembangan zaman ini banyak m
embuat para generasi muda memandang sepele nilai-nilai Pancasila, generas

PAGE \* MERGEFORMAT 14
i ini sangat bersikap acuh tak acuh pada bangsanya sendiri. Pengaruh digital
memang tidak bisa lagi dihindari oleh generasi muda, nilai-nilai Pancasila y
ang luntur sangat menjadi pengaruh buruk bagi mereka. Oleh karena itu, but
uh perhatian lebih untuk menyadarkan generasi ini tentang betapa pentingn
ya nilai-nilai Pancasila. Banyak tantangan dalam penerapan Pancasila pada
generasi saat ini yang tidak bisa lepas dari gadget, tidak sopan, acuh tak acu
h, implusif, suka menyepelekan, dan lain sebagainya. Koesnadi Hardjasoem
antri (Hardjasoemantri, 2000) memberikan penjelasan bahwa Pancasila adal
ah satu kesatuan keyakinan secara keseluruhan rakyat dan bangsa Indonesia,
dalam kebahagiaan hidup akan terwujud jika dilandasi oleh keharmonisan, k
eseimbangan dan kesatuan.
Generasi muda hendaknya menyadari bahwa mereka adalah andalan d
an harapan bangsa yang sedang membangun untuk mengejar keterbelakanga
n. Karena itu kegiatan generasi muda hendaknya dapat menunjukkan peran
pelopor kaum muda dalam pembangunan. Pemuda adalah ujung tombak per
ubahan bangsa, maka peran pemuda dalam kondisi ini ialah terlibat langsun
g dalam memperbaiki keadaan bangsa atau terus belajar menjadi generasi m
andiri sehingga bisa membangkitkan bangsa ini dari keterpurukan.
Masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki se
mangat konstruktif bagi pembangunan dan perubahan. Pemuda tidak selalu i
dentik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya ya
ng menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama budaya b
angsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar. Masyarakat masih me
mbutuhkan pemuda-pemudi yang memiliki kematangan intelektual. Kreatif,
percaya diri. Inovatif, memiliki kesetiakawanan sosial dan semangat nasiona
lisme yang tinggi dalam pembangunan nasional. Pemuda diharapkan mamp
u bertanggung jawab dalam membina kesatuan dan persatuan NKRI, serta m
engamalkan nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila agar terciptanya kedama
ian, kesejahteraan umum, serta kerukunan antar bangsa.

b. Penerapan Nilai-nilai Pancasila Kepada Generasi Muda

PAGE \* MERGEFORMAT 14
Dalam era globalisasi dipastikan akan selalu ada krisis karakter dan kri
sis moral. Dalam pandangan pancasila, hubungan sosial yang selaras, serasi,
dan seimbang antara individu dengan masyarakatnya tidak netral, melainkan
dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila sebagai kes
atuan. Manusia harus hidup dan bekerja sama dengan manusia lain dalam be
rmasyarakat (Kaelan, 2010:31). Untuk itu diperlukannya penumbuhan kemb
ali Pancasila agar tetap menjadi kajian generasi muda khususnya para pesert
a didik, yaitu salah satunya dapat dimulai dari pendidikan yang ada di Indon
esia. Misalnya, dimulai dari pendidikan Sekolah Dasar hingga Sekolah Men
engah Atas atau bahkan hingga ke Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan, P
ancasila memiliki kaitan erat dengan pendidikan pada umumnya, dan secara
khusus pada Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan PPKN (Hidayatila
h, 2014).
Nilai yang terkandung dalam Pancasila bersifat universal, yang diperju
angkan oleh hampir semua bangsa-bangsa di dunia. Nilai-nilai dasar yang te
rkandung dalam Pancasila memiliki daya tahan dan kemampuan untuk men
gantisipasi perkembangan zaman. Nilai-nilai yang terkandung dalam pembu
kaan UUD 1945 merupakan wujud cita hukum Indonesia, yaitu Pancasila.
1. Nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan landasan spiritual,
moral dan etik. Salah satu ciri pokok dalam negara hukum Pancasila ia
lah adanya jaminan terhadap kebebasan beragama (freedom of religio
n). Mochtar Kusumaatdja berpendapat, asas ketuhanan mengamanatka
n bahwa tidak boleh ada produk hukum nasional yang bertentangan de
ngan agama atau menolak atau bermusuhan dengan agama. Dalam pro
ses penyusuan suatu peraturan perundang-undangan, nilai ketuhanan
merupakan pertimbangan yang sifatnya permanen dan mutlak.
Dalam negara hukum Pancasila tidak boleh terjadi pemisahan an
tara agama dan negara, karena hal itu akan bertentangan dengan Panca
sila. Kebebasan beragama dalam arti positif, ateisme tidak dibenarkan.
Komunisme dilarang, asas kekeluargaan dan kerukunan. Terdapat dua
nilai mendasar, yaitu, pertama, kebebasan beragama harus mengacu p

PAGE \* MERGEFORMAT 14
ada makna yang positif sehingga pengingkaran terhadap Tuhan Yang
Maha Esa tidak dibenarkan; kedua, ada hubungan yang erat antara aga
ma dan negara.

2. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab menunjukkan bahwa
manusia diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatny
a sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan nilai tersebut, d
ikembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, sikap tenggang
rasa dan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Berdasarkan ni
lai-nilai kemanusiaan, maka Indonesia menentang segala macam bent
uk eksploitasi, penindasan oleh satu bangsa terhadap bangsa lain, oleh
satu golongan terhadap golongan lain, dan oleh manusia terhadap man
usia lain, dan juga oleh penguasa terhadap rakyatnya.
Kemanusian yang adil dan beradab berarti menjunjung tinggi nil
ai-nilai kemanusian dan mengajarkan untuk menghormati harkat dan
martabat manusia dan menjamin hak-hak asasi manusia. Nilai ini dida
sarkan pada kesadaran bahwa manusia adalah sederajat, maka bangsa
Indonesia merasa dirinya bagian dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkanlah sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa-bangsa lain.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, mengandung pemaha
man hukum bahwa setiap warga Indonesia lebih mengutamakan prinsi
p manusia yang beradab dalam lingkup nilai keadilan. Kemanusiaan y
ang beradab mengandung bahwa pembentukan hukum harus menunju
kkan karakter dan ciri-ciri hukum dari manusia yang beradab. Hukum
baik yang berupa peraturan perundang-undangan dan setiap putusan h
ukum harus sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Perlakuan terhadap
manusia dalam Pancasila berarti menempatkan sekaligus memperlaku
kan setiap manusia Indonesia secara adil dan beradab.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab membawa implikasi b
ahwa negara memperlakukan setiap warga negara atas dasar pengakua

PAGE \* MERGEFORMAT 14
n dan harkat martabat manusia dan nilai kemanusiaan yang mengalir k
epada martabatnya.

3. Nilai Persatuan
Sila Persatuan Indonesia mengandung nilai bahwa Indonesia me
nempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan ba
ngsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan
Indonesia terkait dengan paham kebangsaan untuk mewujudkan tujua
n nasional. Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika,
dengan memajukan pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa. D
alam pandangan Mochtar Kusumaatmadja, nilai kesatuan dan persatua
n mengamanatkan bahwa hukum Indonesia harus merupakan hukum n
asional yang berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia yang majemuk, semangat persatuan yang
bersumber pada Pancasila menentang praktik-praktik yang mengarah
pada dominasi dan diskriminasi sosial, baik karena alasan perbedaan s
uku, asal-usul maupun agama. Asas kesatuan dan persatuan selaras de
ngan kenyataan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman. Semanga
t persatuan Indonesia menentang segala bentuk separatisme dan memb
erikan tempat pada kemajemukan.
Sila Persatuan Indonesia, mengandung pemahaman hukum bahw
a setiap peraturan hukum mulai dari undang-undang hingga putusan p
engadilan harus mengacu pada terciptanya sebuah persatuan warga ba
ngsa. Dalam tataran empiris munculnya nilai baru berupa demokratisa
si dalam bernegara melalui pemilihan langsung harus selaras dengan s
ila Persatuan Indonesia. Otonomi daerah yang tampaknya lebih bernua
nsa negara federal harus tetap dalam bingkai negara kesatuan. Semang
at untuk membelah wilayah melalui otonomi daerah tidak boleh meng
alahkan semangat persatuan dan kesatuan wilayah.
Persatuan Indonesia merupakan implementasi nasionalisme, buk
an chauvinisme daan bukan kebangsaan yang menyendiri. Nasionalis
me menuju pada kekeluargaan bangsa-bangsa, menuju persatuan duni

PAGE \* MERGEFORMAT 14
a, menuju persaudaraan dunia. Nasionalisme dengan internasionalisme
menjadi satu terminologi, yaitu sosio nasionalisme

4, Nilai-Nilai Kedaulatan Rakyat


Nilai persatuan Indonesia bersumber pada asas kedaulatan rakya
t, serta menentang segala bentuk feodalisme, totaliter dan kediktatoran
oleh mayoritas maupun minoritas. Nilai persatuan Indonesia mengand
ung makna adanya usaha untuk bersatu dalam kebulatan rakyat untuk
membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indones
ia. Nilai kedaulatan rakyat menjadi dasar demokrasi di Indonesia. Nila
i ini menunjuk kepada pembatasan kekuasaan negara dengan partisipa
si rakyat dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai demokratik menga
ndung tiga prinsip, yaitu pembatasan kekuasaan negara atas nama hak
asasi manusia, keterwakilan politik dan kewarganegaraan.
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam per
musyawaratan perwakilan, menunjukkan manusia Indonesia mempun
yai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Setiap warga negara da
lam menggunakan hak-haknya harus menyadari perlunya selalu memp
erhatikan dan mengutamakan kepentingan negara dan kepentingan ma
syarakat. Kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan mendam
bakan terwujudnya masyarakat yang demokratis, maka gerakan massa
yang terjadi harus dilakukan dengan cara-cara yang demokratis.
Kedudukan hak dan kewajiban yang sama, tidak boleh ada satu
kehendak yang dipaksakan kepada pihak lain. Sebelum mengambil ke
putusan yang menyangkut kepentingan bersama terlebih dahulu diada
kan musyawarah. Musyawarah untuk mencapai mufakat ini diliputi ol
eh semangat kekeluargaan, yang merupakan ciri khas bangsa Indonesi
a. Manusia Indonesia menghormati dan menjunjung tinggi setiap hasil
keputusan musyawarah, karena itu semua pihak yang bersangkutan m
enerima dan melaksanakan dengan itikad baik dan rasa tanggung jawa
b.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dala
m permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintah
an dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah
mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Penyelenggaraan nega
ra yang demokratis merupakan cita-cita dari negara modern.

5. Nilai Keadilan Sosial


Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menunjukkan
bahwa manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama u
ntuk menciptakan keadilan sosial dalam masyarakat Indonesia. Keadil
an sosial memiliki unsur pemerataan, persamaan dan kebebasan yang
bersifat komunal.
Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyonga
n. Untuk itu dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga kesei
mbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang
lain. Nilai keadilan sosial mengamatkan bahwa semua warga negara m
empunyai hak yang sama dan bahwa semua orang sama di hadapan hu
kum.
Dengan sikap yang demikian, maka tidak ada usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain, juga untuk hal-hal yang bersif
at pemborosan dan hidup bergaya mewah serta perbuatan-perbuatan la
in yang bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. De
mikian juga dipupuk sikap suka kerja keras dan sikap menghargai hasi
l karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kes
ejahteraan bersama. Kesemuanya itu dilaksanakan dalam rangka mew
ujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung n
ilai-nilai bahwa setiap peraturan hukum, baik undang-undang maupun
putusan pengadilan mencerminkan semangat keadilan. Keadilan yang
dimaksudkan adalah semangat keadilan sosial bukan keadilan yang be
rpusat pada semangat individu. Keadilan tersebut haruslah dapat diras

PAGE \* MERGEFORMAT 14
akan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, bukan oleh segelintir
golongan tertentu.
Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung
makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat In
donesia yang adil dan makmur secara lahiriah maupun batiniah.
Penerapan dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dicontohkan ora
ng tua dan lingkungan sekitar juga dapat mempertahankan nilai-nilai P
ancasila. Selain itu juga pendidikan Kewarganegaraan juga sangat pen
ting untuk mengajarkan dan mendidik anak untuk hidup yang sesuai d
engan nilai-nilai pancasila yang ada. Penerapan nilai pancasila pada ge
nerasi muda ini bisa dilakukan melalui kegiatan organisasi. Kegiatan o
rganisasi ini sangat penting karena di dalamnya akan mendapatkan pe
mbelajaran mengenai sikap gotong royong, Mengemukakan pendapat,
musyawarah, mengenal perbedaan antar manusia.

c. Upaya Menanamkan Nilai Pancasila Pada Generasi Muda


Implementasi pada nilai-nilai Pancasila bisa dimulai dari menumbuhka
n sifat nasionalisme. Menumbuhkan sifat nasionalisme bisa dari saat ada mo
mentum penting Negara Indonesia, seperti hari peringatan Indonesia merdek
a, hari Sumpah Pemuda atau bahkan seperti menyadari bagaimana kisah perj
uangan pahlawan dalam memperjuangkan Negara Indonesia. Rajasa (2007)
berpendapat tentang generasi ini harus menumbuhkan karakter nasionalisme,
dengan 3 cara, yaitu:
Pendiri karakter bangsa, artinya bahwa generasi ini harus berperan dal
am mendirikan karakter yang positif bagi bangsa dengan kemauan yang gigi
h demi menjunjung tinggi nilai moral dan menanamkannya dalam kehidupa
n nyata. Pemberdayaan karakter, bahwa generasi ini harus menjadi panutan
untuk mengembangkan karakter bangsa yang positif, secara aktif menumbu
hkan kesadaran yang kolektif dengan kohesi yang besar.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
Perekayasa karakter, berarti generasi ini berlaku unggul dalam ilmu pe
ngetahuan bahkan Budaya, ikut dalam proses pembelajaran untuk mengemb
angkan karakter yang positif sesuai zamannya (Ginting, 2017). Nilai yang te
rkandung dalam Pancasila sedari dulu tidak pernah berubah, yang berubah h
anya orang-orang yang menerapkan nilai Pancasila mulai meluntur karena p
erkembangan zaman. Oleh karena itu sangat dibutuhkan pendidikan untuk
menuntun generasi ini mengerti arti pentingnya Pancasila bagi bangsa Indon
esia, selain dibutuhkan pendidikan untuk menuntun generasi ini, dibutuhkan
juga kesadaran diri bagi generasi muda untuk menyadari betapa pentingnya
Pancasila bagi bangsa Indonesia. Sebab bagaimanapun harus kita ingat,
bahwa sebuah perubahan itu tidak akan terjadi dengan sendirinya, akan
tetapi harus diusahakan dengan kesadaran kita.

2.2. Kebhinekaan dalam Kehidupan Bermasyarakat

Sesanti atau semboyan Bhinneka Tunggal Ika tentu tak lagi asing bagi
masyarakat Indonesia, sebab sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 1951,
sejak 17 Agustus 1950, Bhinneka Tunggal Ika ditetapkan sebagai semboyan resmi
Bangsa Indonesia dan kemudian dipatri dalam Lambang Negara Indonesia,
“Garuda Pancasila”. Arti dari Bhinneka Tunggal Ika yang kerap disebutkan
adalah berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Indonesia terdiri dari banyak suku,
bangsa, ras, agama, dan budaya. Sebab itulah Bhinneka Tunggal Ika menjadi ikrar
suci yang menyatukan keberagaman itu sendiri.
Kebhinekaan artinya beraneka ragam, bermacam-macam yang mengarah pa
da adanya perbedaan dalam masing-masing kehidupan. Masyarakat merupakan ke
lompok manusia atau individu yang secara bersama-sama tinggal di suatu tempat
dan saling berhubungan. Kebhinekaan diberi pengertian/makna dengan mengadap
tasi konsep multikulturalisme, yaitu adanya kesediaan untuk menerima kelompok
lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa mempedulikan perbedaan budaya, etnik,
jender, bahasa, ataupun agama.
Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang terdiri dari ribuan pulau. Setiap
pulau atau wilayah memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi budaya, adat istiad
at, kesenian, maupun bahasa. Indonesia juga terdiri dari berbagai suku bangsa yan

PAGE \* MERGEFORMAT 14
g memeluk agama berbeda. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang be
sar dan multikultural. Keberagaman ini akan menjadi modal sosial yang besar unt
uk membangun bangsa dan negara yang maju dan sejahtera. Keberagamaan ini me
rupakan anugrah terindah dari Tuhan Yang Maha Esa. Keberagaman ini harus dile
starikan dan dikelola dengan baik sehingga tidak berpotensi menjadi sumber konfl
ik. Semboyan Bhineka Tunggal Ika menggambarkan keragaman penduduk Indon
esia, sekaligus pemersatu dan pengikat semua anggota kelompok sosial yang berb
eda-beda. Kebhinekaan harus dipahami sebagai kekuatan pemersatu bangsa. Mene
rima perbedaan sebagai sebuah kekuatan, bukan sebagai ancaman atau gangguan.
Ancaman Kebhinekaan ini biasanya terjadi karena menguatnya gejala intole
ransi agama disertai dengan munculnya radikalisme serta fundamentalisme agama
Intoleransi agama mengancam kebhinekaan karena ia merupakan tindakan diskri
minasi, pengabaian, larangan atau pengutamaan yang didasarkan pada agama atau
kepercayaan. Akibat dari intoleransi ini adalah peniadaan atau pengurangan penga
kuan atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan mendasar atas
dasar kesetaraan.
Kasus-kasus intoleransi agama di Indonesia pada umumnya didominasi oleh
kekerasan dan penyerangan, penyebaran kebencian, pembatasan berpikir dan berk
eyakinan, penyesatan dan pelaporan kelompok yang diduga sesat, pembatasan akti
vitas atau ritual keagamaan, pemaksaan keyakinan, dan konflik tempat ibadah.
Mencegah ancaman mengenai keragaman di Indonesia ini tentu tidaklah
mudah, sebab itulah diri kita sendiri yang harus memakemkan rem diri agar tidak
ikut terjerumus pada kasus-kasus yang melibatkan kekacauan negeri yang
disebabkan oleh keberagaman atau Kebhinekaan.

2.3. Peran dan Relevansi antara Pancasila dan Kebhinekaan


A. Peran Pancasila dalam Kebinekaan
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang terdriri atas lima id
eologi dasar. Peran Pancasila dalam keberagaman bangsa adalah mewujudk
an Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Dilans
ir dari website resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pancasila mempersatu
kan perbedaan suku, ras, etnis, agama, budaya, dan geografis dalam satu titi

PAGE \* MERGEFORMAT 14
k dan mebangun kebhinekaan pada setiap silanya. Sehingga seluruh kebera
gaman dan perbedaan dipersatukan oleh Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara memberikan pedoman bagi masyarakat
yang beragam untuk berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangs
a, dan bernegara. Pancasila merupakan pandangan hidup yang jelas bagi ma
syarakat tidak peduli apapun agama, ras, budaya, maupun status sosialnya. P
ancasila dengan nilai-nilai luhurnya merupakan pedoman dasar hidup dalam
berperilaku terutama pada jaman modern ini saat ilmu pengetahuan berkemb
ang pesat. Pancasila memberikan rambu-rambu pada masyarakat dalam berp
erilaku serta mengambil keputusan disaat budaya luar negeri masuk ke Indo
nesia. Walau suku, agama, ras, bahasa, dan budaya kita berbeda, kita tetapla
h masyarakat Indonesia yang dipersatukan oleh Pancasila. Visi dan misi kita
sama yaitu membangun dan mempertahankan kedaulatan Indonesia. Dengan
adanya pedoman dan rambu-rambu tersebut, masyarakat Indonesia dapat me
nyikapi kemajuan jaman dengan baik dan mempertahankan kesatuan serta p
ersatuan bangsa. Adanya Pancasila membuat kita dapat mengambil pengaru
h baik dari globalisasi dan menghindari pengaruh buruknya. Sehingga Indon
esia siap menghadapi kemajuan jaman tanpa adanya perpecah belahan masy
arakat.
Pancasila mempersatukan keberagaman di Indonesia dengan memberi
kan pandangan hidup, nilai-nilai luhur, pedoman hidup, norma, hukum, atur
an dalam berperilaku yang sama. Sehingga keberagaman tersebut bukanlah
perbedaan yang membatasi kita, melainkan hal yang saling melengkapi dala
m persatuan, kesatuan, dan kemajuan Bangsa Indonesia.

B. Relevansi antara Pancasila dan kebhinekaan


Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan yang tersebar mulai
dari Sabang sampai Merauke, dengan beragam suku, ras, etnik, agama, buda
ya, bahasa, dan adat istiadat sehingga menghasilkan kebudayaan yang beran
eka ragam. Bhinneka Tunggal Ika menjadi semboyan bangsa Indonesia dan
tertulis di dalam lambang Garuda Pancasila. Arti Bhinneka Tunggal Ika adal
ah berbeda-beda tetap satu jua. Maknanya, dengan jiwa dan semangat bangs
a Indonesia mengakui realitas bangsa yang majemuk (suku, bahasa, agama,
ras, golongan dll) namun tetap menjunjung tinggi persatuan.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
Pancasila sebagai dasar negara memiliki lambang burung Garuda ber
warna emas. Di dada burung garuda tersebut ada lambang-lambang bagi tiap
sila, di antaranya seperti bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, ser
ta padi dan kapas. Profil pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indone
sia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan be
rperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan 6 ciri utama: beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinek
aan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

PAGE \* MERGEFORMAT 14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pancasila sebagai ideologi negara selalu beriringan dengan kehidupan sehari
hari dengan landasan ketuhanan yang maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dala permusyawaratan perwakilan.
Penerapan dalam kehidupan sehari-hari yang bisa dicontohkan orang tua d
an lingkungan sekitar juga dapat mempertahankan nilai-nilai Pancasila. Selain it
u juga pendidikan Kewarganegaraan juga sangat penting untuk mengajarkan dan
mendidik anak untuk hidup yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang ada.
Pancasila sebagai dasar negara memiliki lambang burung Garuda berwarn
a emas. Di dada burung garuda tersebut ada lambang-lambang bagi tiap sila, di
antaranya seperti bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, serta padi dan k
apas. Profil pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar
sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila, dengan 6 ciri utama: beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, man
diri, bernalar kritis dan kreatif.
Pancasila mempersatukan keberagaman di Indonesia dengan memberikan pa
ndangan hidup, nilai-nilai luhur, pedoman hidup, norma, hukum, aturan dalam ber
perilaku yang sama. Sehingga keberagaman tersebut bukanlah perbedaan yang me
mbatasi kita, melainkan hal yang saling melengkapi dalam persatuan, kesatuan, da
n kemajuan Bangsa Indonesia.

3.2. Saran
Pemahaman dan pembelajaran tentang peran dan relevansi antara nilai-
nilai pancasila dengan kebhinekaan harus ditanamkan sejak dini dan kesadaran
partisipasi kepada seluruh masyarakat indonesia supaya tahu sejarah dan makn
a yang terkandung di dalam Pancasila, untuk dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. sehingga terwujud kerukunan di dalam perbedaan

PAGE \* MERGEFORMAT 14
bangsa Indonesia yang ber “Bhineka Tunggal Ika” berbeda-beda tetap satu
juga..

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku:
Soepardi, dkk. “Tujuh Pilar Bangsa: Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945”, Pustaka Mandiri Penerbit Buku Super, Tangerang Tahun 2016.

Website:
Azzahra Shakila Putri, dkk. (2022). Implementasi Nilai Pancasila Pada
Generasi Z. Diakses pada 18 Oktober 2023, dari
https://jepjurnal.stkipalitb.ac.id/index.php/hepi

Binov Handitya (2019). Menyemai Nilai Pancasila Pada Generasi Muda


Cendekia. Diakses pada 18 Oktober 2023, dari https://jurnal.unw.ac.id/index.
php/AIJ/article/view/370

Dianisa Wahyuni, dkk. (2021). Penerapan Nilai-Nilai Panasila dalam Kehidupan


Generasi “Z” di Era Globalisasi. Diakses pada 18 Oktober 2023, dari
https://jptam.org/index.php/jptam/article/download/2420/2112/4782

Nabil Al Faiq Rinovka. (2022). Kebhinekaan. Diakses pada 18 Oktober 2023, dari
ims.telkomuniversity.ac.id/blog/index.php?entryid=1708

Gramedia.com. (2022). Bhinneka Tunggal Ika: Arti, Makna, Prinsip dan Contoh
Pengalamannya. Diakses pada 18 Oktober 2023, dari
https://www.gramedia.com/literasi/bhinneka-tunggal-ika/

PAGE \* MERGEFORMAT 14

Anda mungkin juga menyukai