KELOMPOK 2
Am
Kei
F a rr e l H er
A li s y a H
anda
sha R
Raka
ti
um es
za
an
a i r h a F il d y D a m ay ve i va
D
lli a M a n t
a
ur
to
n
a
nda
B u dia
N
Rizky
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Hafid Abbas
Intan Purnama Dewi, M.Pd
01
Universitas Negeri Jakarta
KELOMPOK 2
02
Universitas Negeri Jakarta
KELOMPOK 2
Materi 4 :
Quo Vadis Ujian Nasional
(RRI, 20/4/2013)
Dalam beberapa tahun
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Hafid Abbas
Intan Purnama Dewi, M.Pd terakhir, penyelenggaraan
ujian nasional selalu diwarnai
persoalan, mulai dari
kebocoran soal dan kunci
jawaban, contek massal,
hingga penundaan
pelaksanaannya di
sepertiga wilayah Tanah Air.
03
Universitas Negeri Jakarta
KELOMPOK 2
Beberapa Catatan
Dalam beberapa tahun terakhir, penyelenggaraan ujian nasional selalu diwarnai persoalan,
mulai dari kebocoran soal dan kunci jawaban, contek massal, hingga penundaan
pelaksanaannya di sepertiga wilayah Tanah Air.
Sebagai refleksi atas harapan Wapres, berikut ini beberapa catatan penyelenggaraan UN:
Pertama Kedua
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Hafid Abbas
Intan Purnama Dewi, M.Pd UN sudah tak relevan lagi dilaksanakan. Pada 21 Maret 2011, Mendikbud Mohammad
Nuh dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR
melaporkan, 88,8 persen sekolah di Indonesia,
mulai dari SD hingga SMA/SMK, belum
Ketiga melewati mutu standar pelayanan minimal.
Berdasarkan data yang ada, 40,31 persen dari
UN hendak dijadikan dasar untuk
201.557 sekolah di bawah standar pelayanan
menumbuhkan sikap jujur, akhlak mulia,
minimal dan 48,89 persen pada posisi standar
budi pekerti luhur, dan karakter bangsa
pelayanan minimal. Hanya 10,15 persen
yang tangguh sebagaimana tujuan
memenuhi standar nasional pendidikan dan
pendidikan nasional, kelihatannya tak relevan
0,65 persen rintisan sekolah bertaraf
lagi dipertahankan
internasional (Kompas, 23/3/2011).
04
Universitas Negeri Jakarta
KELOMPOK 2
Jalan Keluar
Pertama :
Perlu dipertanyakan eksistensi Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
dan perannya
09
Universitas Negeri Jakarta
KELOMPOK 2
Salah Arah
Esensi Prioritas Politik Blair dan Obama adalah Pembenahan Pendidikan, yang sesungguhnya
berfokus pada peningkatan kompetensi profesional guru dengan jumlah dan distribusinya yang
merata. Dan kedua hal tersebut, sepertinya belum mendapat perhatian sungguh-sungguh dalam
masa kepemimpinan Presiden SBY-Boediono. Karena hal ini, kini banyak terlihat disorientasi
(salah arah) pengelolaan guru yang menuntut pembenahan secepatnya.
Beberapa Disorientasi (Salah Arah) yang terjadi:
Pertama :
Studi Bank Dunia (2013)
menunjukkan, program sertifikasi
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Hafid Abbas
guru yang diselenggarakan
Intan Purnama Dewi, M.Pd Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan selama beberapa tahun Kedua :
terakhir ternyata tak memberi Studi UNESCO (UIS-2009)
dampak perbaikan terhadap mutu menunjukkan bahwa akibat dari
pendidikan nasional. ketiadaan konsep dan mekanisme
pengelolaan dan distribusi guru yang
menyeluruh, hal ini berpengaruh pada Ketiga :
jumlah guru yang banyak tetapi tidak Disorientasi data yang menunjukan
berdampak pada peningkatan mutu bahwa setelah konversi IKIP
pendidikan. menjadi sebuah Universitas, fokus
Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) ini tak lagi
berfokus pada persiapan guru
profesional saja, tetapi juga
berorientasi ke non-kependidikan.
10
Universitas Negeri Jakarta
KELOMPOK 2
Mandat SBY-Boediono
Dengan merujuk amanat UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen, tampaknya kepemimpinan
SBY-Boediono 2009-2014 belum memprioritaskan pelaksanaan amanat Pasal 24 Ayat 1 UU
tersebut, yang menyebutkan:
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Hafid Abbas
Intan Purnama Dewi, M.Pd
THANK
12
YOU