Anda di halaman 1dari 5

1.PERIODE MEKKAH.

dari ajaran Islam kepada mereka, Abu

Tahalib berkata: "Wahai anak saudaraku,

terimalah apa yang kamu bawa, sesungguhnya

aku akan melindungimu walaupun

apapun yang terjadi."

Pada kesempatan itu, Nabi

Muhammad Saw. Berpesan kepada

Abu Thalib: "Wahai paman, aku bersumpah

demi Allah, jikalau mereka menempatkan

matahari di tangan kananku dan bulan di

tangan kiriku supaya aku meninggalkan

agama ini, aku tidak akan meninggalkannya

sebelum Allah mewujudkan apa yang

diinginkan-Nya atau aku mati membela agama

ini." Lalu, Nabi Muhammad Saw. Melanjutkan

dakwahnya secara terang-terangan di tengah

penduduk Mekah.

c) Dakwah Luar Kota Mekah

Dalam rangka penyampaian dakwah

kepada penduduk luar Kota Mekah,

Nabi Muhammad Saw. melakukan perjalanan

ke Taif. Beliau dihadang oleh segelintir

orang penduduk Taif dan disuruh

meninggalkan Taif, sebab penduduk Taif

tidak menyukai apa yang beliau dakwahkan.

Namun, hal ini tidak menghalangi Nabi

Muhammad Saw. Untuk terus berdakwah

kepada penduduk luar Mekah.

Selain ke Taif, Nabi Muhammad Saw.


Juga melakukan dakwah ke berbagai

wilayah di sekitar Mekah, seperti ke

berbagai suku yang berkumpul di Mina

saat musim haji. Dakwah dilakukan di

berbagai tempat dan kesempatan, baik

secara terang-terangan maupun secara

sembunyi-sembunyi, dengan tujuan untuk

menyebarkan ajaran Islam kepada seluruh

manusia.

Hal ini merupakan tahap awal dari

perkembangan Islam di Mekah, di mana

Rasulullah Saw. mengajak orang-orang

terdekatnya dan kemudian menyebarkan

dakwahnya secara terang-terangan di

tengah masyarakat Mekah, serta melakukan

dakwah di luar kota Mekah untuk

menyebarkan ajaran Islam kepada

penduduk di wilayah-wilayah sekitarnya.

Tantangan dakwah yang dihadapi oleh Rasulullah SAW di Mekah adalah sebagai berikut:

1. **Cemoohan dan Cacian**: Rasulullah dan para sahabatnya sering kali dihina dan
dicemooh oleh kaum Quraisy, terutama mereka yang tidak menerima ajaran baru Islam.

2. **Pengaruh Para Pembesar Quraisy**: Para pemimpin Quraisy menggunakan


pengaruh dan kekuasaan mereka untuk menentang dan menghalangi dakwah Islam.

3. **Konfrontasi dengan Penyair Terkemuka**: Kaum Quraisy juga mendatangi penyair-


penyair terkemuka untuk menciptakan puisi dan kata-kata yang menentang dakwah
Rasulullah dan menghina Islam.

4. **Serangan Fisik**: Rasulullah dan para sahabatnya sering kali diserang dengan batu
dan kotoran sebagai bentuk penghinaan dan penolakan terhadap Islam.
5. **Bujukan dengan Harta dan Kekayaan**: Kaum Quraisy juga mencoba untuk
mempengaruhi Rasulullah dan para pengikutnya dengan menawarkan kekayaan dan
keuntungan materi sebagai imbalan untuk meninggalkan Islam.

6. **Pembaikotan terhadap Bani Hasyim**: Kaum Quraisy melakukan pembatasan


ekonomi dan sosial terhadap Bani Hasyim, kelompok suku Rasulullah, sebagai upaya
untuk melemahkan dan menekan pengikut Islam.

Faktor-faktor yang melatarbelakangi tantangan tersebut antara lain:

1. **Ketidakmampuan Membedakan Kebenaran**: Kaum Quraisy kesulitan


membedakan antara ajaran kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah dan kekuasaan suku-
suku mereka sendiri.

2. **Penolakan terhadap Persamaan dan Keadilan**: Ajaran Islam menekankan


persamaan di antara manusia, yang bertentangan dengan struktur sosial yang ada saat
itu.

3. **Penolakan terhadap Kebangkitan dan Pembalasan di Akhirat**: Beberapa aspek


ajaran Islam, seperti keyakinan akan kebangkitan dan hari pembalasan, ditolak oleh
kaum Quraisy yang tidak ingin menerima konsekuensi moral dari perbuatan mereka.

4. **Kesulitan dalam Meninggalkan Tradisi Nenek Moyang**: Masyarakat Arab pada saat
itu sangat terikat pada tradisi nenek moyang mereka, sehingga sulit bagi mereka untuk
meninggalkan keyakinan yang telah lama ada.

5. **Penghalang Rezeki Menurut Pandangan**: Beberapa orang melihat Islam sebagai


penghalang rezeki dan kekayaan, terutama bagi mereka yang terlibat dalam industri
penyembahan berhala.

Dakwah Rasulullah SAW di Mekah selama 13 tahun lebih berfokus pada pembentukan
iman, amal ibadah, perubahan perilaku jahiliyah, serta pengangkatan dan perlindungan
hak asasi manusia. Selain itu, kondisi sosial politik dan hukum di Mekah berubah seiring
dengan masuknya ajaran Islam, yang membawa konsep persamaan sosial, keadilan, dan
fondasi hukum yang kuat berdasarkan akidah Islam. Rasulullah memainkan peran
penting dalam menyampaikan materi hukum, yang berfokus pada akidah dan prinsip-
prinsip dasar agama Islam yang diwahyukan kepadanya melalui Al-Quran dan Hadis.
Respons masyarakat terhadap dakwah beliau menggambarkan kepatuhan yang kuat
terhadap ajaran Islam pada saat itu.

2.PERIODE MADINAH

Hijrah merupakan istilah dalam Bahasa Arab yang bermakna pindah atau berpindah dari
satu tempat ke tempat lain dengan tujuan tertentu yang diprediksi akan menjadi lebih
baik. Dalam konteks Islam, hijrah merujuk pada perpindahan Rasulullah Muhammad
SAW dan para sahabatnya dari Mekkah ke Yatsrib atau Madinah. Hijrah ini
dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, antara lain:

1. **Ketertarikan dengan Madinah**: Madinah merupakan tempat yang dekat dengan


Mekkah dan sudah memiliki ikatan emosional dengan Rasulullah, karena kakek beliau
berasal dari sana dan bapaknya dimakamkan di sana.

2. **Penerimaan Dakwah Islam di Madinah**: Penduduk Madinah telah menerima


dakwah Rasulullah dengan baik, yang ditandai dengan persaudaraan dan kesediaan
mereka untuk memeluk Islam.

3. **Kondisi Sosial dan Politik yang Mendukung**: Madinah menawarkan kondisi sosial
dan politik yang lebih kondusif bagi perkembangan Islam, termasuk adanya kesediaan
untuk menerima Rasulullah sebagai pemimpin.

Periode Madinah merupakan fase penting dalam sejarah Islam, yang ditandai oleh
berbagai perkembangan signifikan:

1. **Bidang Intelektual/Pendidikan**: Rasulullah mendirikan Masjid Nabawi sebagai


pusat pendidikan dan pengajaran Islam. Umat Islam juga belajar dari para tawanan yang
diajarkan membaca dan menulis setelah Pertempuran Badar.

2. **Bidang Sosial**: Masyarakat Madinah berubah dari konflik antarsuku menjadi


persatuan dalam akidah Islam di bawah kepemimpinan Rasulullah.

3. **Bidang Ekonomi**: Madinah memiliki ekonomi berbasis pertanian dan


perdagangan yang cukup subur. Pemasukan utamanya berasal dari hasil alam dan
perdagangan, termasuk impor dari wilayah lain.
4. **Bidang Politik**: Piagam Madinah menjadi konstitusi tertulis pertama dalam
sejarah dunia, yang menetapkan hubungan antar komunitas di Madinah.

5. **Kondisi Hukum**: Fase Madinah ditandai dengan turunnya banyak ayat hukum
dalam Al-Quran, yang mengatur berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, termasuk
ibadah, muamalah, jihad, dan perkawinan.

Perjalanan politik di Madinah diwarnai oleh perjanjian-perjanjian penting, seperti


Perjanjian Hudaibiyah, yang membuka peluang bagi perkembangan dakwah Islam.

Secara keseluruhan, periode Madinah menandai awal dari pembentukan negara Islam di
bawah kepemimpinan Rasulullah, yang mengatur berbagai aspek kehidupan umat Islam
dan membawa perubahan besar dalam masyarakat serta sistem hukum.

Anda mungkin juga menyukai