Anda di halaman 1dari 5

Serba-Serbi Nonton Konser Pertama Kali!

#J-Fest2022

“Kalo Pamungkas ke Jember, wajib banget nonton konsernya sih.”

Hajat itu sudah ada di sanubari sejak akhir tahun 2019. Saat saya magang di sebuah kantor
instansi pemerintahan di kota kecil ini, Jember. Menjadi partner belajar dengan salah satu “Mas”
pegawai di instansi tersebut membuat saya kenal dengan lagu-lagu Pamungkas aka Mas Pam.
Setiap hari lagu-lagunya diputar, yang awalnya saya biasa saja tapi kok kalo nggak dengerin
lagunya seperti ada yang kurang.

Saya ingat betul top playlist masa-masa itu di kantor itu adalah lagu Mas Pam yang berjudul
Sorry dan One Only. Setelah masa magang saya habis, di rumah ataupun dimana saja saat saya
bisa mendengarkan lagu, playlist yang saya dengarkan lagunya Mas Pam. Bukan hanya dua lagu
di atas, tapi juga lagunya yang lain. Sepertinya tak jemu mendengarnya berulang-ulang. Selain
saya tipikal orang yang tidak mudah bosan dengan sebuah lagu (lagu favorit saya tentunya), saya
nggak tahu lagi sih alasan apa yang membuat saya senang mendengarkan lagu Mas Pam di masa
itu.

Pandemi cukup membuat saya lupa dengan hajat saya yang itu. Di samping memang ada hajat-
hajat lain yang lebih prioritas, lagu-lagu sendu di masa pandemi cukup beragam juga yang
membuat lagu-lagu Mas Pam tersingkir dari top playlist saya. Singkatnya, hajat ini terpikirkan
kembali di akhir April 2022 lalu. Saat saya melihat flyer yang berisi informasi Pamungkas akan
ngonser di Jember. Tahu akan hal itu, jujur saya nggak se-excited dulu. Tapi, karena nonton
konser Mas Pam adalah hajat saya yang mana bagi saya sebuah hajat bila mampu harus
ditunaikan, walhasil saya pesan juga tiketnya!

“Akhirnya di umur 23 tahun saya akan nonton konser untuk pertama kalinya”, batin saya setelah
booking tiketnya. Konser yang saya tonton ini adalah bagian dari event Jember Festival (J-Fest)
2022 yang diselenggarakan oleh Kabupaten Jember dengan Mahamerunetwork selaku event
organizernya. J-Fest 2022 merupakan festival yang bertajuk event kolaborasi antara musik
(konser), kuliner, art street, UMKM, dan lain-lain. Festival ini diselenggarakan sekaligus untuk
menjawab tantangan industri kreatif kota Jember di tengah pandemi yang lajunya kian baik. saya
tidak akan jelaskan detailnya. Bagi teman-teman yang ingin tahu lebih lanjut tentang J-Fest 2022
secara keseluruhan silakan klik disini ya!
Lanjut membahas nonton konser pertama. Tentu karena pengalaman pertama, saya tidak
mungkin nontonnya sendiri dong. Saya bersama sepupu dan sahabat saya semasa SMA yang
memang ingin juga nonton konser itu. Kalian harus tahu jenis dan harga tiket yang ditawarkan.
Oh oke, sebelumnya mau bilang dulu kalo konser ini guest starnya bukan hanya Pamungkas saja,
tapi ada Tulus juga (yang menurut orang-orang inilah GONG-nya). Jadi, jenis tiket yang paling
murah adalah Tiket Festival (Rp.175.000-Rp.200.000), kemudian Tiket Gold (Rp.300.000-
Rp.350.000), dan Tiket Platinum (Rp.500.000). Berlokasi di Sevendream City, semua jenis tiket
tersebut nyatanya ludes terjual tidak bersisa. Oh iya, saya dkk ambil tiket festival ya guys.
Sungguh antusias orang Jember dan sekitarnya menantikan adanya konser lagi pasca pandemi.

Selain hafalan lagu, outfit adalah hal yang paling saya bingungkan untuk mempersiapkan
pengalaman nonton konser pertama kali saya. Jika bajunya berbahan tipis apakah saya akan
kedinginan? Bagaimana jika baju berbahan tebal, apakah saya akan merasa gerah? Sungguh
bingung. Open Gate dimulai pukul 14.00 WIB. Saya dkk tentu tidak hadir di jam tersebut karena
kami tahu acaranya saja baru dimulai malam hari. Selama siang menuju sore, di venue
Sevendream City diisi oleh mini konser dari band lokal dan ramai sekali dengan stand jajanan
kuliner dan UMKM.

Saya dkk tiba pukul 17.00 WIB. Saya sangat bersyukur di venue tersebut ada masjid yang tidak
membuat saya resah saat adzan maghrib berkumandang. Saya dan penonton lain yang beragama
islam tidak kesusahan untuk melaksanakan kewajiban beribadah.

Setelah sholat maghrib inilah hal-hal riweuh dirasakan haha. Ternyata kaum tiket festival harus
mengantre panjang dulu sebelum dibukakan pintu gatenya. Kebetulan saya dkk tidak terlalu
belakang antrenya. Mengantre sekitar 20 menit, pintu gate bagi kaum tiket festival dibuka.
Sungguh di luar dugaan, yang mulanya mengantre tertib teratur, saat gatenya dibuka BRUTAL
SEMUA.

Saya kaget tidak terkira, semuanya pada berlari seperti akan maju di medan perang. Merespon
hal tersebut, saya yang jarang berolahraga ini pun turut berlari sekencang yang saya bisa.
Untunglah mendapatkan baris ke lima, masih cukup puas melihat main stage dari posisi itu. Bagi
kaum tiket gold dan premium, tidak perlu lari bak di medan perang. Mereka semua berjalan
santai, tertib, dan tidak brutal hahaha. Tau lah ya, harga memang menentukan harus sejauh mana
effort kita.
Mula-mula, saya dkk merasa bersyukur ada di baris kelima di area tiket festival. Tetapi, setelah
kami lihat sekitar, banyak sekali hal-hal yang ternyata bikin kami sambat. Pertama, di baris-baris
depan kami penontonnya punya postur dan beragam dan ada beberapa yang lebih tinggi dari
kami. Tentu dari sini kami mulai berpikir, bagaimana nanti apakah masih bisa melihat orang-
orang di main stage? Kedua, orang-orang dalam keadaan berhimpitan yang notabene suasana
jadi engap masih saja ada yang menyalakan rokok atau vape. Untungnya yang ini tidak begitu
dekat dengan saya, tapi tetap ada di jangkauan pandangan saya. Saya yang lihat cukup geram,
tapi ya mau bagaimana lagi, di rulesnya juga tidak ada larangan melakukan hal tersebut.

Ketiga, penonton yang cukup egois. Menunggu adalah hal yang membosankan, kita sepakat akan
hal itu. Berdiri selama beberapa waktu tentu membuat kaki kita tidak tahan ya, apalagi di
keseharian kita tidak pernah berdiri selama itu. Untuk penonton perempuan, pasti sesekali akan
mengambil kesempatan untuk jongkok/ duduk sejenak. Saya pun demikian. Tetapi, karena
areanya memang sudah dikondisikan cukup untuk penonton dengan keadaan berdiri, alhasil saat
ada yang ingin duduk tentu ada space orang lain yang kita ambil dong.

Pada kondisi demikian, ada saja penonton yang kurang tahu diri untuk duduk berlama-lama
tanpa memikirkan sekitarnya. Ya, sebenarnya tidak apa juga. Namun, secara etika dan empati ke
orang lain, bukankah seharusnya tidak begitu? Sebenarnya ini hal kecil, tapi membuat saya
cukup geram juga. Kemudian berpikir, jika saya punya hajat nonton konser lagi, saya mending
pilih tiket yang memfasilitasi penontonnya untuk bisa duduk dengan nyaman sepanjang konser.

Melihat kebrutalan saat gate dibuka, saya jadi berpikir bagaimana pun kondisinya saya harus
tetap ada di posisi ini. Sedikit lengah tentu posisi kita bisa diisi orang lain yang mendorong dari
belakang. Bagi saya orang yang “beseran”, hal ini cukup sulit dilakukan. Orang beseran kan
bestie sekali dengan kamar mandi. Tetapi, jika di tengah-tengah konser saya harus ke kamar
mandi, pasti lepas momentum pengalaman pertama saya ini haha. Sebagai wujud antisipasi,
selama saya tidak haus sepanjang konser, saya tidak minum sama sekali. Hal berat namun harus
dilakukan!

Tepat pukul 19.20 WIB, MC mulai membuka acara. Akhirnya, penderitaan satu setengah jam ini
usai. Kami semua berdiri. Tampak semuanya berteriak tak sabar bernyanyi bersama para guest
star. Eits tapi tunggu dulu, tidak secepat itu dong. Jadi, sebelum penampilan dari para guest star,
penonton terlebih dahulu dihibur oleh komunitas musik lokal Jember, Linkrafin (Lingkar Kreatif
dan Independen). FYI, pada tahun 2021, Linkrafin telah menyabet Juara 1 dan Juara Favorit
dalam ajang Lomba Karya Musik Anak Komunitas yang diselenggarakan oleh Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Berbicara sedikit tentang Linkrafin. Pertengahan tahun lalu nama ini cukup sering terdengar di
telinga bagi warga Jember. Tentu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri ya bagi kami karena
Linkrafin bisa mencapai juara di tingkat nasional dengan lagu orisinilnya yang berjudul Jember
Nusantara. Jujur, saat mendengarkan pertama kali, MERINDING SEKALIGUS BANGGA
dengan Linkrafin. Bagi yang penasaran dan ingin mendengarkan, silakan klik disini ya. Serius
kalian tidak akan menyesal!

Oke, setelah haru bangga dengan perform dari Linkrafin, inilah waktunya para guest star
perform. Pertama, dibuka oleh penampilan Mas Pam yang membawakan lagu Closure. Jujur,
karena saya penikmat lagu Pamungkas di era 2019 ke bawah, lagu Closure ini kurang akrab di
telinga. Akhirnya saya hanya bersenandung sekeluarnya saja. Sangat seru nyanyi bersama-sama
dengan sangat PDnya dengan suara ala kadarnya ini. Semua senang, semua menikmati iringan
lagu dan bintang-bintang di angkasa, ah indahnya. Lagu yang dibawakan Mas Pam cukup
banyak, sekitar 10an mungkin. Namun, yang saya tahu hanya beberapa, diantaranya: To the
Bone, Flying Solo, Kenangan Manis, One Only, I love You But I’m Letting Go, Risalah Hati
Cover, Pupus Cover. Sisa lagu yang tidak saya mengerti adalah lagu-lagunya yang baru-baru ini
rilis. Kerennya orang-orang, mereka bisa full menyanyi dari awal hingga akhir.

Setalah banyak lagu yang dinyanyikan oleh Mas Pam, kini giliran Mas Tulus yang dibuka
dengan lagu Ruang Sendiri. Sebagai penggemar lagu Tulus di era 2015-2019, saya dengan
dengan performnya malam itu. Karena lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu lama yang
saya hafal hahaha. Tulus juga membawakan lagu sekitar 10an, diantaranya: Jangan Cintai Aku
Apa Adanya, Labirin, Adu Rayu, Teman Hidup, Monokrom, Kelana, Tujuh Belas, Hati-Hati di
Jalan.

Overall, penampilan Mas Pam dan Tulus benar-benar pecah malam itu. semua penonton bisa
menikmati dengan nyaman dan tertib. Kemudian wujud stage yang modern dengan sedikit
tambahan desain kedaerahan menurut saya juga kreatif dan pantas untuk dijadikan bahan
publikasi di media sosial.
Pengalaman pertama saya nonton konser ratingnya mungkin 7.8/10. Hal-hal yang tidak
menyenangkan akan jadi bahan evaluasi jika saya punya hajat nonton lagi. Next mungkin
nonton, Juicy Luicy? Semoga ada kesempatan.

Terima kasih yang sudah membaca sampai akhir. Kiranya memang ini hanya sebuah cerita yang
mungkin ringan tidak ada insightnya bagi teman-teman, tapi harapnya tulisan ini tetap bisa
menghibur hehe just for fun!

Anda mungkin juga menyukai