Metode Antropologi Psikologi PDF
Metode Antropologi Psikologi PDF
Seperti halnya penelitian antropologi pada umumnya, cara pengumpulan data yang
dipergunakan ilmu antropologi psikologi pada dasarnya juag metode pengumpulan etnografis,
yakni yang bersifat wawancara dan pengamatan. Namun karena yang dicari bukan terbatas pada
kebudayaan yang mudah dilihat saja (overt), melainkan juga yang terselubung (covert) seperti
nilai-nilai atau dinamika dari suatu perilaku dan sebagainya; maka metode etnografis yang
pertanyaannya bersifat terlalu langsung itu, seringkali tidak mendapat tanggapan yang benar
langsung secara jujur. Oleh karenanya perlu dipinjam metode penelitian dari ilmu sosial lainnya
seperti yang telah dikembangkan oleh ilmu psikologi klinik. Metode tersebut berupa test
proyeksi seperti : Test Rorschach, test thematic apperception test dan lain-lain. Selai itu juga
mengumpulkan riwayat hidup (life story) para responden dari suatu masyarakat yang hendak kita
teliti dan juga pengumpulan mimpi dan folklor dari para responden untuk diinterprestasikan.
A. Metode-Metode Etnografis
Metode yang sejak awal dipergunakan para etnograf pada masa awal perkembangan ilmu
antropologi hingga kini, adalah metode wawancara (interview) dan pengamatan (observation).
a. Tes Rorschach
Test ini disebut juga inkblot test karena gambar-gambar dari test ini memakai tinta. Cara
membuat tes ini adalah dengan cara meneteskan tinta tepat di garis lipatan secarik kertas. Yang
kemudian ditekan setelah dilipat kembali. Hasilnya adalah bentuk gambar yang simetris
bentuknya.
Pencipta test ini adalah seorang psikiater berkebangsaan Swiss, yang lahir pada tahun
1884 dan meninggal 1922. Ia termasuk seorang jenius yang meninggal dalam usia muda.
Ciptaannya ini kemudian diterbitkan sebagai buku, yang terbit dengan judul Psychodiagnostics:
a Diagnostic Tes Based ono Peception (1942) aslinya dalam bahasa Jerman diterbitkan pertama
kali pada 1921).
Test Rorschach mempergunakan sepuluh lembar kartu yang bergambarkan gambar
simetris dan noda tinta. Lima kartu diantaranya mempunyai gambar noda tintan berwarna hitam
dan abu-abu saja. Dua kartu lagi mendapat warna tambahan merah terang dan tiga kartu
selebihnya mempunyai gambar beraneka warna pastel.
Responden atau pasien psikiatri atau psikologi yang diperlihatkan kartu tersebut,
dimohon untuk menceritakan apa yang dipersentasikan pada atau oleh masing-masing kartu.
Selain mencatat semua keterangan yang diberikan secara lisan oleh responden, peneliti juga
diharuskan untuk mencatat waktu reaksi dan waktu total yang dipergunakan responden untuk
menaggapi suatu kartu. Sehingga untuk itu perlu dipergunakan arloji pencatat kecepatan waktu
(stop watch). Selain itu juga mencatat posisi dari kartu yang dipegang oleh seorang responden,
dan juga komentar spontannya, ekspresi emosionalnya, dan perilaku-perilaku insidental lainnya
yang dipertunjukkan responden, sewaktu menjalani tes tersebut.
Tes Rorschach juga dipergunakan dalam penelitian lintas budaya (cross cultural study)
hal ini disebabkan karena beberapa hal yakni :
1. Test Rorschach tidak mempersyaratkan bahwa responde harus melek huruf;
2. Test Rorschach tidak bersifat terikat oleh suatu kebudayaan (culture bound) karena tinta
tidak menggambarkan sesuatu yang tetap.
3. Test Rorschach dapat dipergunakan kepada responden dari segala usia.
Namun kesukarannya adalah bahwa : (1) untuk mengambil test Rorschach , pengetset
harus menguasai bahasa dari responde; (2) Untuk mengetes seorang responden, ia harus di
pisahkan dari orang lain, dan ini merupakan kendala bagi responden yang memiliki sifat pemalu.
Akhirnya perlu diingat bahwa seorang antropolog psikologi tidak dapat hanya bergantung
pada suatu test saja seperti test Rorschach, melainkan hasil penelitiannya harus juga ditunjang
oleh suatu metode penelitian lainnya, seperti informasi etnografis, pengamatan dan perilaku
responden yang sedang diteliti, data riwayat hidup responden dan juga mempergunakan tes-tes
proyeksi lainnya seperti thematic Apperception test dan sebagainya.
Sumber :
James Danandjaja (1988) Antropologi Psikologi (hal 101-169), Jakarta, Rajawali Press.