Sumber Fisis
dan Modalitas
Fisioterapi
Sumber Fisis dan Modalitas Fisioterapi
Sarjana Fisioterapi
STIKES Suaka Insan Banjarmasin
Konsep
Dasar
Sumber
Fisis
Fisioterapi
DEFINISI ELEKTRO DAN SUMBER FISIS
• Elektro dan sumber fisis merupakan suatu ilmu yang mempelajari
tentang teknologi intervensi seperti energi stimulasi (stresor) pada
jaringan kulit, otot, tendon, tulang, kapsul, ligamen, saraf dan pembuluh
darah.
• Elektro dan sumber fisis merupakan integrasi antara fisika, matematika,
instrumen atau peralatan fisioterapi dan teknik penerapannya.
DEFINISI ELEKTRO DAN SUMBER FISIS
Sumber fisis ini meliputi elektroterapi atau terapi listrik (yang terdiri
atas :
• Arus frekuensi rendah (low frequency current, LFC) – berkisar dari 0
Hz sampai 1.000 Hz
• Arus frekuensi menengah (middle frequency current, MFC) – berkisar
dari 1.000 sampai 10.000 Hz
• Arus frekuensi tinggi (high frequency current, HFC) – berkisar pada
frekuensi di atas 10.000 Hz
• Serta terapi dengan gelombang suara (ultrasound therapy, US).
DEFINISI & AREA STUDI
Modalitas terapi
JENIS ELEKTRO DAN SUMBER FISIS
SECARA UMUM
1. Elektroterapi
• Electrotherapy (Elektroterapi) atau terapi listrik merupakan terapi dengan
menggunakan listrik arus rendah. Arus listrik terjadi karena adanya arus electron
yang melewati konduktor.
• Arus listrik yang diaplikasikan pada saraf dapat berupa arus AC (alternating current),
DC (direct current) maupun pulsed.
• Arus listrik tersebut pada intensitas dan durasi yang memadai dapat meningkatkan
kerja syaraf dalam merangsang jaringan yang dipersarafi.
Tiga jenis syaraf secara fisiologis dibedakan menjadi :
• Sensoris
• Motoris
• Persepsi nyeri
Listrik arus rendah dapat mengurangi nyeri dengan memblokir saraf sensorik.
Arus listrik rendah ini juga dapat menstimulasi saraf motorik karena impuls
elektrik ini menyerupai impuls saraf otak untuk menstimulasi gerakan otot. Oleh
karenanya terapi ini dapat digunakan untuk memperbaiki kelemahan otot.
Beberapa teori tentang mekanisme terapi listrik dalam mengurangi nyeri
antara lain:
1. Mekanisme menghambat transmisi nyeri ke otak (gate control theory)
2. Mekanisme pengeluaran endorphins (suatu hormon dalam otak yang
menurunkan kepekaan terhadap nyeri dan mempengaruhi emosi).
2. Parameter Penggunaan Alat Elektroterapi
• Nyeri Post-Operasi
Nyeri ini dapat dikurangi dengan iontophoresis
yakni terapi listrik untuk meningkatkan absorbi
obat topikal yang dalam hal ini berupa krim
analgaetik.
5. Kontraindikasi Elektroterapi
• Wanita hamil
• Penderita dengan alat pacu jantung dan pin.
• Penderita dengan hemophilia atau thrombosis karena beberapa alat listrik
dapat mengakibatkan vasodilatasi yang dapat memperburuk kondisi
tersebut.
• Beberapa kondisi lain yang perlu diwaspadai meliputi epilepsy, gangguan
kejang dan jantung.
6. Manfaat dan Resiko Elektroterapi
• Beberapa jenis elektroterapi mudah untuk dilakukan dan dapat dilakukan sendiri oleh
penderita.
• Dapat meningkatkan jangkauan gerak, mobilitas dan fungsi sendi.
• Dapat mengurangi nyeri dan mengurangi kebutuhan terhadap obat pengurang nyeri.
• Sebagian besar elektroterapi efektif dibanding jenis terapi yang lain.
• Beberapa jenis elektroterapi dapat menimbulkan efek kumulatif setelah dilakukan
selama beberapa periode.
KAITAN ELEKTRO DAN SUMBER FISIS
DENGAN FISIOTERAPI
• Elektro dan sumber fisis memiliki keterkaitan dengan fisioterapi karena fisioterapi merupakan
bagian dari ilmu kedokteran yang berupa intervensi fisik non-farmakologis dengan tujuan utama
kuratif dan rehabilitatif pada gangguan kesehatan.
• Kaitan elektro dan sumber fisis dengan fisioterapi adalah sumber fisis di dalam lingkup
fisioterapi merupakan suatu rangkaian dari stresor-stresor fisis yang dipakai dalam metodologi
intervensi fisioterapi.
• Karena layanan fisioterapi selalu mengikuti perkembangan ilmu di bidang kesehatan sebagai
suatu profesi yang bertanggung jawab atas kesehatan kapasitas fisik dan kemampuan
fungsional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan ikut menentukan tercapainya
masyarakat produktif demi keberhasilan pembangunan nasional.
FAKTOR YANG MEMENGARUHI ELEKTRO DAN
SUMBER FISIS DI INDONESIA
• Faktor perkembangan profesi fisioterapi di Indonesia dapat memengaruhi
perkembangan elektro sumber fisis, karena profesi fisioterapi memanfaatkan modalitas
dalam menggunakan alat-alat fisioterapi.
• Faktor semakin meningkatnya aktivitas manusia yang berhubungan dengan gerak
tulang, otot dan sendi sehingga untuk menimbulkan efek relaksasi dibutuhkan alat-alat
yang berhubungan dengan elektro sumber fisis.
• Faktor kemajuan teknologi di Indonesia yang semakin berkembang dengan pesat.
PERAN ELEKTRO DAN SUMBER FISIS
DALAM PROSES FISIOTERAPI
• Terhadap Fisioterapis
• Terhadap Pasien
• Terhadap Mutu Pelayanan
• Terhadap Instansi/Profesi Fisioterapi
➢ Pelayanan Fisioterapi di Puskesmas
➢ Pelayanan Fisioterapi di Rumah Sakit
➢ Pelayanan Fisioterapi di Rumah Sakit Khusus
➢ Pelayanan Fisioterapi di Praktik Mandiri
PEMERIKSAAN UMUM SEBELUM TINDAKAN
ELEKTRO SUMBER FISIS
• PEMERIKSAAN FISIK ▪ PEMERIKSAAN FUNGSI
• Tanda-tanda vital ▪ Tes Orientasi/quick test
• Inspeksi ▪ Pemeriksaan fungsi dasar (Gerak aktif, pasif, TIMT)
• Palpasi ▪ Pemeriksaan spesifik (Nyeri, MMT, LGS, Tes Valsava)
• Perkusi ▪ Pemeriksaan Kognitif, Intrapersonal, Interpersonal
▪ Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktivitas
PEMERIKSAAN FUNGSI DASAR
• Gerak aktif
• Gerak pasif
• Gerak isometric melawan tahanan (Tes Isometrik Melawan Tahanan)
PEMERIKSAAN SPESIFIK
▪ Nyeri
▪ Pemeriksaan Kekuatan Otot
▪ Lingkup Gerak Sendi
Proses
Nyeri
PENGERTIAN NYERI
• Suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yg tidak menyenangkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian di mana
terjadi kerusakan (IASP, 1979).
a) Muka pucat
b) Otot mengeras
c) Penurunan HR dan BP
d) Nafas cepat dan irreguler
e) Nausea dan vomitus
f) Kelelahan dan keletihan
RESPON TINGKAH LAKU TERHADAP NYERI
McGill PainQuestionnaire
Sumber: Prentice, 2009
The Pain Chart
Sumber: Prentice, 2009
PENILAIAN NYERI/INTENSITAS NYERI
Skala Oucher
Skala Wajah
PENILAIAN NYERI BERDASARKAN PQRST
• P : Provokatif / paliatif (apa kira-kira penyebab timbulkan rasa nyeri? Apakah karena
terkena benturan / sayatan? dll)
• Q: Qualitas / quantitas (seberapa berat keluhan nyeri terasa?, bagaimana rasanya?,
seberapa sering terjadinya? seperti tertusuk, tertekan/tertimpa benda berat dll)
• R : Region / radiasi (lokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan/ ditemukan?, apakah
juga menyebar ke daerah lain/ area penyebaran?)
• S : Skala seviritas (skala kegawatan dapat dilihat dengan GCS untuk gangguan
kesadaran, skala nyeri / ukuran lain yang berkaitan dengan keluhan.
• T : Timing (kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan/dirasakan?, seberapa sering
keluhan tersebut dirasakan / terjadi?, apakah terjadi secara mendadak atau bertahap?,
akut atau kronik?)
Teknik penilaian nyeri
• Skala analog visual
• Grafik nyeri
• Kuesioner McGill Pain
• Indikator Pola Aktivitas Profil Nyeri Skala
• Nyeri numerik
Hal yang selalu harus diingat dalam melakukan penilaian nyeri diantaranya adalah melakukan
penilaian terhadap:
• Intensitas nyeri
• Lokasi nyeri
• Kualitas nyeri, penyebaran dan karakter nyeri
• Faktor-faktor yang meningkatkan dan mengurangi nyeri
• Efek nyeri pada kehidupan sehari-hari
• Regimen pengobatan yang sedang dan sudah diterima
• Riwayat manajemen nyeri termasuk farmakoterapi, intervensi dan respon terapi
• Adanya hambatan umum dalam pelaporan nyeri dan penggunaan analgesik
TUJUAN PENATALAKSANAAN NYERI
• Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada
anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami
kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka
mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau
mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.
• Jenis kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara signifikan dalam
merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidak pantas kalo laki-laki
mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON NYERI
• Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri misalnya
seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena
mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.
• Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan bagaimana
mengatasinya.
• Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri.
Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat,
sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik relaksasi,
guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON NYERI
• Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan
seseorang cemas.
• Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan
sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang
mengatasi nyeri.
Proses
Perbaikan
Jaringan
PENGERTIAN
• FASE INFLAMASI
• FASE PROLIFERASI
• FASE REMODELING ATAU MATURASI
TIPE PENYEMBUHAN LUKA