Anda di halaman 1dari 229

ARTHROKINEMATIC

LOWER EXTERMITY &


TRUNK

ILMU GERAK DAN BIOMEKANIK


STIKES SUAKA INSAN BANJARMASIN
PLANE
PLANE
• Kata plane sebenarnya berarti permukaan datar.
• Setiap bidang adalah permukaan datar yang memotong
ruang, menggambarkan dimensi ruang. Tiga jenis utama
pesawat disebut sagital, frontal, dan transversal.
• Tubuh manusia atau bagian dari tubuh dapat bergerak di
masing-masing dari tiga dimensi atau bidang ini:
• Bagian tubuh dapat bergerak dari arah anterior ke posterior
(atau posterior ke anterior). Arah ini menggambarkan bidang
sagital.
• Bagian tubuh dapat bergerak dari kiri ke kanan (atau dari
kanan ke kiri); ini juga dapat digambarkan sebagai arah
gerakan medial ke lateral (atau lateral ke medial). Arah ini
menggambarkan bidang frontal.
• Bagian tubuh dapat tetap di tempatnya dan berputar (yaitu,
berputar). Arah ini menggambarkan bidang melintang.
PLANE
• Ketiga bidang utama ini disebut bidang kardinal dan
didefinisikan sebagai berikut:
Bidang sagital membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan.
Bidang sagital yang terletak di bagian tengah tubuh dan
membagi dinding tubuh menjadi bagian kiri dan kanan yang
sama disebut bidang midsagital.
Bidang frontal membagi tubuh menjadi bagian anterior dan
posterior.
Bidang transversal membagi tubuh menjadi bagian (atas)
superior/proksimal dan (bawah) inferior/distal.
PLANE
• Setiap bidang yang tidak murni sagital, frontal, atau
transversal (yaitu, memiliki komponen dua atau tiga
bidang kardinal) disebut bidang miring/oblique
plane.
• Bidang sagital dan frontal diorientasikan secara
vertikal; bidang transversal berorientasi horizontal.
• Jumlah bidang sagital, frontal, transversal, dan oblique
yang tak terbatas dimungkinkan.
• Bidang frontal juga biasa disebut bidang
koronal/coronal plane.
• Bidang melintang juga biasa disebut bidang
mendatar/horizontal plane.
MOTION OF THE HUMAN BODY
WITHIN PLANES
MOTION OF THE HUMAN BODY
WITHIN PLANES
MOTION OF THE HUMAN BODY
WITHIN PLANES
MOTION OF THE HUMAN BODY
WITHIN PLANES
AXES
• Axis (jamak: axes) adalah garis imajiner di mana bagian tubuh bergerak.
Sumbu sering disebut sumbu mekanis.
• Gerakan di sekitar sumbu disebut gerakan aksial.
• Ketika bagian tubuh bergerak di sekitar sumbu, ia melakukannya dengan
cara melingkar. Untuk alasan ini, gerakan aksial juga dikenal sebagai
gerakan melingkar.
• Gerakan aksial juga bisa disebut gerakan sudut atau gerakan putar /
angular movement or a rotary movement
PLANES AND THEIR
CORRESPONDING AXES
MEDIOLATERAL
AXIS
• Mediolateral Axis adalah garis yang
berjalan dari medial ke lateral (atau
lateral ke medial [yaitu, kiri ke
kanan atau kanan ke kiri]) dalam
arah.
• Gerakan yang terjadi pada bidang
sagital bergerak di sekitar axis
mediolateral.
• Sumbu mediolateral juga dikenal
sebagai sumbu frontal horizontal
karena berjalan secara horizontal
dan terletak di dalam bidang frontal.
ANTEROPOSTERIOR
AXIS
• Sumbu anteroposterior adalah garis
yang membentang dari anterior ke
posterior (atau posterior ke
anterior).
• Gerakan yang terjadi pada bidang
frontal bergerak di sekitar sumbu
anteroposterior.
• Sumbu anteroposterior juga dikenal
sebagai sumbu sagital horizontal
karena berjalan secara horizontal
dan terletak di dalam bidang sagital.
SUPEROINFERIOR
AXIS
• Sumbu superoinferior adalah garis yang
membentang dari superior ke inferior (atau
inferior ke superior) dalam arah.
• Gerakan yang terjadi pada bidang
transversal bergerak di sekitar sumbu
superoinferior.
• Sumbu superoinferior lebih sering disebut
sebagai sumbu vertikal karena berjalan
secara vertikal. (Teks ini akan
menggunakan istilah sumbu vertikal
karena ini adalah istilah yang lebih mudah
bagi pembaca/siswa untuk
memvisualisasikan)
ARTROKINEMATICS
• Arthrokinematics mengacu pada pergerakan
permukaan sendi.
• Arthrokinematics berbeda dengan
Osteokinematics - secara umum
Osteokinematics berarti pergerakan tulang
dan Arthrokinematics adalah pergerakan
sendi.
ARTROKINEMATICS
• Pergerakan sudut tulang dalam tubuh manusia
terjadi sebagai akibat dari kombinasi Roll, Spin,
Slide.
• Roll (Gulungan) adalah gerakan memutar, satu
tulang menggelinding di atas tulang lainnya.
• Spin (Putaran) adalah gerakan memutar, satu
tubuh berputar di tubuh lainnya.
• Slide (Meluncur) adalah gerakan translasi,
meluncur dari satu permukaan sendi di atas yang
lain.
TIPE ARTROKINEMATICS
• Joint Play: gerakan yang tidak dibawah
kontrol volunter (pasif), tidak dapat dicapai
dengan kontraksi otot yang aktif.
• Gerakan Komponen: gerakan sendi wajib yang
tidak disengaja terjadi di luar sendi yang
menyertai gerakan aktif - yaitu - ritme
scapulohumeral.
ATURAN
ARTROKINEMATICS
• Aturan cembung-cekung (Convex – Concave)
adalah dasar untuk menentukan arah gaya
mobilisasi ketika teknik meluncur mobilisasi
sendi digunakan untuk meningkatkan gerakan
sendi tertentu.
ATURAN ARTROKINEMATICS
• Arah di mana pergeseran terjadi tergantung pada
apakah permukaan yang bergerak itu cekung atau
cembung.
• Cekung (Concave) = cekung atau membulat ke dalam
• Cembung (Convex) = melengkung atau membulat ke luar
• Jika permukaan sendi yang bergerak adalah CONVEX,
sliding berada pada arah BERLAWANAN dari gerakan
sudut tulang.
• Jika permukaan sendi yang bergerak CONCAVE, geseran
SEARAH dengan gerakan sudut tulang.
OSTEOKINEMATICS
• Osteokinematika menggambarkan gerakan
tulang relatif terhadap tiga bidang cardinal
(utama) tubuh: sagital, frontal, dan
horizontal.
• Bidang gerak ini digambarkan dalam konteks
seseorang yang berdiri dalam posisi anatomis.
OSTEOKINEMATICS
• Bidang sagital sejajar dengan suture sagital
tengkorak, membagi tubuh menjadi bagian
kanan dan kiri;
• Bidang frontal sejajar dengan suture koronal
tengkorak, membagi tubuh menjadi bagian
depan dan belakang.
• Bidang horizontal (atau transvers/melintang)
sejajar dengan arah dan membagi tubuh
menjadi bagian atas dan bawah.
OSTEOKINEMATICS
LOWER EXTERMITY
LOWER EXTERMITY
• PELVIC - HIP COMPLEX
• KNEE COMPLEX
• ANKLE AND FOOT COMPLEX
PELVIC – HIP
COMPLEX
Gambar menunjukkan Sudut torsi ditunjukkan antara
leher dan batang paha; A; Anteversi normal; B
Anteversion berlebihan; dan C; belokan ke belakang.
Sepasang titik merah pada setiap gambar menunjukkan
keselarasan yang berbeda dari permukaan sendi
panggul. Penjajaran optimal ditunjukkan pada A.
Gambar menunjukkan Dua situasi menunjukkan individu yang sama dengan anteversion
berlebihan pada femur proksimal. A; Titik merah offset menunjukkan malalignment
pada pinggul sementara subjek berdiri dalam posisi anatomis. B Sebagaimana dibuktikan
dengan kesejajaran titik-titik merah, berdiri dengan pinggul yang diputar secara internal
("in-toeing") meningkatkan kesesuaian sendi.
Gambar menunjukkan Kapsul posterior dan
ligamen hip kanan.

Gambar menunjukkan Kapsul anterior dan


ligamen pinggul kanan. Psoas dipotong untuk
memperlihatkan sisi anterior sendi. Perhatikan
bahwa bagian kepala femoralis menonjol tepat di
medial ligamentum iliofemorale. Wilayah ini
mungkin dicakup oleh bursa.
Gambar menunjukkan A; Pinggul ditampilkan dalam posisi netral, dengan ketiga ligamen kapsul
teridentifikasi. B Pandangan superior pinggul dalam posisi rapat (yaitu, sepenuhnya diperpanjang dengan
sedikit abduksi dan rotasi internal). Posisi ini memanjang setidaknya beberapa komponen dari ketiga ligamen
kapsul.
Gambar menunjukkan Osteokinematika sendi hip kanan. Rotasi Femoral-on-pelvic dan Pelvic-on-femoral terjadi di tiga bidang.
Sumbu rotasi untuk setiap bidang gerakan ditampilkan sebagai titik berwarna yang terletak di tengah head femoralis. A; Tampilan
samping menunjukkan rotasi bidang sagital disekitar sumbu rotasi medial-lateral. B Tampilan depan menunjukkan Rotasi seluruhnya
frontal di sekitar sumbu rotasi anterior-posterior. C; Tampilan atas menunjukkan rotasi bidang horizontal di sekitar sumbu rotasi
longitudinal, atau vertikal.
Gerakan osteokinematik pelvic-hip complex
• Hip adalah sendi synovial ball and socket dengan 3 derajat kebebasan.
• Bidang Sagital = Fleksi – Ekstensi
• Bidang Frontal = Abduksi – Adduksi
• Bidang Transversal = Rotasi Medial – Rotasi Lateral
• Gerakan Axis melewati bagian tengah kepala femoralis.
Gerakan arthrokinematik pelvic-hip
complex
• Flexion: rotasi posterior pada bidang sagittal
• Ekstensi: rotasi anterior pada bidang sagittal
• Backward extension (hiperekstensi): rotasi anterior pada bidang
sagital
• Abduksi = rotasi medial pada bidang frontal
• Adduksi = rotasi lateral pada bidang frontal
• Internal rotasi = rotasi medial pada bidang transversal
sekitar sumbu panjang femur
• Eksternal rotasi = rotasi lateral pada bidang transversal
sekitar sumbu panjang femur
Gerakan pelvis pada head femur
• Anterior pelvic tilt
SIAS bergerak ke bawah dan kedepan, sacrum bergerak ke atas yang
menghasilkan fleksi pada sendi Hip.

• Posterior pelvic tilt


SIAS bergerak ke atas dan ke arah posterior, sacrum bergerak ke bawah yang
menghasilkan gerak ekstensi pada sendi Hip.
• FORWARD PELVIC ROTATION DARI POSISI NETRAL

Sisi pelvis yang tidak ditopang bergerak ke depan, posisi ini menggerakan
sendi hip tanpa penyangga secara medial dan adduksi. Sisi penopang atau
poros dari femur berotasi ke medial pada sendi hip.

•BACKWARD PELVIC ROTATION DARI POSISI NETRAL

Sisi pelvis yang tidak ditopang bergerak ke belakang, posisi ini meggerakan
sendi hip tanpa penyangga secara lateral dan abduksi. Sisi penopang atau
poros dari femur berotasi ke lateral pada sendi hip.
Gerak lumbal pada gerakan pelvis
• Anterior Pelvic Tilt
Gerakan ini secara mekanis akan
mengerakan kepala dan trunk
kedepan.
• Posterior Pelvic Tilt
Gerakan ini secara mekanis akan
mengerakan kepala dan trunk
kebelakang.
• Lateral pelvic tilt dengan penopang dari samping
Gerakan ini akan secara mekanis menggerakkan trunk secara lateral
menuju sisi penopang.

• Lateral pelvic tilt tanpa penopang dari samping


Gerakan ini akan secara mekanis menggerakan trunk secara lateral ke
arah tanpa penyanga dan menggeser kepala menjauhi vertikal.
• Forward pelvic rotation tanpa penopang samping dari posisi netral
Gerakan ini akan secara mekanis memutar lumbar spine dan trunk
ke arah sisi penyangga/penopang.
• Backward pelvic rotation tanpa penopang samping dari posisi
netral
Gerakan ini akan secara mekanis memutar lumbar spine dan trunk
ke arah tanpa penyangga/penopang. (Gorniak, 2016)
Gambar menunjukkan maksimal range yang mendekati femoral-on-pelvic (hip) digambarkan dalam
bidang sagital (A) Bidang depan (B) dan bidang horizontal (C) Jaringan yang memanjang atau ditarik
melengkung kencang ditunjukkan dengan panah hitam lurus atau garis putus-putus. Jaringan
Slackened ditunjukkan oleh panah hitam bergelombang.
Gambar menunjukkan Dua jenis ritme
lumbopelvis yang kontras yang
digunakan untuk rotasi pelvic di atas
femur. A; Irama "ipsidirectional“
menggambarkan gerakan di mana tulang
belakang lumbal dan pelvic rotasi di
sama arah, sehingga memperkuat
gerakan trunk secara keseluruhan. B
Irama "kontradiksi" menggambarkan
gerakan di mana tulang belakang lumbal
dan pelvis rotasi sebaliknya petunjuk
arah.
Gambar menunjukkan Rentang mendekati maksimal Pelvic-on-femoral (hip) ditampilkan di bidang
sagital (A) Bidang depan (B) dan bidang horizontal (C). Gerakan ini mengasumsikan bahwa
supralumbar trunk tetap hampir diam selama gerakan hip (yaitu, berdasarkan kinematika kontradiksi
irama lumbopelvis). Panah besar berwarna dan hitam menggambarkan rotasi pelvic dan gerakan
lumbal "penyeimbang" yang terkait. Jaringan yang memanjang atau ditarik melengkung kencang yang
ditandai dengan panah hitam lurus tipis; jaringan kendur ditunjukkan oleh panah hitam bergelombang
tipis. Rentang gerak yang digambarkan pada setiap gambar telah diperkirakan dengan mengamati foto-
foto orang dewasa muda yang sehat.
Gambar mekanis pinggul kanan. Permukaan sendi diekspos dengan mengayunkan paha terbuka
seperti pintu pada engsel. Jalur artikular dari gerakan bidang frontal dan horizontal pinggul
terjadi di sepanjang garis longitudinal ( ungu) dan melintang (Biru) diameter, masing-masing.
Pertimbangkan jalur gerak ini untuk gerakan panggul dan femoral-on-Pelvic-on-femoralis.
MUSCLES OF THE HIP JOINT
FLEKSI EKSTENSI ABDUKSI
POSISI BERDIRI  Gluteus maximus  Gluteus Medius,
 Iliopsoas  Hamstring (Bisep femoris,  Gluteus Minimus (Anterior &
 Rektus Femoris Semimembranosus, Posterior)
 Pektineus (0–40 Derajat Semitendinosus)  Tensor Fasia Latae
Fleksi)  Adductor magnus  Piriformis
 Sartorius  Adductor longus  Sartorius
 Tensor Fascia Latae  Adductor brevis
 Adductor Longus  Gracilis
 Adductor Brevis
 Adductor Magnus

POSISI DUDUK
 Iliopsoas
 Rektus femoris
ADDUKSI INTERNAL ROTASI EKSTERNAL ROTASI
 Adductor Magnus  Gluteus Medius (Anterior)  Gluteus Maximus
 Adductor Longus  Gluteus Minimus  Gluteus Medius (Posterior)
 Adductor Brevis  Tensor Fasia Latae  Sartorius
 Gracilis  Piriformis  Obturator Internus
 Obturator Externus
Otot lain yang dapat  Quadratus Femoris
membantu Adduksi:  Gemellus Superior
 Pektineus  Gemellus Inferior
 Obturator Externus  Piriformis
 Quadratus Femoris
 Gluteus Maximus Bawah
Gambar menunjukkan Otot di daerah hip anterior. Sisi kanan tubuh menunjukkan otot fleksor dan
adduktor. Banyak otot di sisi kiri dipotong untuk mengekspos otot adduktor dan magnus adduktor.
KNEE COMPLEX
Gambar menunjukkan Radiografi menunjukkan tulang dan artikulasi lutut yang terkait.
Gambar menunjukkan Osteologi patela kanan, permukaan artikular femur distal, dan
tibia proksimal
Gambar menunjukkan Femur distal
kanan, tibia, dan fibula.
A. Tampilan anterior. B. Tampilan
posterior. Keterikatan otot proksimal
ditunjukkan dengan warna merah,
keterikatan distal berwarna abu-abu.
Garis putus-putus menunjukkan
pemasangan kapsul sendi lutut.
Gambar menunjukkan Permukaan anterior dan posterior dari patela
kanan. Perlekatan tendon otot paha depan ditunjukkan dengan
warna abu-abu; perlekatan proksimal tendon patela ditunjukkan
dengan warna merah. Perhatikan tulang rawan artikular halus yang
menutupi permukaan artikular posterior patela.

Gambar menunjukkan Tampak lateral lutut kanan.


Perhatikan permukaan artikular melengkung dari
kondilus femoralis lateral. Keterikatan proksimal otot
dan ligamen ditunjukkan dengan warna merah,
lampiran distal berwarna abu-abu.
Gambar menunjukkan
Penyimpangan bidang
depan lutut.
A. Genu valgum normal.
Sudut kemiringan
normal tulang paha
proksimal 125 derajat
dan sumbu rotasi
longitudinal di seluruh
ekstremitas bawah juga
ditampilkan. B dan C
menggambarkan deviasi
bidang frontal yang
berlebihan.
Tibiafemoral joint
• Tibiafemoral joint  Artikulasi antara lateral dan medial condyles dari
distal femur dan tibia plateaus.
• Osteokinematik : Hinge joint (Engsel)
• Bidang Sagital = Fleksi – Ekstensi
• Bidang Transversal = Endorotasi – Eksorotasi
Arthrokinematik :
• Traksi dan kompresi dengan arah caudal – cranial searah sumbu
longitudinal tibia.
• Translasi ke dorsal saat fleksi dan ke ventral saat ekstensi.
• Translasi medial dan lateral terjadi saat fleksi - ekstensi
ACL (Anterior Cruciatum Ligament)
menempel dari tibia anterior ke femur
posterior.
Fungsi :
 Membatasi aksi kebalikan dari
terjemahan posterior paha relatif
terhadap tungkai saat tungkai
diperbaiki.
 Menjadi kencang untuk membatasi
hiperekstensi dari tibiafemoral
joint.
 Membatasi rotasi medial tungkai
pada sendi tibiafemoral.
PCL menempel dadri tibia posterior ke
femur anterior.
Fungsi :
 Membatasi aksi kebalikan dari
anterior paha relatif terhadap
tungkai saat tungkai diperbaiki.
 Menjadi kencang pada kisaran
ujung ekstrim dari sendi
tibiofemoral
Patellofemoral joint
• Patellofemoral joint  sendi pelana yang dibentuk oleh artikulasi
permukaan patella dan femur (trochlear femur) dan permukaan
posterior patella.
• Permukaan patella femur adalah alur di sisi anterior femur distal,
yang meluas ke posterior ke fosa interkondilaris
Osteokinematik dan arthrokinematik
PatellaFemoral joint
• Gerakan geser patella terhadap femur mengikuti pola ulur gerak lurus
– melengkung ke medial – lurus.
• Gerakan translasi patella ke proksimal dan ke distal saat ekstensi dan
fleksi. Saat ekstensi disertai gerak geser patella ke medial hingga
kembali lurus.
Gerakan Arthokinematik knee
complex
• Closed Chain Flexion atau gerakan menahan
beban terjadi saat kondilus femoralis
bergerak pada tibia terfiksasi.
 0–25 derajat: rotasi anterior permukaan
artikular kondilus femoralis (posterior
rolling dari femur)
 25–140 derajat: rotasi anterior permukaan
artikular dan glide anterior condyle
• Closed Chain Extension atau gerakan menahan beban dengan
kondilus femoralis bergerak pada tibia terfiksasi.
 140–115 derajat (posisi awal 25 derajat): rotasi posterior
permukaan artikular kondilus femoralis (anterior rolling dari
femur).
 115-0 derajat: rotasi posterior permukaan artikular dan glide
posterior dari kondilus femoralis.
OPEN CHAIN atau non-weight bearing gerakan fleksi dan ekstensi
yang terjadi saat tibia bergerak pada fiksasi femoral condyles.

Open Chain Fleksi


• Tibia rotasi dan glide ke posterior.
• PCL menghalangi glide ke posterior yang berlebihan.
• Open Chain Ekstensi
 Tibia rotasi dan glide ke anterior.
 ACL menghalangi glide ke posterior yang berlebihan.
Muscle knee joint
Fleksi Ekstensi Internal Rotasi Eksternal Rotasi
 Hamstring (Biceps  Quadriceps (Rectus  Semitendinosus Biceps Femoris (Short
Femoris, Femoris, Vastus  Semimembranosus Head dan Long Head)
Semimembranosus, Lateralis, Vastus  Popliteus Tensor Fasia Latae
Semitendinosus) Medialis, Vastus  Gracilis
 Gastrocnemius Intermedius)  Sartorius
 Plantaris
 Popliteus
 Gracilis (Hip flexion
and adduction)
 Sartorius (Hip flexion,
external rotation,
and abduction)
ANKLE AND FOOT
COMPLEX
Gambar menunjukkan Organisasi tulang, sendi
utama, dan daerah kaki dan pergelangan kaki
secara keseluruhan.
Gambar menunjukkan Tampak anterior ujung distal tibia dan fibula kanan,
dan talus. Artikulasi tiga tulang membentuk sendi talokrural (pergelangan
kaki). Garis putus-putus menunjukkan perlekatan proksimal kapsul sendi
pergelangan kaki.
Gambar menunjukkan Tampak superior
(punggung) dari tulang kaki kanan.
Keterikatan otot proksimal ditunjukkan
dengan warna merah, lampiran
distal berwarna abu-abu.
Gambar menunjukkan Tampak inferior (plantar)
tulang kaki kanan. Keterikatan otot proksimal
ditunjukkan dengan warna merah, lampiran distal
berwarna abu-abu.
Gambar menunjukkan Tampilan medial
dari tulang kaki kanan.
Gambar menunjukkan Tampak lateral dari
tulang kaki kanan.
Gambar menunjukkan A, Definisi gerakan
fundamental didasarkan pada pergerakan
bagian mana pun dari pergelangan kaki atau
kaki dalam bidang yang tegak lurus dengan tiga
sumbu rotasi standar: vertikal, anterior-
posterior (AP), dan medial-lateral (ML). B,
Definisi gerakan yang diterapkan didasarkan
pada gerakan yang terjadi pada sudut kanan ke
salah satu dari beberapa sumbu rotasi miring di
dalam kaki dan pergelangan kaki. Dua gerakan
utama didefinisikan sebagai pronasi atau
supinasi.
Gambar menunjukkan Kesamaan bentuk sendi talokrural (A) dan
sendi tanggam tukang kayu (B) didemonstrasikan. Perhatikan luas
talus yang dilapisi dengan tulang rawan artikular ( biru).
Tampilan superior menampilkan penampang melintang melalui sendi talokrural
kanan. Talus tetap ada, tetapi maleolus lateral dan medial serta semua tendon
dipotong.
Sumbu rotasi dan osteokinematika pada sendi talokrural. Sumbu rotasi yang agak miring
(merah) ditampilkan dari belakang (A) dan dari atas ( B); sumbu ini ditampilkan lagi di C.
Sumbu komponen dan osteokinematika terkait juga digambarkan dalam A dan B.
Perhatikan bahwa, meskipun halus, dorsofleksi (D) dikombinasikan dengan sedikit
abduksi dan eversi, yang merupakan komponen pronasi; fleksi plantar (E)
dikombinasikan dengan sedikit adduksi dan inversi, yang merupakan komponen supinasi
Sumbu rotasi dan osteokinematika pada sendi subtalar. Sumbu rotasi ( merah)
ditampilkan dari samping (A) dan di atas ( B); sumbu ini ditampilkan lagi di C. Sumbu
komponen dan osteokine- matik terkait juga digambarkan dalam A dan B. Pergerakan
pronasi, dengan komponen utama eversi dan abduksi, ditunjukkan dalam D.
Pergerakan supinasi, dengan komponen utama inversi dan adduksi, ditunjukkan pada
E. Di D dan E, panah biru menunjukkan penculikan dan aduksi, dan panah ungu
menunjukkan eversi dan inversi.
Pronasi dan supinasi kaki kanan yang
tidak dibebani menunjukkan interaksi
sendi tarsal subtalar dan transversal.
Dengan kalkaneus dipegang tetap,
pronasi dan supinasi terjadi terutama di
kaki tengah (A dan C). Ketika kalkaneus
bebas, pronasi dan supinasi terjadi
sebagai penjumlahan di kedua kaki
belakang dan tengah (B dan D).
Gerakan kaki belakang ditunjukkan
oleh panah merah muda; gerakan kaki
bagian tengah ditunjukkan dengan
panah biru. Tarikan otot tibialis
posterior ditunjukkan pada D karena
mengarahkan supinasi aktif ke kaki
belakang dan tengah.
Sumbu rotasi dan osteokinematika pada sendi tarsal
transversal. Itu sumbu longitudinal rotasi ditunjukkan
dengan warna merah dari samping (A dan C) dan dari
atas (B). ( Sumbu komponen dan osteokinematika
terkait juga digambarkan dalam A dan B.) Pergerakan
yang terjadi disekitar sumbu longitudinal adalah (D)
pronasi (dengan komponen utama eversi) dan (E)
supinasi (dengan komponen utama inversi). Itu sumbu
miring rotasi ditunjukkan dengan warna merah dari
samping (F dan H) dan dari atas (G). (Sumbu
komponen dan osteokinematika terkait juga
digambarkan dalam F dan G.) Gerakan yang terjadi di
sekitar sumbu miring adalah (I) pronasi ( dengan
komponen utama penculikan dan dorsofleksi) dan (J)
supinasi (dengan komponen utama adduksi dan
plantar flexion). Di I dan J, panah biru menunjukkan
abduksi dan adduksi, dan panah hijau menunjukkan
dorsofleksi dan plantar fleksi.
Model kaki menunjukkan mekanisme menerima berat badan saat berdiri. A, Dengan lengkung
longitudinal medial normal, berat badan diterima dan dihamburkan terutama melalui pemanjangan
plantar fascia, yang digambarkan sebagai pegas merah. Footprint menggambarkan cekungan
lengkungan normal. B, Dengan lengkung longitudinal medial yang turun secara abnormal, plantar
fascia yang meregang dan melemah, digambarkan sebagai pegas merah yang meregang, tidak dapat
menerima atau menghilangkan berat badan secara memadai. Akibatnya, berbagai otot ekstrinsik dan
intrinsik aktif sebagai sumber dukungan kedua pada arch. Jejak tersebut menggambarkan lengkungan
yang jatuh dan hilangnya punggung kaki yang khas.
Gerakan osteokinematik ANKLE AND
FOOT
• Bidang Sagital : Plantar Fleksi - Dorso Fleksi
• PRONASI adalah gabungan dari dorsofleksi, abduksi dan eversi.
• SUPINASI adalah gabungan dari plantarfleksi, adduksi dan inversi
Gerakan Arthokinematik ANKLE
AND FOOT
• Distal Tibiofibular Posterior • Talocrural Joint Distraction
Glide Gerakan distal traction ke talus,
Tekan Malleolus lateral pasien sejajar garis longitudinal os tibia
ke arah dorsal/posterior untuk
gerakan glide ke posterior pada
fibula.
• Talocrural Anterior Glide • Talocrural Posterior Glide
Gerakan glide ke dorsal pada Gerakan glide ke posterior pada
tibia/fibula untuk os talus.
menghasilkan gerakan glide
ke anterior pada talus.
• Subtalar joint Distraction • Subtalar Medial (Tibial) Glide
Gerakan distal traction ke Gerakan glide ke medial pada
calcaneus, sejajar dengan calcaneus.
long axis dari tungkai bawah
• Subtalar Lateral (Fibular) Glide
Gerakan distal traction ke lateral pada calcaneus.
• Midtarsal Joint : Dorsal Glide of • Plantar Glide of the navicular (
the navicular (talonavicular joint) cuneonavicular joint)
Gerakan glide ke dorsal pada tulang Gerakan glide ke plantar pada
navicular dengan menggunakan tulang cuneiform dengan
thumb dari tangan penggerak anda. menggunakan thumb dari tangan
penggerak anda.
• Metatarsal IV/V – Cuboid Plantar
Glide
Gerakan glide ke plantar pada
metatarsal IV/V, palpasi joint space.
• Intermetatarsal Joint: Proximal • Intermetatarsal Joint: Proximal
Intermetatarsal Anterior Glide Intermetatarsal Posterior Glide
Gerakan glide ke anterior pada Gerakan ke dorsal, genggaman
basis metatarsal sama dengan anterior glide (pada
basis metatarsal), lalu aplikasikan
grakan dorsal glide grade III
• Metatarsophalangeal Plantar • Metatarsophalangeal Dorsal Glide
Glide Gerakan grade II atau III ke dorsal
Gerakan grade II atau III ke plantar terhadap phalanx.
terhadap phalanx. Point joint space dengan jari
Point joint space dengan jari telunjuk selama gerakan mobilisasi.
telunjuk selama gerakan mobilisasi.
• Metatarsophalangeal Medial • Metatarsophalangeal Lateral
Glide Glide
Gerakan grade II atau III ke tibia Gerakan grade II atau III ke arah
terhadap phalanx. fibula terhadap phalanx.
Point joint space dengan jari Point joint space dengan jari
telunjuk selama gerakan mobilisasi. telunjuk selama gerakan mobilisasi.
• Interphalangeal Joint Distraction
Gerakan distal traction Grade I, II, atau III ke phalanx distal.
• Interphalangeal Dorsal Glide • Interphalangeal Plantar Glide
Gerakan grade II atau III ke dorsal Gerakan grade II atau III ke plantar
pada phalanx. pada phalanx.
Point joint space dengan jari Point joint space dengan jari
telunjuk selama gerakan mobilisasi. telunjuk selama gerakan mobilisasi.
Muscle of the ankle
DORSIFLEKSI PLANTARFLEKSI SUPINASI (Plantar Fleksi PRONASI (Dorsofleksi +
(Ekstensi/Pronasi) (Fleksi/Supinasi) + Inversi + Adduksi) Eversi + Abduksi)
 Tibialis Anterior  Gastrocnemius  Tibialis Posterior  Fibularis (Peroneus)
 Extensor Digitorum  Soleus  Tibialis Anterior Longus
Longus  Plantaris  Ekstensor hallucis  Fibularis (Peroneus)
 Extensor Hallucis  Fibularis (Peroneus) longus (Ekstensor jari Brevis
Longus Longus kaki ke-1)  Fibularis (Peroneus)
 Fibularis (Peroneus) Tertius
Brevis  Ekstensor Digitorum
 Tibialis Posterior Longus (Ekstensor
 Fleksor Digitorum jari kaki Ke-2-5)
Longus
 Fleksor Hallucis
Longus
Muscle of the foot
TOE FLEXION TOE EXTENSION TOE ABDUCTION TOE ADDUCTION
 Fleksor Digitorum  Ekstensor Hallucis  Abductor Hallucis  Adductor Hallucis
Longus (DIP, PIP, Longus (IP, MTP) (MTP) (MTP)
MTP)  Ekstensor digitorum  Abductor Digiti  Plantar Interossei
 Fleksor Digitorum longus (DIP, PIP, MTP) Minimi (MTP) (MTP)
Brevis (PIP, MTP)  Ekstensor digitorum  Dorsal Interossei
 Fleksor Hallucis Brevis (DIP, PIP, MTP) (MTP)
Longus (IP, MTP)  Lumbricals (DIP, PIP)
 Fleksor Hallucis
Brevis (MTP)
 Fleksor Accessorius
(quadratus plantae)
(DIP, PIP, MTP)
 Fleksor Digiti minimi
brevis (MTP)
 Interossei (MTP)
 Lumbricals (MTP)
TEMPOROMANDIBULAR
JOINT
Gerak Osteokinematik Dan
Arthrokinematik Temporomandibular
Joint
Osteokinematik
• Depresi – Elevasi
• Protrusi – Retrusi
• Lateral deviasi kanan – kiri

Arthrokinematik
• Gerakan traksi arah caudal
• Translasi ke ventral saat depresi
Analisis Tahapan Gerak
Temporomandibular Joint
 Depresi mandibular (Membuka Mulut)
 Elevasi rahang bawah (Menutup Mulut)
 Protrusi mandibular (menjorokkan dagu ke depan)
 Retrusi mandibular (menggeser gigi ke belakang)
 Deviasi lateral dari rahang bawah (menggeser gigi ke salah satu sisi)

Gerakan ini tercipta dari berbagai kombinasi rotasi dan gerakan meluncur (gliding)
pada sendi atas dan bawah. Gerakan yang terlibat dalam mengunyah, berbicara, dan
menelan menjadi sangat kompleks.
Kerja Otot Otot Temporomandibular
Joint
• Temporalis
• Masseter
• Medial pterygoid
• Lateral pterygoid (superior head)
• Lateral pterygoid (inferior head)
• Digastric
• Stylohyoid
• Mylohyoid
• Geniohyoid
MUSCLE OF THE TEMPOROMANDIBULAR JOINT

Action Muscle
Depression (Membuka Mulut)  Lateral pterygoid
 Digastric
 Stylohyoid
 Mylohyoid
 Geniohyoid
Elevation (Menutup Mulut)  Temporalis
 Masseter
 Medial pterygoid
Protrusion (Menjorokkan dagu ke depan)  Lateral pterygoid
 Medial pterygoid
Retrusion (Menggeser gigi ke belakang)  Temporalis (posterior)
MUSCLE OF THE TEMPOROMANDIBULAR JOINT

Action Muscle
Lateral deviation (Menggeser gigi ke  Temporalis
salah satu sisi)  Masseter
 Medial pterygoid
 Lateral pterygoid
CERVICAL SPINE
Tampilan posterior sendi atlanto-oksipital yang terbuka. Kranium diputar ke depan untuk mengekspos permukaan
artikular sendi. Perhatikan membran tektorial saat melintasi antara atlas dan tengkorak.
Organisasi Anatomi Bersama dan Kinematika
Regional di Wilayah Kranioserviks  KINEMATIKA PLANE HORIZONTAL
ANATOMI DARI GABUNGAN DI WILAYAH  Osteokinematika rotasi aksial
CRANIOCERVICAL  Artrokinematika rotasi aksial
Sendi Atlanto-oksipital  Kompleks sendi Atlanto-aksial
Kompleks sendi Atlanto-aksial  Artikulasi intracervical (C2 sampai C7)
Artikulasi intracervical (C2 sampai C7)  KINEMATIKA BIDANG FRONTAL
KINEMATIKA SAGITTAL PLANE  Osteokinematika fleksi lateral
Osteokinematika fleksi dan ekstensi  Arthrokinematics dari fleksi lateral
Artrokinematika fleksi dan ekstensi
 Sendi Atlanto-oksipital
Sendi Atlanto-oksipital
 Artikulasi intracervical (C2 sampai C7)
Kompleks sendi Atlanto-aksial
Artikulasi intracervical (C2 sampai C7)
 GABUNGAN SPINAL ANTARA FLEKSI
Osteokinematika protraksi dan retraksi LATERAL DAN ROTASI AKSIAL
Kinematika fleksi kranioserviks. (A) Sendi Atlanto-oksipital. (B) Kompleks sendi Atlanto-aksial. (C) Wilayah intracervical (C2 hingga C7).
Catatan dalam C fleksi yang mengendurkan ligamentum longitudinal anterior dan meningkatkan ruang antara lamina yang berdekatan
dan proses spinosus. Jaringan yang memanjang dan kencang ditunjukkan oleh panah hitam tipis; jaringan kendur ditunjukkan oleh
panah hitam bergelombang.
Kinematika ekstensi kranioserviks. (A) Sendi Atlanto-oksipital. (B) Kompleks sendi Atlanto-aksial. (C) Wilayah
intracervical (C2 hingga C7). Jaringan memanjang dan kencang ditandai dengan panah hitam tipis.
Kinematika fleksi lateral kranioserviks. A, Sendi Atlanto-oksipital. Rektus kapitis lateralis terlihat meregangkan sendi secara lateral. B, Wilayah
intracervical (C2 hingga C7). Perhatikan pola kopling ipsilateral antara rotasi aksial dan fleksi lateral (lihat teks untuk detail lebih lanjut).
Jaringan memanjang dan kencang ditandai dengan panah hitam tipis.
Kinematika rotasi aksial kranioserviks. (A) Kompleks sendi Atlanto-aksial. (B) Wilayah intracervical (C2 hingga C7).
Protraksi dan retraksi tempurung kepala. (A) Selama protraksi kranium, tulang belakang leher bagian bawah hingga tengah melentur saat
daerah kranioserviks atas meluas. (B) Sebaliknya, selama retraksi kranium, tulang belakang leher bagian bawah hingga tengah meluas saat
daerah kranioserviks atas menekuk. Perhatikan perubahan jarak antara proses spinosus C1 dan C2 selama dua gerakan.
CERVICAL MUSCLE
Muscle of the cervical spine

Sternocleidomastoid Rectus Capitis Posterior


Scalene Anterior Major
Rectus Capitis Posterior
Scalene Medial
Minor
Scalene Posterior Rectus Capitis Lateralis
Longus Colli Obliquus Capitis Superior
Longus Capitis Obliquus Capitis Inferior
Rectus Capitis Anterior Splenius Capitis
Splenius Cervicis
Muscle of the cervical spine
FLEKSI EKSTENSI
Sternocleidomastoid Sternocleidomastoid
Scalene Anterior Rectus Capitis Posterior Major
Scalene Medial Rectus Capitis Posterior Minor
Scalene Posterior Obliquus Capitis Superior
Longus Colli Obliquus Capitis Inferior
Longus Capitis Splenius Capitis
Rectus Capitis Anterior
Muscle of the cervical spine
LATERAL FLEKSI ROTASI
Sternocleidomastoid Sternocleidomastoid
Scalene Anterior Splenius Capitis
Scalene Medial Splenius Cervicis
Scalene Posterior Scalene Medial
Longus Capitis Scalene Posterior
Splenius Capitis
Splenius Cervicis
Rectus Capitis Lateralis
THORACAL - LUMBAL
SPINE
GERAK OSTEOKINEMATIK DAN
ARTHROKINEMATIK THORACAL SPINE.
KINEMATIKA SAGITTAL PLANE Perkiraan Rentang Gerak untuk Tiga Bidang Gerakan untuk Wilayah Toraks

Osteokinematika Fleksi - Ekstensi Flexion and Axial Rotation Lateral Flexion


Extension (Sagittal (Horizontal Plane, (Frontal Plane,
Artrokinematika Fleksi – Ekstensi Plane, Degrees) Degrees) Degrees)
KINEMATIKA BIDANG FRONTAL
Flexion: 30-40 30-35 25-30
Osteokinematika Lateral Fleksi Extension: 20-25
Total: 50-65
Artrokinematika Lateral Fleksi
KINEMATIKA PLANE HORIZONTAL
Osteokinematika Rotasi
Artrokinematika Rotasi
Kinematika fleksi torakolumbal ditunjukkan melalui busur 85 derajat: dalam subjek ini, jumlah dari 35 derajat fleksi toraks dan 50 derajat fleksi
lumbal. (A) Kinematika di wilayah toraks. (B) Kinematika di daerah pinggang. Jaringan memanjang dan kencang ditandai dengan panah hitam
tipis.
Kinematika fleksi kranioserviks. (A) Sendi Atlanto-oksipital. (B) Kompleks sendi Atlanto-aksial. (C) Wilayah intracervical (C2 hingga C7).
Catatan dalam C fleksi yang mengendurkan ligamentum longitudinal anterior dan meningkatkan ruang antara lamina yang berdekatan
dan proses spinosus. Jaringan yang memanjang dan kencang ditunjukkan oleh panah hitam tipis; jaringan kendur ditunjukkan oleh
panah hitam bergelombang.
Kinematika ekstensi torakolumbar ditunjukkan melalui busur 35 hingga 40 derajat: jumlah 20 hingga 25 derajat ekstensi toraks dan 15 derajat
ekstensi lumbal. (A) Kinematika di wilayah tropik. (B) Kinematika di daerah pinggang. Jaringan memanjang dan kencang ditandai dengan
panah hitam tipis.
Kinematika ekstensi kranioserviks. (A) Sendi Atlanto-oksipital. (B) Kompleks sendi Atlanto-aksial. (C) Wilayah
intracervical (C2 hingga C7). Jaringan memanjang dan kencang ditandai dengan panah hitam tipis.
Kinematika dari fleksi lateral torakolumbar ditunjukkan melalui busur kira-kira 45 derajat: jumlah dari 25 derajat
fleksi lateral toraks dan 20 derajat fleksi lateral lumbal. (A) Kinematika di wilayah toraks. (B) Kinematika di daerah
pinggang. Jaringan memanjang dan kencang ditunjukkan dengan panah hitam tipis.
Kinematika fleksi lateral kranioserviks. A, Sendi Atlanto-oksipital. Rektus kapitis lateralis terlihat meregangkan sendi secara lateral. B, Wilayah
intracervical (C2 hingga C7). Perhatikan pola kopling ipsilateral antara rotasi aksial dan fleksi lateral (lihat teks untuk detail lebih lanjut).
Jaringan memanjang dan kencang ditandai dengan panah hitam tipis.
Kinematika rotasi aksial torakolumbar digambarkan saat subjek memutar wajahnya 120 derajat ke kanan. Rotasi aksial
torakolumbal ditunjukkan melalui busur kira-kira 40 derajat: jumlah dari sekitar 35 derajat rotasi toraks dan 5 derajat rotasi
lumbal. (A) Kinematika di wilayah toraks. (B) Kinematika di daerah pinggang.
Kinematika rotasi aksial kranioserviks. (A) Kompleks sendi Atlanto-aksial. (B) Wilayah intracervical (C2 hingga C7).
Analisis Tahapan Gerak Thoracal
Spine.
• Flexion
• Extension
• Left and Right Lateral
Flexion
• Left and Right Rotation
MUSCLE OF THE THORACAL SPINE
MUSCLE OF THE THORACAL SPINE

Rectus abdominis Semispinalis


External oblique Erector spinae
Internal oblique Interspinales
Quadratus lumborum Intertransversarii
Multifidus Rotatores
Muscle of the Thoracal Spine
FLEKSI EKSTENSI
Rectus abdominis Quadratus lumborum
External oblique Multifidus
Internal oblique Semispinalis
Erector spinae
Interspinales
Muscle of the Thoracal Spine
LATERAL FLEKSI ROTASI
Quadratus lumborum Multifidus
Intertransversarii Rotatores
External oblique Semispinalis
Internal oblique Internal oblique
Rectus abdominis External oblique
Erector spinae
Multifidus
GERAK OSTEOKINEMATIK DAN
ARTHROKINEMATIK LUMBAL SPINE
Kinematika Bidang Sagital
Fleksi dan Ekstensi
Fleksi Daerah Lumbar
Kinematika Bidang Frontal:
Fleksi Lateral
Kinematika Bidang Horizontal:
Rotasi Aksial
Kinematika fleksi torakolumbal ditunjukkan melalui busur 85 derajat: dalam subjek ini, jumlah dari 35 derajat fleksi toraks dan 50 derajat fleksi
lumbal. (A) Kinematika di wilayah toraks. (B) Kinematika di daerah pinggang. Jaringan memanjang dan kencang ditandai dengan panah hitam tipis.
Kinematika ekstensi torakolumbar ditunjukkan melalui busur 35 hingga 40 derajat: jumlah 20 hingga 25 derajat ekstensi toraks dan 15 derajat ekstensi
lumbal. (A) Kinematika di wilayah tropik. (B) Kinematika di daerah pinggang. Jaringan memanjang dan kencang ditandai dengan panah hitam tipis.
Kinematika dari fleksi lateral torakolumbar ditunjukkan melalui busur kira-kira 45 derajat: jumlah dari 25 derajat fleksi lateral toraks dan 20 derajat fleksi lateral
lumbal. (A) Kinematika di wilayah toraks. (B) Kinematika di daerah pinggang. Jaringan memanjang dan kencang ditunjukkan dengan panah hitam tipis.
Kinematika rotasi aksial torakolumbar digambarkan saat subjek memutar wajahnya 120 derajat ke kanan. Rotasi aksial torakolumbal ditunjukkan melalui busur kira-
kira 40 derajat: jumlah dari sekitar 35 derajat rotasi toraks dan 5 derajat rotasi lumbal. (A) Kinematika di wilayah toraks. (B) Kinematika di daerah pinggang.
ANALISIS TAHAPAN GERAK LUMBAL SPINE

Fleksi dan Ekstensi


Fleksi Lateral
Rotasi Aksial
MUSCLE OF THE LUMBAL SPINE

RECTUS ABDOMINIS ILIOCOSTALIS


OBLIQUUS ABDOMINIS LUMBORUM
INTERNUS LATISSIMUS DORSI
OBLIQUUS ABDOMINIS SPINALIS
EXTERNUS
Muscle of the lumbal Spine

FLEKSI EKSTENSI
Rectus abdominis ILIOCOSTALIS
LUMBORUM
LATISSIMUS DORSI
SPINALIS
Muscle of the lumbal Spine
LATERAL FLEKSI ROTASI
OBLIQUUS ILIOCOSTALIS
ABDOMINIS LUMBORUM
INTERNUS OBLIQUUS
RECTUS ABDOMINIS ABDOMINIS
EKSTERNUS
Sacroiliac joint

A. NUTATION; B COUNTERNUTATION
LUMBAL SACRAL
Gerak Osteokinematik Dan Arthrokinematik
Lumbal Sacral

BIDANG SAGITAL BIDANG TRANSVERSAL

ANTERIOR TILT RIGHT ROTATION OF THE PELVIS


POSTERIOR TILT LEFT ROTATION OF THE PELVIS
BIDANG FRONTAL
ELEVASI OF RIGHT THE PELVIS
(DEPRESSION OF THE LEFT PELVIS)
ELEVASI OF LEFT THE PELVIS
(DEPRESSION OF THE RIGHT
PELVIS)
Analisis Tahapan Gerak Lumbal Sacral

ANTERIOR TILT
POSTERIOR TILT
ELEVASI OF RIGHT/LEFT THE PELVIS
RIGHT/LEFT ROTATION OF THE PELVIS
MUSCLE OF THE LUMBAL SACRAL

 ERECTOR SPINAE  RECTUS ABDOMINIS


 OBLIQUus abdominis
 TRANSVERSOSPINALIS eksternus
 QUADRATUS  OBLIQUus abdominis
internus
LUMBORUM
 LATISSIMUS DORSI
MUSCLE OF THE LUMBAL SACRAL
ANTERIOR TILT POSTERIOR TILT
 ERECTOR SPINAE  RECTUS ABDOMINIS
 TRANSVERSOSPINALIS  OBLIQUUS ABDOMINIS
 QUADRATUS EKSTERNUS
LUMBORUM  OBLIQUUS ABDOMINIS
 LATISSIMUS DORSI INTERNUS
MUSCLE OF THE LUMBAL SACRAL
ELEVATION OF THE PELVIS ROTATION OF THE PELVIS
 ERECTOR SPINAE IPSILATERAL
 TRANSVERSOSPINALIS ERECTOR SPINAE
 QUADRATUS LUMBORUM OBLIQUUS ABDOMINIS
 LATISSIMUS DORSI INTERNUS
KONTRALATERAL
TRANSVERSOSPINALIS
OBLIQUUS ABDOMINIS
EKSTERNUS
SACROILIAC
JOINT DAN
SYMPHISIS
Gerak Osteokinematik Dan Arthrokinematik
Sacroiliac Joint Dan Symphysis.

NUTATION
COUNTERNUTATION
A. NUTATION; B COUNTERNUTATION
Analisis Tahapan Gerak Sacroiliac Joint Dan
Symphysis

SACROILIAC JOINT
NUTATION
COUNTERNUTATION

SYMPHYSIS
• NONAXIAL GLIDING
OTOT YANG MEMPERKUAT DAN
MENSTABILKAN SACROILIAC JOINT DAN
SYMPHYSIS
Erector spinae HIP EXTENSOR MUSCLES
Lumbar multifidi
Abdominal muscles
•BICEPS FEMORIS
• Rectus abdominis •GLUTEUS MAXIMUS
• Obliquus abdominis
internus and externus
LATISSIMUS DORSI
• Transversus abdominis ILIACUS AND PIRIFORMIS
REFERENSI
• De Wolf, J.M.A. Mens. (1994). Pemeriksaan Alat Gerak Tubuh, Cetakan
Kedua, Bohn Stafleu Van Loghum
• Gorniak Gerard. 2016; Upper and Lower Extermity Biomechanics:
Biomechanics for health sciences; 1st edition, Bookboon.
• Hamill, Joseph. (2019). Biomekanika dasar gerakan manusia: dengan
ilustrasi ergonomik, orthopedik, dan latihan Edisi 4. Jakarta: EGC
• Houglum, Peggy A. (2012). Brunnstrom’s Clinical Kinesiology 6th
Edition. Philadelphia: F. A. Davis Company.
• Levangie, Pamela K. & Norkin, Cynthia C. (2005). Joint Structure and
Function: A Comprehensive Analysis Fourth Edition. Philadelphia: F. A.
Davis Company.
REFERENSI
• Lippert, Lynn. (2011). Clinical Kinesiology and Anatomy 5th Edition.
Philadelphia: F. A. Davis Company.
• Norkin, Cynthia C. & White, D. Joyce. (2016). Measurement of Joint
Motion: A Guide to Goniometry 5th Edition. Philadelphia : F.A. Davis
Company.
• Neumann, Donald A. (2010). Kinesiology of the Musculoskeletal
System: Foundations for Rehabilitation 2nd Edition. St. Louis:
Elsevier.
• McKeon, Jennifer M. Medina dan Matthew C. 2019. The Ankle-Joint
Complex: A Kinesiologic Approach to Lateral Ankle Sprains. Journal
of Athletic Training
• Muscolino, Joseph E. (2011). Kinesiology: the skeletal system and
muscle function 2nd Edition. St. Louis: Elsevier.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai