Studi Kasus PPOK - Kelompok B2 - Muhammad Naufal Baihaqi - 225070507111018
Studi Kasus PPOK - Kelompok B2 - Muhammad Naufal Baihaqi - 225070507111018
NIM: 225070507111018
Kelas/Kelompok: Farmasi B/B2
Subjective
Objective
Pada awal masuk IGD suhu tubuh pasien sempat berada di atas batas normal
yaitu 38oC yang mungkin disebabkan oleh adanya kekambuhan pada PPOK yang
dapat mengindikasi adanya infeksi bakteri, virus atau patogen. Pada pemeriksaan
laboratorium pasien terlihat bahwa adanya kenaikan leukosit pada tanggal 18 Mei
yang mana hal tersebut dapat mengindikasi adanya infeksi yang diakibatkan oleh
bakteri dan kemudian kembali normal pada tanggal 20 Mei, Pasien mengalami
asidosis respiratorik akut akibat PPOK yang terjadi karena adanya kegagalan
ventilasi secara tiba tiba, sehingga tingkat pCO2 nya menjadi lebih tinggi dari nilai
normal yang dikompensasi dengan pemberian masker O2 dan nebulizer
Combivent® untuk mengatasi sesak yang dapat dilihat dari peningkatan O2 pada
pemeriksaan data laboratorium (Medscape, 2023). Pada hasil spirometer
menunjukan FEV1 = 54% dan FEV1/FVC = 66%, nilai tersebut berada pada rentang
50% - 70% yang mendakan bahwa pasien berada dalam kondisi PPOK
sedang/moderate (GOLD, 2024).
Assessment
• Terapi non-farmakologis:
1. Menghindari asap dan gas berbahaya seperti asap rokok, asap kendaraan
dan gas yang lainnya yang dapat memperparah PPOK.
2. Memakai baju tebal dan selimut ketika cuaca sedang dingin.
3. Tidak melakukan aktivitas terlalu berat yang dapat membebani kinerja
paru-paru dan jantung.
• Monitoring
1. Sesak napas: Monitoring sesak untuk mencegah PPOK agar tidak
semakin parah.
2. Leukosit: Memantau jumlah kenaikan leukosit untuk mengetahui
adanya infeksi bakteri/virus ketika leukosit berada diatas batas normal.
3. Batuk berdahak: Monitoring batuk berdahak untuk dilakukan terapi dari
obat batuk berdahak.
4. Mual dan muntah: Memantau efek samping dari obat yang digunakan
dan memberikan obat untuk meredakan efek samping tersebut.
5. Tekanan darah: Memantau tekanan darah akibat riwayat penyakit
maupun efek samping dari obat yang digunakan untuk menjaga tekanan
darah agar tetap normal.
6. Oksigen: Memantau kadar oksigen pasien agar pasien dipastikan
memiliki oksigen yang cukup untuk menghindari adanya kekurangan
oksigen.
• Lembar Konseling
1. Pasien: Memberikan penjelasan aturan pemakaian obat yaitu puyer 3
kali sehari diminum setiap 8 jam, memberikan informasi terkait
antibiotik bahwa antibiotik harus diminum sampai habis, Mengedukasi
bahaya paparan asap rokok, asap kendaraan dan asap lainnya, serta
menyarankan untuk memakai masker ketika sedang beraktivitas diluar
ruangan.
2. Keluarga Pasien: Memberi edukasi terkait penggunaan obat dan
memantau perkembangan dan penggunaan obat dari pasien serta
memantau aktivitas pasien agar pasien tidak melakukan aktivitas yang
terlalu berat dan mengingatkan untuk memakai masker ketika berada
diluar rumah.
3. Perawat: Memantau perkembangan kondisi kesehatan dari pasien.
Dipiro, C.V., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L. & Wells, B.G. 2015.
Pharmacotherapy Handbook, 9th Edition., McGraw-Hill Education, United
States.
Gahart, B.L., Nazzareno, A.R., Ortega, M.Q. 2017. Gahart’s 2018 Intravenous
Medications: A Handbook for Nurses and Health Professionals. 34th
edition., Elsevier, Korea.
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease. 2024. Global Strategy for
the Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive
Pulmonary Disease.
Katzung, B. G. dkk., 2012. Basic and Clinical Pharmacology., McGraw Hill, New
York.
Smeltzer, S.C, Bare, B.G. 2010.Text Book of Medical Surgical Nursing 11th
edition., Philadelpnia.