Anda di halaman 1dari 11

TONISITAS

1. Seorang apoteker di bagian R&D suatu industri farmasi sedang menyusun formula sediaan cair
antasida dengan bahan aktif aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida. Berdasarkan data
studi pra-formulasi yang dimiliki, dikehendaki agar sediaan tersebut memiliki pH 8-9. Bahan
tambahan apakah yang dapat meningkatkan efektifitas sediaan tersebut?
A. Dapar (mempertahankan pH)
B. Pemanis Adjust ph, untuk menaikan atau menurunkan ph dengan cara
C. Pengawet 1. Asam, adjust dengan HCl
D. Pembasah 2. Basa, adjust dengan NaOH
E. Pensuspensi
2. Suatu industri farmasi akan memproduksi sediaan injeksi Atropin 1% dengan volume 100 L.
Berapa gram NaCl yang harus ditambahkan apabila sediaan dikehendaki isotonis? (∆Tf Atropin 1%
=0.07℃, ∆Tf 1% NaCl= 0.58℃, ∆Tf 0.9% NaCl= 0.52℃)
A. 771 gram
B. 772 gram Metode penurunan titik beku
C. 773 gram W = 0,52 – a = 0,52 – 0,07 = 0,45 = +0,775 g, 0,775g/0,1 L X 100 L = 775 g
b 0,58 0,58
D. 774 gram
a = (0,07 x 1) = 0,07
E. 775 gram
3. Seorang apoteker ingin melakukan evaluasi sediaan infus dengan parameter adanya endotoksin.
Metode apakah yang tepat digunakan untuk uji endotoksin?
A. Metode pirogenasi dengan hewan kelinci
B. Metode Limulus Amebocyte Lysate
C. Metode uji sterilitas
D. Metode penghamburan cahaya
E. Metode fertilitas
4. Bagian Pengawasan Mutu sedang melakukan uji bubble point test pada alat sterilisasi. Uji ini
dilakukan sebelum proses sterilisasi sediaan injeksi vitamin C. Tujuan pengujian untuk memastikan
agar alat sterilisasi berfungsi dengan baik, sehingga menjaga kualitas produk tetap steril. Proses
sterilisasi apa yang akan dilakukan?
A. Panas basah (ZA tahan panas & kelembaban)
B. Panas kering (ZA tahan panas & tidak tahan kelembaban)
C. Sterilisasi dengan etilen oksida (tidak tahan panas, terutama Alkes)
D. Radiasi (sediaan padat & semi padat tidak tahan panas)
E. Filtrasi (produk cair tidak tahan panas)
5. Dilakukan uji sterilitas larutan injeksi kloramfenikol dari beberapa batch seperti tabel berikut. Batch
manakah yang merupakan negatif palsu?
Gambar:
A. Batch 1
B. Batch 2
C. Batch 3
D. Batch 4
E. Batch 5
6. Sebuah industri akan memproduksi sediaan infus mannitol 10% dalam kemasan flakon 500 mL. Jika
diketahui data ekivalensi NaCl mannitol E = 0,18. Apakah sifat tonisitas sediaan tersebut ?
A. Sudah Isotonis Metode ekivalen NaCl, W = (0,9 g/100 ml x volume) – x
B. Hipotonis, perlu diencerkan Infus manitol 10% dalam 500 ml = 10/100 x 500 = 50 g
X = E senyawa x Berat senyawa ( 0,18 x 50) = 9 g
C. Hipertonis, perlu ditambah NaCl sebanyak 4,5 g W = (0,9 g/100 ml x 500 ml) – 9 g
D. Hipotonis, perlu ditambah NaCl sebanyak 4,5 g = 4,5g – 9g = -4,5g
Hipertonis, perlu diencerkan
E. Hipertonis, perlu diencerkan
7. Departemen RnD suatu industri farmasi akan membuat sediaan injeksi efedrin 1% dengan nilai
ekivalensi NaCl sebesar 0,23. Sediaan dibuat dalam volume 200 ml. Berapakah NaCl yang harus
ditambahkan agar larutan isotonis? Metode ekivalen NaCl, W = (0,9 g/100 ml x volume) – x
A. 1,14 gram Injeksi efedrin 1% dalam 200 ml = 1/100 x 200 = 2 g
B. 1,24 gram X = E senyawa x Berat senyawa ( 0,23 x 2) = 0,46 g
W = (0,9 g/100 ml x 200) – 0,46
C. 1,34 gram = 1,8 – 0,46 = +1,34 g (Hipotonis), harus ditambahkan NaCl
D. 1,44 gram sebanyak 1,34 g
E. 1,54 gram
8. Seorang Apoteker QC sedang melakukan evaluasi terhadap produk steril untuk menentukan ada
atau tidaknya endotoksin bakteri pada sampel tersebut menggunakan pereaksi Limulus Amebocyte
Lysate (LAL). Apakah indikator yang menunjukkan bahwa sampel positif mengandung endotoksin?
A. Terbentuk jendal gel
B. Tidak terbentuk jendal gel
C. Sampel berubah menjadi hitam
D. Terdapat zat asing
E. Terdapat endapan
9. Seorang Apoteker di RS sedang menyiapkan larutan isotonik dari 0,52 g Efedrin HCl dan 0,10 g
Glucose. Apabila nilai Ekivalensi NaCl dari Efedin HCl dan Glucose berturut-turut adalah 0,3 dan 0,1.
Berapakah volum isotonik untuk sediaan tersebut?
A. 12,44 mL X Efedrin HCl = (0,52 x 0,3) = 0,156
B. 14,44 mL X Glucosa = (0,10 g x 0,1) = 0,01
C. 16,44 mL X total = 0,156 + 0,01 = 0,166
D. 18,44 mL V = (W x E) x 111,1
= 0,166 x 111,1 = 18,44 ml
E. 20,44 mL
10. Suatu industri farmasi sedang melakukan riset ingin membuat larutan isotonik dextrose NaCl
dengan bahan dextrose anhidrat 0,25% sebanyak 1 liter. Dibutuhkan sejumlah NaCl tertentu
dengan diketahui NaCl ekivalen (E value) untuk dextrose 0,18. Jumlah NaCl yang diperlukan adalah
A. 0,25 g
Metode ekivalen NaCl, W = (0,9 g/100 ml x volume) – x
B. 0,3 g Dextrose anhidrat 0,25% dalam 1000 ml = 0,25/100 x
C. 0,35 g 1000 = 2,5 g
D. 0,4 g X = E senyawa x Berat senyawa ( 0,18 x 2,5) = 0,45 g
E. 0,45g Karena NaCl 0,9% disoal setara dengan dextrosa, maka
tidak dimasukan ke rumus.

FARMAKOKINETIK 1

1. Suatu obat dengan volume distribusi 500 L, bioavailabilitas 0,7 dan loading dose 1,43 mg.
Berapakah cp max nya (µg/L)?
a. 1 µg/L
b. 2 µg/L Loading dose 1,43 mg = 1.430 µg
c. 2,3 µg/L Cp max = ld x BA = 1.430µg x 0,7 = 2,00 µg/L
d. 2,6 µg/L Vd 500 L
e. 3 µg/L
2. Seorang pasien laki-laki berumur 54 tahun dengan berat badan 60 kg dan tinggi badan 168 cm di
resepkan amoksisilin dengan konsentrasi awal (C0) 159,0 µg/ml dan volume distribusi 18 L.
Berapakan AUC nya?
a. 0,00883 mcg/ml
b. 0,075 mcg/ml AUC = C0 = 159,0 µg/ml = 0,00883 µg/ml
c. 0,067 mcg/ml Vd 18.000 ml
d. 0,065 mcg/ml
e. 0,0890 mcg/ml
3. Seorang pasien wanita berumur 24 tahun dengan berat badan 47 kg dan tinggi badan 160 cm di
resepkan amoksisilin dengan konsentrasi awal (C0) 140,8 µg/ml dan volume distribusi 50% dari
berat badan pasien. Berapakan AUC nya?
a. 0.0498 mcg/ml
b. 0.0678/ml Vd = 50% BB. BB = 47kg, maka Vd = 23,5 L = 23.500 ml
c. 0.00599 mcg/ml AUC = C0 = 140,8 µg/ml = 0,00599 µg/ml
d. 7.77 mcg/ml Vd 23.500 ml
e. 4.56 mcg/ml
4. Seorang laki-laki berumur 53 tahun dengan berat badan 63 kg dan volume distribusinya 40% dari
berat badan, bioavailabilitas 0,5 dan loading dose 1,37 mg. Berapakah cp max nya?
a. 23.67 µg/L
Loading dose 1,37 mg = 1.370 µg
b. 34.50 µg/L
Vd = 40% BB. BB = 63 kg, maka Vd = 63 x 40% = 25,2 L
c. 22.43 µg/L
Cp max = ld x BA = 1.370µg x 0,5 = 27,18 µg/L
d. 27.18 µg/L
Vd 25,2 L
e. 30.20 µg/L
5. Seorang wanita umur 23 tahun di infus kloramfenikol sebanyak 150 ml dalam waktu 2 jam. Berapa
jumlah tetes/menit jika diketahui factor tetes 20?
a. 15 tetes/min
b. 20 tetes/min
TPM = V.Infus x Faktor tetes = 150 ml x 20 = 25 tetes/min
c. 23 tetes/min
Waktu (menit) 120 min
d. 30 tetes/min
e. 25 tetes/min
6. Seorang pasien perempuan akan menjalani hemodialisa dan perlu dihitung klirens kreatininnya.
Diketahuan pasien tersebut umur 50 tahun, berat badan 45 kg dan tinggi badan 158 cm, dengan
serum kreatininnya 2 mg/dl. Berapakan klirens total pasien?
a. 25,9 ml/min CrCl wanita = (140 – umur th) x BB kg x 0,85
b. 47,78 ml/min 72 x SrCr
c. 43,55 ml/min = (140 – 50) x 45 x 0,85 = 4.050 x 0,85 = 23,90 ml/min
d. 23,90 ml/min 72 x 2 144
e. 20,98 ml/min
7. Jika obat diberikan pada jam 09.00 pagi dan diketahui k eliminasi obat tersebut 0.067/jam dan obat
mengikuti orde satu. Pada jam berapakah kadar obat menjadi 50%?
a. Pukul 20.00
b. Pukul 18.00 t ½ = 0,693= 0,693 = 10,34 jam
c. Pukul 05.00 keesokan harinya Ke 0,067
d. Pukul 07.00 keesokan harinya
e. Pukul 19.00
8. Pasien wanita umur 35 tahun dengan berat badan 55 kg diresepkan cephalexin untuk penyakit isk
yang dideritanya. Jika diketahui volume distribusi pasien 20 L dengan klirens total pasien 56,75
ml/min. Berapkah kecepatan eliminasinya?
a. 1.215
b. 0.00283
Ke = CL= 56,75 = 0,00283 menit
c. 0.00256
Vd 20.000
d. 0.0035
e. 1.872
9. Seorang perempuan berumur 23 tahun dengan berat badan 48 kg didiagnosa diare kolera dan
diresepkan doksisiklin oleh dokter. Diketahui volume distribusi 9.6 L, t ½ eliminasi 2 jam. Berapa
klirens total pasien diatas (ml/min)?
a. 55.44
b. 45.66 Ke = 0,693 = 0,693 = 0,005775 menit
c. 45.78 t½ 120
d. 50.43 Cl = Ke x Vd = 0,005775 menit x 9.600 ml = 55,44 ml/min
e. 67.82
FARMAKOKINETIK 2
1. Seorang apoteker di industri farmasi A sedang melakukan pengembangan tablet generik obat X
dengan kekuatan dosis 500 mg. Sebelumnya pabrik tersebut memproduksi sediaan injeksi obat X 5
mg/mL volume 100 mL dengan nilai AUC 36 dan bioavailabilitas absolut obat sebesar 48%.
Berapakah AUC dari tablet generic obat X?
a. 12.67
Fabsolut = AUC p.o x Dosis i.v 0,48 = x 500mg
b. 17.28
AUC i.v x Dosis p.o 18.000mg
c. 20.35
48% = AUC p.o x 500mg x = 8.640/500 = 17,28
d. 25.44
36 x 500mg
e. 27.89
2. Seorang apoteker di bagian produksi obat sedang menentukan waktu kadaluarsa obat. Diketahui
kecepatan eliminasi obat 0,0002/hari dan mengikuti orde 1. Jika satu bulan sama dengan 30 hari.
Berapa bulan waktu kadaluarsa obat tersebut?
a. 13,5
b. 14,5 t90orde 1 = 0,105 / ke
c. 15,0 = 0,105 / 0,0002
d. 16,0 = 525 hari
e. 17,5 Karena 1 bulan 30 hari, maka 525/30 = 17,5 bulan
3. Seorang pasien pria berumur 42 tahun dengan berat badan 65 kg dan tinggi badan 170 cm
mengonsumsi obat teofilin yang memiliki waktu paruh 5 jam. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kadar Css 90%. Ke = 0,693 = 0,693 = 0,1386 jam
a. 10,42 jam t½ 5
lnA = lnA0 – k.t
b. 11,89 jam ln10 = ln100 – 0,1386.t
c. 13,21 jam 2,3025 = 4,6051 – 0,1386.t
2,3025 – 4,6051 = - 0,1386t
d. 15,11 jam -2,3026 = - 0,1386t
e. 16,61 jam t = -2,3026 / -0,1386 = 16,61 jam

4. Seorang pasien wanita berumur 32 tahun dengan berat badan 45 kg dan tinggi badan 160 cm,
mendapatkan obat gentamisin dari dokter. Pasien melakukan pemantauan kadar obat dalam darah.
Hasil pemantauan menunjukkan konsentrasi awal obat mencapai 1,5 mg/mL. Kecepatan eliminasi
yaitu 0.1102/jam dengan volume distribusi 18,70. Berapa nilai AUC obat tersebut?
a. 3,1654 mg.jam/mL
b. 5,0980 mg.jam/mL
AUC = C0 = 1,5 mg/ml = 13,6116 mg.jam/ml
c. 7,1856 mg.jam/mL
Ke 0,1102 jam
d. 8,5404 mg.jam/mL
e. 13,62 mg.jam/mL
5. Seorang pasien pria berumur 42 tahun dengan berat badan 65 kg dan tinggi badan 170 cm
mengonsumsi obat teofilin yang memiliki waktu paruh 6 jam. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai kadar Css 70%.
a. 10,42 jam
b. 11,89 jam Ke = 0,693 = 0,693 = 0,1155 jam
t½ 6
c. 13,21 jam ln 100 – ln (100 - %Css)
d. 15,11 jam ke
e. 16,61 jam 4,6051 – ln (100 – 70) = 4,6051 – 3,4011 = 1,204 = 10,42 jam
0,1155 0,1155 0,1155
6. Seorang pasien pria berusia 70 tahun didiagnosa menderita kanker testis. Dokter memberikan
regimen terapi dengan carboplatin. Diketahui pasien memiliki, BB 67kg, TB 175cm. Berdasarkan
hasil lab serum kreatinin 0,87 mg/dL, AUC 6 mg.ml/min. Berapa mg dosis carboplatin untuk pasien
tersebut?
CrCl = (140-70) x 67 = 4.690 = 74,8722
a. 428.01 72 x 0,87 62,64
b. 491.95 Dosis = AUC x (CrCl + 25)
c. 492.28 = 6 x (74,8722 + 25)
d. 508.28 = 6 x 99,8722
= 599,2337
e. 599.22
7. Suatu produk allopurinol 100 mg/5 ml mengikuti orde 0 dan memiliki laju reaksi penguraian sebesar
0,1%/bulan. Syarat kadar allopurinol pada sediaan adalah tidak kurang dari 93% dan tidak lebih dari
100%. Diketahui Ko : 0,1% A : 93% Ao : 100% Berapa bulan waktu kadaluwarsa produk?
a. 60 A = A0 – k.t
b. 70 93% = 100% - 0,1.t
c. 80 0,1t = 100% - 93%
d. 90 t = 7 / 0,1 = 70 bulan
e. 100
8. Seorang pasien laki-laki mendapatkan terapi amiodaron. Setelah pasien mengonsumsi amiodaron,
ditemukan terjadi toksisitas amiodaron. Hasl pemantauan kadar obat menunjukkan 1,5 mg/mL.
konsentrasi yang diharapkan 1 mg/mL. Waktu paruh amiodaron diketahui 58 hari. Berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konsentrasi yang diinginkan?
a. 29,98 hari Ke = 0,693 = 0,693 = 0,0119 hari
b. 33,94 hari t ½ 58
c. 41,77 hari lnA = lnA 0 – k.t

d. 48,56 hari ln1 = ln1,5 – 0,0119.t


0 = 0,4054 – 0,0119.t
e. 51,22 hari
0 – 0,4054 = - 0,0119t
t = -0,4054 / -0,0119 = 34,0672 hari

KIMIA ANALISIS
1. QC akan melakukan analisa kadar Ambroxol menggunakan HPLC. Sebelum pengujian dilakukan uji
kesesuaian sistem dengan menginjeksikan larutan standar sebanyak 1 kali. Dari hasil pengujian
tersebut didapatkan waktu retensi Ambroxol 8,2 menit dengan lebar puncak 0,5 menit. Berapakah
nilai lempeng teoritis yang dihasilkan dari uji tersebut?
A. 1303
B. 2303 N = 16 (tR/Wb)2
C. 3303 = 16 (8,2/0,5)2
D. 4303 = 16 X 268,96
E. 5303 = 4.303

2. QC sedang melakukan pengujian disolusi secara spektrofotometri UV-Vis. Sebelum menguji disolusi,
dilakukan uji kesesuaian sistem dengan membaca serapan larutan standar sebanyak 5 replikasi.
Dari hasil pengujian tersebut, didapat rata-rata serapan 0,6435 dan Standar Deviasi
0,0016.Berapakah % RSD serapan dari hasil uji kesesuaian sistem?
A. 0,16%
%RSD = (SD / rata-rata) x 100%
B. 0,25%
= 0,0016 / 0,6435 x 100%
C. 2,48%
D. 4,02%
= 0,25%
E. 6,44%
3. Seorang Apoteker di Industri Farmasi sedang mengembangkan suatu metode analisa. Saat
melakukan validasi didapat persamaan kurva baku y= 500x - 1 dan diketahui simpangan baku
0,5.Berapakah batas analit terkecil dalam sampel yang dapat terdeteksi?
A. 0,001
B. 0,003 LOQ = 10 x (SD/slope)
C. 0,01 = 10 x (0,5/500)
D. 0,03 = 10 x 0,001 = 0,01
E. 0,1
4. Seorang Farmasis di bagian pengembangan menganalisa turunan senyawa Purin dengan
menggunakan Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (KLT-KT) fase terbalik. Disajikan kromatogram
densitometer sebagai berikut. Senyawa turunan Purin apakah yang bersifat paling polar? Gambar:

A. Asam urat
B. Xantine
C. Hipoksantin
D. Guanin
E. Adenin
KLT-KT (fase terbalik) → fase
diam non-polar→ pertama keluar
non-polar → terakhir keluar
polar.

5. Seorang Apoteker di Industri Farmasi sedang mengembangkan suatu metode analisa. Saat
melakukan validasi didapat persamaan kurva baku y = 500x - 1 dan diketahui simpangan baku 0,5.
Berapakah batas analit terkecil dalam sampel yang dapat terkuantifikasi?
A. 0.001
LOD = 3 x (SD/slope)
B. 0.003
= 3 x (0,5/500)
C. 0.01
= 3 x 0,001 = 0,01
D. 0.03
E. 0.1
6. Sebuah Industry Farmasi melakukan analisis pada obat yang mengandung Natrium Diklofenak.
Berdasarkan hasil 5x replikasi diperoleh sebagai berikut: Berdasarkan data tersebut, manakah
replikasi yang memiliki hasil terbaik? Gambar:

A. Replikasi 1
B. Replikasi 2 %RSD = ≤2%
%Recovery = 98-102%
r = >0,997, max 1
C. Replikasi 3
D. Replikasi 4
E. Replikasi 5

7.

Berdasarkan data tersebut, zat aktif obat apakah yang bersifat paling non polar?
A. Paracetamol (PARA) RP-HPLC (fase terbalik) → fase
B. Phenylephrine Hydrochloride (PHE) diam non-polar→ pertama keluar
C. Chlorpheniramine Maleate (CPM)
polar → terakhir keluar NON-
D. Caffeine (CAF)
polar.
E. Chloramphenicol (CHL)
8. Bagian Penelitian dan pengembangan industri obat tradisional akan melakukan penetapan kadar
mangosten didalam ekstrak kulit manggis dengan menggunakan metode KLT densitometri dan
menentukan % koefisien variasi (KV) dari hasil penetapan tersebut diperoleh ratarata kadar sebesar
508,55 dengan nilai SD 6,77. Berapakah Koefisien Variasinya?
A. 1,00%
B. 1,33% KV = (SD / rata-rata) x 100%
C. 1,53% = (6,77 / 508,55) x 100%
D. 1,73% = 0,0133 x 100% = 1,33%
E. 1,98%
9. BPOM mendeteksi sediaan yang mengandung parasetamol dan ibuprofen dengan KCKT. Waktu
retensi secara berturut turut adalah 6 menit dan 9 menit, puncak masing-masing 1,5 cm dan 2,5
cm. Berapa resolusi dari uji tersebut?
A. 1 2(tR 2−tR 1)
B. 1,5 Rs =
w 1+ w 2
C. 2
D. 2,5 2(9−6)
E. 3 Rs = = 6/4 =1,5
1,5+2,5
SOAL KIMIA FARMASI
1. Apoteker QC melakukan analisis kadar BB Miconazole Nitrat. Sebanyak 350mg sampel dilarutkan
dalam 50 ml asam asetat glasial, kemudian dititrasi dengan asam perklorat 0,099N dan didapat
volume penitar 7,3ml (tiap ml 0,1 N Asam Perklorat setara dengan 47,92mg Miconazole Nitrat).
Berapakah kadar Miconazole dalam sampel?
Jawab :
V . titran x N . aktual x BST
Kadar=
N . teoritis

7,3 x 0,099 x 47,92


Kadar= = 346,32
0,1

2. Apoteker menetapkan kadar serbuk Omeprazol. Ditimbang seksama 100mg serbuk sampel dan
dilarutkan dalam larutan pengencer hingga 50ml. sejumlah 5ml larutan diencerkan hingga 50ml.
kemudian dianalisis dengan KCKT. Diketahui luas area puncak sampel adalah 5710, sedangkan luas
area puncak larutan baku 0,2mg/ml adalah 5870. Berapa % kadar sampel?
Jawab :
AUC smpl 5710
[ smpl ] = x [ std ] = x 0,2=0,1945
AUC std 5870

Conc . x V ( L ) xFP 0,1945 x 0,05 x 10


%kadar= x 100 %= x 100 %=97,25 %
mg smpl 100

3. Sebanyak 100 mg sampel yang mengandung paracetamol dilarutkan dalam etanol hingga 100ml.
setelah itu diambil 10ml dan diencerkan hingga 100ml pada labu takar. Larutan tersebut kemudian
diukur serapannya pada spektrofotometer dan diperoleh A = 0,465. Berapakah kadar paracetamol
tersebut jika diketahui persamaan kurva bakunya adalah y = 0,013x + 0,096?
Jawab :
y = 0,013x + 0,096
Kadar pct = Conc. x V(L) x FP
0,465 = 0,013x + 0,096
= 28,38 x 0,1 x 10
0,465 – 0,096 = 0,013x
= 28,38
0,369 = 0,013x
x = 28,38

4. Seorang analis QC melakukan penetapan kadar Metformin secara titrimetri. Sebanyak 42mg sampel
dilarutkan dalam 4mL asam formiat dan 50mL asam asetat anhidrat. Kemudian dititrasi secara
Potensiometri dengan HClO4 0,1N. Hasil pengujian menunjukkan volum peniter yang digunakan
sebanyak 5mL dan 0,25mL (untuk titrasi blanko). (Tiap mL 0,1N HClO4 setara 8,0mg
Metformin)Berapakah %kadar Metformin dalam sampel?
A. 101,15%
B. 100,50% %Metformin = {(V1-V0) x N x BST / N x mg} x 100%
C. 98,15% = {(5-0,25) x 0,1 x 8 / 0,1 x 42} x 100%
D. 95,17% = (3,8 / 4,2) x 100%
= 90,47%
E. 90,47%
5. Seorang apoteker sedang melakukan analisa kadar Ibuprofen 450 mg menggunakan HPLC. Sampel
dilarutkan dalam 250 mL pelarut, kemudian dipipet 1 mL dan diencerkan hingga 50 mL. Hasil
didapatkan AUC sampel 3050, area standar 3000 dan konsentrasi standar 30 ppm. Berapa persen
kadar sampel tersebut?
A. 42,33%
Konsentrasi sampel = AUC sampel / AUC standar x konsentrasi standar
B. 48,50% = 3050 / 3000 x 30 = 30,5
C. 84,72% % kadar = (konsentrasi x volume x FP / massa sampel) x 100%
D. 94,70% = (30,5 x 0,25 x 50 / 450mg) x 100%
E. 95,35% = 84,72%
6. Seorang apoteker pada sebuah industri farmasi bertugas di departemen QC dan melakukan
pengujian batas cemaran logam Pb dengan AAS. Didapat hasil Absorban 0,0083. Absorban standar
dengan konsentrasi 10 ppm sebesar 0,0104. LOD metode sebesar 7,5 ppm. Sebanyak 20g sampel
didestruksi dan dilarutkan dalam 25mL lalu dibaca. Berapa ppm kah konsentrasi logam Pb yang
terbaca pada instrumen?
A. 7,98 ppm
B. 7,88 ppm [smpl] = (abs smpl /abs std) x [std]
C. 9,78 ppm = (0,0085/0,0104) x 10
D. 9,98 ppm = 7,98 ppm
E. 0,48 ppm
7. Departemen R&D sedang mengembangkan metode analisa untuk bahan baku asam mefenamat.
Diigunakan pelarut fase gerak yang bersifat polar dengan komposisi air dan asetonitril yaitu 3:5.
Berapa indeks polaritas yang dihasilkan dari fase gerak tersebut ? (P air = 10,2 ; P asetonitril 5,8)
A. 5,96
B. 6,38 P air = 3/8 x 10,2 = 3,825
C. 6,84 P acn = 5/8 x 5,8 = 3,625
D. 7,45 Indeks Polaritas 3,825 + 3,625 = 7,45
E. 8,55
8. Apoteker QC melakukan penetapan kadar Ranitidin 150mg menggunakan Spektrofotometer UV-Vis.
Tablet digerus dan dilarutkan dalam 100mL methanol. Dipipet 2,5mL dan diencerkan hingga 50mL
absorbansi yang diperoleh 0,5 dengan persamaan regresi linear y = 0,5x – 36. Berapa persen kadar
yang diperoleh?
A. 102,67% y = 0,5x - 36
%kadar = (Conc. x V(L) x FP / mg) x 100%
B. 98,33% 0,5 = 0,5x - 36
= (73 x 0,1 x 20 / 150) x 100%
C. 97,33% 0,5 + 36 = 0,5x
= 97,33%
D. 100,67% x = 36,5 / 0,5 = 73
E. 95,17%
9. Seorang Apoteker di bagian QC menetapkan kadar Asam Mefenamat tablet menggunakan metode
titrasi asam basa. Ditimbang sejumlah serbuk tablet setara dengan 0,5 gram asam mefenamat
kemudian dilarutkan ke dalam 100 mL etanol netral. Titrasi dengan NaOH 0,1 M menggunakan
indikator merah fenol. Tiap mL NaOH 0,1 M setara dengan 24,13 mg asam Mefenamat. Jika jumlah
pereaksi yang dibutuhkan sampai titik akhir sebanyak 20,5 mL, berapakah % Kadar sampel bahan
baku tersebut?
A. 96,13%
V . titran x N . aktual x BST
% Kadar= x 100%
N . teoritis x mg
B. 97,25% 20,5 x 0,1 x 24,13
% Kadar= x 100%
C. 98,50% 0,1 x 500
D. 99,93% = 98,93%
E. 100,25%

Anda mungkin juga menyukai