Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL BIOEX-EK

MEDICAL DETECTOR OF ANXIETY

Disusun Oleh:
1. Bima Lesmana Siringoringo (1105220002)
2. Fata Naufal Habibullah (1105223058)
3. Aksanil Ikhsan (1105223020)
4. Dwi Kharisma (1105223077)
5. Andi Tri Rahma Utami (1105223087)

UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................2
2.1 Anxiety...........................................................................................................................................2
2.2 Electroencephalography.................................................................................................................2
2.3 Ritme Electroencephalography......................................................................................................3
BAB 3 TAHAP PELAKSANAAN.........................................................................................................5
3.1. Pelaksanaan program....................................................................................................................5
3.2. Fase akhir......................................................................................................................................7
BAB 4 ANGGARAN BIAYA.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................9
SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PELAKSANA.......................................................................10

i
BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang padat akan penduduk,pada tahun 2021 saja tercatat
terdapat 273,8 juta penduduk, dengan banyaknya penduduk di Indonesia tidak sedikit pula
yang merasa cemas akan kebutuhannya. Apalagi di era modern ini banyak orang yang belum
terpenuhi kebutuhan nya. Rasa cemas tidak hanya dialami oleh orang tua atau dewasa saja
melainkan anak sekolah, remaja, bahkan lansia. Kecemasan pada ilmu kedokteran sering
dikenal dengan nama anxietas. Anxietas dapat ditimbulkan dari situasi atau objek tertentu
bahkan bisa timbul dari individu itu sendiri, seperti perasaan takut akan sesuatu yang akan
dihadapinya. Beberapa metode telah dikembangkan untuk mendeteksi seberapa besar tingkat
kecemasan pada seseorang pada seseorang. salah satunya yaitu Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS). HARS menggunakan serangkaian pertanyaan dengan jawaban yang harus
diisi oleh pasien sesuai dengan kondisi yang dirasakan oleh pasien tersebut. Jawaban yang
diberikan merupakan skala (angka) 0, 1, 2, 3, atau 4 yang menunjukan tingkat gangguan dan
setelah pasien menjawab sesuai apa yang dirasakan, maka hasilnya dapat dihitung dengan
menjumlahkan total skor yang didapat dari setiap soal (pernyataan).

Kecemasan adalah perasaan ketika seseorang merasa takut dengan alasan yang tidak
jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika seseorang merasa cemas maka akan muncul
perasaan tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat bahwa dirinya akan ditimpa
malapetaka, padahal ia tidak mengerti mengapa emosi tersebut terjadi. Gangguan
kecemasan(anxiety disorder) adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting
tentang kecemasan yang berlebihan, disertai respon perilaku yang berlebih,emosi yang tidak
stabil, dan fisiologis. seseorang yang mengalami gangguan kecemasan dapat dilihat dari
perilaku yang tidak lazim seperti panik tanpa alasan, takut yang tidak beralasan terhadap
objek atau kondisi kehidupan, melakukan tindakan berulang-ulang tanpa dia sadari,
mengalami kembali rasa traumatik, dan kekhawatiran yang berlebihan. Pada waktu tertentu,
manusia memperlihatkan salah satu dari perilaku tersebut sebagai respon yang lazim terhadap
kecemasan. Perbedaan kecemasan biasa dengan gangguan kecemasan(anxiety disorder)
adalah gangguan kecemasan dapat mempengaruhi atau mengganggu kehidupan penderitanya,
termasuk mengganggu kinerja individu, kehidupan keluarga, dan gangguan sosial.

Dari permasalahan tersebut kami ingin menciptakan teknologi untuk mendeteksi


gangguan kecemasan. Agar dapat mendeteksi gangguan kecemasan sedini mungkin dan dan
untuk membantu tenaga kesehatan mengukur tingkat kecemasan pasiennya, atau bahkan
masyarakat umum yang tidak memiliki materi dan waktu untuk melakukan tes kecemasan
maka dibutuhkan pemanfaatan teknologi berupa alat futuristik dengan nama MENDOAN
(Medical Detector Of Anxiety).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anxiety

Gangguan depresi dan kecemasan merupakan komorbiditas yang sangat umum pada
pasien epilepsi (PWE) dan diperkirakan terjadi pada 21,9-23,1% dan 20,2% . Adanya salah
satu penyakit penyerta dikaitkan dengan kualitas hidup yang lebih buruk, peningkatan
pemanfaatan sumber daya pelayanan kesehatan, dan peningkatan angka kematian. Sejumlah
penelitian pencitraan yang bergantung pada tingkat oksigenasi darah (BOLD) menunjukkan
bahwa gangguan kecemasan umum (GAD) dapat menyebabkan aktivasi abnormal pada
wilayah otak tertentu pada pasien. Di indonesia, hasil penelitian yang dilakukan oleh Fakultas
Kesehatan Universitas Indonesia pada tahun 2021 menemukan bahwa mayoritas remaja dan
dewasa muda berusia 16-24 tahun memasuki periode kritis kesehatan mental. Lebih lanjut
penelitian tersebut menemukan bahwa hampir 96% remaja dan dewasa muda mengalami
gejala kecemasan (anxiety) dan 88% diantaranya mengalami gejala depresi.
Pada proposal kali ini kami ingin membuat suatu alat dimana alat ini bisa mendeteksi
atau membaca sinyal otak para penderita gangguan kecemasan (Anxiety Disorder) Dengan
menggunakan konsep seperti EEG. Tujuan kami menciptakan alat ini adalah untuk membantu
orang-orang yang memiliki gangguan kecemasan (anxiety disorder). Alat ini akan di desain
seperti bentuk topi sehingga lebih praktis dan mudah untuk di bawa-bawa. Alat ini juga
direncanakan akan terhubung dengan aplikasi sehingga pengguna dapat mengecek sendiri
berapa persen gangguan kecemasan mereka.

2.2 Electroencephalography

EEG adalah singkatan dari Elektroensefalogram. Ini adalah teknik perekaman yang
digunakan untuk merekam aktivitas listrik dari otak. EEG mengukur pola gelombang otak
dan digunakan untuk mendeteksi aktivitas listrik yang dihasilkan oleh neuron-neuron di
dalam otak. EEG biasanya direkam dengan menggunakan elektroda yang ditempatkan di kulit
kepala. Mereka dapat dipasang dengan perekat (seperti kolodium) atau ditanamkan dalam
topi khusus yang pas. Resistansi dari koneksi harus kurang dari 5 kilo ohm, sehingga situs
perekaman pertama-tama dibersihkan dengan alkohol yang telah diencerkan, dan pasta
elektroda konduktif dioleskan ke cangkir elektroda.

Elektroensefalogram (EEG) adalah catatan dari sinyal listrik yang dihasilkan oleh
tindakan kooperatif sel-sel otak, atau lebih tepatnya, rangkaian waktu potensial medan
ekstraseluler yang dihasilkan oleh tindakan mereka yang bersamaan. Elektroensefalogram
berasal dari kata-kata Yunani encephalon (otak) dan graphein (menulis). EEG dapat diukur
dengan menggunakan elektroda yang ditempatkan di kulit kepala atau langsung di korteks.
Dalam kasus terakhir, kadang-kadang disebut elektrokortikografi (ECoG). Medan listrik yang
diukur secara intra kortikal dinamai Potensial Medan Lokal (LFP). EEG yang direkam dalam
ketiadaan stimulus eksternal disebut EEG spontan; EEG yang dihasilkan sebagai respons
terhadap stimulus eksternal atau internal disebut potensial terkait acara (ERP). Amplitudo
EEG dari subjek normal dalam keadaan terjaga yang direkam dengan elektroda kulit kepala
adalah 10–100 mV. Dalam kasus epilepsi, amplitudo EEG dapat meningkat hingga hampir
satu derajat. Di korteks, amplitudo berada dalam rentang 500–1500mV.

2.3 Ritme Electroencephalography

● Ritme delta adalah fitur utama dalam EEG, direkam saat tidur nyenyak. Pada tahap
ini, gelombang delta. biasanya memiliki amplitudo besar (75-200mV) dan
menunjukkan. koherensi yang kuat di seluruh kulit kepala.
● Ritme theta jarang terjadi pada manusia dewasa. Namun, mereka dominan pada
hewan pengerat; dalam kasus ini, rentang frekuensi lebih luas (4–12 Hz) dan
gelombang memiliki amplitudo tinggi dan bentuk gergaji karakteristik.
Dihipotesiskan bahwa ritme theta pada hewan pengerat berfungsi sebagai mekanisme
gerbang dalam transfer informasi antara struktur otak (2). Pada manusia, aktivitas di
band theta dapat terjadi dalam keadaan emosional atau beberapa keadaan kognitif;
juga dapat terkait dengan perlambatan ritme alfa yang disebabkan oleh patologi.
● Ritme alfa mendominasi selama kesadaran dan paling mencolok di bagian belakang
kepala. Mereka teramati dengan baik ketika mata tertutup dan subjek dalam keadaan
rileks. Mereka terblokir atau melemah oleh perhatian (terutama visual) dan oleh upaya
mental. Ritme Mu memiliki rentang frekuensi yang mirip dengan alfa, tetapi
topografinya dan signifikansinya secara fisiologis berbeda. Mereka terkait dengan
fungsi korteks motorik dan mendominasi bagian tengah kepala. Ritme Mu terblokir
oleh fungsi motorik.
● Ritme beta adalah karakteristik dari keadaan kewaspadaan yang meningkat dan
perhatian terfokus, seperti yang telah ditunjukkan dalam beberapa penelitian hewan
dan manusia.
● Ritme gamma terkait dengan pemrosesan informasi (misalnya, pengenalan
rangsangan sensorik) dan awal gerakan sukarela. Secara umum, dapat disimpulkan
bahwa ritme kortikal terlambat terkait dengan otak yang tidak aktif dan yang tercepat
dengan pemrosesan informasi.
Gambar 1. Ritme EEG karakteristik, dari atas: delta (0.5–4Hz), theta (4–8 Hz), alpha (8–
13Hz), beta (13–30Hz). Jejak terendah - EEG selama kejang epilepsi, perhatikan bahwa skala
amplitudonya hampir sepuluh kali lebih besar.
BAB 3
TAHAP PELAKSANAAN

3.1. Pelaksanaan program

1.Pembuatan Produk

2.Penyusunan Desain
Pada alat desain yang kami rancang saat ini, terdapat alat dan bahan yang
diperlukan untuk membuat alat tersebut.
2.1 Alat
● Elektroda
● Kabel Elektroda
● Topi Renang (untuk lapisan ke-1)
● Topi Beanie/Kupluk (untuk Lapisan ke-2)
● Perekat atau Tape
● Manekin Kepala
2.2 Bahan
● Gunting
● Pensil atau penanda
● Perekam Sinyal Imajiner
Untuk penyusunan desain, hal yang pertama kita lakukan adalah
menyiapkan manekin atau model kepala yang sudah dibuat agar topi yang kita
desain bisa lebih mudah. Pastikan terlebih dahulu topi tersebut dalam keadaan
bersih dan bebas dari kotoran atau pun bahan yang dapat mengganggu kontak
antara eeg kami menggunakan topi berbahan karet seperti topi renang agar
tidak terjadi noise atau gangguan saat mengecek gelombang di kepala kita,
biasanya rambut kita yang menjadi gangguan akan hal tersebut. jadi kami
menggunakan topi renang agar kita tidak perlu menggunakan Gel konduktif.
setelah itu,kita akan menggunakan tape atau lem untuk menempelkan
elektroda pada topi renang. sebelum ditempel, kita harus membuat lubang
pada topi renang lalu memasukkan elektroda tersebut dengan lokasi elektroda
EEG standar.
Hubungkan elektroda ke kabel elektroda dan pastikan kabel terpasang
erat ke perekam imajiner Anda. Oleskan sedikit gel konduktif ke elektroda dan
tempelkan elektroda dengan kuat ke bahan pengganti kulit. Untuk simulasi,
Anda dapat menghubungkan kabel elektroda ke perekam EEG imajiner dan
merekam “aktivitas” semuanya. Anda dapat membuat pola atau “sinyal” apa
pun yang Anda inginkan untuk tujuan demonstrasi.

3. Cara kerja produk


Produk ini diciptakan agar mempermudah masyarakat untuk mendeteksi
anxiety atau gangguan kecemasan.Produk ini pula dapat dikatakan memiliki
cara kerja yang tidak rumit atau mudah sehingga user dapat dengan mudah
untuk menggunakannya. Untuk cara kerja alat ini, ketika user merasa gejala-
gejala anxietynya akan kambuh maka alat ini akan langsung dipasang di
kepalanya. Lalu alat tersebut akan bekerja dengan memindai aktivitas dari sel-
sel di dalam otak yang disebut neuron dan mengirimkannya ke sebuah aplikasi
di smartphone dengan menggunakan sistem bluetooth sebagai perantara yang
menghubungkan antara aplikasi dengan alat. Pada alat ini pula terdapat suatu
komponen yang berfungsi sebagai sensor-sensor yang disebut elektroda,
komponen ini lah yang akan memindai aktivitas-aktivitas pada otak dan
mengirimkannya ke sebuah media yaitu aplikasi pada smartphone user. pada
alat ini juga terdapat kabel elektroda yang berfungsi sebagai penghubung
antara mesin dengan elektroda.Terdapat juga komponen topi renang berfungsi
sebagai media untuk melekatnya elektroda agar dapat dipasang pada kepala.
Selain itu juga terdapat topi beanie/kupluk sebagai pelapis dari topi renang,
selain sebagai pelapis topi beanie/kupluk juga dapat menjadi media estetika
pada produk ini sehingga produk ini menjadi lebih menarik

3.2. Fase akhir

1. Tampilan aplikasi
BAB 4
ANGGARAN BIAYA

No. Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan (RP) Harga Total (RP)

1. Elektroda 1 set 500.000 5.000.000

2. Kabel elektroda 1 set 10.000 100.000

3. Topi Renang 1 buah 30.000 30.000

4. Topi Beanie/kupluk 1 buah 100.000 100.000

5. Perekat atau tape 2 buah 50.000 100.000

6. Manekin Kepala 1 buah 28.000 30.000

7. Gunting 1 buah 20.000 20.000

8. Pensil atau penanda 2 buah 5.000 10.000

9. Perekam sinyal 1 buah 2.000.000 2.000.000


imajiner

Total 5.390.000
DAFTAR PUSTAKA
SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PELAKSANA

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Ketua Tim : Bima Lesmana Siringoringo

Nim Ketua Tim : 1105220002

Nama Mentor : Wiwiet Danu Subekti

NIM Mentor : 1105210924

Dengan ini menyatakan bahwa proposal BIOEX-EK saya dengan judul MEDICAL
DETECTOR OF ANXIETY yang diusulkan untuk tahun ajaran 2023 adalah asli karya kami.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Bandung, Tanggal-Bulan-Tahun
Yang menyatakan,

Materai senilai Rp.10.000


Tanda tangan (asli TTD basah)

(Nama Lengkap)
NIM.
Lampiran 5 : Formulir Penilaian Proposal BIOEX-EK

Judul Proposal : MEDICAL DETECTOR OF ANXIETY

Divisi BIOEX : BIOEX-EK

NIM/Nama Ketua : 1105220002/Bima Lesmana Siringoringo

NIM/Nama anggota 1 : 1105223058/Fata Naufal Habiburrahman

NIM/Nama anggota 2 : 1105223020/Aksanil Ikhsan

NIM/Nama anggota 3 : 1105223077/Dwi Kharisma Sari

NIM/Nama anggota 4 : 1105223087/Andi Tri Rahma Utami

No. Kriteria Bobot Skor Nilai

Kreativitas :

1 Gagasan (Orisinalitas, unik, 25


dan manfaat masa depan)

Kemutakhiran Ipteks yang 20


Diadopsi

2 Kesesuaian Tahap 20
Pelaksanaan

Potensi Program :

3 Kontribusi Produk Luaran 20


Terhadap Perkembangan
IPTEKS

Potensi Publikasi Artikel 10


Ilmiah/KI

4. Penyusunan Anggaran 5
Biaya: Lengkap, Rinci,
Wajar dan Jelas
Peruntukannya

Total 1000
Keterangan:
Nilai = Bobot x Skor; Skor (1=Buruk; 2=Sangat Kurang; 3=Kurang; 4=Cukup; 5=Baik;
6=Sangat Baik)
Komentar:

Bandung, tanggal-bulan-tahun
Penilai,

TTD

(Nama Lengkap)
NIP

Anda mungkin juga menyukai