Anda di halaman 1dari 12

LEMBAR JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Awal

Dosen Pengampu : Dr. Neneng Sri Wulan, M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Juliana Nurhikmah

NIM : (2109750)

Kelas : 2B PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS DAERAH PURWAKARTA

2022
SOAL!!!

Bagian A

1. Dalam menghadirkan pembelajaran bahasa di sekolah dasar, guru harus


mengemasnya dalam sebuah pembelajaran yang inovatif. Buatlah contoh
pembelajaran inovatif untuk pembelajaran membaca, menulis, menyimak, dan
berbicara di kelas awal. Masing-masing pembelajaran tersebut dapat menggunakan
beragam model, pendekatan, strategi, metode, teknik, ataupun media pembelajaran
yang menarik.
2. Pilihlah salah satu pembelajaran inovatif yang Anda buat sebagai jawaban soal nomor
satu, kemudian buatlah sebuah video pembelajaran sebagai bentuk
pengimplementasian pembelajaran tersebut.

Bagian B

Setiap anak pasti mengalami berbagai macam perkembangan dalam dirinya, misalnya
perkembangan bahasa. Untuk mengetahui tingkat perkembangan bahasa pada anak, kita harus
mengkajinya dengan saksama.

1. Pilihlah dua anak yang berusia sama di lingkungan tempat Anda tinggal.
2. Lakukan observasi terhadap dua anak tersebut selama tiga hari pada waktu yang sama
dengan durasi yang sama, misalnya setiap hari pukul 16.00 s.d. 16.30 WIB.
3. Paparkan hasil observasi Anda dan analisislah sesuai dengan teori perkembangan
bahasa anak. Paparkan tingkat perkembangan bahasa anak, apakah sesuai dengan
teori, lebih cepat, lebih lambat, dll. Kemukakan penyebab hal tersebut (misalnya
penyebab lebih cepat atau lebih lambat) dengan melihat hasil analisis sebelumnya
(misalnya peran orang tua ketika pengasuhan selama Anda melakukan observasi, latar
belakang keluarga, dll).
JAWABAN!!!

Bagian A

 Materi :
a. Kelas 2 SD
b. Tema 2
c. Subtema 4 “Gemar Membaca”
d. Pembelajaran 1
 Link : https://youtu.be/fRJj1dzXdCI

HASIL OBSERVASI

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK

A. INFORMASI DATA
1. Identitas Anak
 Anak Ke – 1

Nama Khoerotunnisa Ependi


Kelas 1 (Satu)
Usia 7 Tahun
Sekolah SDN 1 Mulyamekar

 Anak Ke – 2

Nama Akmal Permana


Kelas 1 (Satu)
Usia 7 Tahun
Sekolah SDN 1 Mulyamekar

2. Identitas Ayah
 Anak Ke – 1

Nama Jalaluddin Ependi


Usia 47
Pekerjaan Penjaga Toko
Pendidikan SD

 Anak Ke – 2

Nama AA (beliau minta


disamarkan)
Usia 55
Pekerjaan Kuli Bangunan
Pendidikan SD

3. Identitas Ibu
 Anak Ke – 1

Nama Juju Juheriah


Usia 45 Tahun
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Pendidikan SD

 Anak Ke – 2

Nama Ai
Usia 48
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Pendidikan SD

B. HASIL OBSERVASI
 Observasi Hari Ke – 1

Waktu Stimulus Respon


Bertanya mengenai nama • Anak ke – 1 : Langsung
lengkap anak. menjawab dengan
mengacungkan tangan dan
sambil menuliskan
“Khoerotunnisa Ependi” “ini
Teh Ana nama aku”
katanya.

• Anak ke – 2 : Menjawab
“aku Akmal Permana”
Bertanya mengenai makanan • Anak ke – 1 : Menjawab
kesukaan anak serta alasan “aku suka Bulger”.
mengapa mereka suka hal
18.30 – 19.30
itu. • Anak ke – 2 : Menjawab
“aku suka nasi goreng sama
ayam kampung”.
Anak di ajak bernyanyi lagu • Anak ke – 1 : Bernyanyi
ABC. dengan lancar dari huruf A
sampai Z.

• Anak ke – 2 : Bernyanyi
terbata – bata saat huruf R
sampai Z.

 Observasi Hari Ke – 2

Waktu Stimulus Respon


Membaca kata bergambar • Anak ke – 1 : Membaca
berulang kali, setelah itu buku dengan lancar tanpa
anak disuguhkan kata yang mengeja.
sama tanpa gambar.
• Anak ke – 2 : Membaca
dengan terbata-bata dan
hanya menebak dari gambar
saja.
18.30 – 19.30 Menulis nama panggilan. • Anak ke – 1 : Tulisan
besar, cepat tapi kurang jelas
dan dapat memegang pensil
dengan benar.

• Anak ke – 2 : Tulisan
besar, lambat tapi lebih rapi
dari anak pertama dan dapat
memegang pensil dengan
benar.
Anak diberikan tontonan • Anak ke – 1 : Membaca
cerita Riko The Series judulnya terlebih dahulu.
berjudul “banyak makan Menonton, tetapi sesekali ia
permen”, lalu anak disuruh ngobrol dengan kakak nya.
menceritakan kembali cerita • Anak ke – 2 : Menonton
tersebut. ceritanya, namun banyak
ketawa.

• Ketika anak ditanya “coba


cerita apa tadi?”. Kedua
anak sama-sama menjawab
“Riko sakit gigi, makan
permennya banyak”.

 Observasi Hari Ke – 3

Waktu Stimulus Respon


Anak di berikan tampilan • Anak ke – 1 : Menunjuk
gambar TV dan Radio. radio sambil berkata “ini
radio” dan menunjuk TV
berkata “terus ini TV atau
telepisi”.

• Anak ke – 2 : “aku ge tau


ini radio” sambil menunjuk,
lalu “ini TV” sambil
menunjuk.
Menunjukkan pada anak Kedua anak serempak
18.30 – 19.30
gambar lampu lalu lintas. menjawab “lampu merah”.
Bertanya pada anak apa saja Kedua anak menjawab
makna pada lampu lalu bahwa warna merah pada
lintas. lampu lalu lintas
menandakan berhenti, dan
hijau menandakan boleh
berjalan. Namun, mereka
tidak mengetahui makna
warna kuning yang ada pada
lampu lalu lintas.

C. HASIL ANALISIS
Dari observasi yang saya lakukan dari hari pertama sampai hari ketiga, tingkat
perkembangan bahasa anak termasuk dalam Tahap Linguistik V (Kompetensi Penuh).
Teori ini dikemukakan oleh Piaget dan Vygotsy (dalam Tarigan, 2011) yang
menyatakan bahwa perkembangan bahasa anak adalah terdiri dari :
 0,0 – 0,5 Tahap Meraban (Pra – linguistik) Pertama
 0,5 – 1,0 Tahap Meraban (Pra – linguistik) Kedua : Kata Nonsense
 1,0 – 2,0 Tahap Linguistik I : Holofrastik ; Kalimat Satu Kata
 2,0 – 3,0 Tahap Linguistik II : Kalimat Dua Kata
 3,0 – 4,0 Tahap Linguistik III : Pengembangan Tata Bahasa
 4,0 – 5,0 Tahap Linguistik IV : Tata Bahasa Pra-Dewasa
 5,0 – … Tahap Linguistik V : Kompetensi Penuh

1. TAHAP LINGUISTIK V (KOMPETENSI PENUH)


Sekitar usia 5 – 7 tahun, anak-anak mulai memasuki tahap yang disebut
sebagai kompetensi penuh. Sejak usia 5 tahun pada umumnya anak-anak yang
perkembangannya normal telah menguasai elemen-elemen sintaksis bahasa ibunya
dan telah memiliki kompetensi (pemahaman dan produktivitas bahasa) secara
memadai. Meskipun demikian, perbendaharaan katanya masih terbatas tetapi terus
berkembang atau bertambah dengan kecepatan yang mengagumkan.
Berikutnya anak memasuki usia sekolah dasar, seperti anak-anak yang saya
berikan stimulus ini. Usia mereka 7 tahun dan sedang menginjak kelas 1 SD. Selama
periode ini, anak-anak dihadapkan pada tugas utama mempelajari bahasa tulis. Hal ini
dimungkinkan setelah anak-anak menguasai bahasa lisan. Perkembangan bahasa anak
pada periode usia sekolah dasar ini meningkat dari bahasa lisan ke bahasa tulis.
Kemampuan mereka menggunakan bahasa berkembang dengan adanya pemerolehan
bahasa tulis atau written language acquisition. Bahasa yang diperoleh dalam hal ini
adalah bahasa yang ditulis oleh penutur bahasa tersebut, dalam hal ini guru atau
penulis. Jadi anak mulai mengenal media lain pemerolehan bahasa yaitu tulisan,
selain pemerolehan bahasa lisan pada masa awal kehidupannya.
Menurut Tarigan (1988) salah satu perluasan bahasa sebagai alat komunikasi
yang harus mendapat perhatian khusus di Sekolah Dasar adalah pengembangan
bahasa tulis (melek huruf). Perkembangan baca tulis anak akan menunjang serta
memperluas pengungkapan maksud-maksud pribadi anak, misal melalui penulisan
catatan harian, menulis surat, jadwal harian dsb. Dengan demikian perkembangan
baca tulis di sekolah dasar memberikan cara-cara yang mantap menggunakan bahasa
dalam komunikasi dengan orang lain dan juga dengan dirinya sendiri.
2. ANALISIS PERKEMBANGAN ANAK
a. Stimulus Hari Pertama
 Stimulus pertama, anak ditanya mengenai nama lengkapnya. Mengenali
nama merupakan salah satu tonggak perkembangan bahasa anak.
Umumnya anak mulai mengingat namanya ketika sudah berusia 15 hingga
18 bulan. Di usia itu anak sedang mengalami pertumbuhan untuk
mengucapkan kata-kata. Respon anak pertama dan anak kedua sudah
sesuai, mereka dapat mengetahui nama lengkap mereka.
 Stimulus kedua, anak ditanya tentang kesukaannya dan ditanya “mengaoa”
mereka suka itu. Kedua anak sudah mengetahui apa yang mereka suka.
Namun, pada anak pertama ia menyebut burger dengan sebutan “bulger”
artinya ia belum bisa melafalkan kata dengan benar, tetapi ia tidak cadel.
Jadi, hanya saja ia belum tahu dan belum bisa menyebutkan kosakata itu.
Sedangkan, anak kedua ia menyebutkan “ayam kampung” mungkin
menurutnya ayam goreng jenis ayam kampung. Anak ini berarti sudah
mengetahui hal-hal yang ada di sekitarnya.
 Stimulus ketiga, anak diajak bernyanyi lagu ABC. Lagu ABC adalah lagu
umum yang didendangkan orang tua untuk memperkenalkan huruf pada
anak. Seperti anak pertama, ia sudah tahu dan hafal apa saja huruf alfabet.
Berbeda dengan anak kedua, ia tahu alfabet dan lancar menyanyikan lagu
ABC dari huruf A sampai Q saja. Artinya, anak pertama perkembangan
nya lebih cepat daripada anak kedua. Setelah ditanyakan kepada orang tua
dari anak kedua, ternyata anak ini tidak sekolah TK terlebih dahulu
melainkan langsung masuk ke SD. Belajar alfabet seharusnya terjadi
secara bertahap, karena tidak semua anak berkembang pada tingkat yang
sama, sehingga beberapa anak belajar lebih awal dari yang lain.
b. Stimulus Hari Kedua
 Stimulus pertama, membaca kata bergambar berulang kali, setelah itu anak
disuguhkan kata yang sama tanpa gambar. Anak pertama sudah bisa membaca
lancar tanpa mengeja walaupun tidak ada gambar. Sementara itu, anak kedua
ketika membaca kata bergambar ia bisa membaca dengan baik. Namun, ketika
disuguhkan kata saja tanpa gambar ia terbata-bata dan mesti dieja. Artinya
perkembangan membaca pada anak kedua, lebih lambat daripada anak
pertama. Hal ini bisa saja disebabkan karena , mungkin pengajar atau orang
tua keliru dalam mengajarkan baca ke anak.
 Stimulus kedua, anak menuliskan nama panggilannya. Saya berikan
stimulus ini agar anak dapat belajar menuliskan huruf dan melatih
kemampuan anak dalam memahami suatu konsep. Anak pertama, nama
panggilannya “Ica”. Ia sudah bisa memegang pensil, lalu menuliskan
namanya di buku tetapi tulisan tangannya yang berantakan. Menurut
saya hal ini bukan karena ia malas, tetapi tulisan yang berantakan sering
disebabkan oleh masalah pada keterampilan motorik anak. Ketika anak-
anak tersebut bertambah umur bisa saja tulisannya menjadi rapi asalkan
selalu diberikan latihan. Sedangkan, anak kedua belum bisa menuliskan
namanya dan membentuk huruf sehingga membuat sulit untuk belajar
mengeja.
 Stimulus ketiga, Anak diberikan tontonan cerita Riko The Series
berjudul “banyak makan permen”, lalu anak disuruh menceritakan
kembali cerita tersebut. Stimulus yang saya berikan ini bertujuan agar anak
lebih mudah dalam menyerap ilmu baru dan akan meningkatkan kosa kata
anak tentunya. Respon anak pertama, saat video dimulai ia membacakan
judulnya terlebih dahulu. Namun, ketika sedang menonton ia sesekali bermain
bersama Kakaknya (tidak fokus). Sedangkan anak kedua, ia fokus melihat dan
menonton video tersebut. Ketika tayangan cerita itu sudah selesai, saya
bertanya kepada kedua anak “apa yang diceritakan tadi?” dari cerita tersebut.
Keduanya hampir sama menjawab bahwa cerita itu “Riko yang sakit gigi
karena banyak makan permen”. Yang terjadi pada anak pertama yaitu ia sulit
untuk fokus karena di sekelilingnya ada Kaka dan temannya yang lain
sehingga konsentrasi nya mudah teralihkan. Namun, susah konsentrasi
merupakan kondisi yang sangat wajar anak-anak alami.
c. Stimulus Hari Ketiga
 Stimulus pertama, anak diberikan gambar TV dan Radio. Stimulus ini
dilakukan untuk menstimulasi bicara dan bahasa pada anak dengan mengajak
anak mengenal benda yang serupa dan berbeda. Respon kedua anak baik,
mereka dapat mengetahui dan membedakan antara TV dan radio. Namun,
pada anak pertama, ia melafalkan TV yaitu “telepisi” bukan “televisi”.
 Stimulus kedua, menampilkan gambar lampu lalu lintas kepada anak dan
bertanya “ini apa?”. Serentak anak menjawab “lampu merah”, mereka
menjawab ini karena sesuai dengan apa yang sering mereka dengar. Sehingga,
anak keliru melafalkan kata yang seharusnya.
 Stimulus ketiga, bertanya pada anak apa saja makna pada lampu lalu lintas.
Kedua anak belum mengetahui makna warna kuning pada lampu lalu lintas.
Hal ini disebabkan karena hal yang sering mereka dengar adalah “lampu
merah” mereka tidak diberitahu oleh orang tuanya mengenai makna lampu
warna kuning. Stimulus ini bermanfaat sebagai upaya pembentukan karakter
ke arah yang lebih baik dan menanamkan kedisiplinan, juga memberikan
antisipasi dan rasa aman dalam berkendara khususnya dalam budaya tertib
berlalu lintas.
Dari proses observasi ini, anak pertama lebih cepat perkembangannya di bidang
membaca dan menulis serta memahami hal yang lainnya dibandingkan dengan anak yang
kedua. Hal ini terjadi karena ia sudah dikenalkan alfabet dan lain sebagainya di TK dan orang
tuanya mengajari anak belajar membaca sejak dini. Sejak usia 5 tahun anak ini di kenalkan
dengan buku, buku yang dipilih adalah buku cerita bergambar dengan teks sedikit lebih
panjang. Sedangkan anak yang kedua, ia masih belum bisa mengenal huruf dan lancar
membaca. Hal ini disebabkan oleh kondisi otak yang tidak mampu memproses bahasa dan
pusat penalaran visual dan mungkin karena pengajar atau orang tua keliru dalam mengajarkan
baca ke anak. Sehingga anak sulit untuk merangkai huruf, kata, maupun kalimat untuk
mengutarakan maksud mereka secara tepat.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai