Anda di halaman 1dari 1

Biaya pakan dapat mencapai 70% dari biaya produksi dalam usaha ternak unggas modern.

Usaha
ternak unggas intensif memiliki produktivitas tinggi, dengan broiler mencapai berat badan 1,5 kg
dalam 32 hari dan petelur menghasilkan lebih dari 300 butir dalam 1 tahun. Input produksi seperti
bibit, pakan, pencegahan penyakit, dan manajemen pemeliharaan sangat penting. Jenis unggas
terpilih yang digunakan meliputi broiler, ayam petelur, kalkun, dan itik. Industri unggas di Indonesia
mengalami dampak dari krisis ekonomi pada 1998 dan wabah flu burung pada 2004, tetapi produksi
telah kembali normal. Teknologi pakan memiliki peran penting dalam mendukung industri unggas di
Indonesia menuju kemandirian.

A. Jenis bahan baku pakan

Untuk memenuhi kebutuhan gizi ternak, diperlukan ransum yang terdiri dari campuran berbagai
bahan pakan. Jagung adalah sumber utama energi dalam ransum unggas dan babi, tetapi jika tidak
tersedia, bisa digantikan dengan gandum, barley, triticale, atau sorgum. Jika negara tidak memiliki
tanaman biji-bijian, energi harus diimpor. Di Indonesia, sorgum dan dedak padi kadang-kadang
digunakan. Bahan sampingan pertanian seperti dedak padi, bungkil kelapa, dan bungkil inti sawit
digunakan sebagai sumber energi dan protein, sedangkan sumber protein hewani termasuk tepung
ikan, daging dan tulang, bulu ayam, dll.

Anda mungkin juga menyukai