Anda di halaman 1dari 18

Pasar Apung

Oleh: Dahlan Iskan

SAYA dipaksa istri lihat pasar terapung di Banjarmasin. Saya pura-pura takut: berangkat.
Sebenarnya cerita di TV dan medsos sudah cukup lengkap. Untuk apa lagi ke sana.
Maka habis Subuh kami langsung turun dari kamar hotel. Ke dermaga. Fajar belum lagi
menyingsing. Doa subuh masih banyak berkumandang dari pengeras suara masjid.
Di dalam mobil teman dari Tanah Bumbu membagi masker. "Untuk apa? Harus?'' tanya saya.
''Asap tebal. Harus pakai masker,'' jawab Nisa, wartawati yang menyertai kami.
Persiapan masker itu berdasar pengalaman rombongan wartawan dari Batu Licin ke
Banjarmasin. Sehari sebelumnya. Di sekitar subuh. Mereka harus meminggirkan mobil.
Bahaya. Jarak pandang tidak sampai 10 meter. Udara berasap tebal. Campur kabut.
Sampai dermaga, langit timur mulai merona. Tanda-tanda kabut tidak ada. Asap pun tiada.
Langit cerah. Kami pun masuk perahu. Tidak ada tempat duduk di dalam perahu. Harus
bersila di lantainya. Tidak nyaman. Saya putuskan pindah ke buritan. Atap perahu ini rendah.
Tidak bisa berjalan sambil berdiri. Maka saya menuju ke buritan dengan batingkaung.
Itu tidak mungkin dilakukan oleh istri. Lututnyi bermasalah. Maka saya teriaki dia: jangan
masuk perahu. Lewat atap saja. Langsung menuju buritan.
Dia sudah biasa lari di atap perahu. Perahu adalah kendaraan utama dari rumah orang tuanyi
di Loa Kulu ke sekolahnyi di Samarinda. Ternyata dia pilih duduk di atas atap perahu. Bisa
lihat ke segala arah. Ditemani Nisa yang hamil muda.
Saya tidak bahagia di perjalanan sungai Martapura ini. Naik perahu sudah biasa. Menyusuri
sungai bukan barang baru. Saya justru seperti melihat masa nan silam: 40 tahun yang lalu.
Kanan-kiri sungai Martapura seperti sengaja mengabadikan masa silam. Di sungai ini dekade
seperti berhenti menjemput dekade-dekade di depannya.
Fajar berganti pagi. Waktunya mandi pagi. Maka di sepanjang pinggir sungai Martapura ini
banyak orang lagi mandi pagi: di dermaga apung di depan rumah masing-masing. Di sebelah
bangunan toilet yang juga terapung. Atau toilet bertiang di atas air sungai.
Yang laki-laki mandi dengan cara tetap mengenakan celana kolor. Saya tahu cara mandi
seperti itu. Saya pernah mengalaminya berbulan-bukan. Di dermaga apung sungai Mahakam.
Di bagian kampung Karang Asam, pinggiran kota Samarinda. Saya tinggal di rumah kakak
sulung. Di belakang sekolah. Tiap pagi harus menyusuri jembatan kayu, menyeberangi jalan
raya, menuruni dermaga: ada toilet terapung di situ. Juga ada rangkaian kayu terapung yang
bisa untuk mandi.
Menyabun badan bagian atas tidak ada masalah. Tapi menyabun bagian bawah harus
memasukkan sabun ke dalam celana kolor. Jangan menghadap ke jalan raya. Jangan pula
menghadap ke hulu atau ke hilir. Di jalan banyak orang lewat. Di hulu dan hilir juga banyak
orang mandi serupa. Yang paling aman: menghadap ke tengah sungai. Memang ada perahu
yang lalu-lalang di sana tapi agak jauh di tengah. Etika perahu: tidak boleh lewat dekat
tempat mandi dan toilet seperti itu. Gelombang yang diakibatkan oleh perahu akan
mengguncang pijakan tempat mandi mereka.
Yang wanita mandinya sambil mengenakan sarung yang dililit sampai atas dada. Cara
menyabun badan pun sama dengan laki-laki yang pakai celana kolor.
Sudah lama tidak ada lagi pemandangan seperti itu di Karang Asam. Modernisasi sudah
mengubah cara mandi. Apalagi kualitas air Mahakam sendiri sudah kian parah.
Di umur 72 tahun ini saya melihatnya lagi di sepanjang sungai Martapura.
Di sini saya juga melihat suami istri berperahu kecil menuju kebun. Perahu tanpa atap. Lebar
perahu hanya cukup untuk satu badan. Suami istri itu duduk berjauhan. Satu di depan. Satu di
belakang. Mereka sibuk menyingkirkan ilung, tanaman mengapung yang memblokir
pinggiran sungai.
Suami istri itu perlu menerobos ilung untuk masuk parit kecil. Kebun itu rupanya berada di
pinggir parit tersebut.
Begitu lama saya tidak melihat orang ke kebun naik perahu kecil. Dekade sudah sering
berganti. saya melihatnya lagi di dekade ini.
Setelah setengah jam melihat masa lalu seperti itu sampailah di lokasi pasar terapung. Perahu
kami disambut banyak perahu kecil yang membawa dagangan: nasi kuning haruan, nasi
kuning hintalu, air dalam botol, pisang, jeruk, rambutan, kesemek, dan segala hasil bumi
sekitar sungai itu. Perahu kami seperti terkepung puluhan perahu kecil.
Tidak ada skenario akan membeli apa pun di situ. Tapi tidak mungkin. Seorang ibu begitu
agresif menawarkan dagangan. Seorang remaja putri menempelkan perahunyi ke perahu
kami. Tangan kanannyi memegang dagangan. Tangan kirinyi memegang tali perahu. Mereka
begitu gigih berdagang. Saya harus menghargai kegigihan usaha seperti itu. Maka istri saya
membeli banyak hal tanpa tahu bagaimana menghabiskannya.
Saya pun memberi kode Nisa, untuk segera balik ke Banjarmasin. Pikiran saya bergejolak.
Simpati. Iba. Kagum. Prihatin. Jadi satu.
Waktu berperahu meninggalkan pasar terapung itu terlihat begitu banyak perahu lain yang
datang. Tidak sedikit yang berisi rombongan besar. Misalnya kelompok Harley-Davidson
dari Yogyakarta.
Turisme adalah gaya hidup modern. Turis senang melihat objek yang tidak bergerak maju.
(*)

Komentar Pilihan Dahlan Iskan*


Edisi 9 Oktober 2023: Rumah Bocor

AnalisAsalAsalan
Saya suka pertanyaan konsep seperti di tulisan awal. Namun, masih
menyisakan satu pertanyaan konseptual, yaitu "Kalau tidak sesuai feng shui
tetapi tidak bocor, bisakah sukses?" Apakah jawabannya, "Tidak bisa."
Atau: "Bisa, tetapi tidak maksimal." Ataukah seperti yang biasa terjadi:
"Bisa, tetapi perlu ditambah ini-itu. Istilah awamnya 'mengakali' feng shui
awal supaya efektif negatif mengecil mendekati nol."

thamrindahlan
Selamat Senin Pagi. Rumah sebagai salah satu tempat kediaman
merupakan tempat berteduh dalam kehidupan keseharian. Rumah nan
nyaman, aman dan asri semakin nikmat dihuni ketika se isi rumah
menyadari bahwa peran masing masing anggota keluarga sesuai dengan
kedudukan drumah tangga. Kedamaian bukan saja ditilik dari fengsui namun
lebih jauh dari itu besar atau kecil tempat berhimpun mampu menjadi
tempat idaman. Rumah bocor lebih terasa ketika musim hujan. Rumah
beratap genteng akan lebih ketahuan bocor ketika ada titika air masuk
kedalam rumah. Itulah tandanya atap genteng wajib diperbaikii sebelum
hujan menghujam kembali. Pemilihan tempat tinggal perlu perencanaan
matang. Tidak mungkin selagi ada pilihan rakyat membangun rumah di tepi
bukit atau gunung. Anda sudah tahu resiko longsor besar sekali. Awal dari
fengsui itu yaitu memilih tempat kediaman yang sebisa nya menghadap ke
matahari terbit. Sebelum kiamat matahari akan selalu terbit dari timur dan
tenggelam ke barat sesuai dengan geografi anda bermukim. Sinar matahari
pagi menyinari seisi rumah. Bersebab hal itu upayakan pintu dan jendela
dibuka lebar lebar agar udara segar menyelimuti seluruh ruang rumah.
Ketika siang matahari mulai turun sinaran tetap menaungi kediaman dengan
sempurna. Kalaulah tidak bisa seratuis persen rumah menghadap timur
paling tidak jangan membelakangi sinar pagi. Peradaban Islam memberikan
filosofi kehidupan manusia. Baiti Jannati. Rumahku surgaku. Salamsalam

Handoko Luwanto
Jurnal Perusuh Disway Edisi: Perangkat Desa (08-10-2023)
#_Nama___<Komentar><Kata>Pilihan
#1_adi sukamto___<1><6>
#2_Agus Suryono___<8><566>★★★
#3_Ahmad Zuhri___<2><21>
#4_Amat K.___<9><313>★★★★
#5_AnalisAsalAsalan___<1><18>
#6_bitrik sulaiman___<2><24>
#7_Dedy Ananta___<1><165>★
#8_Echa Yeni___<3><56>★
#9_Edi Sampana___<1><4>
#10_Em Ha___<1><76>★
#11_Er Gham___<4><283>★
#12_Fa Za___<1><24>★
#13_Fiona Handoko___<3><200>★
#14☀_Guslurah___<3><36>
#15_Handoko Luwanto___<6><450>★★
#16_heru santoso___<1><194>★
#17_ichsan Hamid___<1><2>
#18_ikhwan guru sejarah___<1><63>★
#19_imau compo___<3><175>★
#20_Jimmy Marta___<1><24>
#21_Jo Neca___<17>❖<376>
#22_Johannes Kitono___<5><693>★
#23_Jokosp Sp___<7><526>★★★
#24_Juve Zhang___<1><202>★
#25_Kang Sabarikhlas___<1><1>
#26_KawaiChoco _003___<1><1>
#27_Lagarenze 1301___<2><223>★★
#28_Leong Putu___<17>❖<473>★★
#29_Liam Then___<16><1226>
#30_Liáng - βιολί ζήτα___<6><716> ★
#31_M.Zainal Arifin___<3><84>
#32_Mahmud Al Mustasyar___<2><147>★
#33_Mirza Mirwan___<5><658>★★
#34_MULIYANTO KRISTA___<14><170>★
#35_mzarifin umarzain___<2><4>
#36_Pryadi Satriana___<3><349>★
#37_rid kc___<1><43>
#38_Rigih Bayu Ratri___<1><126>★
#39_sinung nugroho___<1><46>
#40_Sugik Oit___<1><9>
#41_sutrisno timi___<1><10>
#42_thamrindahlan___<2><276>★
#43_Udin Salemo___<7><254>★★
#44_Warung Faiz___<2><39>
#45_Yellow Bean___<3><171>
Total: 174 Komentar dengan 37 ★ dari 25 Perusuh

Lagarenze 1301
Bang Handoko Luwanto merekap komentar, hari ini saya coba merekap
keluhan. Banyak komentator yang ngeluh, nyindir, ngenyek, dan ngece.
Bahkan, ada pula yang bilang, "Gratis kok protes." Meski Disway dan CHD-
nya gratis, saya yakin bukan karena itu terjadi beberapa kekurangan dalam
penyajiannya. Dan, tentu bukan karena gratis pula admin bekerja tanpa
prosedur standar. Pasti mereka tetap berusaha maksimal untuk menyajikan
yang terbaik, tanpa kesalahan, namun mungkin beberapa kali lalai. (Oh, ya,
seharusnya untuk media seperti Disway, yang menangani tulisan CHD bukan
admin, tapi sekelas editor atau asisten editor.) Berikut rekap keluhan
pembaca CHD:
1. Susah login. Ada dua hal: dalam beberapa waktu keluar sendiri dan jika
mau login susah sekali. Berkali-kali meng-klik "Masuk dengan Google" tetap
tidak bisa. Ada komentator yang mengaku tidak ada masalah: tak pernah
keluar sendiri, kalaupun mau login tidak ada masalah juga. Namun, yang
mengeluhkan hal ini semakin banyak.
2. Web mengalami freeze dan muncul gambar hujan. Komentator yang
ngetik langsung di kolom komentar bakal menggerutu kalau komen yang
ditulis panjang hilang. Kondisi freeze ini dialami hampir semua komentator.
3. Tulisan CHD telat terbit. Sedianya pukul 04.00 WIB. Saya yakin bukan
karena Pak Dis telat setor tulisan. Yang jadi masalah tambahan, beberapa
kali terbit real di atas pukul 05.00 tapi ditulis tetap pukul 04.00. *lanjut di
komen bawah.
4. Komentar pilihan terpotong. Pernah pula yang tayang cuma nama
komentator saja, tanpa komentarnya. Atau komen berulang.
5. Pengantar komentar pilihan benar tertulis tanggal kemarin, tapi judul
tulisan CHD yang hari ini. Mestinya judul tulisan CHD pakai yang kemarin
juga.
6. Salah ketik dalam tulisan CHD. Mungkin editor lalai atau mungkin tulisan
tak sempat diedit lagi, atau bagaimana mekanisme di Disway saya tak tahu.

Itu beberapa yang saya rekap, mungkin ada yang belum masuk. Namun,
apapun itu, saya pribadi berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada Pak
Dis dan timnya. Kita bukan saja mendapat manfaaat dari setiap tulisan yang
dihadirkan (sebesar apapan dan sekecil apapun manfaat itu), kita juga
diberi ruang untuk berekspresi, saling menanggapi, bahkan untuk komentar
out of topic. Dan, ini yang paling utama, terima kasih atas totalitas Pak Dis
menghadirkan tulisan setiap hari tanpa libur, bahkan ketika sedang sakit
atau banyak kerjaan dan banyak pikiran. Banyak yang bisa menulis, tapi
belum tentu punya dedikasi dan konsistensi untuk menulis setiap hari.
Banyak yang bisa bikin web sendiri dan menulis di web sendiri, tapi
mungkin hanya akan dibaca sendiri. Belum tentu dibaca dan diapresiasi
sebanyak CHD.

Jokosp Sp
Kapal Layar di Air yang tenang bisa tenggelam?. Bisa jawabnya. Bisa
karena : beban muatan dan berat kapal itu sendiri lebih besar dari tekanan
air sebagai penahan ( pengapung ). Ingat hukum berat dan tekanan benda.
Kalau di perusahaan biasanya dipakai untuk menjelaskan beban
pengeluaran lebih besar dari pendapatan ( cost > revenue ). Bisa juga
karena material (bahan) kapal dari bahan dengan kualitas rendah (tidak
standard). Atau bisa juga karena bahan sudah berumur ( umur pakai sudah
habis, namun masih dipaksakan untuk dioperasikan). Dampak jangka
panjang meterial jadi lapuk, keropos dan mudah patah. Ini nalar di luar feng
shui.

Mirza Mirwan
Hari ini saya sekadar nongol saja. Keponakan saya menikah. Saya harus
mewakili menerima serahan. Lalu mewakili lagi untuk menyapa tamu saat
resepsi. Kepada manteman, selamat berkomentar.

Everyday Mandarin
Menurut fengshui (sekitar 20 tahun lalu di Indonesia masih populer dgn
penyebutan hongshui, dari bahasa Hokkien), bangunan yang tidak bocor
adalah bangunan yang pintu utamanya menghadap ke selatan. Kompleks
bangunan utama kekaisaran China, Forbidden City, di Beijing dibangun
menghadap selatan. Malah ada bukit buatan, Jingshan di belakang
Forbidden City. Juga sungai buatan yang mengeliling Forbidden City.
Gunung dan air juga berkaitan dengan fengshui dan filosofi yinyang. Di era
modern, gunung bisa diwakili gedung tinggi dan air diwakili jalanan. Pintu
utama gedung-gedung CBD di Pudong, Shanghai juga menghadap selatan.
Taipei 101 Tower juga menghadap selatan. Istana Presiden RI juga
menghadap selatan. Tapi yang terakhir ini, sepertinya ga pakai fengshui
karena dibangun oleh Belanda. Karena dari Batavia tempo dulu, abis dari
Pecinan cuci mata lihat gunung artifisial, kompeni bisa melihat gunung asli,
Gunung Salak dan Pangrango di selatan. Era Covid-19 lalu juga masih
keliatan 2 gunung ini dari pantai By the Sea di Golf Island, PIK 2. Langit
Jakarta biru bersih saat itu. Fengshui berkaitan dengan ilmiah soal
bangunan hadap selatan ini. Karena China, yang menemukan ilmu Fengshui,
berada di belahan bumi utara. Mereka senang hadap selatan karena bisa
dibilang garis edar matahari selalu ada di selatan. Bangunan yang hadap
selatan dianggap lebih hangat karena sinar matahari masuk ke bangunan.

Mahmud Al Mustasyar
Panasnya dunia politik menjelang pemilu 2024; sudah merembet ke dunia
ekonomi & perdagangan, termasuk UKM. Tengok saja peristiwa² berikut : 1.
Ada yg jualan sate; eh ditusuk. 2. Ada yg jualan es degan; eh dibacok. 3.
Ada yg jualan roti; eh dibakar. 4. Ada yg jualan kopi; eh disiram air panas. 5.
Ada yg jualan beras; eh dikarungi. 6. Ada yg jualan cendol; eh diciduk. 7.
Ada yg jualan bubur; eh dilarang keras. 8. Ada yg jualan parfum; eh
disemprot. 9. Dan mungkin masih banyak kejadian lain yg tidak kalah
mengerikan. Dan yg paling diuntungkan adalah jualan yg disenangi Abah DI;
pedagang duren yg selalu diciumi. Wk wk wk.

Handoko Luwanto
Ada beberapa aspek dari Feng Shui yang dapat dijelaskan secara ilmiah,
seperti pengaruh cahaya, udara, dan suara terhadap kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Namun, ada juga beberapa aspek dari Feng Shui
yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, seperti kepercayaan pada aliran
energi chi. Berikut adalah beberapa contoh aspek Feng Shui yang dapat
dijelaskan secara ilmiah: Pencahayaan: Cahaya yang terang dan alami
dapat meningkatkan suasana hati dan produktivitas. Udara: Udara yang
segar dan bersih dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan
kesehatan. Suara: Suara yang tenang dan harmonis dapat membantu
meningkatkan relaksasi dan fokus. Berikut adalah beberapa contoh aspek
Feng Shui yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah: Aliran energi chi: Feng
Shui percaya bahwa ada aliran energi chi yang mengalir melalui dunia.
Aliran energi chi ini dapat diubah dengan pengaturan tata ruang dan
dekorasi. Lokasi rumah: Feng Shui percaya bahwa lokasi rumah dapat
mempengaruhi keberuntungan penghuninya. Warna dan bentuk: Feng Shui
percaya bahwa warna dan bentuk dapat mempengaruhi energi chi. Pada
akhirnya, apakah Feng Shui itu takhayul atau ilmiah adalah tergantung pada
kepercayaan masing-masing orang. Namun, ada bukti ilmiah yang
mendukung beberapa aspek dari Feng Shui.

Liam Then
Nenek : Aliong, kamu ini bangun jam 3 sore, rezeki kamu Hanes dipatok
ayam. Gimana cari duit. Aliong : Ma, tolonglah nenek dikasih tahu, aku shift
malam...

Handoko Luwanto
Mengomentasi tulisan Liáng - βιολί ζήτα di bawah : "Walaupun feng shui nya
sudah bagus tapi jika pemiliknya jahat, malas, ceroboh, tidak bisa
mengendalikan emosi dan deretan sikap tidak terpuji lainnya, maka
usahanya tidak akan sukses". Dengan logika sederhana, apakah benar jika
kemudian muncul pernyataan "Jadi TANPA feng shui pun, asal pemiliknya
yang TIDAK jahat, TIDAK malas, TIDAK ceroboh, BISA mengendalikan emosi
dan deretan sikap TERPUJI lainnya, maka usahanya AKAN SUKSES" ? Bard-
AI menjawab: Ya, pernyataan tersebut benar secara logika. Feng Shui
adalah ilmu yang mempelajari aliran energi chi di sekitar kita. Menurut Feng
Shui, aliran energi chi yang positif dapat membawa keberuntungan,
sedangkan aliran energi chi yang negatif dapat membawa kesialan. Namun,
aliran energi chi hanyalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kesuksesan usaha. Faktor-faktor lain yang juga penting adalah kualitas
produk atau jasa yang ditawarkan, strategi pemasaran, dan manajemen
yang baik. Jika pemilik usaha memiliki sikap yang baik dan terpuji, maka
dia akan lebih mungkin untuk sukses, bahkan tanpa Feng Shui. Sikap yang
baik dan terpuji dapat membuat pemilik usaha lebih mudah untuk
beradaptasi dengan perubahan, bekerja sama dengan orang lain, dan
membangun hubungan yang baik dengan pelanggan.

Er Gham
Banyak yang menolak seni fengshui. Apalagi manusia modern. Warga di
Jakarta misalnya. Coba saya tanya, dimana ada gedung kantor atau hotel
bertingkat, di Jakarta, yang memiliki lantai 4 atau 13. Tidak ada? Jawabnya
di gedung komplek Bank Indonesia Thamrin. Saya belum menemukan di
gedung lainnya, mungkin ada juga. Biasanya lantai 4 dan 13 disiasati
sebagai lantai 3A dan 12A. Atau loncat ke lantai nomor 5 atau nomor 15.

Pryadi Satriana
Feng Shui & Astrology adalah 'dua dari lima' "skills" dalam Taoism. "Skills"
tentu saja dimaksudkan utk "mempermudah" hidup manusia. Salah satu
skill dlm Taoism -- Feng Shui -- secara resmi dilarang, dianggap "berbau
tahayul" (superstitious) dan bahkan "social evil", berdampak buruk pada
masyarakat! China memutuskan "mengikuti" langkah Jepang ke arah
modernisasi dg melakukan "Meiji Restoration", tradisi yg menghambat
modernisasi ditinggalkan! Di China sendiri, Feng Shui resminya
"ditinggalkan", dianggap warisan feodalisme yg berbau tahayul! Hari ini, ada
'seseorang' yg "secara serampangan" bilang bahwa Sidhi telah "membuat
Feng Shui menjadi ilmiah, jadi disertasi gelar doktornya". Gelar doktor Sidhi
yg "meneliti" tentang Feng Shui tidaklah serta merta membuat Feng Shui
menjadi 'science'. Feng Shui salah satu 'skills' dlm Taoism. Juga Astrology,
yg tdk bs disebut 'science'. Ada unsur "ramalan". Orang dg shio 'ini'
cenderung 'begini'. Yg shio 'itu' cenderung 'begitu'. Yg ndhak tahu tgl lahir &
'shio'-nya dan secara 'ngawur' menentukan tgl lahirnya akan jd orang yg
'ngawur', misalnya orang yg "nilep" saham karyawannya sendiri. Ndhak gitu.
Feng Shui pada tataran yg sama dg Astrology. Sama2 berbau 'klenik'. Sama2
bersumber pada Taoism. Sesuatu yg diakhiri dg 'ism' dimaknai 'ajaran'
(Taoism = ajaran Tao) atau jg 'agama' (Judaism = agama Yahudi). Ajaran
atau agama pada dasarnya adalah pendapat, opini, atau pun keyakinan.
Karena itulah Feng Shui bukan sains. Salam. Rahayu.

Liáng - βιολί ζήτα


JANGAN MEMPERCAYAI Feng Shui !! - Jangan korbankan wawasan dan
pemahaman ilmu pengetahuan Anda demi Pseudoscience !! - Jangan
korbankan Iman Anda demi mempertahankan tradisi leluhur yang cenderung
Paganism !!

Udin Salemo
#bukan cerpen Meteran Feng Shui Seumur-umur aku baru sekali
menggunakan perhitungan feng shui. Bukan aku yang membuat
perhitungannya, tapi boss. Boss itu sangat percaya feng shui. Aku ikut gawe
sama Beliau 2011 - 2014. Aku hanya mengikuti angka-angka di meteran feng
shui yang Beliau berikan. Saat itu pelaksanaannya adalah untuk: - ukuran,
panjang, lebar dan tinggi dinding ruangan kantor - ukuran panjang & lebar
pintu dan jendela - penempatan pintu dan jendela - penempatan toilet -
detail penempatan meja dan furniture ruangan boss besar Aku tak
menjelaskan pemakaian meteran feng shui disini. Bukan ahlinya. Ada
hitungan-hitungan yang njelimet (menurut tkg aduk semen), sebelum
menentukan dimensi benda yang akan dibuat. Hasil kalkulasi rentang
angkanya harus masuk kelompok yang membawa hoki. Kelompok rentang
angka yang membawa hoki: Cai, Yi, Guan, Ben. Dulu dipaksa boss harus
hapal rentang angka-angka meteran feng shui. Dan masuk kelompok apa.
Misal rentang ukuran 37,59 - 43 cm masuk kelompok Ben. Karena aku
pelupa, maka rentang angka-angka untuk masing masing kelompok hoki aku
catat di buku. Dibawa setiap hari kalau gawe. Udin: "boss, kenapa harus
repot-repot pakai angka-angka aneh begini?" Boss: "biar usaha lancar dan
kantor ini bawa hoki." Udin: "gak pakai perhitungan begini usaha boss
sudah bawa hoki." Boss: "kamu ikuti saja. diberi ilmu malah banyak tanya.
makanya hidupmu gak hoki" Udin: *#$¥ €¢£π°...

Johannes Kitono
Genicide - 1740. Ketika 7 Oktober 1740, 16 serdadu Belanda tewas diserang
etnis Tionghoa. Surat perintah pasti sudah di ttd oleh Gubernur Jendral
Adriaan Valckenier. Bantai semua etnis Tionghoa yang ada di benteng
Batavia. Pembunuhan massal atau Genocide itu terjadi 283 tahun lalu pada
tgl 9 Oktober 1740 dan berlangsung sampai November 1740. Semua etnis
Tionghoa baik yang ketemu dijalan bahkan yang dirumah sakit. Tua muda,
laki perempuan semuanya dibunuh, disembelih. Tentara Belanda dibantu
oleh para budak yang bersenjata. Darah berceceran dijalanan dan mayat-
mayat tidak dikubur. Tapi dibuang ke kali yang kemudian di beri nama
ANGKE. Kali Merah karena darah.Inilah sejarah hitam Batavia yang kini
bernama Jakarta. Kapitan Tay Wan Soey bersama pasukannya melakukan
perlawanan yang dimulai dari pabrik gula di Gandaria, now Jakarta
Selatan.Ketegangan VOC dan Tionghoa dipicu oleh krisis ekonomi dunia.
Harga gula turun, begitu juga income VOC yang kalah bersaing dengan
IEC.Kongsi Dagang Inggris di India di bisnis Teh. Masalah sosial timbul dan
Belanda menuduh pedagang Tionghoa penyebabnya. Pendatang Tionghoa
dikenakan pajak yang tinggi. Menurut sensus 1739 populasi Tionghoa di
Batavia 10.574 kepala. Nah kalau jumlah korban pembunuhan di Lapangan
Fatahillah 10.000 orang. Artinya banyak pendatang gelap lewat jalan
belakang via pegawai VOC yang korup.Gubernur Adriaan di adili di Belanda
atas laporan Van Imhoff,penggantinya.Semoga arwah2 yang jadi korban
pembunuhan kejam RIP. SSHB.

Jimmy Marta
Fengshui ala kampung. Diminta datang kerumah yg sakit. Sang 'ahli' tdk
hanya melihat kondisi yg sakit. Rumah dan semua penghuni rumah juga jd
perhatian sang ahli. Dengan mata batinnya, ia melihat ada sesuatu yg
membuat penghuni rumah sakit2an. Ada kuda2 rumah dan usuk kayu yg
dibilang terbalik pasang. Ada sudut rumah yg digemari 'tamu' ngetem. Pun
penghuni yg sehat dianjurkan mandi ramuan agar terbuka rezekinya. Itulah
cara ahli fengshui kampung yg bekerja dg mulut komat kamit dan bakar
menyan. Sekolahnya jgn ditanya, karena banyakan dp ilmu yg turun tetiba.
Atau paling banter belajar sama sang guru besar bukan profesor. Ahli ini
ada dua golongan, hitam dan putih. Mengobati yg sakit umumnya golput.
Sedangkan yg golhit anda pasti sudah tahu ilmunya digunakan untuk apa...

Liam Then
Yang penting Abng Udin ingat, pintu masuk rumah makan nanti jangan
diapsang di atap, bikin susah orang masuk.
Hari Purwanto
Kampungku di jawa ada sirikan/pantangan pohon bougenvile, pepaya,
kenanga, kembang kantil tidak boleh ditanam dihalaman depan rumah,
disamping boleh. konon Bogenvile (jawa:Satriyo Wirang) marai/berpotensi
penghuni rumah dapat malu apapun sebab dan bentuknya, pepaya dengan
bentuk buahnya yg demikian menggambarkan beban--ngaboti urip, kenanga
sarang Wewe, kantil sarang Jin. Gak ngerti ini fengshui apa...aliran energi
chi apa yang mengalir dari pohon pohon itu, kok kalo di halaman samping
dibolehkan, kalo saya nanya dan ndebat lbh lanjut ke orang tua...jawabane
huss!! pokoke ora ilok.

Liam Then
Netral aja soal Feng Shui, tidak menolak, tidak pula terima. Ambil
bagusnya ,buang buruknya. Misal jika demi Feng Shui, harus ganti daun
pintu depan, jelas saya tak percaya, karena blom apa-apa sudah harus habis
banyak. Ongkos tukang mahal sekarang. Belom daon pintunya.

Leong Putu
Om Amat, sudah dihitung sama Om Liam kapan hari. Hasilnya nama saya
mambawa hoki. Sangat. Saya puas, sangat puas walau saya tf banyak
kapan hari itu. Hhhh

Liam Then
Ada teman saya, saran toko dipasangin cermin, untuk tolak bala katanya,
saya bilang ,kayaknya bala yang takut sama saya, takut saya minta kasbon.
Sangkin saya tak ada duit, setan pun saya tak takut. Orang pusing mumet
duit, kalo ada setan muncul cari gara-gara, ya sekalian aja tak pelasah.

*) Dari komentar pembaca http://disway.id

Anda mungkin juga menyukai