Anda di halaman 1dari 6

Drama(2)

Anggota Kelompok A (Xi-8):


1. Alif Musaid (02)
2. Andina Alya Khoirunnisa (03)
3. Anggya Pratnya Paramitha (04)
4. Anjani Kinasih Rastri (05)
5. Az-Zahra Aurelia (06)
6. Dea Sania Rizky (07)
7. Fatih Muktiagha (14)
8. Faza Nafisha (15)
9. Hanifa Kusuma Dewi (16)
10.Jonathan Kristian (19)
11.Kristiana Sekar Trihapsari (21)
12.Laila Faizah Hanum (22)
13.Nadya Aulya Putri (27)
14.Naomi Nadya Widyanto (29)
15.Novita Rama Yanti (31)
16.Nurlif Maulana Rajiv (33)
17.Rajendra Yavi Astian (34)
18.Saffana Hasna Dzakiyyah (35)

A. Tokoh:
1. Ketua kelas
2. Wakil Ketua Kelas
3. Anak Emas Guru 1 (Yang memperkeruh suasana)
4. Anak Emas Guru 2 (Yang memperkeruh suasana)
5. Bendahara 1
6. Bendahara 2
7. Guru
8. Teman Bendahara 1 (Yang membela bendahara 1)
9. Teman Bendahara 2 (Diam-diam mengetahui kejadian)
10. Host Acara Lomba
11. Saksi Bisu

B. Watak:
1. Ketua kelas: Bijaksana
2. Wakil Ketua Kelas: Penyabar
3. Anak Emas Guru 1 (Yang memperkeruh suasana): Sombong
4. Anak Emas Guru 2 (Yang memperkeruh suasana): Sombong
5. Bendahara 1: Berani
6. Bendahara 2: Penakut
7. Guru: Penyabar
8. Teman Bendahara 1 (Yang membela bendahara 1): Baik hati
9. Teman Bendahara 2(Diam-diam mengetahui kejadian): Manipulatif
10. Host Acara Lomba: Ceria
11. Saksi Bisu: Berani dan tegas

C. Alur:
Maju.

D. Latar:
Sekolah/kelas.

E. Tema:
Pertemanan dan problematika semasa sekolah.
Sinopsis:
Dalam waktu dekat para siswa Kelas A akan menyambut P5 yang diadakan sekolah. Para
murid mengumpulkan sejumlah uang kas untuk menopang keperluan P5. Namun, masalah
mulai muncul ketika mereka mendapati jumlah uang kas telah berkurang nominalnya.
Semua orang panik, karena jika uang kas tidak mencukupi, maka dana darimana lagi yang
akan mereka gunakan untuk P5 nanti. Di sisi lain, bendahara 2 tertuduh sebagai orang yang
telah menggunakan uang kas tersebut di luar kegiatan sekolah. Bendahara 2 tidak terima
dengan tuduhan tersebut, lantas menyuarakan pernyataan bahwa bukan dia pelakunya,
namun mayoritas teman sekelasnya tidak mempercayainya. Sementara, di balik kegaduhan
yang sedang berkobar di dalam ruangan tanpa AC itu, ada seseorang yang berembunyi di
balik tuduhan yang telah menimpa Bendahara 2.

Teks Drama:

Babak 1

Pagi hari, di dalam Kelas A.


Murid-murid Kelas A sedang berada di kelas, sekedar bersenda gurau dan bercakap-cakap
biasa, karena guru-guru diharuskan untuk rapat di aula sekolah.
Anak Emas Guru 1: Tadi aku bertemu dengan Bu Guru. Dia berkata padaku bahwa sebentar
lagi akan ada kegiatan P5. Kalian pasti belum tahu, ya? (dengan senyuman menyebalkan)
Teman Bendahara 1: Aku tidak percaya padamu. Kita ini sudah kelas 11, mana ada P5 untuk
kita? Paling hanya adik kelas yang disuruh.
Anak Emas Guru 2: Kamu sungguh malang. Tidak ada guru yang memberitahumu, ya?
Seharusnya kamu bersyukur kami memberikan informasi lebih awal.
Beberapa saat kemudia, Ketua Kelas datang dan mengalihkan atensi seluruh penghuni kelas.
Ketua Kelas: Perhatian, teman-teman! Dalam hitungan hari kita akan mengadakan P5. Guru
menghimbau para murid untuk mengumpulkan uang kas yang cukup, agar tidak keteteran
saat berkegiatan nanti.
Anak Emas Guru 1: Apa yang aku katakan benar, kan? (ekspresi wajah sombong)
Teman Bendahara 1 hanya tersenyum getir menanggapinya.
Beberapa saat kemudian, seluruh kelas sepakat untuk mengumpulkan uang kas ke
bendahara mereka.
Babak 2:
Besok hari di dalam kelas.
Guru: Anak-anak, kalian sudah mengumpulkan uang kas, bukan? Bawa kemari, ibu akan
menghitung ulang uangnya untuk antisipasi.
Bendahara 1: Baik, bu. (dengan wajah gugup yang berusaha disembunyikan)
Bu Guru mulai menghitung uang kas tersebut dengan disaksikan seisi kelas.
Guru: Uangnya sedikit sekali, ini tidak cukup untuk membeli perlengkapan P5. Total uang
yang terkumpul hanya Rp.50.000,00.
Seisi kelas terkejut bukan main.
Wakil Ketua Kelas: Saya rasa kemarin totalnya Rp2.000.000,00.
Anak Emas Guru 1: Wah, itu berarti ada yang telah mencurinya.
Anak Emas Guru 2: Benar-benar tidak tahu malu. Kalau mau curi uang ya jangan banyak-
banyak, dasar tidak profesional.
Bendahara 1: Kemarin semua uangnya saya berikan pada Bendahara 2, bu. Saya tidak tahu
kemana uang tersebut hilang.
Bendahara 2: Kemarin saya hitung kembali di rumah dan totalnya masih Rp.2.000.000,00.
Saya rasa ada yang diam-diam mengambil uang tersebut saat saya lengah.
Teman Bendahara 1: Lalu, kenapa kamu bisa lengah? Kamu tidak punya rasa tanggung
jawab terhadap kelas? (Dengan nada bicara yang terkesan sarkas)
Teman Bendahara 2: Jangan seenaknya bicara kamu! Aku yakin Bendahara 2 adalah orang
baik dan amanah. Tidak mungkin dia mencuri!
Guru: Jangan gaduh, anak-anak! Sekarang bukan waktunya untuk beradu domba. Kalian
harus menacari jalan keluar dengan kepala dingin.
Ruang kelas menjadi lengah.
Guru: Yang berlalu biarkan saja. Cari cara alternaif lain untuk menambah dana kelas kalian.
Saya ada banyak urusan, saya ada di Kantor Guru jika ingin bertemu. Saya pamit lebih dulu.
(Keluar kelas dengan tergesah)

Babak 3:
Di hari yang sama di dalam kelas.
Ketua Kelas: Ada yang punya usul?
Seisi kelas mengadakan diskusi terkait cara untuk menambah uang kas.
Bendahara 2: Bagaimana kalau kita berjualan?
Anak Emas Guru 2: Dari mana kita akan mendapatkan modal? Kami tidak ingin mencuri
sepertimu ya, pencuri. (dengan nada menyebalkan)
Bendahara 1: Teman-teman! Pihak sekolah akan mengadakan sebuah lomba, hadiahnya
berupa jutaan uang. Mungkin itu bisa membantu kita.
Teman Bendahara 1: Aku setuju padamu! Kamu memang orang yang cekatan dan
bertanggung jawab! (melirik sinis ke arah Bendahara 2)
Semuanya setuju untuk mengikuti lomba tersebut. Dengan kegigihan, kekompakan, dan
latihan yang rutin mereka lakukan untuk mempersiapkan penampilan, mereka akan
mengguncang panggung dengan api yang membara.

Babak 4: (Part acara perlombaan sekolah)


-skip-
*Karena belum didiskusikan.

Babak 5:
Siang hari di kelas.
Bendahara 2: Aku masih bingung. Sebenarnya siapa yang mencuri uang kas?
Teman Bendahara 2: Aku sudah memata-matai semua orang di kelas dan tidak ada yang
tampak mencurigakan.
Teman Bendahara 2: Tunggu sebentar, coba kamu cek grub kelas. Video apa itu?
Bendahara 2: Memangnya ada apa? (sembari membuka ponselnya)
Terdapat sebuah video yang telah dikirimkan oleh Saksi Bisu di grub kelas. Seluruh kelas
berbisik-bisik dan menatap marah pada Bendahara 1.
Saksi Bisu: Perhatian semua! Ada beberapa hal yang ingin aku luruskan di sini.
Seluruh kelas menjadi senyap.
Saksi Bisu: Aku adalah saksi dari pencurian yang telah dilakukan oleh Bendahara 1. Selama
ini aku diam karena tidak memiliki bukti yang konkret. Aku diam-diam meminta tolong pada
pihak keamanan sekolah untuk memperlihatkan video CCTV tempo hari itu. Karena
prosesnya sedikit memakan waktu, jadilah kebenaran baru terungkap saat ini.
Semua orang menyoraki Bendahara 1.
Wakil Ketua Kelas: Diam semua! Jangan main hakim sendiri!
Kelas menjadi hening kembali.
Wakil Ketua Kelas: Kenapa kamu mengambil semua uang itu, Bendahara 1?
Bendahara 1: Aku tidak tahan dengan teman-teman di sekitar tempat tinggalku yang
mengatakan bahwa aku tidak mampu membeli ponsel yang mahal. Maka aku ambil uang-
uang itu ketika Bendahara 2 pergi ke kamar mandi,lalu aku gunakan uangnya untuk membeli
ponsel baru. Aku takut bila perbuatanku terungkap, maka aku menuduh Bendahara 2.
(sambil terisak)
Saksi Bisu: Nyatanya temanmu itu juga ikut menutupi kesalahanmu. (menatap ke arah
Teman Bendahara 1)
Teman Bendahara 1: Aku tidak ikut campur, ya! Enak saja!
Bendahara 1: Akui saja, Teman Bendahara 1.
Teman Bendahara 1 pun ikut terdiam dan perlahan mulai menangis dalam penyesalan.
Bendahara 1: Kami minta maaf atas perbuatan yang telah kami lakukan, teman-teman. Kami
sangat menyesali apa yang telah terjadi. Kami akan menebus semua kesalahan kami dengan
apapun.
Ketua Kelas: Karena uang kas sudah kembali melalui lomba kemarin, sepertinya piket setiap
hari selama satu tahun akan sangat cocok untuk kalian.
Bendahara 1: Kami akan menerimanya dengan lapang dada.
Sementara itu, Teman Bendahara 1 masih menunduk malu sembari meratapi kesalahannya.
Bendahara 1: Bendahara 2, aku minta maaf. Aku memang bodoh telah menuduhmu. Aku
harap kamu masih menganggapku sebagai teman.
Bendahara 2: Tidak apa-apa, Bendahara 1. Kita masih menjadi teman.
Bendahara 1 dan Bendahara 2 saling berpelukan satu sama lain sebagai bentuk dari tulusnya
sebuah pertemanan.

Anda mungkin juga menyukai