A. Tokoh:
1. Ketua kelas
2. Wakil Ketua Kelas
3. Anak Emas Guru 1 (Yang memperkeruh suasana)
4. Anak Emas Guru 2 (Yang memperkeruh suasana)
5. Bendahara 1
6. Bendahara 2
7. Guru
8. Teman Bendahara 1 (Yang membela bendahara 1)
9. Teman Bendahara 2 (Diam-diam mengetahui kejadian)
10. Host Acara Lomba
11. Saksi Bisu
B. Watak:
1. Ketua kelas: Bijaksana
2. Wakil Ketua Kelas: Penyabar
3. Anak Emas Guru 1 (Yang memperkeruh suasana): Sombong
4. Anak Emas Guru 2 (Yang memperkeruh suasana): Sombong
5. Bendahara 1: Berani
6. Bendahara 2: Penakut
7. Guru: Penyabar
8. Teman Bendahara 1 (Yang membela bendahara 1): Baik hati
9. Teman Bendahara 2(Diam-diam mengetahui kejadian): Manipulatif
10. Host Acara Lomba: Ceria
11. Saksi Bisu: Berani dan tegas
C. Alur:
Maju.
D. Latar:
Sekolah/kelas.
E. Tema:
Pertemanan dan problematika semasa sekolah.
Sinopsis:
Dalam waktu dekat para siswa Kelas A akan menyambut P5 yang diadakan sekolah. Para
murid mengumpulkan sejumlah uang kas untuk menopang keperluan P5. Namun, masalah
mulai muncul ketika mereka mendapati jumlah uang kas telah berkurang nominalnya.
Semua orang panik, karena jika uang kas tidak mencukupi, maka dana darimana lagi yang
akan mereka gunakan untuk P5 nanti. Di sisi lain, bendahara 2 tertuduh sebagai orang yang
telah menggunakan uang kas tersebut di luar kegiatan sekolah. Bendahara 2 tidak terima
dengan tuduhan tersebut, lantas menyuarakan pernyataan bahwa bukan dia pelakunya,
namun mayoritas teman sekelasnya tidak mempercayainya. Sementara, di balik kegaduhan
yang sedang berkobar di dalam ruangan tanpa AC itu, ada seseorang yang berembunyi di
balik tuduhan yang telah menimpa Bendahara 2.
Teks Drama:
Babak 1
Babak 3:
Di hari yang sama di dalam kelas.
Ketua Kelas: Ada yang punya usul?
Seisi kelas mengadakan diskusi terkait cara untuk menambah uang kas.
Bendahara 2: Bagaimana kalau kita berjualan?
Anak Emas Guru 2: Dari mana kita akan mendapatkan modal? Kami tidak ingin mencuri
sepertimu ya, pencuri. (dengan nada menyebalkan)
Bendahara 1: Teman-teman! Pihak sekolah akan mengadakan sebuah lomba, hadiahnya
berupa jutaan uang. Mungkin itu bisa membantu kita.
Teman Bendahara 1: Aku setuju padamu! Kamu memang orang yang cekatan dan
bertanggung jawab! (melirik sinis ke arah Bendahara 2)
Semuanya setuju untuk mengikuti lomba tersebut. Dengan kegigihan, kekompakan, dan
latihan yang rutin mereka lakukan untuk mempersiapkan penampilan, mereka akan
mengguncang panggung dengan api yang membara.
Babak 5:
Siang hari di kelas.
Bendahara 2: Aku masih bingung. Sebenarnya siapa yang mencuri uang kas?
Teman Bendahara 2: Aku sudah memata-matai semua orang di kelas dan tidak ada yang
tampak mencurigakan.
Teman Bendahara 2: Tunggu sebentar, coba kamu cek grub kelas. Video apa itu?
Bendahara 2: Memangnya ada apa? (sembari membuka ponselnya)
Terdapat sebuah video yang telah dikirimkan oleh Saksi Bisu di grub kelas. Seluruh kelas
berbisik-bisik dan menatap marah pada Bendahara 1.
Saksi Bisu: Perhatian semua! Ada beberapa hal yang ingin aku luruskan di sini.
Seluruh kelas menjadi senyap.
Saksi Bisu: Aku adalah saksi dari pencurian yang telah dilakukan oleh Bendahara 1. Selama
ini aku diam karena tidak memiliki bukti yang konkret. Aku diam-diam meminta tolong pada
pihak keamanan sekolah untuk memperlihatkan video CCTV tempo hari itu. Karena
prosesnya sedikit memakan waktu, jadilah kebenaran baru terungkap saat ini.
Semua orang menyoraki Bendahara 1.
Wakil Ketua Kelas: Diam semua! Jangan main hakim sendiri!
Kelas menjadi hening kembali.
Wakil Ketua Kelas: Kenapa kamu mengambil semua uang itu, Bendahara 1?
Bendahara 1: Aku tidak tahan dengan teman-teman di sekitar tempat tinggalku yang
mengatakan bahwa aku tidak mampu membeli ponsel yang mahal. Maka aku ambil uang-
uang itu ketika Bendahara 2 pergi ke kamar mandi,lalu aku gunakan uangnya untuk membeli
ponsel baru. Aku takut bila perbuatanku terungkap, maka aku menuduh Bendahara 2.
(sambil terisak)
Saksi Bisu: Nyatanya temanmu itu juga ikut menutupi kesalahanmu. (menatap ke arah
Teman Bendahara 1)
Teman Bendahara 1: Aku tidak ikut campur, ya! Enak saja!
Bendahara 1: Akui saja, Teman Bendahara 1.
Teman Bendahara 1 pun ikut terdiam dan perlahan mulai menangis dalam penyesalan.
Bendahara 1: Kami minta maaf atas perbuatan yang telah kami lakukan, teman-teman. Kami
sangat menyesali apa yang telah terjadi. Kami akan menebus semua kesalahan kami dengan
apapun.
Ketua Kelas: Karena uang kas sudah kembali melalui lomba kemarin, sepertinya piket setiap
hari selama satu tahun akan sangat cocok untuk kalian.
Bendahara 1: Kami akan menerimanya dengan lapang dada.
Sementara itu, Teman Bendahara 1 masih menunduk malu sembari meratapi kesalahannya.
Bendahara 1: Bendahara 2, aku minta maaf. Aku memang bodoh telah menuduhmu. Aku
harap kamu masih menganggapku sebagai teman.
Bendahara 2: Tidak apa-apa, Bendahara 1. Kita masih menjadi teman.
Bendahara 1 dan Bendahara 2 saling berpelukan satu sama lain sebagai bentuk dari tulusnya
sebuah pertemanan.