Anda di halaman 1dari 5

Hubungan antar keluarga dan hubungan antar keluarga dan masyarakat.

Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa hubungan antara keluarga dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan, demikian juga dengan perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam
masyarakat sekaligus akan membawa pengaruh terhadap keluarga yang merupakan sub
terkecil dalam masyarakat. Sehubungan dengan hal ini, Soedjito Sosrodihardjo juga telah
mengungkapkan bahwa keluarga sebagai bagian dari masyarakat sangat terpengaruh oleh
keadaan masyarakat sekelilingnya. Misalnya perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
revolusi sangat mempengaruhi keadaan keluarga. Demikian juga dengan industrialisasi dan
modernisasi pada umumnya sangat mempengaruhi keadaan keluarga.
Pengaruh industri terhadap kehidupan keluarga dapat bersifat langsung dan tak
langsung. Dalam bentuknya yang langsung, sifat kerja dan lingkungannya akan
mempengaruhi pula terhadap sikap hidup dan lingkungan suatu keluarga dan termasuk pula
proses sosialisasi anggota keluarga. Adapun pengaruh yang bersifat tidak langsung,
sosialisasi antara pekerjaan dan keluarga dilakukan melalui media social class membership
(keanggotaan atau kedudukan dalam kelas yang ada di masyarakat). Hal ini berarti bahwa
seseorang yang mendapatkan suatu pekerjaan sekaligus juga mendapatkan status sosial
tertentu di masyarakat, yang sering pula tercermin pada pola sikap dan tingkah laku tertentu..
Jika industri mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung pada struktur dan
fungsi kehidupan keluarga, maka menurut Schneider, industri juga mempunyai pengaruh
langsung dan pengaruh tidak langsung kepada disorganisasi atau kekacauan dan bubarnya
keluarga. Mungkin industri secara langsung mempunyai pengaruh pada disorganisasi
sebagian keluarga kelas-pekerja dengan menimbulkan kondisi fisik tertentu yang tidak baik
pada keluarga. Ketidak hadiran ayah atau ibu di rumah, kerja shift malam, atau seperti kasus
supir truk dan petugas kereta api dimana ayah berhari-hari tidak berada di rumah, merusak
struktur dasar keluarga dengan memisahkan suami dan istri, orang tua dan anak-anak. Hal ini
lebih besar kemungkinannya bahwa industri mempengaruhi disorganisasi keluarga dalam
kelas-pekerja dan menciptakan kondisi sosial ekonomi tertentu, yang bersama dengan
faktorfaktor psikologis dan kultural tertentu yang khusus bagi kelas pekerja, mengakibatkan
disorganisasi keluarga. Pertama-tama dapat dilihat kenyataannya bahwa sebagian keluarga
kelas pekerja yang mempunyai penghasilan yang kurang memadai pasti menimbulkan
ketegangan pada rasa harga diri suami dan pada kesabaran istri. Dibawah pengaruh keadaan
ekonomi yang terus menerus tidak menentu ini, hubungan suami istri mulai retak.
Dalam konteks sosiologi industri, industri sering kali memiliki dampak yang signifikan
terhadap pola interaksi keluarga. Ini terutama terjadi karena pekerjaan dapat memengaruhi
waktu yang tersedia untuk keluarga, stres, dan dinamika kehidupan rumah tangga secara
keseluruhan. Ketika salah satu anggota keluarga terlibat dalam hubungan jarak jauh (LDR)
karena pekerjaan, dampaknya dapat menjadi kompleks.
1. keterbatasan waktu bersama
Dalam hubungan jarak jauh, waktu yang dihabiskan bersama menjadi terbatas karena
anggota keluarga tersebut harus mengalokasikan waktu untuk bekerja dan kemudian
waktu untuk komunikasi jarak jauh. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan dan
frustrasi karena kurangnya waktu yang dihabiskan bersama. Keterbatasan waktu
bersama dapat mengarah pada perubahan dalam cara keluarga berinteraksi. Waktu
bersama yang terbatas dapat membuat anggota keluarga merasa kurang terhubung dan
mungkin mempengaruhi kualitas hubungan mereka. Misalnya, seorang ayah yang
harus bekerja jarak jauh mungkin hanya bisa pulang setiap akhir pekan. Ini berarti dia
kehilangan banyak momen penting dalam kehidupan sehari-hari anak-anaknya,
seperti makan malam bersama atau kegiatan di sekolah.
2. komunikasi
Komunikasi dalam hubungan jarak jauh sering kali menjadi kunci. Sementara
teknologi modern memungkinkan komunikasi yang lebih mudah, tetapi masih ada
tantangan dalam mempertahankan kualitas interaksi interpersonal yang sama dengan
ketika berada dalam satu ruangan. Ketika anggota keluarga bekerja jarak jauh, pola
komunikasi keluarga dapat berubah secara signifikan. Komunikasi yang tidak
terganggu dan terbuka adalah kunci dalam menjaga hubungan jarak jauh. Namun,
kesibukan pekerjaan dan perbedaan zona waktu dapat menyulitkan komunikasi yang
efektif. Misalnya, Seorang pasangan yang terlibat dalam LDR mungkin harus
mengandalkan panggilan telepon atau video call untuk berkomunikasi. Tapi,
perbedaan waktu dan kegiatan mungkin membuat sulit untuk menemukan waktu yang
cocok untuk berbicara, sehingga mengganggu kualitas interaksi mereka.
3. isolasi
Salah satu tantangan utama dalam LDR adalah rasa isolasi yang mungkin dirasakan
oleh anggota keluarga yang tinggal jauh dari pasangan atau anggota keluarga lainnya.
Ini dapat memengaruhi dinamika keluarga secara keseluruhan, karena salah satu
anggota keluarga mungkin merasa terputus dari pengalaman dan peristiwa sehari-hari
yang terjadi di rumah. Anggota keluarga yang tinggal jarak jauh mungkin merasa
terisolasi dari pengalaman sehari-hari keluarga. Mereka mungkin merasa tidak terlibat
secara langsung dalam kehidupan keluarga. Misalnya, Seorang ibu yang bekerja di
luar negeri mungkin merasa terputus dari perkembangan anak-anaknya. Meskipun dia
dapat berkomunikasi melalui telepon atau video call, tetapi dia merasa sulit untuk
terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari anak-anaknya, seperti membantu
mereka dengan pekerjaan rumah atau menghadiri acara sekolah.
4. peran dan tanggung jawab
Dalam beberapa kasus, anggota keluarga yang tinggal jarak jauh mungkin merasa
sulit untuk memenuhi peran dan tanggung jawab keluarga mereka secara penuh. Ini
dapat menempatkan tekanan tambahan pada anggota keluarga lainnya untuk
mengatasi tugas dan tanggung jawab yang biasanya dibagikan. Misalnya, Seorang
istri yang bekerja jarak jauh mungkin merasa bersalah karena tidak bisa mendampingi
suaminya dalam mengurus rumah tangga. Ini bisa membuat suaminya harus
mengambil lebih banyak tanggung jawab dalam mengurus anak-anak dan rumah
tangga secara keseluruhan.
5. keseimbangan hidup kerja dan keluarga
Keseimbangan antara hidup kerja dan keluarga dapat menjadi lebih sulit dijaga dalam
konteks LDR. Anggota keluarga yang tinggal jarak jauh mungkin merasa terus-
menerus ditarik antara tanggung jawab pekerjaan dan kebutuhan keluarga mereka,
yang dapat mengakibatkan stres dan ketegangan.

Meskipun hubungan jarak jauh (LDR) karena pekerjaan dapat menimbulkan


tantangan dalam pola interaksi keluarga, namun dampaknya tidak selalu buruk. Terkadang,
LDR dapat memperkuat hubungan dan membantu anggota keluarga mengembangkan
keterampilan komunikasi yang lebih baik. Dampak positif atau negatif dari LDR pada pola
interaksi keluarga dapat bervariasi tergantung pada bagaimana keluarga menangani tantangan
yang dihadapi.
1. menguatkan komunikasi
LDR membutuhkan komunikasi yang intensif dan terbuka untuk menjaga hubungan.
Ini dapat mendorong anggota keluarga untuk lebih sadar akan cara mereka
berkomunikasi satu sama lain, memperkuat keterampilan komunikasi mereka secara
keseluruhan. Misalnya, Seorang pasangan yang terlibat dalam LDR mungkin
mengalami peningkatan dalam cara mereka berbicara satu sama lain. Mereka
mungkin belajar untuk lebih berbagi perasaan, harapan, dan impian mereka melalui
komunikasi jarak jauh, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas hubungan
mereka.
2. meningkatkan keterlibatan
Kesadaran akan keterbatasan waktu bersama dapat mendorong anggota keluarga
untuk lebih berinvestasi dalam momen-momen yang mereka miliki bersama-sama.
Mereka mungkin merencanakan kegiatan khusus atau menghargai waktu yang mereka
habiskan bersama dengan lebih mendalam. Misalnya, Seorang ayah yang bekerja
jarak jauh mungkin merencanakan liburan keluarga yang menyenangkan setiap kali
dia memiliki kesempatan untuk pulang. Mereka memanfaatkan waktu bersama secara
maksimal untuk mengikat hubungan keluarga dan menciptakan kenangan yang
berharga.
3. memperkuat ketergantungan positif
LDR dapat membantu anggota keluarga melihat nilai satu sama lain dengan lebih
jelas. Mereka mungkin menjadi lebih sadar akan peran yang dimainkan oleh masing-
masing anggota keluarga dan menghargai kontribusi mereka. Misalnya, Seorang ibu
yang bekerja jarak jauh mungkin mengalami peningkatan dalam rasa terima kasih dan
penghargaan terhadap suaminya yang bertanggung jawab atas mengurus rumah
tangga dan anak-anak selama dia tidak berada di rumah.
4. mendorong kreativitas dalam interaksi
Keterbatasan fisik dalam LDR dapat mendorong anggota keluarga untuk menjadi
lebih kreatif dalam cara mereka berinteraksi satu sama lain. Mereka mungkin mencari
cara baru untuk tetap terhubung dan membangun ikatan meskipun jarak memisahkan.
Misalnya, Seorang anak yang bersekolah jauh dari orang tuanya mungkin
merencanakan "malam game online" bersama mereka setiap minggu sebagai cara
untuk tetap terlibat dan bersenang-senang bersama meskipun tidak berada dalam satu
ruangan.
5. membangun keterhubungan emosional yang kuat
Mengatasi tantangan bersama-sama dalam LDR dapat menguatkan ikatan emosional
antara anggota keluarga. Mereka mungkin mengalami peningkatan dalam rasa
solidaritas dan dukungan satu sama lain. Misalnya, Seorang pasangan yang terlibat
dalam LDR mungkin menjadi lebih kuat sebagai tim ketika mereka menghadapi
kesulitan, seperti perbedaan waktu atau masalah teknis dalam komunikasi jarak jauh.
Dukungan mereka satu sama lain dapat menguatkan ikatan emosional mereka

Anda mungkin juga menyukai