BROKEN HOME
DISUSUN OLEH :
TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Broken Home ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Sosiologi yang berjudul Makalah Broken Home ini. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga
penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah Broken Home ini sehingga kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Broken Home ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Broken Home Bukanlah Akhir Dari Segalanya Bagi Kehidupan Kita. Jalan Kita Masih
Panjang Untuk Menjalani Hidup Kita Sendiri. Pergunakanlah Situasi Ini Sebagai Sarana Dan
Media Pembelajaran Guna Menuju Kedewasaan. Ingat, Kita Tidak Sendiri Dan Bukanlah Orang
Yang Gagal. Kita Masih Bisa Berbuat Banyak Serta Melakukan Hal Positif. Menjadi Manusia
Yang Lebih Baik Belum Tentu Kita Dapatkan Apabila Ini Semua Tidak Terjadi. Mungkin Saja
Ini Merupakan Sebuah Jalan Baru Menuju Pematangan Sikap Dan Pola Berpikir Kita.
Munculnya Masalah Broken Home Menimbulkan Suatu Perasaan Menyesal Pada Remaja,
Dan Melakukan Identifikasi Ulang. Orang Tua Yang Semulanya Menjadi Teladan, Akan
Dianggap Sebagai Pembawa Petaka Baginya. Dari Asumsi Ini Muncullah Rasa
Ketidakpercayaan Pada Diri Remaja Itu. Munculnya Rasa Ketidakpercayaan Ini Menyebabkan
Cinta Kepada Orang Tuanya Semakin Menipis Atau Berkurang. Kedekatan Dengan Orang Tua
Semakin Kecil, Menimbulkan Asumsi-Asumsi Negatif Kepada Orang Tua Mulai Muncul. Dari
Asumsi Itu Muncullah Asumsi Bahwa Orang Tuanya Sudah Tidak Menyayanginya Lagi.
B. Saran
Ketika Komunikasi Berlangsung, Anak Dan Orang Tua Harus Saling Lebih Memahami Apa
Yang Harus Mereka Katakan Dan Dilakukan Dengan Perannya Masing-Masing Dengan
Mengacu Pada Sudut Pandang Lawan Bicara.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ali, Muhammad & Asrori, Muhammad. 2010. Psikologi Remaja (Peserta Didik). Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Alo, Liliweri. 1997. Komunikasi Antarpribadi. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.
Anwar, Arifin. 2003. Ilmu Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: Grafindo Persada.
Basri, Hasan. 1996. Merawat Cinta Kasih. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dagun M, Drs. Save. 2002. Psikologi Keluarga. PT. Rineka Cipta.
De Vito, A Joseph. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Profesional Book.
Effendy, Uchjana Onong. 1993. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Adi
Bakti.
Hidayat. 2011. Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hurlock, B. Elizabeth. 1999. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Malik, Fajar. 2005. Orang Tua Ideal dari Perspektif Anak. Jakarta: PT. Grafindo.
Nurudin. 2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sofyan, H. 2011. Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta.