Anda di halaman 1dari 6

Catatan 1

Arti Kata Kurikulum


Secara harfiah kurikulum berasal dari bahasa Latin curriculum yang
berarti kumpulan materi pelajaran yang harus dicapai dalam kurun
waktu yang ditentukan, triwulan atau satu semester. Pengertian
kurikulum tersebut sesuai dengan asal katanya courier (bahasa
Perancis) yang berarti berlari. Kurikulum dalam bahasa Yunani diartikan
"jarak" yang harus ditempuh oleh pelari. Dalam bahasa Arab,
istilahkurikulum diartikan dengan manhaj, yakni jalan yang terang, atau
jalan terang yang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupan. (Fauzan
& Arifin, 2022:51-52)
Kurikulum sebagai Mata Pelajaran
Pengertian kurikulum pada dimensi pertama mengandung makna
bahwa pada dasarnya kurikulum itu terdiri atas sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh siswa. Dalam hal ini, kurikulum selalu
berorientasi pada penguasaan isi atau materi pelajaran sebagai
sasaran akhir proses pendidikan (content oriented). Isi atau materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa tersebut pada hakikatnya
merupakan ilmu pengetahuan yang terkait dengan setiap mata
pelajaran. Dimensi pengertian kurikulum sebagai mata pelajaran ini
dianggap merupakan pandangan yang terlalu sempit dan sederhana,
namun demikian, pada kenyataannya masih banyak diterapkan dalam
praktik pelaksanaan pendidikan dewasa ini.(Hernawan, modul 1,h. 1.4)

Kurikulum sebagai Rencana


Pandangan kurikulum sebagai rencana pembelajaran (plan for
learning) juga berkembang di Indonesia. Diantaranya oleh S.
Nasution yang menyebutkan “. . . kurikulum dipandang sebagai suatu
rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di
bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga
pendidikan beserta staf pengajaran”. (S. Nasution, 2006:7).
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran bermuatan tujuan yang
ingin dicapai, materi yang disajikan, aktifitas pembelajaran, media
dan sarana yang digunakan.
juga jadwal kegiatan.
Kurikulum sebagai Hasil
Belajar
Popham dan Baker mendefinisikan kurikulum sebagai
“al l planed learning outcomes for which the school is
responsible” (Tanner & Tanner, 1980:24). Secara
jelasdiutarakan oleh Popham dan Baker bahwa semua
rencana hasil belajar (learning outcomes) yang
merupakan tanggung jawabsekolah adalah kurikulum.
Adanya definisi ini mengubah pandangan penanggung
jawab sekolah dari kurikulum sebagaialat menjadi
kurikulum sebagai tujuan. Dengandemikian, kurikulum
sebagai hasil belajar merupakanserangkaian hasil
belajar yang diharapkan. Namun demikian bukan
berarti dalam kurikulum tidak diorganisasikan cara-
carasisteatis untuk mewujudkan hasil-hasil belajar yang
diharapkan. (Tanner & Tanner, 1980:24)

Kurikulum sebagai
Rekonstruksi Sosial
Kurikulum rekonstruksi sosial merupakan kurikulum
yang dibuat dengan menyesuaikan permasalahan
yang ada dimasyarakat. Dimana kurikulum ini
menitik beratkan pembelajaran pada model
interaksional yang menekankan pada interaksi antar
individu dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan prinsip bahwa setiap manusia tidak
dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain.
Oleh karena itu sangat penting bagi para penyusun
kurikulum untuk mempertimbangkan salah satu bentuk
kurikulum yang dapat meningkatkan interaksi sosial antar
individu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
atau modal sosial individu yang mengikuti proses
pendidikan melalui kurikulum rekonstruksi sosial.
(petrusistampubolon, 2015)
Kurikulum ini merupakan proses pendidikan yang diselenggarakan agar
peserta didik mampu menghayati pentingnya pengetahuan, moral, sikap,
dan nilai-nilai luhur yang dapat diterapkan dalam kehidupan. Hal ini
karena kultur atau budaya mengandung cara berpikir, tata laku atau
sikap, dan nilai-nilai luhur masyarakat yang mencakup pengetahuan serta
kebiasaan kelompok masyarakat yang menjadikan satu-kesatuan sosial.
Salah satu elemen penting dalam budaya atau kultur adalah
keterampilan hidup (survival skills) untuk diajarkan kepada generasi
penerus sebagai bekal di masa depan. Selain mempelajari muatan
budaya tersebut, generasi penerus diharapkan dapat pula memelihara,
meneruskan, mengembangkan nilai-nilai kebudayaan luhur yang
diwariskan oleh para pendahulu. (Eprints UNY)

Hal ini sebagaimana definisi kurikulum yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem PendidikanNasional Pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: "kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahanpelajaran, serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikanatertentu. (Fauzan & Arifin, 2022:55)
Dualistic model

Pada model ini kurikulum dan pengajaran terpisah. Keduanya tidak bertemu.
Kurikulum yang seharusnya menjadi imput dalam menata sistem pengajaran
tidak tampak. Demikian juga pengajaran yang semestinya memberikan
balikan dalam proses penyempurnaan kurikulum tidak terjadi, karena
kurikulum dan pengajaran berjalan sendiri.

Interlocking model

Dalam model ini kurikulum dan pengajaran dianggap sebagai suatu


sistem yang keduanya memiliki hubungan. Kurikulum dan pengajaran
maupun sebaliknya pengajaran dan kurikulum ada bagian yang
berkaitan, sehingga keduanya memiliki hubungan

Concentric model

Pada model ini kurikulum dan pengajaran memiliki hubungan dengan


kemungkinan kurikulum bagian dari pengajaran atau pengajaran
bagian dari kurikulum. Di sini ada ketergantungan satu dengan yang
lain

Ciclical model

Model ini menggambarkan hubungan timbal balik antara kurikulum


dan pengajaran. Keduanya dianggap saling mempengaruhi. Segala
yang ditentukan dalam kurikulum akan menjadi dasar dalam proses
pelaksanaan pengajaran. Sebaliknya yang terjadi dalam pengajaran
dapat memengaruhi keputusan kurikulum selanjutnya. Dalam model
ini hubungan keduanya sangat erat meski kedudukannya terpisah
yang berarti dalam analisis juga terpisah.
Fauzan & Fatkhul Arifin, Desain Kurikulum dan Pembelajaran Abad 21, 2022, hal. 51-52

S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi aksara, 2006), cet. VII, ed II, hal. 7.

Asep Herry Hernawan, Hakikat Kurikulum, modul 1, hal. 1.4

Tanner D & Tanner L, Curriculum Development, 1980, hal. 24

petrusistampubolon, Konsep Kurikulum Rekonstruksi Sosial, 2015

Eprints UNY https://eprints.uny.ac.id/65293/3/Bab%20II.pdf

Fauzan & Fatkhul Arifin, Desain Kurikulum dan Pembelajaran Abad 21, 2022, hal. 55

http://durrohiem.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/1973/2015/09/RESUME-
DASAR-KURIKULUM.pdf

Holifa Chantika Fakeh


11230183000085
2B

Anda mungkin juga menyukai