Anda di halaman 1dari 7

Izumi, Volume 7 No 1, 2018

e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X


Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi

G 30 PROJECT: INTERNASIONALISASI PENDIDIKAN TINGGI


DI JEPANG

Arsi Widiandari
Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang Universitas Diponegoro

arsi901@gmail.com

Abstrak
Internasionalisasi pendidikan tinggi di Jepang bukanlah merupakan isu baru, akan tetapi telah
berlangsung sejak tahun 1983. Pada tahun 1983, pemerintah Jepang lewat Perdana Menteri
Nakasone Yasuhiro mengumumkan rencana penerimaan 100.000 mahasiswa internasional di
tahun 2000. Target dari rencana tersebut berhasil dicapai pada tahun 2003. Kemudian, pada
tahun 2008, pemerintah Jepang mengumumkan rencana baru, yaitu menerima 300.000
mahasiswa internasional di tahun 2020. Rencana ini kemudian dikenal dengan Global 30 atau
Ryuugakusei 30-mannin keikaku. Untuk mencapai rencana tersebut, sebanyak 13 universitas
telah dipilih untuk menjadi pilot dari program tersebut. Salah satu langkah yang harus
dilakukan adalah dengan mengembangkan system dimana siswa dapat belajar secara
internasional, sehingga beberapa universitas menawarkan kelas berbahasa Inggris dan melatih
staf universitas sehingga menciptakan universitas sebagai tempat para mahasiswa
internasional nyaman belajar. Tujuan penelitian ini adalah mengulas tentang kebijakan
Internasionalisasi Pendidikan Tinggi di Jepang dengan menfokuskan pada 30 project.

Kata kunci: Pendidikan Tinggi di Jepang; Global 30; Internasionalisasi Universitas

Abstract
(Title: G30 Project : Internationalization of Higher Education in Japan) Internationalization
of Japanese Higher Education is not a new issue, but has begin since 1983. In 1983, the
Japanese Government lead by Prime Minister Nakasone Yasuhiro announced its plan to accept
100.000 international students by 2000. The target number of international student was
reached in 2003. In 2008, Japanese Government announced new plan to accept 300.000
international students by 2020. This plan called Global 30 or Ryuugakusei 30-mannin keikaku.
To achieve this target, thirteen universities has been chosen to be pilot for the project. One of
main aim of Global 30 is to develop system where student can learn in international method,
so some university offer English program by invite English speaker lecturer, and English
training for university’s staff. This purpose of this paper is to explain the internationalization
of Higher Education in Japan, focus on Global 30 project.

Keywords: Japanese Higher Education; Global 30; Internationalizing University

1. PENDAHULUAN 109.508 siswa asing yang belajar di Jepang.


Pada tahun 1983, Perdana Menteri Tujuan dari rencana tersebut diantaranya
Nakasone Yasuhiro mencanangkan target adalah sebagai persiapan untuk menerima
untuk menerima 100.000 siswa asing di mahasiswa internasional di perguruan
tahun 2000. Rencana tersebut baru tinggi, mempromosikan pendidikan bahasa
terrealisasi pada tahun 2003, tercatat Jepang, menjamin akomodasi bagi

42 Copyright @2018, IZUMI, e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X


Izumi, Volume 7 No 1, 2018
e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi

mahasiswa internasional serta menjadi langkah dari pemerintah Jepang


mempromoasikan kegiatan lokal atau untuk mewujudkan target dari rencana 2005.
daerah.
Lewat rencana 1983, Jepang 2. PEMBAHASAN
dianggap memberikan kontribusi pada
negara lain juga pada Jepang sendiri, 2.1 Perkembangan Pendidikan di Jepang
diantaranya mempromosikan kerjasama Kesadaran akan pentingnya
antar negara, mengembangkan ilmu pendidikan terlihat sejak periode Meiji
pengetahuan dan teknologi untuk para yaitu pada tujuan Restorasi Meiji yang
intelektual dari negara lain, meningkatkan tertuang pada poin kelima Gokajono
standar penelitian dan kompetisinya di Goseimon yaitu “pengetahuan akan dicari
dunia, memiliki sistem pendidikan di antara bangsa-bangsa di dunia dan
internasional dengan mendatangkan dengan demikian kesejahteraan kerajaan
pengajar internasional. akan dimajukan” (Tiedemann, dalam I
Kesuksesan rencana yang Ketut Surajaya, 1984 : 22 ).
dicanangkan pada tahun 1983 tersebut, Pasca PD II khususnya setelah
menjadikan Jepang sebagai negara yang dikeluarkannya Undang-undang
paling banyak menerima mahasiswa asing Pendidikan Sekolah pada tahun 1947,
di kawasan Asia sampai tahun 2005. pendidikan formal di Jepang dimulai dari
Banyak dari mahasiswa asing yang tahap sekolah dasar sampai dengan
mengaku mendapatkan keuntungan dari universitas, dengan mengambil sistem 6-3-
pengalaman selama belajar di Jepang. 3-4 yaitu 6 tahun untuk sekolah dasar, 3
Kesuksesan tersebut kemudian berkembang tahun untuk sekolah menengah pertama, 3
dengan dicangkannya target baru bagi tahun untuk sekolah menengah atas, dan 4
Jepang yang diumumkan oleh Perdana tahun untuk universitas dengan meniru
Menteri Fukuda pada tahun 2008 untuk sistem Amerika.
menerima 300.000 mahasiswa internasional Sebelumnya Jepang menggunakan
di tahun 2020, yang kemudian dikenal sistem “double-track” gaya Eropa, pada
dengan Ryuugakusei 30-mannin Keikaku. saat itu biaya pendidikan masih sangat
Sejauh ini telah ada penelitian yang mahal dan orang yang dapat menepuh
membahas mengenai internasionalisasi pendidikan tinggi hanyalah segelintir kaum
pendidikan di Jepang, diantaranya adalah elit. Pemicu meningkatnya jumlah orang
penelitian yang ditulis oleh Chun Fen Shao yang masuk ke universitas meningkat tajam
yang berjudul Japanese Policies and pada era pasca PD II, dengan menggunakan
International Students in Japan, penelitian sistem “double-track” gaya Amerika. Hal
tersebut lebih menekankan pada ini kemudian juga diikuti oleh
perbandingan antara rencana pemerintah di meningkatnya pertumbuhan ekonomi
tahun 1983 dengan tahun 2005. khususnya di tahun 1960 – 1970an.
Adapun penelitian lain ditulis oleh Tingginya minat akan pendidikan
Jun Oba, yang berjudul Higher Education in tinggi di Jepang terlihat dari pesatnya
Japan, yang meneliti tentang perkembangan pertumbuhan jumlah universitas.
pendidikan tinggi di Jepang yang di Pendidikan tinggi modern di Jepang
dalamnya juga membahas mengenai sejarah dimulai dengan Universitas Imperial Tokyo
perkembangan universitas negeri dan yang didirikan pada tahun 1887 oleh
swasta di Jepang. pemerintah Meiji. Pemerintah
Berbeda dengan kedua penelitian mendatangkan para pengajar asing yang
tersebut, penelitian ini bertujuan untuk kemudian digantikan oleh pengajar Jepang
menjelaskan tentang Global 30 yang yang sebelumnya dikirim oleh pemerintah
untuk menempuh pendidikan di luar Jepang.

Copyright @2018, IZUMI, e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X 43


Izumi, Volume 7 No 1, 2018
e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi

Universitas Imperial lainnya tersebar di manusia sebagaimana hal ini


beberapa kota besar di Jepang, tercatat 7 berhubungan dengan
Universitas Imperial 1 ( Tokyo, Kyoto, perkembangan ekonomi
Kyushu, Hokkaido, Tohoku, Osaka dan
Nagoya ). Tujuan didirikannya Universitas Tabel 1 : Perkembangan Jumlah
Imperial adalah untuk melatih para Universitas Periode 1985 - 2010
cendekiawan dan untuk memperkenalkan
ilmu pengetahuan barat kepada masyarakat Universitas
Jepang yang dibutuhkan untuk Perio 国立 公立 私立 Tot
memodernisasi Jepang. de (Nege (Publi (Swast al
Universitas di Jepang dibagi dalam ri) k) a)
tiga kategori yaitu National University, 1985 95 34 331 460
Local University dan Private University. 1990 96 39 372 507
Selama tahun 1960 dan awal 1970, 1995 98 52 415 565
merupakan tahun dimana perkembangan 2000 99 72 478 649
jumlah universitas sangat pesat, hal ini tidak 2005 87 86 553 726
lepas dari pertumbuhan ekonomi Jepang 2008 86 90 589 765
yang pesat pada tahun tersebut. Seperti yang
2009 86 92 595 773
kemudian diungkapkan oleh Kabinet Ikeda
2010 86 95 597 778
sebagai berikut :
Sumber : MEXT
In view of rapid developments
in science and technology, the
Dengan melihat tabel tersebut, dapat kita
sophistication of the industrial
lihat bahwa jumlah Universitas Swasta
structure, and prospective
merupakan jumlah mayoritas dari
trends in the labor force. It is
keseluruhan jumlah universitas di Jepang.
essential to address positively
Tidak sedikit dari mahasiswa asing yang
the problems of education,
kemudian menempuh pendidikan di Jepang,
training, research, and other
dengan demikian hal tersebut juga memicu
human resource development
tumbuhnya Nihongo Gakko ( Sekolah
issues as these relate to
bahasa Jepang ) yang menjadi persiapan
economic growth ( Japan
siswa asing untuk lebih fasih berbahasa
Association of Private Colleges
Jepang.
and University : 32 )
Menurut Chun-Fen Shao dalam
jurnalnya yang berjudul Japanese Policies
Dalam menghadapi
and International Students in Japan,
perkembangan di bidang sains
kesuksesan rencana pemerintah Jepang
dan teknologi, pengalaman di
dalam mentargetkan sejumlah pelajar
bidang industri, dan tren ke
internasional untuk menempuh pendidikan
depan di bidang tenaga kerja.
di Jepang memberikan keuntungan
Sangatlah penting untuk
diantaranya adalah :
memikirkan masalah
1. Dengan adanya saling pengertian
pendidikan, pelatihan,
antara masyarakat Jepang dengan
penelitian, dan hal lain yang
masyarakat di negara lain, maka
berhubungan dengan
promosi akan lebih efisien;
pengembangan sumber daya

1
Universitas Imperial adalah universitas yang tinggi tidak hanya berpusat pada pusat kota,
didirikan oleh pemerintah pusat pada abad 19 dan melainkan ke daerah-daerah lainnya sehingga
berada di bawah pengawasan langsung terpilihlah ketujuh universitas tersebut. ( Howard
kementerian. Setelah tahun 1948 muncul kesadaran Newby , 2009 : 15 )
untuk menyebarkan dan menyediakan pendidikan

44 Copyright @2018, IZUMI, e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X


Izumi, Volume 7 No 1, 2018
e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi

2. Membentuk jaringan di setiap level Grafik 1: Jumlah mahasiswa


mulai dari swasta, bisnis dan kantor internasional di Jepang
pemerintahan;
3. Mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta melatih
sejumlah intelektual muda untuk
negara lain;
4. Meningkatkan penelitian dan
kompetisi di tengah masyarakat
dunia;
5. Memiliki stadar pendidikan tinggi
yang internasional dengan
mempekerjakan pengajar
internasional dan menawarkan Sumber : MEXT
program kelas berbahasa Inggris.
Dengan kesuksesan rencana 1983 Dari grafik tersebut, dapat terlihat bahwa
dan rencana baru 2008 yang dicanangkan mayoritas dari total mahasiswa
pemerintah Jepang, maka diperlukan internasional yang belajar di Jepang dengan
peningkatan standar serta fasilitas dari biaya pribadi. Hanya sedikit dari total
universitas yang tersebar di seluruh jepang, mahasiswa yang mendapatkan beasiswa
diantaranya adalah internasionalisasi dari pemerintah. Berdasarkan data dari
universitas. Internasionalisasi universitas Kementerian Pendidikan ( 2004 ) mayoritas
diperlukan berkaitan dengan kebutuhan mahasiswa asing yang menempuh
masyarakat dunia serta perkembangan pendidikan di Jepang berasal dari negara-
pendidikan Jepang itu sendiri. Salah satu negara Asia yakni sebanyak 93,4%. Dari
faktor yang melatarbelakangi adalah adanya total jumlah tersebut, sebanyak 66,3%
kekhawatiran dari adanya krisis demografi berasal dari Cina, yang diikuti 13% siswa
yang mengancam Jepang di masa dari Korea dan 3,5% siswa dari Taiwan.
mendatang.
Di Jepang, penurunan jumlah 2.2. Global : 30 Project
kelahiran, meningkatnya jumlah usia lanjut, Untuk mendukung rencana 2008
penurunan ekonomi menjadi hal-hal yang dimana Jepang menargetkan sebanyak
sangat serius dan menjadi isu sosial yang 300.000 mahasiswa internasional untuk
berkembang di masyarakat Jepang. Salah belajar di Jepang, maka diperlukan
satu kekhawatiran yang muncul adalah kerjasama yang dilakukan dengan beberapa
dengan semakin menurunnya angka pihak. Ada enam Kementerian Jepang yang
kelahiran di Jepang, maka semakin berkerjasama untuk mewujudkan target
menurun pula populasi usia 18 tahun yang tersebut diantaranya adalah Ministry of
merupakan usia masuknya universitas. Education, Culture, Sports, Science and
Dengan demikian, internasionalisasi Technology, Ministry of Foreign Affairs,
universitas menjadi salah satu jawaban dari Ministry of Justice, Ministry of Land,
kekhawatiran tersebut. Infrastucture, Transport and Tourism,
Ministry of Economy, Trade and Industry
dan Ministry of Health, Labour and Welfare.
Salah satu yang termasuk dalam
Rencana 2008 adalah pemilihan 13
Universitas yang menjadi pilot utama
Jepang dalam menghadirkan
internasionalisasi pendidikan atau yang

Copyright @2018, IZUMI, e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X 45


Izumi, Volume 7 No 1, 2018
e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi

lebih dikenal dengan sebutan G30 atau bahasa Jepang juga dikategorikan ke dalam
Global 30. Ketiga belas universitas tersebut pelajar internasional, dengan demikian
diantaranya terdiri dari Universitas Negeri semakin meningkatkan jumlah pelajar
yakni Universitas Tohoku, Universitas internasional di Jepang. Hal ini kemudian
tsukubai, Universitas Tokyo, Universitas selaras dengan definisi pelajar internasional
Nagoya, Universitas Kyoto, Universitas yang dijabarkan dalam Undang-undang
Osaka dan Universitas Kyushu. Kemudian Keimigrasian yang menyatakan bahwa
ada pula universitas swasta seperti “pelajar internasional adalah pelajar dari
Universitas Keio, Universitas Sophia, negara lain yang memiliki status ijin tinggal
Universitas Meiji, Universitas Waseda, sebagai “College Student” atau yang
Universitas Doshisha dan Universitas memiliki visa pelajar. Yang diterima dari
Ritsumeikan. Salah satu program yang status pelajar di universitas, sekolah
ditawarkan dalam Global 30 adalah kejuruan, sekolah diploma, sekolah
penyediaan kuliah dalam bahasa Inggris. pelatihan professional, sekolah persiapan
Beberapa poin-poin yang terdapat masuk universitas dan sekolah bahasa
dalam Rencana 2008 diantaranya adalah Jepang”
ajakan mahasiswa asing untuk belajar di Pada Rencana 2008, terlihat bahwa
Jepang, menaikkan jumlah pendaftar, ujian Jepang begitu aktif dalam mengajak
masuk universitas dan kemudahan imigrasi, sejumlah mahasiswa asing untuk
sarana promosi universitas yang lebih menempuh pendidikan di Jepang. Salah
global, sebagai tuntutan bagi Jepang untuk satu faktor utama yang melandasi hal ini
menciptakan lingkungan yang nyaman bagi adalah masalah demografi. Jepang adalah
mahasiswa asing, dan yang terakhir adalah salah satu negara yang ikut mengalami
mempromosikan jenjang yang dapat dicapai masalah demografi, yaitu meningkatnya
oleh mahasiswa asing setelah lulus dari golongan usia lanjut, serta menurunnya
pendidikannya. angka kelahiran. Demografi dapat
berdampak langsung pada ketersediaan
Grafik 2 : Perkembangan Jumlah pelajar karena jumlah usia muda adalah
Pelajar Asing di Jepang penentu dari ketersediaan calon mahasiswa
yaitu mereka yang termasuk dalam
golongan usia 18 tahun.
Populasi usia 18 tahun di Jepang
mengalami naik turun tercatat pada tahun
1960 sebanyak 2 juta jiwa, turun menjadi
1,4 juta jiwa pada tahun 1964, naik secara
tajam menjadi 2,5 juta jiwa pada tahun 1966,
kemudian turun menjadi 1,6 juta jiwa pada
tahun 1975 s.d 1985, naik melebihi 2 juta
jiwa pada tahun 1992, turun menjadi 1,5
juta jiwa di tahun 2002, dan kembali turun
Sumber : JASSO, 2016 menjadi 1,2 juta jiwa di tahun 2009, dan
diperkirakan akan terus mengalami
Dari grafik tersebut dapat terlihat penurunan sampai dengan tahun 2020
bahwa jumlah pelajar internasional di ( Japan MEXT:2004 ).
jepang terus mengalami peningkatan sejak Disisi lain, perguruan tinggi di
tahun 1983. Sejak tahun 2010, status pelajar Jepang mengalami masalah berkaitan
internasional semakin meluas, yang semula dengan faktor demografi. Jumlah
adalah mereka yang mengenyam universitas telah naik dari 507 ke 778 dan
pendidikan di universitas maka sejak tahun jumlah kapasitas dinaikkan melebihi jumlah
2010, siswa yang menempuh di sekolah calon mahasiswa, dengan demikian setiap

46 Copyright @2018, IZUMI, e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X


Izumi, Volume 7 No 1, 2018
e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi

calon mahasiswa mendapatkan jatah - Menyiapkan akomodasi bagi


bangku universitas. Beberapa dari mereka mahasiswa asing
berhadapan dengan masalah pemenuhan - Pengadaan beasiswa
kuota universitas ( Higher Education to - Mendirikan pusat atau sekolah
2030, OECD : 2008 ). bahasa Jepang
Hal-hal yang harus dilakukan terkait - Mengadakan konseling bagi
dengan rencana tersebut diantaranya mahasiswa asing terkait
adalah : finansial selama di Jepang.
1. Meningkatkan minat dan motivasi 5. Membangun masyarakat yang
calon mahasiswa untuk menempuh Global
pendidikan di Jepang. - Menyediakan Career Center
- Secara proaktif menyebarkan - Mempermudah perijinan dan
info. status tinggal bagi siswa asing
- Memperkuat hubungan antar Mempermudah tahap-tahap yang harus
negara dilakukan siswa pasca lulus.
- Mempromosikan bahasa Jepang
di negara-negara di luar Jepang Dari poin-poin tersebut kemudian
- Menyediakan kantor atau pusat dijabarkan menjadi beberapa tindakan
informasi tentang sekolah di seperti mengadakan seminar pendidikan
Jepang yang tersebar di negara- Jepang di negara-negara luar Jepang.
negara di luar Jepang. Kegiatan tersebut umumnya didukung
2. Meningkatkan fasilitas untuk studi penuh oleh Kedutaan Jepang yang ada di
di Jepang negara tersebut dan bekerja sama dengan
- Meningkatkan kapasitas JASSO ( Japan Student Service
masing-masing universitas Organization ). Selain itu, untuk
untuk saling mengirim memudahkan proses masuk ke Universitas,
informasi. dielenggarakan ujian yang dilakukan di luar
- Menyediakan ujian seleksi di Jepang yaitu EJU.
negara-negara di luar Jepang. Internasionalisasi pendidikan di
- Meningkatkan dorongan untuk pendidikan tinggi khususnya Universitas,
studi di Jepang terlihat dengan ditawarkannya program
- Memperkuat hubungan antar kuliah dengan pengantar bahasa Inggris.
universitas dan mempermudah Hal ini ditujukan dengan maksud membuat
proses birokrasi administrasi program pendidikan di Jepang lebih
untuk prosedur pendaftaran. internasional. Program kuliah yang
3. Mempromosikan Universitas ditawarkan dengan bahasa pengantar
sebagai langkah Globalisasi bahasa Inggris, kemudian dikenal dengan
- Menetapkan 30 universitas English Taught Degree ( ETD ). Karena
sebagai pionir dari pengantar kuliah disampaikan dalam bahasa
internasionalisasi pendidikan. Inggris, maka tidak diperlukan lagi
- Meningkatkan pengajaran persyaratan kemampuan bahasa Jepang
dengan pengantar bahasa bagi calon mahasiswa. Meskipun demikian,
Inggris. terdapat tantangan dari pengajaran bahasa
- Membuat “short term program” Inggris di Universitas, diantaranya adalah
- Mengembangkan program Universitas harus mendatangkan tenaga
spesialis di masing-masing pengajar yang dapat fasih berbahasa Inggris.
universitas Menyediakan staf yang dapat berbicara
4. Menciptakan Lingkungan yang bahasa Inggris, serta melatih lingkungan
Terbuka universitas agar dapat lebih menerima

Copyright @2018, IZUMI, e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X 47


Izumi, Volume 7 No 1, 2018
e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X
Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi

lingkungan yang lebih terbuka terhadap Education : Global 30 and the making
mahasiswa asing. Saat ini, of global universities in Japan. Osaka
internasionalisasi Pendidikan tidak hanya University Knowledge Archive.
dipandang sebagai sebuah tren, akan tetapi https://ir.library.osakau.ac.jp/repo/ouk
sebuah kebutuhan. a/all/46092/Reimagining%20Japanese
%20education_CHAPTERS8.pdf

3. SIMPULAN Newby, Howard dkk. 2009. OECD Reviews


Internasionalisasi Pendidikan tidak lagi of Tertiary Education Japan. OECD
dipandang sebagai sebuah tren dunia, akan
tetapi sebuah aksi dari kebutuhan dan Oba, Jun. 2005. Higher Education in Japan.
tuntutan masyarakat dunia. Jepang telah http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/downlo
menjadi negara yang terbuka akan ad?doi=10.1.1.622.6487&rep=rep1&t
internasionalisasi Pendidikan sejak tahun ype=pdf
1983, dan disusul rencana berikutnya di
tahun 2008. Dengan masuknya pelajar OECD. 2008. Higher Education to 2030.
internasional ke Jepang, tentunya Jepang OECD
semakin menunjukkan eksistensinya di
kancah dunia. Di beberapa universitas, Surajaya, I Ketut. 1984. Pergerakan
pembelajaran tidak hanya dilakukan dengan Demokrasi Jepang. Jakarta : PT Karya
pengantar bahasa Jepang, tetapi juga bahasa Unipress
Inggris, dengan demikian kemampuan
bahasa Jepang bukanlah persyaratan yang
mutlak lagi bagi pelajar internasional.
Masuknya pelajar internasional, tentunya
memberikan warna baru ke dalam
masyarakat Jepang itu sendiri, sehingga
menjadikan masyarakat Jepang menjadi
lebih multikutur dalam kehidupan sehari-
hari.

DAFTAR PUSTAKA

Fen Shao, Chun. 2008. Japanese Policies


and International Students in Japan

Fu Ho dkk. 2015. Goals, Strategies, and


Achievements in the
Internationalization of Higher
education in Japan and Taiwan.
International Education Studies Vol 8
No 3 2015.
http://www.ccsenet.org/journal/index.
php/ies/article/view/41483/24740

Ishikawa, Mayumi. 2011. Redifining


Internationalization in Higher

48 Copyright @2018, IZUMI, e-ISSN: 2502-3535, p-ISSN: 2338-249X

Anda mungkin juga menyukai