Anda di halaman 1dari 5

Makara Human Behavior Studies in Asia

Volume 7 Number 2 Article 7

12-1-2003

Reformasi Pendidikan Pada Masa Jepang Meiji: Studi Tentang


Peran Politik Kekuasaan Dalam Penerapan Pendidikan
Ferry Rustam
Universitas Indonesia, ferryfrr@yahoo.com

Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/hubsasia

Recommended Citation
Rustam, F. (2003). Reformasi Pendidikan Pada Masa Jepang Meiji: Studi Tentang Peran Politik Kekuasaan
Dalam Penerapan Pendidikan. Makara Human Behavior Studies in Asia, 7(2), 45-48. https://doi.org/
10.7454/mssh.v7i2.50

This Original Research Article is brought to you for free and open access by UI Scholars Hub. It has been accepted
for inclusion in Makara Human Behavior Studies in Asia by an authorized editor of UI Scholars Hub.
MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 7, NO. 2, DESEMBER 2003

REFORMASI PENDIDIKAN PADA MASA JEPANG MEIJI:


STUDI TENTANG PERAN POLITIK KEKUASAAN
DALAM PENERAPAN PENDIDIKAN
Ferry Rustam

Jurusan Sastra Asia Timur, Program Studi Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,
Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

E-mail: ferryfrr@yahoo.com

Abstrak

Pemerintah Meiji melaksanakan beberapa kebijakan baru tentang pendidikan yang dilaksanakan mendasar secara sosial,
yaitu dengan mengubah kesadaran dari setiap orang terhadap fungsi negara. Orang Jepang yang pada masa
pemerintahan Tokugawa masih berfikir kedaerahan, pada masa Meiji diharuskan mempunyai pemikiran atau kesadaran
nasional (satu kebijakan pendidikan yang bersifat nasionalistik). Perubahan kesadaran dari kedaerahan menjadi nasional
inilah yang merupakan hasil terpenting yang dilakukan oleh pemerintah Meiji dalam bidang pendidikan.

Abstract
The Meiji administration issued some new policies on education which were basically carried out socially by
transforming the awareness of each citizen on the role of the state. The Japanese during the Tokugawa era were still
bound by provincialism, whereas in the Meiji era they were obliged to have a national consciousness based on a
nationalistic educational policy. The transformation of the provincial awareness to the nationalistic one is the most
significant change carried out by the Meiji administration in the domain of education.

Keywords: nationalistic educational policy (gimu kyouiku seisaku)

1. Pendahuluan di dunia. Langkah-langkah yang menjadi catatan sejarah


dunia tentang kemajuan Jepang seperti ini disebabkan
Zaman Meiji Jepang adalah satu masa pemerintahan oleh satu faktor utama, yaitu hasil pelaksanaan
Jepang dari tahun 1868 sampai dengan 1912 yang pendidikan oleh pemerintah Meiji. Itulah sebabnya para
ditandai dengan perubahan besar-besaran di semua ahli menyebutkan zaman Meiji sebagai sebuah masa
bidang kehidupan masyarakat. Perubahan paling utama reformasi atau pembaharuan. Perkembangan sistem
adalah dibukanya kembali negara Jepang terhadap pendidikan yang berlangsung di Jepang pada masa
bangsa-bangsa asing. Jepang yang selama sekitar 2,5 Meiji, tidak lepas dari pengaruh faktor politik yang
abad menutup diri karena politik pemerintahan berkembang saat itu, dan faktor keadaan perkembangan
Tokugawa akhirnya menyadari bahwa ternyata mereka internasional.
tertinggal kemajuannya akibat politik isolasi yang
dijalankan Tokugawa. Pertanian yang dilaksanakan di Jepang sampai dengan
masa Tokugawa adalah pertanian tradisional dengan
Pemerintahan Meiji ingin mengadakan pembaharuan teknologi untuk produksi minimal. Sementara itu
terutama dengan merubah Jepang dari negara pertanian industri memerlukan teknologi untuk produksi massal.
menjadi negara industri. Pada masa awal Meiji, bangsa- Yang membedakan industri dan pertanian ditinjau dari
bangsa Eropa dan Amerika ternyata telah lebih dahulu segi teknologi tersebut adalah pasar, tempat hasil
sekitar 100 tahun menjadi negara-negara industri. Dan produksi dijual. Industri membutuhkan pasar yang
dari sejarah Jepang dapat diketahui bahwa ternyata kira- sangat besar dalam skala nasional, sementara pertanian
kira 100 tahun sesudah masa Meiji, Jepang mengalami dapat dilaksanakan dengan pasar yang tidak besar dalam
kemajuan yang mengikuti negara-negara maju lainnya skala lokal. Pada masa Tokugawa sistem pemerintahan

45
46 MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 7, NO. 2, DESEMBER 2003

adalah sistem Baku-han, yaitu sistem pemerintahan pemikiran liberalisme dan individualisme abad 18 pun
daerah, sedangkan pada masa Meiji pemerintahan berkembang pula, dengan kata lain berkembanglah
terpusat pada Kaisar. Meskipun sistem politik terpusat, kapitalisme modern. Paham kapitalisme seperti ini lah
pada kenyataannya sistem sosial masih bersifat yang masuk ke Jepang pada awal masa Meiji seiring
kedaerahan. Karena itu pemerintah Meiji ingin dengan masuknya pengaruh Barat. Dan dengan
mengubah sistem sosial menjadi terpusat, dengan tujuan memperhatikan perkembangan sejarah seperti ini
agar tercipta pasar nasional. Perubahan terbesar yang dapatlah dikatakan bahwa politik negeri terbuka bukan
dilakukan pemerintah Meiji untuk mewujudkan hal kemauan Jepang, tetapi lebih disebabkan oleh desakan
tersebut membentuk negara industri adalah dengan negara-negara Barat, jadi bukan oleh karena faktor
melaksanakan pembaharuan pendidikan, yaitu dengan internal, melainkan eksternal.
melancarkan kebijakan pendidikan wajib (gimu kyoiku)
secara nasional. Sementara itu di dalam negeri terjadi gerakan untuk
menentang kedatangan orang Barat (sonnojoi) pada
Pada masa sebelum Meiji di Jepang sudah ada lembaga akhir masa Tokugawa dengan mengatasnamakan kaisar.
pendidikan Terakoya yang diperuntukkan bagi
pendidikan rakyat biasa. Lembaga pendidikan ini Pemerintah Meiji menyadari bahwa Jepang tidak sekuat
berdasarkan pada Konfusianisme. Setelah masa Meiji, negara-negara Barat. Karena itu, pemerintah
barulah dikembangkan sistem pendidikan Barat. Sistem mengeluarkan seruan Fukoku Kyohei yang berarti
tersebut masuk ke Jepang dengan adanya perubahan negara kaya militer kuat, agar dapat mencapai posisi
politik pada masa itu. Sebagai akibat dari diadakannya sejajar dengan negara-negara Barat, dan agar tidak
politik pintu terbuka, maka pada masa itu banyak diduduki oleh negara-negara Barat. Dan untuk
dikirim para pelajar Jepang ke Barat. Di samping itu mewujudkan Fukoku Kyohei pemerintah memberi
juga digaji oleh pemerintah Jepang para pengajar asing prioritas pada masalah-masalah penguatan militer dan
(oyatoi gaikokujin) yang didatangkan dari luar negeri. pendidikan rakyat.
Para pengajar asing ini lah yang membawa pemikiran
pendidikan Barat serta buku-buku teks dan peralatan Dengan kondisi seperti itu, pemerintah Meiji sama juga
pengajaran Barat ke Jepang (Beauchamp 1991). dengan kecenderungan yang ada pada bangsa-bangsa
lainnya pada masa itu, mencoba menerapkan politik
2. Metode Penelitian “nasionalisme.” Karena itu, tindakan awal pemerintah
Meiji dalam kerangka membentuk sistem negara absolut
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan adalah menerapkan wajib militer (Choheirei), dan
metode deskripsi analisis. Pendekatan penelitian melalui sistem pendidikan wajib (Gimu Kyoiku dengan sistem
pendekatan ilmu sejarah, terutama sejarah sosial dengan Gakusei).
fokus pada kebijaksanaan pemerintah Jepang dalam
bidang pendidikan. Sejarah yang ditelaah, yaitu pada 3.2. Dasar-Dasar Reformasi Meiji
zaman Meiji mengenai politik pemerintah Meiji di
bidang pendidikan. Pada masa itu ada kepentingan- Reformasi Meiji menandai mulainya perubahan dari
kepentingan kekuasaan pemerintah Meiji untuk masyarakat feodal menuju ke masyarakat kapitalis.
merubah kesadaran masyarakat dari bersifat kedaerahan Tetapi sebenarnya, pemikiran Sonnojoi yang
ke nasionalistik. Pemerintah Meiji menyadari bahwa mengagungkan Kaisar dan mengusir orang Barat yang
pendidikan adalah unsur yang paling mendasar dalam menjadi tenaga pendorong reformasi tersebut bukanlah
perubahan kesadaran masyarakat. berakar pada semangat modern yang non-feodal.
Pemikiran ini berdasarkan pada ajaran Konfusius yang
3. Analisis dan Interpretasi Data menetapkan posisi seseorang dalam masyarakat Jepang
menurut kehormatan dan kewajibannya (loyalitas) yang
3.1. Perkembangan Politik dalam Negeri Jepang dilaksanakan pemerintah Tokugawa untuk
dan Situasi Internasional mempertahankan kekuasaannya. Kalau diperhatikan
sistem ini tampak bahwa masyarakat Jepang secara
Dengan politik “negeri terbuka” yang terpaksa internal (ke dalam) menerapkan hubungan loyalitas
dilakukan pemerintah, terjadilah pergeseran sistem antara rakyat dengan penguasa, sedangkan secara
pemerintahan negara dari sistem politik feodalistik eksternal (ke luar), menentang kehadiran orang Barat.
kedaerahan ke sistem politik negara yang terpusat pada Karena itu, dari sudut pandang ini dapatlah dikatakan
Kaisar sebagai pemegang kekuasaan mutlak. bahwa Jepang adalah satu-satunya bangsa di dunia yang
mempunyai bentuk negara superior yang sangat kaku
Pada masa ini, pertengahan abad 19, di negara-negara dalam aturan loyalitas.
barat sedang berkembang industri sebagai akibat
revolusi industri. Karena itu, mekanisasi industri, dan Pemikiran yang mengagungkan Kaisar tersebut
model produksi yang berkaitan dengan pemikiran- sebenarnya bukanlah menghapuskan sistem feodal,
MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 7, NO. 2, DESEMBER 2003 47

tetapi justru menggunakan kegagalan pemerintah diketahui dengan dilaksanakannya sistem pendidikan
Tokugawa mengatasi Barat, kemudian memperkuat yang disebut Gakusei yang dikeluarkan oleh
kekuasaan Kaisar sebagai kebijakan negara pusat untuk Departemen Pendidikan Jepang (1872) yang memuat
menghadapi Barat. Dan dengan berpijak pada ide rencana sistem pendidikan secara umum. Sistem
loyalitas feodal absolut, pemerintahan Meiji awal pendidikan tersebut diatur dan dilaksanakan seluruhnya
membangun kembali masyarakat feodal sebagai oleh Departemen Pendidikan yang sekaligus juga
kekuatan negara terpusat untuk menghadapi Barat. Ide membuat kurikulum dan buku pelajaran berdasarkan
pemikiran seperti ini berkembang di Jepang pada awal buku-buku Barat yang diberlakukan sama untuk seluruh
pemerintahan Meiji. Dengan demikian berarti reformasi Jepang. Dengan pedoman sistem pendidikan Barat ini
Meiji bukanlah merupakan peralihan dari masyarakat diadakan pembangunan Sekolah Dasar sekitar 53.000
feodal ke masyarakat kapitalis, tetapi merupakan buah yang menerapkan sistem pendidikan Barat bagi
pengembalian bentuk pemerintahan kuno sebagai anak-anak yang berusia 8 tahun hingga 14 tahun. Selain
pemerintahan kekaisaran, dengan membangun kembali itu dibangun pula sekolah menengah dan universitas-
negara berdasarkan ide hubungan loyalitas menurut universitas.
ajaran Konfusius.
Sistem pendidikan Barat tersebut yang seakan
Jepang Meiji yang menerapkan kapitalisme sebagai dipaksakan oleh pemerintah mengakibatkan pemerintah
kebijakan membentuk negara kaya untuk mengejar gagal dalam mewujudkannya. Kegagalan tersebut
ketertinggalannya dari Barat, menempuh cara yang diakibatkan karena (1) mahalnya biaya pendidikan bagi
sangat berbeda dengan penerapan kapitalisme oleh siswa dan (2) materi pelajaran yang terlalu tinggi,
negara-negara Barat yang sudah maju. Pemerintah Meiji karena hasil adopsi langsung dari Barat, dan tidak sesuai
dengan cepat mengadopsi sistem dan pemikiran- dengan budaya Jepang, serta tidak cocok dengan
pemikiran Barat, dan dengan menerapkan industri kebutuhan pendidikan di daerah-daerah. Akibat
modern secara cepat pula berharap dapat segera kegagalan tersebut timbullah perlawanan dari rakyat
menyamakan kedudukannya dengan negara-negara terutama di daerah- daerah terhadap kebijakan sistem
Barat. pendidikan tersebut.

Untuk itu pemerintah Meiji menetapkan dua sasaran Mengingat adanya perlawanan rakyat yang
utama politik, yaitu Fukoku Kyohei dan Bunmei Kaika menghancurkan berbagai bangunan sekolah pada masa
(Negara Kaya Militer Kuat, dan Pencerahan Peradaban). itu, pemerintah kemudian mengeluarkan kebijakan
Cara yang dilakukan adalah seiring dengan politik politik baru, yaitu Kyoikurei tahun 1879. (Makoto,
‘negeri terbuka,’ yaitu dengan cepat memasukkan 1972:7) Sistem Kyoikurei adalah hasil penyempurnaan
sebanyak-banyaknya peradaban dan kebudayaan Barat. dari sistem sebelumnya. Berbeda dengan Gakusei,
sistem ini agak longgar. Kyouikurei memuat aturan
Pada awalnya pemerintahan Meiji lebih memusatkan untuk menerapkan desentralisasi pendidikan dengan
perhatian pada pengaturan perekonomian nasional mengizinkan daerah-daerah mendirikan sekolah, dan
daripada penerapan industri modern yang diperlukan membuat kebijakan-kebijakan pendidikan yang sesuai
untuk mewujudkan Fukoku Kyohei. Dan pada tahap dengan kebutuhan mereka. Sistem ini ditiru dari sistem
perkembangan selanjutnya dengan kondisi keuangan administrasi sekolah Amerika, dan dirancang untuk
yang cukup memadai, pemerintah lalu menerapkan desentralisasi kekuasaan pemerintah dalam dunia
kebijakan dunia usaha untuk kalangan pemilik modal pendidikan melalui pengurangan kendali pemerintah
swasta. Namun para pemilik modal ini adalah para pusat. Namun pada dasarnya pengawasan negara dalam
pengusaha kuat yang mendapat bantuan keuangan pada bidang pendidikan tidak berubah. Dengan sistem
masa Restorasi Meiji, jadi mereka adalah para kepitalis tersebut sekolah-sekolah yang pada mulanya liberal
yang mempunyai hubungan khusus dengan karena pengaruh Barat menjadi konservatif, dengan
pemerintahan baru Meiji. Dengan demikian penerapan memberi penekanan pada pendidikan moral berdasarkan
kapitalisme di Jepang sebagai kapitalisme nasionalistis Konfusianisme.
merupakan perkembangan kapitalisme monopoli negara
dengan cara pemerintah membina hubungan bisnis 4. Kesimpulan
antara kapitalis dengan kalangan militer, antara kapitalis
dengan kalangan birokrat yang terus berkembang di Dengan kebijakan politik tentang pendidikan wajib yang
dalam dunia industri Jepang sampai pada masa-masa dilaksanakan di seluruh Jepang, pemerintah Meiji
panjang sesudah masa Meiji awal. mengadakan perubahan mendasar secara sosial, yaitu
dengan merubah kesadaran setiap orang terhadap fungsi
3.3. Kebijaksanaan Politik di Bidang Pendidikan negara. Orang Jepang yang pada masa pemerintahan
Tokugawa masih berfikir kedaerahan, pada masa Meiji
Kebijaksanaan politik yang dijalankan dalam diharuskan mempunyai pemikiran atau kesadaran
modernisasi pendidikan pada masa Meiji dapat nasional (satu kebijakan pendidikan yang bersifat
48 MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 7, NO. 2, DESEMBER 2003

nasionalistik). Perubahan kesadaran orang per orang Windows of Japanese Education. Connecticut:
dari kedaerahan menjadi nasional seperti ini lah yang Greenwood Press.
merupakan hasil terpenting perubahan yang dilakukan
oleh pemerintah Meiji dalam bidang pendidikan. Bethel, Dayle Morgan. 1994. Makiguchi The Value
Creator: Revolutionary Japanese Educator and Founder
Daftar Acuan of Soka Gakkai. Tokyo: Weatherhill.

Bethel, Dayle Morgan. 1971. The Life and Thought of


Aso, Makoto, Ikuo Amano. 1972. Education and Tsunesaburo Makiguchi: His Contribution to
Japan’s Modernization. Tokyo: Ministry of Foreign Education. Michigan: Umi.
Affair.
Hiroko, Hara. 1974. Shitsuke. Tokyo: Kobundo.
Beauchamp, Edward R. 1991. “The Development of
Japanese Educational Policy 1945—1985”, dalam Taka, Akabori. 1973. Nihon Kyoiku-shi. Tokyo:
Kokudo-sha.

Anda mungkin juga menyukai