Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar belakang

Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan fe yang dinamakan

kunjugated protein. Sebagian intinya fe dan dengan rangka protoporphyrin serta

globin (tetra phirin) yang menyebabkan warna darah merah karena ada kandungan fe.

Oleh karena itu hemoglobin dinamakan juga zat warna merah, bersama – sama

dengan eritrosit hb dengan karbondioksida menjadi karboxyhemoglobin dan

berwarna merah tua (Bakri, S, 1989).

Menurut Depkes RI (2010) adapun fungsi hemoglobin antara lain mengatur

pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan – jaringan tubuh,

mengambil oksigen dari paru – paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan – jaringan

tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar, membawa karbondioksida dari jaringan –

jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru – paru untuk dibuang, untuk

mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui

dengan pengukuran kadar hemoglobin.

1
Merokok adalah tindakan mengisap asap yang berasal dari pembakaran

tembakau, baik menggunakan rokok maupun pipa. Banyak penyakit telah terbukti

akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan

merokok bukan saja merugikan perokok, tetapi juga bagi orang lain ( Tendra,

Hans.,2003).

Dalam merokok dikenal istilah perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif

adalah perokok yang melakukan aktivitas merokok meski satu batang sehari.

Sedangkan perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tetapi menghirup asap

rokok orang lain ( Pudiastuti, D,.2011).

Rokok memang mempunyai pengaruh buruk terhadap kesehatan. Satu batang

rokok yang dibakar mengeluarkan sekitar 400 bahan kimia yang 200 diantaranya

bersifat toksik. Bahan kimia dalam rokok antara lain yaitu, tar, nikotin, karbon

monoksida. Karbon monoksida menimbulkan desturasi hemoglobin, menurunkan

langsung persediaan oksigen untuk jaringan di seluruh tubuh. Karbon monoksida

menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen dan

mempercepat aterosklorosis ( pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah).

Dengan demikian, karbon monoksida menurunkan kapasitas, mengikat viskositas

darah, mempermudah penggumpalan darah, sehingga mengakibatkan terjadinya

peningkatan kadar hemoglobin (Tendra, Hans., 2003).

2
Menurut penelitian sebelumnya Wahyudi Fiddin (2012) , dengan judul “

Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Laki-Laki Perokok Aktif dan Laki-Laki Perokok

Pasif di RT 09 Kelurahan Tambak Sari Kota Jambi” dengan hasil penelitian adalah

rata-rata kadar hemoglobin pada perokok aktif lebih tinggi dibanding perokok pasif.

Rata-tara kadar hemoglobin pada perokok aktif yaitu 16,8 g/dl dan perokok pasif 14,7

g/dl dengan perbedaan kadar sebesar 2,02.

Nodenbeg (1990) dalam Rinda Mustika mengambil kesimpulan penelitianya

bahwa merokok menyebabkan terjadinya peningkatan kadar hemoglobin. Hasil

penelitian ini di dukung lagi dengan maklumat yang dinyatakan oleh Jhon

W.Adamson (2005) yang menyatakan terjadinya peningkatan kadar hemoglobin pada

Peneliti mengambil objek penelitian di RT 20 dan 23 Kelurahan Mayang

Mangurai Kota Jambi karena peneliti mengamati masih banyak terdapat warga di RT

20 dan 23 berjenis kelamin laki-laki baik remaja maupun dewasa yang mempunyai

kebiasaan merokok. Rata-rata perokok berpendapat merokok dapat menghilangkan

stres pada hidup saat bekerja maupun belajar atau masalah yang di hadapi selama di

rumah tangga ataupun tempat kerja. Disampping itu mereka juga berpendapat

merokok juga dianggap memberikan kenikmatan, menjernihkan fikiran. Setelah

melakukan survey melalui pengisian kuisoner banyak ditemui perokok yang

merokok kurang dari 3 tahun dan lebih dari 3 tahun.

3
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “ Pengaruh lama merokok terhadap kadar hemoglobin di RT 20 dan 23

Kelurahan Mayang Mangurai Kota Jambi “.

Anda mungkin juga menyukai