Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ILMU UKUR TANAH

ACARA II

PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP

MENGGUNAKAN KOMPAS GEOLOGI

Dosen Pengampu : Dr. Didik Taryana, M.Si

Oleh:

Nama : A. Sajidunnafi

NIM : 190722638066

Offering : G/2019

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2020
A. TUJUAN
1. Praktikan mampu melakukan pembidikan sasaran dan pembacaan azimuth
menggunakan kompas geologi.
2. Praktikan mampu menggambarkan poligon tertutup berdasarkan data yang telah
diperoleh.
3. Praktikan mampu mengolah dan menganalisis data yang telah diperoleh.

B. DASAR TEORI
Pada pekerjaan pemetaan suatu wilayah diperlukan suatu kerangka dasar yang
digunakan sebagai titik ikat dan titik kontrol. Titik-titik kerangka dasar tersebut
mempunyai koordinat dan ketinggian yang dipasang pada kerapatan tertentu, dengan
menggunakan struktur yang permanen, bahan yang awet, tercatat dan mudah dikenali.
Titik kerangka dasar ini berupa titik ikat yang merupakan titik yang telah
diketahui
posisi horisontal (X dan Y) ataupun ketinggiannnya Z. Titik ini digunakan sebagai titik
pengikat dalam penentuan posisi titik-titik (arah, sudut, beda tinggi) lain yang dibidik.
Selanjutnya, dapat ditentukan berapa koordinat titik-titik baru yang dibidik berdasarkan
titik ikat tersebut.
Fungsi titik kerangka dasar juga sebagai titik kontrol yaitu digunakan sebagai titik
cek atas perhitungan-perhitungan yang dilakukan sebelumnya. Sebaiknya titik kontrol ini
menggunakan titik kerangka lain (bukan dari titik ikat) sehingga bisa diketahui apakah
posisi X. Y, Z dari titik sebelumnya benar atau tidak.
Poligon adalah segi banyakyang sering digunakan dalam pengadaan kerangka
dasar pemetaan karena sifatnya yang felksivel dan kesederhanaan hitungannya, fleksibel
dalam arti bahwa pengukuran poligon dapat mengikuti berbagai bentuk medan
pengukuran. Poligon adalah bidang yang terbentuk dari banyak garis-garis yang biasanya
lebih dari lima (Oxford, 1987). Dalam buku-buku teks tidak ada penulis yang
mendefinisikan poligon secara khusus. Wongsoetjitro (1908) menggunakan istilah
poligon pada pembahasannya tentang penentuan koordinat titik-titik suatu tempat dengan
cara membuat segi banyak yang panjang dan terhubung satu sama lain. Sosrodarsono
et.al (1997) menggunakan istilah poligon pada pembahasan pengukuran titik-titik kontrol
sebagai bentuk jaring-jaring yang dibagi menjadi poligon bersambung dan poligon
tertutup. Frick (1979) menggunakan istilah poligon dan membaginya secara lebih rinci
menjadi berbagai jenis: terikat, lepas, poligon utama, dan poligon cabang.

C. ALAT
1. Kompas geologi
2. Yalon
3. Pita Ukur
4. Alat tulis
5. Busur dan penggaris

D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan peralatan praktikum, yaitu kompas geologi, pita ukur, yalon dan alat tulis.
2. Tentukan lokasi pengukuran yang lapang.
3. Tentukan titik ikat awal poligon (semisal titik A dan P).
4. Tandai masing-masing titik dengan yalon.
5. Ukur jarak titik P ke titik A, jarak titik A ke titik 1, jarak titik 1 ke titik 2 dan
seterusnya hingga kembali ke bidikan mengarah ke titik A sebagai penutup poligon.
6. Bidik titik A ke titik P dan sebaliknya untuk menentukan garis kontrol polygon dan
catat nilai azimuthnya.
7. Lakukan pengukuran dari titik A ke titik 1 dengan membidik titik 1 dari titik A dan
catat nilai azimuthnya.
8. Ulangi langkah ketujuh, yaitu tentukan titik selanjutnya dan bidik dari titik
sebelumnya untuk mencari nilai azimuth.
9. Pembidikan terakhir dilakukan dengan arah bidikan titik 5 ke titik awal (titik A).
10. Lalu gambarkan hasil pengukuran poligon tertutup berdasarkan data yang diperoleh.
E. HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel perhitungan poligon. (terlampir)
2. Hasil penggambaran poligon tertutup. (terlampir)

F. PEMBAHASAN
Praktikum ini adalah melakukan pengukuran poligon dengan menggunakan
metode tertutup dengan menggunakan tujuh buah yalon dengan menggunakan alat
kompas geologi azimuth. Prinsip pengukuran poligon yaitu mengetahui luas suatu daerah
yang dibatasi oleh patok-patok. Pengukuran poligon adalah salah satu cara untuk
menentukan posisi horizontal. Antara titik satu dengan titik lainnya dihubungkan dengan
pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik atau poligon. Luas yang
hendak diketahui dalam praktikum ini adalah luas dalam batas patok.
Poligon tertutup dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Tidak terikat
 Azimut dan koordinat titik-titik poligon bisa dihitung dengan datum
yang ditentukan
 Kesalahan sudut, absis dan koordinat bisa dikoreksi
b. Terikat sebagian (koordinat saja atau azimuth saja)
Koordinat saja :
 Azimuth dihitung berdasarkan azimut yang ditentukan
 Koordinat dihitung berdasarkan koordinat yang sudah diketahui
 Kesalahan sudut, absis, dan ordinat bisa dikoreksi

Poligon saja :

 Azimut dihitung berdasarkan azimut yang sudah diketahui


 Koordinat dihitung berdasarkan koordinat yang ditentukan
 Kesalahan sudut, absis, dan ordinat bisa dikoreksi
c. Terikat sempurna
 Azimut dihitung berdasarkan azimut yang sudah diketahui
 Koordinat dihitung berdasarkan koordinat yang ditentukan
 Kesalahan azimut, absis, dan ordinat bisa dikoreksi
Dalam pengukuran poligon tertutup, dikenal dengan istilah sudut dalam. Sudut
dalam adalah data yang dibentuk antara garis-garis poligon. Sudut dalam tersebut dapat
diketahui dengan menganalisa besarnya sudut yang dibentuk antara suatu titik ke titik
lainnya. Sudut dalam adalah sudut yang terletak di bagian dalam poligonn tertutup yang
dibentuk dari garis-garis poligon yang saling berhubungan.
Dalam pengelolaan data poligon tertutup dikenal dengan istilah departure
correction dan latitude correction. Departure correction dan latitude correction
digunakan untuk membuktikan apakah titik pulang dan titik pergi berada pada titik yang
sama dengan parameter nilai nol. Nilai nol tersebut menunjukkan bahwa titik pulang dan
titik pergi dari poligon berada pada titik yang sama. Poligon tertutup merupakan metode
pengukuran dimana garis-garis kambali ke titik awal, sehingga membentuk segi banyak
yang tertutup secara matematis dan geometris sehingga memiliki ketelitian yang sama
atau lebih besar dari ketelitian awal.
Pengukuran poligon dapat diaplikasikan dalam pengukuran titik-titik kontrol
sebuah konstruksi karena poligon tertutup memberikan pengecekan pada sudut-sudut dan
jarak tertentu. Poligon dapat dijadikan sebagai kontrol jarak dan sudut, (Kusumawati,
2014). Selain itu, pengukuran poligon dapat dirasakan manfaatnya ketika hendak
mengetahui kepemilikan tanah, topografi, dan memudahkan perhitungan pada plotting
peta.

G. KESIMPULAN
1. Poligon dapat dijadikan sebagai kontrol jarak dan sudut, basis titik untuk pengukuran
selanjutnya, serta memudahkan plotting peta.
2. Poligon tertutup memiliki karakteristik apabila nilai departure correction dan
latitude correction bernilai nol. Dikatakan poligon terbuka bila departure correction
dan latitude correction
DAFTAR PUSTAKA

Sutardi, Idi. "Ilmu Ukur Tanah." (2007).

Syaripudin, Akhmad. "Pengantar survei dan pengukuran." Jakarta: SMK Direktorat Konstruksi

Wardhana, Yudha Pratika Kusuma. PEMBARUAN PETA DAN SIG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG. Diss. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, 2015.
LAMPIRAN

Kelompok 1

Arah bidik Jarak (m) Azimuth


A-P 3,4 65 º
A-1 6 139 º
1-2 4,35 197 º
2-3 3,11 250 º
3-4 3,5 315 º
4-5 3,57 354 º
5-A 5,1 30 º

Kelompok 2

Arah bidik Jarak (m) Azimuth


P-A 5,72 274 º
A-1 4,81 131 º
1-2 6,27 149 º
2-3 5,15 208 º
3-4 5,35 281 º
4-5 4,89 353 º
5-A 8 13 º

Kelompok 3

Arah bidik Jarak (m) azimuth Sudut dalam (per


titik)
P-A 3,68 95 º
A-P 85 º
A-1 5,02 40 º 165 º (A)
1-A 140 º
1-2 5,04 115 º 105 º (1)
2-1 75 º
2-3 7,2 180 º 115 º (2)
3-2 0º
3-4 6,9 235 º 125 º (3)
4-3 55 º
4-5 6,3 100 º 155 º (4)
5-4 55 º
5-A 10,6 25 º 55 º (5)
A-5 155 º

Kelompok 4

Arah bidik Jarak (m) Azimuth


P-A 4,23 180 º
A-1 3,05 114 º
1-2 3,26 126 º
2-3 3,24 176 º
3-4 3,26 265 º
4-5 3,22 291 º
5-A 5,5 186 º

Anda mungkin juga menyukai