Dalam pengukuran arah ditentukan oleh sudut arah dan azimuth. Sudut dalam pengukuran tanah digolongkan sebagai sudut horisontal dan sudut vertikal. Sudut horisontal adalah sudut dasar yang diperlukan untuk penentuan sudut arah dan azimuth. Sudut dapat diukur langsung dengan kompas, teodolit, atau alat
ukur sudut yang lain sedang sudut yang diukur tak langsung dengan
metode pita dan harganya dari hubungan dari hubungan kuantitas yang diketahui dari sebuah segitiga atau bentuk geometri sederhana lainnya.
Garis acuan
Besar sudut
4.2 SATUAN-SATUAN PENGUKURAN SUDUT Satuan untuk pengukuran sudut ada beberapa macam, yaitu
Sudut dalam
Sudut dalam seperti terlihan pada Gambar 4.2 adalah sudut
poligon
tertutup,
atau
pelingkar
sudut
dalam
(explement).
Pengukuran sudut luar biasanya untuk pengecekan, karena jumlah sudut dalam dan sudut luar pada sebuat titik poligon harus sama dengan 360 derajat. Menurut definisi, sudut kekanan diukur searah dengan jarum jam dari stasiun belakang ke stasiun depan. Demikian pula sudut ke kiri diukur berlawanan arah jarum jam dari stasiun belakang ke stasiun depan. Perhatikan pada Gambar 4.2. Pada Gambar (a) sudut ke kanan ( sudut diukur searah dengan jarum jam), sedangkan pada Gamber (b) sudut ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam).
Sudut Belokan
Sudut belokan adalah sudut yang dibuat oleh sebuah garis dengan sebuah garis yang lain yang membelok arah dari garis pertama. Pada Gambar 4.3 sudut belokan diukur ke kanan (searah jarum jam) dari perpanjangan garis belakang ke titik depan. Sudut belokan selalu lebih kecil dari 180 derajat dan arah putaran ditentukan dengan jalan menambahkan ka (kanan) atau ki (kiri) pada harga numerisnya.
(ka)
(ka)
(ki)
Sudut diukur dari arah utara atau atau selatan ke arah timur
atau barat untuk menghasilkan sudut kurang dari 90 derajat. Kwadran yang terpakai ditunjukkan dengan huruf U atau S mendahului besar sudutnya dan T atau B mengikutinya. Contohnya U 80o T, S 70o B. Pada Gambar 4.4, semua sudut arah dalam kwadran UOT diukur searah dengan jarum jam dari meredian. Sudut arah garis OA adalah U 70o T. Semua sudut arah dalam kwadran SOT adalah berlawanan
dengan arah jarum jam dari meredian, sehingga arah garis OB adalah
S 35o T. Sudut arah sebenarnya diukur dari meredian lokal astronomik atau meredian sebenarnya. Sudut arah magnetik dari meredian magmetik lokal, sudut arah dianggap dari sembarang meredian yang dipakai, dan sudut arah kisi dari meredian kisi yang sesuai.
U
4
30o 70o Meredian acuan
O
55o
T
35o
3 S
4.6 AZIMUT Azimut adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang meredian acuan. Dalam pengukuran tanah datar (Ilmu Ukur Tanah), azimut biasanya diukur dari utara, tetapi para ahli astronomi, militer dan National Geodetic Survey memakai selatan sebagai acuan. Seperti pada Gambar 4.5, azimut berkisar dari 0o sampai 360o dan tidak memerlukan huruf-huruf untuk menunjukkan kwadran. Jadi azimut OA adalah 70o, azimut OB 145o dan seterusnya. Perlu dinyatakan dalam catatan lapangan pada saat permulaan pekerjaan, apakah azimut diukur dari utara atau sdelatan. Azimut dapat merupakan sebenarnya, magnetik, kisi, atau anggapan.
Azimut dapat merupakan sebenarnya, magnetik, kisi, atau anggapan, tergantung meredian yang dipakai. Azimut juga dapat
U A
70o
O
235o
B S
Gambar 4.5 Azimut
Tabel 4.1 Perbandingan Sudut Arah dan Azimut SUDUT ARAH - Berkisar dari 0o sampai 90o - Memerlukan dua huruf dan sebuah harga numeris - Dapat merupakan sebenarnya, magnetik, kisi, anggapan, ke muka atau ke belakang. - Diukur searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam. - Diukur dari arah utara dan arah selatan. AZIMUT - Berkisar dari 0o sampai 360o - Hanya memerlukan sebuah harga numeris - Dapat merupakan sebenarnya, magnetik, kisi, anggapan, ke muka atau ke belakang. - Diukur hanya searah jarum jam. - Diukur hanya dari arah utara dalam sebuah pengukuran, atau hanya dari selatan.