Anda di halaman 1dari 14

Lokasi titik-titik dan orientasi garis-garis sering tergantung pada pengukuran sudut dan arah.

Dalam pengukuran arah ditentukan oleh sudut arah dan azimuth. Sudut dalam pengukuran tanah digolongkan sebagai sudut horisontal dan sudut vertikal. Sudut horisontal adalah sudut dasar yang diperlukan untuk penentuan sudut arah dan azimuth. Sudut dapat diukur langsung dengan kompas, teodolit, atau alat

ukur sudut yang lain sedang sudut yang diukur tak langsung dengan
metode pita dan harganya dari hubungan dari hubungan kuantitas yang diketahui dari sebuah segitiga atau bentuk geometri sederhana lainnya.

Ada 3 (tiga) persyaratan dasar dalam menentukan sebuah sudut,


seperti pada Gambar 4.1, yaitu : (1) garis awal atau garis acuan, (2) arah putaran, dan (3) besar sudut (harga sudut)

Garis acuan

Arah Putaran (+)

Besar sudut

Gambar 4.1 Persyaratan dasar dalam menentukan sudut

4.2 SATUAN-SATUAN PENGUKURAN SUDUT Satuan untuk pengukuran sudut ada beberapa macam, yaitu

sexagesimal yang banyak dipakai di Amerika, grad atau radial


banyak dipakai di negara-negara di benua Eropa, dan menit, sekon (detik) banyak digunakan di banyak negara. 4.3 JENIS-JENIS SUDUT HORISONTAL derajat

Jenis-jenis sudut horisontal yang biasa digunakan dalam


pengukuran tanah adalah : 1. Sudut dalam 2. Sudut ke kanan 3. Sudut belokan Ketiga sudut tersebut sangat berbeda, maka jenis mana yang dipakai harus ditunjukkan dengan jelas dalan catatan lapangan.

Sudut dalam
Sudut dalam seperti terlihan pada Gambar 4.2 adalah sudut

yang berada di dalam poligon tertutup. Sudut luar terletak di luar

poligon

tertutup,

atau

pelingkar

sudut

dalam

(explement).

Pengukuran sudut luar biasanya untuk pengecekan, karena jumlah sudut dalam dan sudut luar pada sebuat titik poligon harus sama dengan 360 derajat. Menurut definisi, sudut kekanan diukur searah dengan jarum jam dari stasiun belakang ke stasiun depan. Demikian pula sudut ke kiri diukur berlawanan arah jarum jam dari stasiun belakang ke stasiun depan. Perhatikan pada Gambar 4.2. Pada Gambar (a) sudut ke kanan ( sudut diukur searah dengan jarum jam), sedangkan pada Gamber (b) sudut ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam).

Bila pengukuran sudut yang dilakukan dengan metode yang


berbeda, maka hasilnya akan sangat membingungkan. Oleh karena itu dalam pengukuran sudut harus dilaksanakan dengan metode yang seragam dan dalam catatan data dituliskan dengan jelas metode yang digunakan.
D C E U A B F A F E D U C B

(a) Susut dalam searah jarum jam (sudut ke kanan)

(b) Sudut dalam berlawanan arah jarum jam (sudut ke kiri)

Gambar 4.2 Poligon tertutup

Sudut Belokan
Sudut belokan adalah sudut yang dibuat oleh sebuah garis dengan sebuah garis yang lain yang membelok arah dari garis pertama. Pada Gambar 4.3 sudut belokan diukur ke kanan (searah jarum jam) dari perpanjangan garis belakang ke titik depan. Sudut belokan selalu lebih kecil dari 180 derajat dan arah putaran ditentukan dengan jalan menambahkan ka (kanan) atau ki (kiri) pada harga numerisnya.

(ka)

(ka)

(ki)

Gambar 4.3 Sudut-sudut belokan

4.4 ARAH SEBUAH GARIS


Arah sebuah garis adalah sudut horisontal antara garis itu dengan garis acuan yang dipilih tertentu disebut meredian. Meredian ada 2 (dua) macam, yaitu meredian astronomik dan meredian magnetik. Meredian astronomik (kadang disebut sebenarnya) adalah garis acuan utara selatan melalui kutub-kutub geografik bumi. Meredian magnetik ditentukan dengan jarum magnit bergerak bebas dan hanya terpengaruh oleh kutub maknetik bumi. Kutub magnetik adalah pusat konvergensi meredian magnetik. Meredian anggapan (assumsed meredian) dapat ditetapkan hanya dengan mengambil sembarang arah tertentu. Sebgai contoh mengambil anggapan jalur jalan tertentu sebagai arah utara sebenarnya. Arah semua garis yang lain kemudian didapatkan dari hubungannya dengan arah ini.

Kerugian menggunakan meredian anggapan adalah kesulitan atau


barangkali tak mungkin menetapkannya kembali bila titik-titik aslinya hilang dan tidak sesuai dengan pengukuran atau peta-peta lainnya. Pengukuran yang memakai sistem koordinat atau bidang datar lainnya, memakai meredian kisi (grid) untuk acuan. Jelas bahwa istilah utara sebenarnya dan utara yang ada jika dipakai dalam sebuah pengukuran harus dijelaskan, karena keduanya

mungkin tidak menyatakan sebuah garis yang unik.


4.5 SUDUT ARAH Sudut arah merupakan suatu sistem penentuan arah garis dengan memakai sebuah sudut dan huruf-huruf kwadaran. Sudut arah sebuah garis adalah sudut lancip horisontal antara sebuah meredian acuan dan sebuah garis.

Sudut diukur dari arah utara atau atau selatan ke arah timur
atau barat untuk menghasilkan sudut kurang dari 90 derajat. Kwadran yang terpakai ditunjukkan dengan huruf U atau S mendahului besar sudutnya dan T atau B mengikutinya. Contohnya U 80o T, S 70o B. Pada Gambar 4.4, semua sudut arah dalam kwadran UOT diukur searah dengan jarum jam dari meredian. Sudut arah garis OA adalah U 70o T. Semua sudut arah dalam kwadran SOT adalah berlawanan

dengan arah jarum jam dari meredian, sehingga arah garis OB adalah
S 35o T. Sudut arah sebenarnya diukur dari meredian lokal astronomik atau meredian sebenarnya. Sudut arah magnetik dari meredian magmetik lokal, sudut arah dianggap dari sembarang meredian yang dipakai, dan sudut arah kisi dari meredian kisi yang sesuai.

U
4
30o 70o Meredian acuan

O
55o

T
35o

3 S

Gambar 4.4 Sudut-sudut arah

4.6 AZIMUT Azimut adalah sudut yang diukur searah jarum jam dari sembarang meredian acuan. Dalam pengukuran tanah datar (Ilmu Ukur Tanah), azimut biasanya diukur dari utara, tetapi para ahli astronomi, militer dan National Geodetic Survey memakai selatan sebagai acuan. Seperti pada Gambar 4.5, azimut berkisar dari 0o sampai 360o dan tidak memerlukan huruf-huruf untuk menunjukkan kwadran. Jadi azimut OA adalah 70o, azimut OB 145o dan seterusnya. Perlu dinyatakan dalam catatan lapangan pada saat permulaan pekerjaan, apakah azimut diukur dari utara atau sdelatan. Azimut dapat merupakan sebenarnya, magnetik, kisi, atau anggapan.

Azimut dapat merupakan sebenarnya, magnetik, kisi, atau anggapan, tergantung meredian yang dipakai. Azimut juga dapat

bersifat ke depan atau ke belakang. Azimut ke muda dapat diubah


menjadi azimut ke belakang dan sebaliknya, dengan menambah atau mengurangi 180o. Sebagai contoh jika azimut OA (ke muka) = 70o, diubah menjadi azimut ke belakang menjadi OA = 70o + 180o = 250o. Jika azimut OB = 235o diubah menjadi azimut ke belakang menjadi OB = 235o 180o = 55o.

U A
70o

O
235o

B S
Gambar 4.5 Azimut

Tabel 4.1 Perbandingan Sudut Arah dan Azimut SUDUT ARAH - Berkisar dari 0o sampai 90o - Memerlukan dua huruf dan sebuah harga numeris - Dapat merupakan sebenarnya, magnetik, kisi, anggapan, ke muka atau ke belakang. - Diukur searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam. - Diukur dari arah utara dan arah selatan. AZIMUT - Berkisar dari 0o sampai 360o - Hanya memerlukan sebuah harga numeris - Dapat merupakan sebenarnya, magnetik, kisi, anggapan, ke muka atau ke belakang. - Diukur hanya searah jarum jam. - Diukur hanya dari arah utara dalam sebuah pengukuran, atau hanya dari selatan.

Anda mungkin juga menyukai