Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN JARAK HORIZONTAL

JULIANSYAH ADI PERMANA


02.11.22.148

PROGAM STUDI TEKNOLOGI MEKANISASI PERTANIAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah yang berjudul “Pengukuran jarak
horizontal” ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah untuk
menambah wawasan tentang mekanisasi pertanian di kehidupan sehari-hari bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu dosen terkait
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 10 Juni 2023

Juliansyah Adi Permana


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Dalam topografi dan pemetaan, sudut horizontal sering digunakan untuk mengukur
arah dari garis lintang atau garis bujur. Sudut horizontal dapat diukur menggunakan alat
pengukur sudut seperti theodolite atau kompas. Sudut horizontal juga digunakan dalam
pemetaan konstruksi bangunan, perencanaan jalan, navigasi, dan berbagai aplikasi lainnya
di mana arah horizontal diperlukan.

Sudut horizontal sering diukur dalam derajat, menunjukkan rotasi searah jarum jam
dari garis referensi horizontal. Misalnya, sudut horizontal 0 derajat menunjukkan arah ke
utara, 90 derajat ke timur, 180 derajat ke selatan, dan 270 derajat ke barat. Penting untuk
membedakan sudut horizontal dengan sudut vertikal. Sudut vertikal diukur dari garis
referensi

Selain itu, pemahaman tentang sudut horizontal juga dapat diterapkan dalam
berbagaibidang lainnya, seperti rekayasa sipil, arsitektur, ilmu lingkungan, dan
penelitiangeografis. Oleh karena itu, praktikum ini juga bertujuan untuk memberikan
dasaryang kokoh bagi peserta praktikum untuk mengembangkan karir mereka di bidang-
bidang tersebut.

https://www.academia.edu/38107386/

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum sudut horizontal adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengenal tentang sudur Horozontal.
2. Mahasiswa dapat mengrti tentang sudut Horitontal.
3. Mahasiswa dapat mempelajari tentang sudut Horitontal.

Melalui mencapai tujuan-tujuan ini, praktikum sudut horizontal diharapkan dapat

membantu peserta praktikum mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang

konsep pemetaan dan meningkatkan keterampilan mereka dalam pengukuran sudut

horizontal.
1.3 Manfaat
Praktikum sudut horizontal memiliki manfaat yang signifikan bagi peserta
praktikum. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum
tersebut:
1. Masiswa dapat mengerti konsep Pemetaan
2. Mahasiswa di tuntut untuk mengerti sudut Horizontal
3. Mengembangkan keterampilan saat praktek
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sudut Horitontal
Sudut horizontal, juga dikenal sebagai sudut azimuthal atau sudut azimut, mengacu
pada sudut relatif antara arah dari suatu titik referensi ke arah lainnya dibidang horizontal.
Sudut ini digunakan dalam pemetaan untuk mengukur orientasi atau arah relatif antara dua
titik atau objek di permukaan bumi. Sudut horizontal biasanya diukur dalam derajat (°),
menunjukkan rotasi atau putaran dalam lingkaran penuh.
Sudut horizontal dihitung searah jarum jam dari arah utara sebagai referensi, dengan 0°
menunjukkan arah utara, 90° menunjukkan arah timur, 180° menunjukkan arah selatan, dan
270° menunjukkan arah barat. Sudut horizontal dapat diukur menggunakan alat pengukur
sudut seperti teodolit, total station, atau perangkat pemetaan satelit seperti GPS.
Dalam pemetaan, sudut horizontal digunakan untuk menentukan arah atau bearing antara dua
titik, atau untuk mengukur arah relatif suatu fitur terhadap titik referensi tertentu. Informasi
sudut horizontal yang akurat sangat penting dalam pemetaan topografi, pemetaan konstruksi,
pemetaan lahan, dan aplikasi lainnya yang melibatkan perencanaan, konstruksi, atau navigasi
berbasis arah.
Selain sudut horizontal, dalam pemetaan juga terdapat sudut vertikal atau sudut elevasi yang
mengukur perubahan ketinggian atau elevasi antara dua titik. Kombinasi sudut horizontal dan
sudut vertikal memberikan informasi posisi yang lebih lengkap dalam pemetaan,
memungkinkan penentuan koordinat atau lokasi yang lebih akurat dari suatu titik atau objek
di permukaan bumi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan tempat
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 26 mei 2023 dan lokasi
praktikum dilaksanakan di lapangan utama kampus pertanian cibalagung Politeknik
Pembangunan Pertanian Bogor.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
 Theodolit
 Rambu ukur
 Patok/pasak
 Payung
 Kompas
 Tripod
3.3 Prosedur Praktikum
A. Metode Kompas
Tentukan titik-titik A, O dan B sehingga AOB membentuk suatu sudut lancip.
1. Di titik sudut (O), arahkan jarum kompas ke utara kemudian bidikkan ke
titik Asearah jarum jam, baca skala sudut (β).
2. Teruskan bidik ke titik B searah jarum jam, baca skala sudut (θ).Pindahkan
alatke stasiun 2, bidik TP1 (BS2 ) lalu bidik TP2 (FS2 ).
3. Sudut antara A dan B terhadap titik O (tempat pembidikan) atau sudut
AOB (α) adalah α = θ - β Sketsa Metode Kompas
B. Metode Reiterasi
Sketsa Metode Reiterasi
1. Tentukan titik-titik A, O dan B sehingga AOB membentuk suatu sudut
lancip.
2. Set up theodolit di titik O.
3. Buat skala sudut horisontal pada 0o , posisi teropong pada keadaan biasa.
4. Bidik titik A dan baca sudutnya
5. Putar ke titik B dan baca sudutnya
6. Buat teropong pada keadaan luar biasa dan baca sudutnya
7. Arahkan teropong ke A, baca sudutnya, pengukuran disebut 1 (satu) seri.
8. Buat teropong pada keadaan biasa kembali. 9. Lakukan kembali langkah 4
sampai 7 berulang kali sampai n seri
C. Metode Repetisi
Sketsa Metode Reiterasi
1. Tentukan titik-titik A, O dan B sehingga AOB membentuk suatu sudut
lancip
2. Set up theodolit di titik O.
3. Buat skala sudut horisontal pada 0o , posisi teropong pada keadaan biasa.
4. Bidik titik A dan baca sudutnya
5. Putar ke titik B dan baca sudutnya
6. Putar teropong kembali ke titik A, buat teropong pada keadaan luar biasa
dan baca sudutnya
7. Arahkan teropong ke titik B, buat teropong pada keadaan luar biasa dan
baca sudutnya
8. Ulangi langkah 4 sampai 7 berulang kali sampai n kali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Metode Kompas
Berikut adalah tabel metode kompas :

No Uraian Nilai
1 Suduk UOA (β) 324’ 19’’ 44’’’
2 Sudut UOB (θ) 300’ 25’’ 02’’’
3 Sudut AOB (α = θ - β) 24 0,9 0,01 = 24,91

4.2 Metode
Berikut adalah tabel metode reiterasi :
Titik Teropong Pembacaan Nonius Sudut
pertama
Sudut
terukur

‘ ‘’ ‘’’ Desimal
A Bi 335 10 17 24,80
B Bi 335 19 21 24,61
A LBi 335 15 12 24,61
B LBi 334 33 57 25,3025

Jumlah 99,3025
Rata-rata 24,83
4.3 Metode

Anda mungkin juga menyukai