Anda di halaman 1dari 5

Kerangka Acuan Kegiatan

DISKUSI, KONSOLIDASI DAN SILATURAHMI


“Mengkonsolidasikan Gagasan, Mencegah Bahaya Nuklir di Kalimantan Barat”
Pontianak, Senin, 8 April 2024

Latar Belakang
Provinsi Kalimantan Barat di Kabupaten Bengkayang, tepatnya di wilayah Desa Sungai Raya,
Kecamatan Sungai Raya kini menjadi satu dari dua target pendirian tapak Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia, selain Bangka Belitung. Sejak beberapa tahun terakhir, wacana
dan rencana pendirian pembangkit listrik berbahan uranium tersebut terus dipromosikan oleh
pihak BATAN bersama para promotornya.

Bahkan studi tapak dan uji kelayakan dan sejumlah penyelidikan terkait dengan rencana pendirian
PLTN tersebut kini dilakukan. Pihak Badan Riset Nasional (BRIN) bahkan mengatakan bahwa
wilayah tersebut dianggap layak dibangunnnya PLTN dengan alasan bebas dari bahaya gunung api,
jauh dari patahan atau sesar aktif sepanjang 5 kilometer.

Namun demikian, berkaca dari bencana reaktor PLTN Chernobyl di Ukraina dan Fukushima di
Jepang, maka ancaman risiko bukan hanya bisa berasal dari gempa atau tsunami, namun sangat
mungkin karena faktor gagal teknologi maupun kelalaian para pekerjanya (human error).
Kecelakaan PLTN juga dapat tentu tidak dapat dianggap remeh karena berpotensi membahayakan
kesehatan warga di sekitar tapak akibat paparan radiasi yang dapat memicu kanker dan beragam
penyakit lainnya. Selain itu juga berpotensi merampas ruang hidup masyarakat yang terancam
tergusur akibat pembangunan. Bahkan kasus kecelakaan PLTN Chernobyl 1986 di Ukraina
misalnya malah menjadikan sebuah kota menjadi mati – tanpa penduduk.

Pernyataan bahaya nuklir tersebut sejalan dengan pendapat Pakar Nuklir asal Indonesia, (alm)
Iwan Kurniawan – bahwa PLTN bagi bangsa Indonesia masih berat sebab menurutnya, tidak ada
teknologi yang 100 persen sempurna terhadap radiasi. Selanjutnya dikatakan, PLTN sangat
berbahaya dan teknologi ini tidak mungkin dianggap main-main karena penggunaan energi ini
bukan alih teknologi, namun lebih berorientais proyek.

Di tengah masih belum optimalnya penggunaan potensi listrik dari energi terbarukan yang lebih
aman, ramah dan berkelanjutan – maka PLTN mestinya bukanlah pilihan yang harus dipaksakan
pembangunannya di Kalimantan Barat. Ibarat ‘makanan’, ditengah masih belimpah aneka jenis
makanan yang lebih baik dan sehat untuk dikonsumsi – maka mestinya ‘menu PLTN’ mestinya
tidak dipilih untuk dikonsumsi.

Pernayataan PJ Gubernur Kalimantan Barat yang menyamaratakan antara penggunaan teknologi


nuklir untuk Kesehatan dengan rencana pendirian PLTN sehingga dianggap aman sehingga tidak
salah bila dibangun berpotensi menyesatkan publik. Sebab sesungguhnya, apa yang disamakan
tidaklah relevan karena secara substansi berbeda. Nada-nada serupa yang berpotensi melahirkan
sesat pikir atas logika mengenai wacana pembangunan PLTN selama ini terus muncul.
Bahkan jauh hari, pihak Kementerian Energi Sumberdaya Mineral melalui Rida Mulyana selaku
Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi beberapa tahun silam mengungkap bahwa
tidak ada penolakan terhadap rencana PLTN tersebut merupakan bentuk kebohongan publik yang
justeru dapat berdampak kontraproduktif dan menyesatkan.

Situasi tersebut justeru kontras dengan testimoni warga kala penelusuran Walhi Kalimantan Barat
di lapangan akhir-akhir ini. Sejumlah warga sekitar malah mengakui belum mendapat informasi
yang mumpuni soal bagaimana potensi resiko maupun dampak lainnya mengenai rencana
pendirian PLTN di sekitar wilayah mereka.

Tentu saja disadari bahwa kebutuhan energi listrik dewasa ini sangat penting dan diperlukan.
Selain menjadi ‘penanda’ kian bergulirnya perkembangan peradaban manusia, ia juga menjadi
pendukung keberlangsungan kehidupan. Namun demikian, pemenuhan kebutuhan energi
tersebut memerlukan keberanian dalam memastikan penggunaan jenis sumber energi ramah yang
selaras aspek keselamatan jangka panjang dan keberlanjutan bagi kehidupan manusia maupun
lingkungan hidup. Karena itu, memilih mengoptimalkan sumber energi listrik yang bersih, aman,
ramah dan berkelanjutan untuk masa depan harusnya dapat menjadi terobosan pilihan sadar.

Argumentasi yang menyatakan saatnya Kalimantan Barat menggunakan energi lokal dengan dasar
pikir memiliki potensi bahan baku uranium tidak cukup dan bukanlah hal mendasar. Sebab,
bukankah potensi sumber energi terbarukan yang ada di daerah ini juga berlimpah namun belum
optimal dimanfaatkan? Hal mendasar lainnya selama ini, rencana pembangunan PLTN di
Kalimantan Barat maupun di Indonesia pada umumnya tidak diinformasikan dengan jujur, utuh
dan berimbang kepada publik.

Meski direncanakan baru akan dibangun sekitar 2030, namun sejak awal mengulas rencana
pendirian PLTN pertama di Indonesia ini sangatlah relevan. Terlebih tapak pertama yang akan
dibangun adalah hal yang sangat menentukan untuk selanjutnya. Sehingga dengan demikian,
diskursus bersama untuk melakukan konsolidasi gagasan guna mencegah potensi bahaya dari
risiko kecelakaan PLTN di Kalimantan Barat diperlukan.

Atas dasar uraian di atas, maka Walhi Kalimantan Barat bermaksud menggelar diskusi, konsolidasi
sekaligus silaturahmi bersama di momentum bulan Ramadan sekaligus buka puasa bersama
dengan mengusung tema “Mengkonsolidasikan Gagasan, Mencegah Bahaya Nuklir di Kalimantan
Barat”.

Maksud/Tujuan
1. Mengelaborasikan gagasan dan update bersama mengenai wacana/rencana pendirian tapak
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalimantan Barat.
2. Memetakan aktor dan merencanakan langkah advokasi bersama dalam merespon
wacana/rencana pendirian PLTN di Kalimantan Barat.
Capaian Diharapkan
1. Adanya sharing pengetahuan dan informasi bersama mengenai wacana dan rencana
pendirian tapak Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalimantan Barat.
2. Terleaborasinya pemetaan aktor dan adanya rumusan rencana langkah langkah advokasi
bersama dalam merespon wacana/rencana pendirian PLTN di Kalimantan Barat.

Waktu dan Tempat


Kegiatan diskusi, konsolidasi dan silaturahmi yang sekaligus akan dirangkai dengan agenda buka
puasa bersama ini akan dilaksanakan pada;
Hari dan tanggal : Senin, 8 April 2024
Waktu : Pukul 14.00wib – Buka puasa bersama.
Tempat : Sekretariat WALHI Kalimantan Barat, Jalan MH. Thamrin No. P. 41 Pontianak.

Pemantik dan Moderator


Kegiatan ini akan menghadirkan pemantik Dr. Helena Anggraeni Tjondro Sugianto, ST, MT (Dosen
Institut Shanti Bhuana) dengan dipandu moderator yang akan memfasilitasi proses diskusi –
konsolidasi – silaturahmi yakni Mariamah Achmad (Anggota Individu Walhi Kalimantan Barat).

Pelaksana dan Peserta


Kegiatan ini dilaksanakan WALHI Kalimantan Barat yang akan menghadirkan komponen anggota
dan jejaring (CSO, Mapala, Akademisi, Organisasi Keagamaan, OKP).

Kontak Narahubung
Untuk komunikasi dan konfirmasi peserta pada kegiatan ini lebih lanjut dapat menghubungi
penyelenggara melalui sdr Thomas Fiter Dango di HP/WA: 0813-4611-2358 dan Indra Syahnanda
HP/WA: 0895-7049-26311.

Penutup
Demikian kerangka acuan ini dibuat sebagai panduan dalam pelaksanaan rencana kegiatan diskusi,
konsolidasi dan silaturahmi ini.
Daftar Undangan Peserta
DISKUSI, KONSOLIDASI DAN SILATURAHMI
“Mengkonsolidasikan Gagasan, Mencegah Bahaya Nuklir di Kalimantan Barat”
Pontianak, 8 April 2024

Anggota Walhi Kalbar, Organisasi Masyarakat Sipil


No NAMA LEMBAGA JUMLAH
.
1 Lembaga Pengembangan Masyarakat Swandiri (GEMAWAN) 1 orang
2 Lembaga Bela Banua Talino (LBBT) 1 orang
3 Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih (YKSPK) 1 orang
4 Institut Dayakologi (ID) 1 orang
5 Pemberdayaan Pengelolaan Sumber Daya Alam Kerakyatan (PPSDAK) 1 orang
6 Lembaga Pemberdayaan Gerakan Rakyat (ELPAGAR) 1 orang
7 Credit Union Filosofi Petani Pancur Kasih (CU FPPK) 1 orang
8 Institut Menua Punjung (IMP) 1 orang
9 Lembaga Bentang Alam Hijau (LEMBAH) 1 orang
10 Riak Bumi 1 orang
11 Lanting Borneo 1 orang
12 TOMAS 1 orang
13 Sadoq Gerakan Pemberdayaan Pancur Kasih (GPPK) 1 orang
14 AMAN Kalimantan Barat 1 orang
15 Link-AR Borneo 1 orang
16 PSE Keuskupan Agung Pontianak 1 orang
17 LBH Kalbar 1 orang
18 XR 1 orang
19 Anggota Individu Walhi Kal-Bar 9 orang

AKADEMISI, SENIMAN
20 Agus Yuliono (Dosen antropologi FISIP UNTAN Pontianak) 1 orang
21 Basuki Wibowo (Dosen IKIP PGRI Pontianak) 1 orang
22 Salvius Seko (Dosen Fakultas Hukum UNTAN Pontianak) 1 orang
23 Ivan Wagner (Dosen Fakultas Hukum UPB Pontianak) 1 orang
24 Kiki Utomo (Dosen Fakultas Teknik Untan)
25 Pradono (Seniman) 1 orang

MAPALA, OKP
26 Mapala Untan 1 orang
27 Mapala UPB 1 orang
28 Mapala Enggang Gading IAIN Pontianak 1 orang
29 Makumpala Fakultas Hukum Untan 1 orang
30 GEMPAR FKIP Untan 1 orang
31 GEMPA FISIP Untan 1 orang
32 Sylva PC Untan 1 orang
33 Mapala Fakultas Teknik 1 orang
34 PMII Cabang Pontianak 1 orang
35 HMI Cabang Pontianak 1 orang
36 PMKRI Cabang Pontianak 1 orang
37 GMKI Cabang Pontianak 1 orang
38 GMNI Cabang Pontianak 1 orang
39 Hikmabudhi 1 orang

Anda mungkin juga menyukai