Anda di halaman 1dari 7

KHUTBAH IDUL FITRI 1445 H

Ikhwanul muslimin rahimakumullah!


Hari ini hari Idul Fitri, hari untuk mengumandangkan takbir, mengagungkan dan membesarkan asma
Allah,

Allah lebih besar dari segala kekuatan yang ada di alam ini. Allah lebih besar dari kesewenang-
wenangan para penguasa yang sewenang-wenang dan dari kesombongan orang-orang yang sombong.
Allah lebih besar dari kepongahan orang-orang yang berduit dan memegang kekuasaan.
Jika anda melihat dunia bersinar dihadapan anda dan segala permainan anda condong
kepadanya, maka ingatlah bahwa Allah itu Mahabesar. Jika anda melihat seorang tiran, lalu terlintas
dalam pikiran untuk menundukkan kepala dan membungkukan punggung dihadapannya, maka
ingatlah bahwa Allah itu Mahabesar.
Islam telah mengajarkan takbir kepada kita. Saat adzan kita mengucapkan takbir, membesarkan
asma Allah. Saat iqomah kita mengucapkan takbir. Saat hendak memulai shalat kita mengucapkan
takbir. Saat menyembelih hewan kita mengucapkan takbit. Saat terjun di medan perang kita
mengucapkan takbir. Pada hari Ied seperti ini kita mengucapkan takbir keras-keras, membesarkan
asma Allah, Allahu Akbar, Allahu Akbar, la ilaha illallah, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil
hamd.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Walillahilhamd
Hadirin-Hadirat Sidang Idul Fitri Rahimakumullah!

Saat ini adalah hari Idul Fitri, kita tidak lagi berpuasa dan kita bergembira seperti kegembiraan
orang yang sedang berbuka puasa, dan kita sedang menunggu kegembiraan yang lebih besar lagi, yaitu
saat berjumpa Allah. Rasulullah Saw bersabda:

‫ِللَّصاِئِم َفْر َح َتاِن َيْفَر ُحُهَم ا ِإَذ ا َأْفَطَر َفِرَح ِبِفْطِرِه َو ِإَذ ا َلِقَي َر َّبُه َفِرَح ِبَص ْو ِمِه‬
“Orang yang berpuasa itu mempunyai dua macam kegembiraan yang dirasakannya, yaitu saat
berbuka dia bergembira dengan makanannya, dan jika berjumpa Rabnya dia bergembira dengan
puasanya”.(HR. Bukhari dan Muslim).
Kegembiraan orang yang berpuasa saat berbuka puasa merupakan kegembiraan yang alami,
karena dia mendapatkan kebebasannya kembali dan apa yang tadinya dilarang menjadi diperbolehkan.
Dia bergembira saat berbuka juga mencerminkan kegembiraan relijius, karena dia mendapatkan taufik
untuk melaksanakan kewajiban terhadap Rabbnya. Firman Allah SWT:

‫ر ِّمَّم ا َيۡج َم ُعوَن‬ٞ ‫ُقۡل ِبَفۡض ِل ٱِهَّلل َو ِبَر ۡح َم ِتِهۦ َفِبَٰذ ِلَك َفۡل َيۡف َر ُحوْا ُهَو َخ ۡي‬
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.
Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".(QS. Yunus 58)
Setiap hari setelah matahari tenggelam dia merasakan kegembiraan ini, yaitu ketika berbuka
puasa sambil berdoa:

‫َذ َهَب الَّظَم ُأ َو اْبَتَلِت ْالُعُرْو ِق َو َثَبَت اَأْلْج ُر ِإْن َش اَء ُهللا‬
“Rasa dahaga telah sirna, tenggorokan menjadi basah dan pahala tetap insya Allah”(HR. Tutmudzi)
Orang yang berpuasa merasa gembira dengan berakhirnya bulan Ramadhan, karena taufik
Allah yang dilimpahkan kepadanya, beruapa puasa dan shalat malam, seraya berucap:

‫ٱۡل َح ۡم ُد ِهَّلِل ٱَّلِذ ي َهَد ٰى َنا ِلَٰه َذ ا َو َم ا ُكَّنا ِلَنۡه َتِدَي َلۡو ٓاَل َأۡن َهَد ٰى َنا ٱُۖهَّلل‬
" "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak
akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.(QS. Al-A’rof:43).
Bulan Ramadhan telah berlalu, entah sebagai saksi yang meringankan kita atau justru menjadi
saksi yang memberatkan kita. Ramadhan berlalu dan akan menjadi pemberi syafaat bagi orang yang
berpuasa dan shalat malam dengan baik, karena dorongan iman dan mencari keridhaan Allah, sehingga
dosa-dosanya yang lampau diampuni. Tapi bulan Ramadhan juga akan menjadi saksi bagi orang-orang
yang berpuasa dan shalat malam tidak dengan cara yang baik, sehingga dari puasanya itu mereka
hanya mendapatkan lapar dan dahaga, hanya mendapatkan letih dan kantuk dari salat malamnya. Lalu
bagaimana pendapat anda tentang orang-orang yang tidak berpuasa dan tidak pula shalat malam?
padahal mereka hidup di negara Islam dan menisbatkan dirinya kepada umat Islam? Rasulullah Saw
bersabda:

‫ َثَنا َو ِكْيٌع َع ْن ُس ْفَياَن َع ْن ُح َبْيِب اْبِن َأِبْي َثاِبٍت‬: ‫َح َّد َثَنا َأُبْو َبْك ِرإْبِن َشْيَبَة َو َع ِلي ْبُن ُمَح َّمٍد َقاَل‬
‫ قاَل َر ُسْو ُل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه‬: ‫َع ِن اْبِن اْلُم َطِّو ِس َع ْن َأِبْيِه اْلُم َطِّو ِس َع ْن َأِبْي ُهَر ْيَر َة َقاَل‬
‫َو َس َّلَم َم ْن َأْفَطَر َيْو ًم ا ِم ْن َر َم َض اَن ِم ْن َغْيِر ُر ْخ َص ٍة َلْم ُيْج ِزِه ِص َياُم الَّدْهِر‬
“Siapa yang tidak puasa dari sebagian bulan Ramadhan tanpa ada rukhshah dan tidak pula karena
sakit, maka tidak ada puasa selama setahun penuh yang dapat mengqadha’nya meskipun dia
melakukan puasa qadha’ itu”.(HR. Ibnu Majah, Ahmad, dan Ad-Darimi).
Bulan Ramadhan telah berlalu dan akan menjadi saksi bagi pahala kita atau bagi dosa kita.
Tentu saja kita semua berharap agar Ramadhan menjadi saksi bagi pahala kita, seperti halnya Al-
Qur’an yang sama-sama akan memintakan syafaat bagi kita. Rasulullah Saw bersabda:

‫َالِّص َياُم َو ْالُقْر آُن َيْش َفَع اِن ِلْلَع ْبِد َيْو َم ْالِقَياَم ِة َيُقْو ُل الِّص َياُم َأْي َر ِّب َم َنْع ُتُه الَّطَع اَم َو الَّش َهَو اِت‬
‫ِباالَّنَهاِر َفَش ِّفْع ِنْي ِفْيِه َو َيُقْو ُل ْالُقْر آُن َم َنْع ُتُه الَّنْو َم ِبالَّلْيِل َفَش ِّفْع ِنْي ِفْيِه َقاَل َفُيُش َّفَع اِن‬
“Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafaat bagi hamba pada hari kiamat. Puasa berkata: Ya Rabb,
aku mencegahnya makanan dan syahwat, maka berilah aku syafaat karenanya. Al-Qur’an berkata;
aku mencegahnya tidur pada malam hari, maka berilah aku syafaat karenanya. Beliau bersabda:
maka keduanya diberi syafaat”. (HR. Ahmad)
Kita berharap kepada Allah agar Al-Qur’an dan Puasa memintakan syafaat bagi kita pada hari
kiamat kelak.
Ramadhan telah berlaluu, begitu pula bulan-bulan yang lain. Tahun berlalu dan berganti tahun
berikutnya, hingga mengukir sisa umur. Manusia bergembira dengan berakhirnya bulan Ramadhan.
Sementara mereka tidak menyadari bahwa bulan ini merupakan lembaran hidup mereka yang dilipat
atau seperti lembaran-lembaran daun yang layu dari pohon umur.
Manusia bergembira dengan berlalunya hari dan bulan. Sementara mereka tidak menyadari
bahwa dengan begitu umur mereka semakin tergerogoti. Al-Hasan berkata:” Wahai anak Adam,
sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari-hari. setiap kali satu hari berakhir, maka satu bagian dari
dirimu juga ikut lenyap”.
Di antara manusia ada yang menghadap Allah hanya pada bulan Ramadhan saja. Sehingga jika
bulan Ramadhan berakhir, maka berakhir pula hubungannya dengan Allah. Dia memotong tali yang
menghubungkan antara dirinya dengan Allah. Diluar Ramadhan dia tidak mau pergi ke masjid, tidak
mau membuka Al-Qur’an, tidak membasahi lidahnya dengan dzikir dan tasbih. Seakan-akan Allah
hanya pantas disembah pada bulan Ramadhan, sementara di bulan-bulan lain Dia tidak perlu
disembah.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd
Hadirin-Hadirat Sidang Idul Fitri Rahimakumullah!

Ramadhan telah berlalu dan kini memasuki Idul Fitri, hari raya yang memiliki makna
tersendiri dan topik yang khusus pada abad kelima belas Hijriyah. Berarti sudah empat belas abad
Islam melewati perjalanannya, yang diwarnai dengan berbagai kemenangan dan kesusksesan yang
gemilang, tapi juga kekalahan, ujian dan kesulitan yang tidak ringan. Ketika Islam dapat meraih
kemenangan dan kesuksesan, hal ini dianggap sesuatu yang mustahil, yang justru tidak pernah
diperoleh agama dan umat mana pun. Bangsa Arab dapat disatukan setelah mereka terpecah belah,
dituntun kepada petunjuk setelah sesat, dikeluarkan dari kegelapan kepada cahaya, lalu mereka tampil
sebagai umat yang paling baik bagi manusia.
Saat itu Islam mampu menundukkan kedua kekuatan, Persi dan Romawi, dua kekuatan yang
merajai dunia pada zaman dulu. Persi di Timur dan Romawi di Barat. Tapi Islamlah yang mewarisi
dua kekuatan ini dan memanfaatkan semua harta simpanannya untuk kepentingsn sabilillah. Kurang
dari satu abad Islam sudah merambah ke daratan China di sebelah timur dan ke Andalusia di Spanyol
di sebelah Barat, dan hampIr saja dapat masuk ke Prancis dan Eropa Barat, sekiranya takdir Allah
menentukan yang lain di perang Bawatih. Penaklukan Islam merupa penaklukan untuk mengagamakan
negeri dan memperbaiki keadaan manusia, tidak seperti para penakluk zaman dahulu seperti yang
digambarkan Allah.
‫ۚٗة‬
‫َقاَلۡت ِإَّن ٱۡل ُم ُلوَك ِإَذ ا َد َخ ُلوْا َقۡر َيًة َأۡف َس ُد وَها َو َج َع ُلٓو ْا َأِع َّز َة َأۡه ِلَهٓا َأِذ َّل َو َك َٰذ ِلَك َيۡف َع ُلوَن‬
Dia berkata:"Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka
membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang
akan mereka perbuat.”(QS. An-Naml:34).
Karena itu para sejarawan mengatakan secara sejujurnya, sejarah tidak mengenal penakluk
yang lebih adil dan lebih menyayangi dari pada bangsa Arab. Yang dimaksudkan bangsa Arab disini
adalah orang-orang Muslim.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd
Hadirin-Hadirat Sidang Idul Fitri Rahimakumullah!

Pada zaman sekarang, abad ke lima belas Hijriyah, negara-negara Islam diuji dengan
imperialism, dan tidak ada yang selamat dari penjajahan kecuali Arab Saudi. Sejak sebelumnya
kesatuan wilayah Islam dicabik-cabik menjadi beberapa bagian. Sebab seseorang tidak mungkin
menelan satu potong daging secara sekaligus. Tapi dia bisa menelannya setelah mencincang daging itu
menjadi beberapa bagian kecil. Negara Islam dicincang lalu di makan, dibagi-bagi sehingga sebagian
menjadi milik Inggris, Perancis, Spanyol, Belanda dan lain-lainnya. Bahkan Belanda menjajah
Indonesia, yang mayoritas penduduknya memeluk Islam dan merupakan penduduk Muslim terbanyak
didunia, selama tiga setengah abad.
Ketika komandan pasukan Inggris, Lenby masuk ke Jerussalem pada tahun 1917, maka dia
mengucapkan kata-kata yang terkenal” Hari ini perang Salib dinyatakan berhenti”. Ketika Komandan
pasukan Perancis masuk ke Damaskus dan tiba di kuburan Pemimpin Islam Shalahudin Al-Ayubi,
maka dia berkata sambil mengarahkan jari telunjuknya’: Saat ini aku telah kembali lagi wahai
Shalahudin”.
Yang terpenting dari sekian banyak peristiwa pada abad keempat belas Hijriyah ialah
imperialis. Para imperialis masuk ke negeri orang-orang Muslim lalu menerapkan hukum yang tidak
seperti apa yang diturunkan Allah dan tidak menurut Syariat-Nya. Mereka menyingkirkan Islam, lalu
menggantinya dengan hukum positif, dan itulah yang pertama kali dikenal dalam sejarah kaum
Muslimin.
Para imperialis datang lalu menerapkan sekularisme dengan kekuatan besi dan api, dengan
kekuatan senjata ditengah umat Islam, sekularisme dalam hukum dan politik, sekularisme dalam
penetapan undang-undang dan hukum, sekularisme dalam Pendidikan dan pengajaran, sekularisme
dalam peradaban dan media massa, sekualarisme dalam beragai fenomena hidup. Makna sekularisme
itu sendiri ialah memisahkan agama dari urusan negara, dari masyarakat dan dari kehidupan secara
umum.
Sekarang orang-orang muslim tidak memiliki panji. Mereka terpecah belah. Mereka
menyatakan golongan Islam. Tapi mana itu golongan Islam? Apakah itu benar-benar golongan Islam?
Mana itu solidaritas Islam? Mereka berusaha membentuk kesatuan Islam, lalu menyebutnya solidaritas
Islam. Padahal dalam kenyataannya sebagian orang Muslim justru memerangi sebagian yang lain. Kita
tidak melihat peperangan yang lebih memprihatinkan seperti halnya perang antara Irak dan Iran. Kita
tidak melihat pasukan Palestina yang bertempur dengan gigih seperti pertempuran antar dua negara ini.
Padahal Allah telah mensifati orang-orang Mukimin dari kalangan sahabat Nabi Saw dengan
berfirman:

‫د َّرُسوُل ٱِۚهَّلل َو ٱَّلِذ يَن َم َع ٓۥُه َأِش َّد ٓاُء َع َلى ٱۡل ُك َّفاِر ُر َح َم ٓاُء َبۡي َنُهۖۡم َتَر ٰى ُهۡم ُر َّك ٗع ا ُسَّج ٗد ا َيۡب َتُغ وَن‬ٞ ‫ُّمَح َّم‬
‫َفۡض اٗل ِّم َن ٱِهَّلل َو ۡض َٰو ٗن ۖا‬
‫ِر‬
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan
sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya,..”(QS. Al-Fath: 29).
Tapi orang-orang Muslim pada zaman sekarang justru keras terhadap sesama mereka dan
mengasihi selain mereka. Allah mensifati orang-orang Yahudi dalam firman-Nya,

‫م اَّل َيۡع ِقُلوَن‬ٞ ‫د َتۡح َس ُبُهۡم َج ِم يٗع ا َو ُقُلوُبُهۡم َش َّتٰۚى َٰذ ِلَك ِبَأَّنُهۡم َقۡو‬ٞۚ‫َبۡأ ُسُهم َبۡي َنُهۡم َش ِد ي‬
“…Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang
hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak
mengerti.”(QS. Al-Hasyr: 14).
Ternyata sifat yang digambarkan Allah tentang orang-orang Yahudi ini sangat pas untuk kaum
Muslimin secara umum dan untuk bangsa Arab secara khusus, yang saling cakar-cakaran di antara
sesama mereka sendiri. Mengapa hal itu terjadi? Karena mereka adalah orang-orang yang tiada
mengerti. Sekiranya mereka mengerti, tentu mereka tahu bahwa dalam kondisi yang sulit, semua
permusuhan harus dilupakan, semua perselisihan harus dilalaikan, semua harus berdiri di satu barisan
untuk menghadapi musuh. Benar firman Allah:

‫ص‬ٞ‫ن َّم ۡر ُص و‬ٞ ‫ِإَّن ٱَهَّلل ُيِح ُّب ٱَّلِذ يَن ُيَٰق ِتُلوَن ِفي َس ِبيِلِهۦ َص ّٗف ا َك َأَّنُهم ُبۡن َٰي‬
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur
seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shaf:4).
Ibnu Mas’ud berkata: Rasulullah Saw membuat satu garis dihadapan kami, kemudian bersabda: “Ini
adalah jalan Allah”. Setelah itu beliau membuat beberapa garis lain (yang bengkok) dikiri kanan garis
yang pertama(lurus), seraya bersabda, “ini adalah beberapa jalan. Di atas setiap jalan ada jalan ada
syetan yang mengajak ke jalan itu”. Kemudian membaca ayat:
‫َو َأَّن َٰه َذ ا ِص َٰر ِط ي ُم ۡس َتِقيٗم ا َفٱَّتِبُعوُۖه َو اَل َتَّتِبُعوْا ٱلُّسُبَل َفَتَفَّر َق ِبُك ۡم َع ن َس ِبي ۚۦِلِه َٰذ ِلُك ۡم َو َّص ٰى ُك م ِبِهۦ‬
‫َلَع َّلُك ۡم َتَّتُقوَن‬
“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu
dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.”(QS. Al-An’am:153).
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd
Hadirin-Hadirat Sidang Idul Fitri Rahimakumullah!

Gigitlah Islam kalian dengan gigi geraham, himpun tangan menjadi satu, pelajari Islam,
kenalilah Islam dari dasarnya dan dari sumbernya yang hakiki, bergurulah kepada ulama Islam yang
terpercaya, kenalilah kitab-kitab Islam yang murni, kembalilah ke sumbernya, pahamilah secara
menyeluruh.
Islam tidak hanya berada di dalam masjid belaka. Islam bukan ibadah semata, Islam bukan
akidah saja, Islam bukan akhlaq semata, Islam adalah aqidah dan tauhid, ibadah dan shalat, akhlaq dan
adab, mu’amalah dan hukum, ekonomi dan politik serta aturan kehidupan. Islam adalah risalah yang
mencakup semua zaman, meliputi seluruh alam dan semua manusia. Mahabenar Allah dengan segala
firman-Nya:

‫َو َنَّز ۡل َنا َع َلۡي َك ٱۡل ِكَٰت َب ِتۡب َٰي ٗن ا ِّلُك ِّل َش ۡي ٖء َو ُهٗد ى َو َر ۡح َم ٗة َو ُبۡش َر ٰى ِلۡل ُم ۡس ِلِم يَن‬
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk
serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”(QS. An-Nahl:89)
Kita merasa bergembira terhadap masa depan Islam. Kita harus yakin bahwa setelah malam yang
Panjang tentu akan terbit fajar. Setelah kesulitan tentu muncul kemudahan. Islam pasti akan
mendapatkan kemenangan, karena Allah telah berfirman:

‫ُهَو ٱَّلِذ ٓي َأۡر َسَل َر ُسوَل ۥُه ِبٱۡل ُهَد ٰى َو ِد يِن ٱۡل َح ِّق ِلُيۡظ ِهَر ۥُه َع َلى ٱلِّديِن ُك ِّلِهۦ َو َلۡو َك ِرَه ٱۡل ُم ۡش ِرُك وَن‬
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang
benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak
menyukai.”(QS. At-Taubah:33).
Insya Allah Islam akan meraih kemenangan. Telah disebutkan di dalam hadits Ahmad:

‫َلَيْبُلَغَّن هَـَذ اْاَألْم ُر َم اَبَلغَ اَّللْيُل َو الَّنَهاُر َو َال َيْتُر ُك ُهللا َبْيَت َم َد ٍر َو َالَو َبٍر ِإَّال َأْدَخ َلُه ُهللا َهَذ ا الِّدْيَن‬
‫ِبِع ِّز َع ِزْيٍز َأْو ِبُذ ِّل َذ ِلْيٍل ِع َّز ا ُيِع ُّز ُهللا ِبِه اِإْل ْس اَل َم َو ُذ ِاّل ُيِذ ُّل ُهللا ِبِه اْلُك ْفَر‬
“Agama itu benar-benar akan mencapai seperti apa yang dicapai waktu malam dan siang, dan Allah
tidak membiarkan rumah orang kota dan dusun melainkan Allah memasukkan agama ini ke dalamnya,
dengan kemuliaan orang yang mulia atau dengan kehinaan orang yang hina, dengan suatu kemuliaan
yang dengannya Allah memualiakan Islam, dan dengan suatu kehinaan yang dengannya Allah
menghinakan kufur”. (HR Ahmad)
Sunnatullah tetap berlaku bahwa Allah tidak menolong risalah kecuali dengan orang-orang
yang mengemban risalah itu. Allah telah bersabda kepada Rasul-Nya:

‫م‬ٞ‫ َّم ٓا َأَّلۡف َت َبۡي َن ُقُلوِبِهۡم َو َٰل ِكَّن ٱَهَّلل َأَّلَف َبۡي َنُهۚۡم ِإَّن ۥُه َع ِزيٌز َح ِكي‬. ‫ُهَو ٱَّلِذ ٓي َأَّيَدَك ِبَنۡص ِرِهۦ َو ِبٱۡل ُم ۡؤ ِمِنيَن‬
"Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin. Dan Yang
mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua
(kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi
Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.”
(QS. Al-Anfal:62-63).
Kita menghendaki orang-orang Mukmin Bersatu di atas Dinul Islam, menjalin hubungan di
atas Islam dan membentuk satu barisan dibelakang Islam. Kalau pun ada yang mengatakan kepada
kita,”Kalian adalah orang-orang yang fanatic”, maka memang kita perlu fanatic terhadap Islam. Kita
sangat membutuhkan fanatisme. Kalau pun berpegang teguh kepada agama bisa disebut fanatisme,
maka kitalah orang-orang yang pertama kali yang menobatkan diri sebagai orang-orang yang fanatic.
Firman Allah SWT kepada Rasul-Nya:

‫َفٱۡس َتۡم ِس ۡك ِبٱَّلِذ ٓي ُأوِح َي ِإَلۡي َۖك ِإَّنَك َع َلٰى ِص َٰر ٖط ُّم ۡس َتِقيٖم‬
“Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya
kamu berada di atas jalan yang lurus.”(QS. Az-Zukhruf:43)

‫َفَتَو َّك ۡل َع َلى ٱِۖهَّلل ِإَّنَك َع َلى ٱۡل َح ِّق ٱۡل ُم ِبيِن‬
“Sebab itu bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata.”
(QS. An-Naml:79).
Sekiranya tawakal kepada Allah dan berpegang teguh kepada agama ini bisa disebut
fanatisme,maka kita perlu bersikap fanatic. Jika tidak, maka kita akan dimakan.
Sudah saatnya bagi kaum Muslimin untuk meneguhkan eksistensi, mengenali hakikat,
membedakan mana teman dan mana lawan, mengatur diri sendiri dan berbaris teratur dibelakang
kebenaran. Jika mereka tidak melakukannya, maka akibatnya bisa fatal, karena kejahatan sudah
menunggui mereka. Al-Qur’an telah mengingatkan hal ini:

‫ر‬ٞ‫د َك ِبي‬ٞ‫ة ِفي ٱَأۡلۡر ِض َو َفَس ا‬ٞ‫َو ٱَّلِذ يَن َك َفُروْا َبۡع ُض ُهۡم َأۡو ِلَيٓاُء َبۡع ٍۚض ِإاَّل َتۡف َع ُلوُه َتُك ن ِفۡت َن‬
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika
kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan
terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.”(QS. Al-Anfal:73).
Sebagian orang kapir menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan semua kekufuran
merupakan satu kelompok. Karena itu kita melihat orang-orang komunis, kapitalis, golongan kiri dan
kanan, sepakat untuk menjadikan Islam sebagai musuh mereka semua, dan mereka bertujuan untuk
menggebuk orang-orang Muslim, jika kita tidak saling tolong menolong, sebagian di antara kita tidak
mendukung sebagian yang lain, tentu akan menimbulkan bencana yang besar di muka bumi.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamd
Hadirin-Hadirat Sidang Idul Fitri Rahimakumullah!

Kini sudah saatnya kita mnegenali diri sendiri dan membuka diri. Kita adalah orang-orang
Muslim sebelum sebutan apapun. Kita hanya dengan Islam sebelum dengan segala sesuatu. Tidak ada
tempat bagi sesuatu selain Islam. Kita tidak ingin mengganggu siapa pun. Kita hanya ingin hidup
sebagai seorang Muslim dan matipun sebagai orang Muslim. Kita tidak menghendaki seorang pun
menghalangi hakikat ini. Kita tidak bisa terima jika ada yang berkaDEMta kepada kita:”Hiduplah
dengan selain Islam”. Kita tidak bisa menerima ucapan semacam ini dari pemimpin atau rakyat, dari
orang dalam maupun luar. Kita adalah orang-orang Muslim yang merasa mulia karena risalah Islam.
Kita hidup dengan risalah Islam, hidup untuk risalah Islam dan mati pun untuk membela risalah Islam.
Firman Allah SWT:

‫َّو َم ْن َأْح َس ُن َقۡو اٗل ِّمَّم ن َدَع ٓا ِإَلى ٱِهَّلل َو َع ِمَل َٰص ِلٗح ا َو َقاَل ِإَّنِني ِم َن ٱۡل ُم ۡس ِلِم يَن‬
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan
amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah
diri?"(Fussilat:33).

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ٱَّتُقوْا ٱَهَّلل َح َّق ُتَقاِتِهۦ َو اَل َتُم وُتَّن ِإاَّل َو َأنُتم ُّم ۡس ِلُم وَن‬
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan
janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.)QS. Ali Imran:102)
Demikian khutbah Idul Fitri yang dapat disampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi kita
sekalian, dan mohon map atas segala kekhilapan dan kekurangannya.

Anda mungkin juga menyukai