Anda di halaman 1dari 1

tafsirweb ☰

Quran Surat Yusuf Ayat 1-16

ِ ٰ َ‫ت ٱ ْل ِكت‬
ِ"‫ب ْٱ& ُ ِب‬ ُ َٰ‫ا ٓلر ۚ ِت ْل َك َءاي‬

Arab-Latin: alif lām rā, tilka āyātul-kitābil


mubīn

Terjemah Arti: Alif, laam, raa. Ini adalah ayat-


ayat Kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah).

— Quran Surat Yusuf Ayat 1

Tafsir Quran Surat Yusuf Ayat 1-16

Alif lam Ro. Keterangan tentang huruf-huruf yang


terpotong-potong (diawal surat) telah berlalu di muka
pada permulaan surat al-baqarah. Ini adalah ayat-
ayat kitab yang nyata lagi jelas dalam makna-
maknanya, halal dan haramnya, serta hidayahnya.
(Tafsir al-Muyassar)

Alif Lām Rā. Pembahasan tentang huruf-huruf ini dan


yang semacam dengannya sudah ada di awal surah
Al-Baqarah. Ayat-ayat yang diturunkan dalam surah
ini termasuk ayat-ayat Al-Qur`ān yang jelas isi
kandungannya. (Tafsir al-Mukhtashar)

Allah menamai surah ini dengan surah yang


mengandung sebaik-baik kisah, ayat bagi orang-
orang mukmin, pelajaran bagi orang yang memiliki
akal, dan pembenar bagi kitab-kitab samawi
sebelumnya. Sebab turunnya surah ini yaitu bahwa
orang-orang kafir Mekah bertemu dengan orang-
orang Yahudi, lalu mereka berbicara tentang
Muhammad SAW, lalu orang-orang Yahudi berkata:
“Bertanyalah kepadanya, kenapa keluarga Ya’kub
tidak pindah dari Syam menuju Mesir, yaitu tentang
kisah Yusuf,” lalu turunlah surah ini1. {Alif Lam Ra’}
Alif, Lam Ra’, berfungsi untuk menunukkan
kekokohan Al-Qur’an dan menantang bangsa Arab
untuk menyainginya meskipun itu terdiri dari huruf-
huruf bahasa Arab yang mana mereka pandai
menjelaskan dan fasih dalam bahasa itu. Ayat-ayat
dalam surah ini termasuk ayat-ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan bahwa Al-Qur’an itu dari sisi Allah.
(Tafsir al-Wajiz)

ِ ٰ ‫ت ا ْل ِكت‬
ِ"‫ب ْا& ُ ِب‬ ِ
ُ ‫(ت ْل َك َءا ٰي‬Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran)
yang nyata (dari Allah)) Yakni inilah ayat-ayat yang
diturunkan kepadamu dalam surat ini, ini adalah
ayat-ayat al-Qur’an yang jelas, yakni jelas bahwa ia
diturunkan dari sisi Allah, jelas bahwa ia merupakan
mukjizat, serta jelas dalam hukum-hukum yang
dikandungnya. (Zubdatut Tafsir)

‫إِن=آ أَنزَ ْلنَ ٰ ُه ُق ْر ٰءَنًا َع َر ِب ًيّا =ل َع =ل ُك ْم تَ ْع ِق ُلو َن‬

innā anzalnāhu qur`ānan 'arabiyyal la'allakum


ta'qilụn

Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al


Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya.

— Quran Surat Yusuf Ayat 2

Sesungguhnya kami telah menurunkan al-qur’an ini


dengan berbahasa arab, agar kalian (wahai bangsa
arab), dapat mencerna makna-maknanya dan
memahaminya serta mengamalkan petunjuknya.
(Tafsir al-Muyassar)

Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur`ān dengan


menggunakan bahasa Arab supaya kalian -wahai
orang-orang Arab- bisa memahami maknanya.
(Tafsir al-Mukhtashar)

Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an ini


dengan bahasa Arab supaya kalian mengerti makna-
maknanya dan memahami isinya guna membangun
manusia individu dan sosial (Tafsir al-Wajiz)

‫( إِن=آ أَنزَ ْلن ٰ ُه‬Sesungguhnya Kami menurunkannya) Yakni


al-Qur’an.‫( ُق ْر ٰءنًا َع َر ِب ّيًا‬berupa Al Quran dengan
berbahasa Arab) Yakni dengan berbahasa arab.‫=ل َع =ل ُك ْم‬
‫(تَ ْع ِق ُلو َن‬agar kamu memahaminya) Yakni agar kalian
mengetahui makna-maknanya dan memahami
kandungannya. (Zubdatut Tafsir)

ِ ‫ص‬
‫ص‬ َ ‫س َن ٱ ْل َق‬
َ ‫ص َع َل ْي َك أ َ ْح‬
Q ‫نَ ْح ُن نَ ُق‬

‫ِب َمآ أ َ ْو َح ْينَآ إِ َل ْي َك ٰهَذَا ٱ ْل ُق ْر َءا َن َو إِن‬

َ ِ‫نت ِمن َقبْلِ ِهۦ َ&ِ َن ٱ ْل ٰغَ ِفل‬


" َ ‫ُك‬

naḥnu naquṣṣu 'alaika aḥsanal-qaṣaṣi bimā


auḥainā ilaika hāżal-qur`āna wa ing kunta ming
qablihī laminal-gāfilīn

Kami menceritakan kepadamu kisah yang


paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini
kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum
(Kami mewahyukan)nya adalah termasuk
orang-orang yang belum mengetahui.

— Quran Surat Yusuf Ayat 3

Kami menceritakan kepadamu (wahai rasul), kisah


terbaik dengan mewahyukan al-qur’an ini kepadamu,
dan kamu sebelum turunnya al-qur’an itu benar-
benar termasuk orang yang tidak mengerti berita-
berita tersebut, tidak mengetahuinya sama sekali.
(Tafsir al-Muyassar)

Kami menceritakan kepadamu -wahai Rasul- kisah-


kisah terbaik karena kebenarannya dan keindahan
kata-katanya dengan cara menurunkan Al-Qur`ān ini
kepadamu. Padahal sebelum turunnya Al-Qur`ān ini
engkau termasuk di antara orang-orang yang tidak
mengetahui kisah-kisah itu. (Tafsir al-Mukhtashar)

Wahai Nabi, Kami akan mengisahkan sebaik-baik


kisah (berita-berita) tentang umat-umat terdahulu
dengan mewahyukan Al-Qur’an yang bisa
menentukan hukum ini kepadamu. Dan
sesungguhnya sebelum menerima wahyu, kamu
belum tahu apapun tentang kisah ini dan kisah
lainnya dari kisah-kisah dalam Al-Qur’an. Surah ini
dinamakan dengan sebaik-baik kisah, yang mana di
dalamnya terdapat pelajaran, kisah-kisah nabi yang
shalih, para malaikat, tuan, budak, perdagangan,
laki-laki dan perempuan, karena sesungguhnya
masing-masing yang disebutkan itu termasuk orang-
orang yang berbahagia. Ibnu Abbas berkata:
“Mereka berkata: “Waha rasulullah, Maukah kamu
bercerita kepada kami?” lalu turunkah ayat {Nahnu
Naqushshu ‘alaika ahsanal qashashi} [ayat 3]” (Tafsir
al-Wajiz)

‫ص‬ِ ‫ص‬ َ ‫ص َع َليْ َك أ َ ْح‬


َ ‫س َن ا ْل َق‬ Q ‫( نَ ْح ُن نَ ُق‬Kami menceritakan
kepadamu kisah yang paling baik) Tentang umat-
umat terdahulu dan ketetapan-ketetapan Allah bagi
hamba-Nya. Dan ini merupakan perkataan paling
baik bagi orang lain." َ ِ‫نت ِمن َقبْلِ ِهۦ َ&ِ َن ا ْل ٰغ ِفل‬
َ ‫( َو إِن ُك‬dan
sesungguhnya kamu sebelum (Kami
mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang
belum mengetahui) Terhadap kisah ini dan kisah
lainnya yang diwahyukan Allah kepadamu Surat ini
mengandung kisah-kisah terbaik karena
mengandung ibrah, pelajaran, dan hikmah yang tidak
terdapat pada surat lainnya. Surat ini menyebutkan
tentang para nabi, orang-orang shalih, para malaikat,
kisah para raja, para budak, para saudagar, para
lelaki, serta para perempuan, perhiasannya dan tipu
dayanya. Dan karena semua yang disebutkan
didalamnya memiliki kesudahan yang bahagia.
(Zubdatut Tafsir)

ُ ‫ت إِن^ى َرأ َ ْي‬


‫ت‬ ِ ‫ف ِ` َ ِب‬
ِ َ‫يه يَٰٓأَب‬ ُ ‫وس‬ َ ‫إِذْ َق‬
ُ ُ‫ال ي‬

‫س َوٱ ْل َق َم َر‬ = ‫ش َر َك ْو َكبًا َو‬


َ ‫ٱلش ْم‬ َ ‫أ َ َح َد َع‬

‫سَج ِ ِدي َن‬


ٰ ‫َرأ َ ْيت ُ ُه ْم لِى‬

iż qāla yụsufu li`abīhi yā abati innī ra`aitu


aḥada 'asyara kaukabaw wasy-syamsa wal-
qamara ra`aituhum lī sājidīn

(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada


ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku
bermimpi melihat sebelas bintang, matahari
dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku".

— Quran Surat Yusuf Ayat 4

Sebutkanlah (wahai rasul), kepada kaummu


perkataan yusuf kepada ayahnya, ”sesungguhnya
aku bermimpi melihat dalam tidurku sebelas bintang,
matahari dan bulan, aku melihat mereka semua itu
bersujud kepadaku.” mimpi ini menjadi pembuka
kabar gembira atas martabat yang dicapai oleh yusuf
berupa kedudukan yang tinggi di dunia dan akhirat.
(Tafsir al-Muyassar)

Kami menceritakan kepadamu -wahai Rasul- tatkala


Yusuf berkata kepada ayahnya Ya'qūb, "Wahai
Ayahku! Sesungguhnya aku bermimpi melihat
sebelas bintang. Dan aku juga melihat matahari dan
bulan. Aku melihat semuanya bersujud kepadaku."
Mimpi itu adalah kabar gembira yang disegerakan
untuk Yusuf -'alaihissalām-. (Tafsir al-Mukhtashar)

Ingatlah ketika Yusuf AS berkata kepada ayahnya,


Ya’kub AS: “Wahai ayahku (mengganti ya’ mutakalim
dengan ta’ ketika memanggil ayah atau ibu)
Sesungguhnya dalam mimpi aku melihat 11 bintang
(yaitu saudaranya) matahari, dan bulan (ayah dan
ibunya) bersujud kepadaku.” Mereka digambarkan
dengan gambaran orang yang berakal, karena sujud
yang dilakukan itu adalah sujud penghormatan,
bukan sujud ibadah. (Tafsir al-Wajiz)

ِ ‫( ِ` َ ِب‬kepada ayahnya) Yakni nabi Ya’qub bin Ishaq bin


‫يه‬
Ibrahim.‫ت‬ ُ ‫( إِن^ى َرأ َ ْي‬sesungguhnya aku bermimpi) Dalam
tidur.‫ش َر َك ْو َكبًا‬ َ ‫(أ َ َح َد َع‬sebelas bintang) Takwilnya adalah
para saudaranya..‫س َوا ْل َق َم َر‬ = ‫( َو‬matahari dan bulan)
َ ‫الش ْم‬
Takwilnya adalah bapak dan ibunya.‫َرأ َ ْيت ُ ُه ْم لِى‬
‫(سج ِ ِدي َن‬kulihat
ٰ semuanya sujud kepadaku) Benda-
benda ini dihikayatkan seperti benda hidup yang
berakal karena untuk mngibaratkan sifat orang
berakal, yaitu benda-benda itu melakukan sujud.
(Zubdatut Tafsir)

ٰٓ‫اك َع َلى‬
َ ‫ص ُر ْء َي‬ ُ ‫ تَ ْق‬kَ =‫ال ٰيَبُنَى‬
ْ ‫ص‬ َ ‫َق‬

‫خ َو ِت َك فَ َي ِكي ُدوا ۟ َل َك َك ْي ًدا ۖ إِ =ن‬


ْ ِ‫إ‬

ٌ ‫م ِب‬Q ‫و‬q ‫سَ ِن َع ُد‬


" ِ ْ ِ‫ٱلشيْطَٰ َن ل‬
ٰ ‫ن‬r =

qāla yā bunayya lā taqṣuṣ ru`yāka 'alā ikhwatika


fa yakīdụ laka kaidā, innasy-syaiṭāna lil-insāni
'aduwwum mubīn

Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu


ceritakan mimpimu itu kepada saudara-
saudaramu, maka mereka membuat makar
(untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi
manusia".

— Quran Surat Yusuf Ayat 5

Ya’qub berkata kepada putranya, yusuf, ”wahai


putraku, janganlah kamu sebutkan mimpi ini kepada
saudara-saudara lelakimu, nanti mereka akan dengki
kepadamu, lalu memusuhimu dan merencanakan
makar untuk membinasakanmu. Sesungguhnya
setan bagi manusia adalah musuh yang jelas
permusuhannya (Tafsir al-Muyassar)

Ya'qūb berkata kepada putranya, Yusuf, "Wahai


Anakku! Jangan engkau ceritakan mimpimu itu
kepada saudara-saudaramu! Karena mereka bisa
memahaminya kemudian merasa iri hati kepadamu.
Lalu mereka akan membuat rencana jahat
terhadapmu karena terdorong rasa iri dan dengki.
Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi
manusia. (Tafsir al-Mukhtashar)

Ya’kub bin ishaq berkata: “Wahai anakku, janganlah


engkau beritahu saudara-saudaramu terkait mimpi
itu supaya mereka tidak dengki terhadapmu, lalu
membuat rencana rahasia untuk mencelakakanmu.
Dan yang terpenting adalah bisa menimbulkan fitnah
di antara manusia.” (Tafsir al-Wajiz)

‫خ َو ِت َك‬
ْ ِ‫اك َع َلىٰٓ إ‬
َ َ‫ص ُر ْءي‬ ُ ‫ تَ ْق‬kَ =‫ال يٰبُنَى‬
ْ ‫ص‬ َ ‫( َق‬Ayahnya berkata: “Hai
anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu
kepada saudara-saudaramu) Nabi Ya’kub melarang
nabi Yusuf, anaknya, untuk menceritakan mimpinya
kepada para saudaranya karena Nabi Ya’kub telah
mengetahui takwil mimpi itu, dan ia khawatir jika ia
menceritakannya kepada para saudaranya maka
mereka juga akan memahami takwilnya sehingga
timbul dalam diri mereka kedengkian
kepadanya.‫(ۖ فَيَ ِكي ُدوا ۟ َل َك َكيْ ًدا‬maka mereka membuat
makar) Yakni karena aku khawatir mereka akan
membuat tipu daya yang tidak kamu pahami,
sehingga mereka akan membinasakanmu karena
kedengkian mereka." ٌ ‫م ِب‬Q ‫و‬q ‫نس ِن َع ُد‬ ِ ْ ِ‫الشيْطٰ َن ل‬
ٰ r = ‫إِ =ن‬
(Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagi manusia) Sehingga menggiring mereka untuk
melakukan hal tersebut, sebab dia merupakan
musuh bagi manusia yang terang-terangan dalam
permusuhannya. (Zubdatut Tafsir)

‫ َك َويُ َع ^ل ُم َك ِمن‬Q‫يك َرب‬


َ ‫َو َكذَٰلِ َك يَ ْجت َ ِب‬

‫م ِن ْع َمت َ ُهۥ َع َليْ َك‬Q ‫يث َويُ ِت‬


ِ ‫اد‬
ِ ‫ٱ` َ َح‬
ْ ‫تَأ ْ ِوي ِل‬

ٰٓ‫وب َك َمآ أَتَ =م َها َع َلى‬ ِ ‫َو َع َلىٰٓ َء‬


َ ‫ال َي ْع ُق‬

ْ ِ‫أ َ َب َو ْي َك ِمن َقبْ ُل إِ ْب ٰرَ ِهي َم َو إ‬


‫س ٰحَقَ ۚ إِ =ن‬

‫َرب= َك َعلِي ٌم َح ِكي ٌم‬

wa każālika yajtabīka rabbuka wa yu'allimuka


min ta`wīlil-aḥādīṡi wa yutimmu ni'matahụ
'alaika wa 'alā āli ya'qụba kamā atammahā 'alā
abawaika ming qablu ibrāhīma wa is-ḥāq, inna
rabbaka 'alīmun ḥakīm

Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu


(untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya
kepadamu sebahagian dari ta'bir mimpi-mimpi
dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya
kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub,
sebagaimana Dia telah menyempurnakan
nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu
sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.

— Quran Surat Yusuf Ayat 6

Sebagiamana tuhanmu telah memperlihatkan mimpi


ini kepadamu, demikian pula Dia memilihmu dan
mengajarkan kepadamu ta’bir mimpi yang dilihat
manusia dalam tidur mereka, yang ditakwil kepada
peristiwa nyata yang akan terjadi, dan
menyempurnakan kenikmatanNya padamu dan pada
keluarga ya’qub dengan karunia kenabian dan
risalah, sebagaimana telah disempurnakanNya pada
dua bapakmu;Ibrahim dan ishaq, dengan karunia
kenabian dan risalah. Sesungguhnya tuhanmu maha
mengetahui siapa yang pantas dipilihNya dari
hamba-hambaNya juga mahabijaksana dalam
pengaturan urusan-urusan makhluk-makhlukNya.”
(Tafsir al-Muyassar)

Dan sebagaimana engkau telah melihat mimpi itu,


Tuhanmu pun akan memilihmu -wahai Yusuf- dan
mengajarkan ilmu tabir mimpi kepadamu. Dan Dia
akan menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu
dengan kenabian, sebagaimana Dia telah
menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua leluhurmu
sebelum dirimu, Ibrahim dan Isḥāq. Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Mengetahui perihal makhluk-Nya,
lagi Maha Bijaksana dalam mengurus makhluk-Nya.
(Tafsir al-Mukhtashar)

Seperti pemilihan tersebutlah Tuhanmu memilihmu di


antara seluruh hamba untuk mengemban
kepentingan yang agung dan mengajarkanmu untuk
memaknai mimpi, yaitu berita tentang sesuatu yang
hilangnya sesuatu. Dia juga menyempurnakan
nikmatNya kepadamu dengan memberi wahyu
kenabian dan kerajaan. Dalam hal itu ada kebaikan
dunia dan akhirat. Dia menyempurnakan nikmat atas
keturunan Ya’kub sebagaimana Dia
menyempurnakan nikmat kenabian atas kakekmu,
Ibrahim, tatkala Dia menyelamatkannya dari api dan
mengangkatnya sebagai Khalil, nabi, dan rasul. Serta
Ishaq yang juga dijadikan sebagai nabi dan rasul.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui
keluargha yang layak dipilih dan Maha Bijaksana
dalam membuat dan mengatur hal tersebut. Dia
meletakkan sesuatu pada tempatnya yang tepat.
Kata {Aali} tidak digunakan kecuali untuk
menyertakan orang yang agung dengan orang-orang
agung lainnya. (Tafsir al-Wajiz)

‫ َك‬Q‫يك َرب‬ َ ‫( َو َكذٰلِ َك يَ ْجت َ ِب‬Dan demikianlah Tuhanmu, memilih


kamu) Kemudian menjadikanmu seorang Nabi, Dia
memilihmu dari hamba-hamba-Nya yang lain dan
menjadikan mereka bagimu seperti matahari, bulan,
dan bintang dalam mimpimu yang sujud
didepanmu.‫يث‬ ِ ‫اد‬ِ ‫ا` َ َح‬
ْ ‫( َويُ َع ^ل ُم َك ِمن تَأ ْ ِوي ِل‬dan diajarkan-Nya
kepadamu sebahagian dari ta’bir mimpi-mimpi) Yakni
takwil mimpi.‫م ِن ْع َمت َ ُهۥ َع َليْ َك‬Q ‫( َويُ ِت‬dan disempurnakan-Nya
nikmat-Nya kepadamu) Sehingga mengumpulkan
bagimu kenabian dan kekuasaan sebagaimana yang
ditunjukkan oleh mimpi yang diperlihatkan Allah
kepadamu; dan yang demikian itu terdapat kebaikan
bagimu di dunia dan di akhirat.‫َك َمآ أَتَ =م َها َع َلىٰٓ أَبَ َويْ َك ِمن َقبْ ُل‬
‫( إِبْ ٰر ِهي َم‬sebagaimana Dia telah menyempurnakan
nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu,
(yaitu) Ibrahim) Allah menyelamatkan nabi Ibrahim
dari kobaran api, dan menjadikannya sebagai
seorang nabi dan kekasih-Nya. َ‫س ٰحق‬ ْ ِ‫( ۚ َو إ‬dan Ishak)
Allah menjadikannya seorang Nabi. Kemudian dari
Nabi Ibrahim dan Ishaq Allah memberikan mereka
keturunan yang shaleh. (Zubdatut Tafsir)

ٓ‫خ َو ِت ِهۦ‬
ْ ِ‫ف َو إ‬ ُ ُ‫۞ =ل َق ْد َكا َن ِفى ي‬
َ ‫وس‬

َ ِ‫آئل‬
" ِ ‫لس‬
= ‫ت ^ل‬
ٌ َٰ‫َءاي‬

laqad kāna fī yụsufa wa ikhwatihī āyātul lis-


sā`ilīn

Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda


kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan
saudara-saudaranya bagi orang-orang yang
bertanya.

— Quran Surat Yusuf Ayat 7

Sesungguhnya dalam kisah yusuf dan saudara-


saudara lelakinya terdapat pelajaran-pelajaran dan
bukti-bukti petunjuk yang menunjukan kekuasaan
Allah dan hikmahNya bagi orang yang mau bertanya
tentang kisah-kisah mereka dan berkeinginan untuk
mengetahuinya. (Tafsir al-Muyassar)

Sungguh kisah Yusuf dan kisah saudara-saudaranya


benar-benar mengandung banyak pelajaran dan
nasihat bagi orang-orang yang bertanya tentang
kisah mereka. (Tafsir al-Mukhtashar)

Sesungguhnya dalam kisah Yusuf dan saudara-


saudaranya itu terdapat pelajaran dan nasehat bagi
orang-orang muslim, bukti-bukti dan tanda-tanda
yang menunjukkan kebenaran kenabian Muhammad
bagi orang-orang yang bertanya (orang yang
meminta penjelasan) kepadanya, yaitu orang Yahudi
tentang kisah Yusuf, sebagaimana penjalasan
sebelumnya, serta dalil-dalil tentang kuasa, hikmah
dan kelembutah Allah SWT kepada hamba-
hambaNya yang dipilih menjadi nabi (Tafsir al-Wajiz)

َ ِ‫آئل‬
" ِ ‫لس‬
= ‫ت ^ل‬
ٌ ٰ‫( َءاي‬tanda-tanda bagi orang-orang yang
bertanya) Tanda-tanda yang menunjukkan kenabian
Nabi Muhammad bagi orang-orang Yahudi yang
bertanya kepadanya. Diriwayatkan Allah orang-orang
Yahudi bertanya kepada Nabi Muhammad ketika
beliau masih di Makkah, sedangkan di Makkah ketika
itu tidak terdapat orang-orang ahli kitab atau orang-
orang yang mengetahui kisah para Nabi, maka Allah
menurunkan surat Yusuf satu kali turun sekaligus.
(Zubdatut Tafsir)

ٰٓ‫ب إِ َلى‬
Q ‫خوهُ أ َ َح‬
ُ َ ‫ف َوأ‬ ُ ُ‫إِذْ َقا ُلوا ۟ َلي‬
ُ ‫وس‬

ْ ‫أ َ ِبينَا ِمن=ا َونَ ْح ُن ُع‬


‫صبَ ٌة إِ =ن أ َ َبانَا‬

ٍ"‫م ِب‬Q ‫ض ٰلَ ٍل‬


َ ‫َل ِفى‬

iż qālụ layụsufu wa akhụhu aḥabbu ilā abīnā


minnā wa naḥnu 'uṣbah, inna abānā lafī ḍalālim
mubīn

(Yaitu) ketika mereka berkata: "Sesungguhnya


Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin)
lebih dicintai oleh ayah kita dari pada kita
sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan
(yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah
dalam kekeliruan yang nyata.

— Quran Surat Yusuf Ayat 8

ketika saudara-saudara yusuf seayah berkata di


antara mereka sendiri, ”sesungguhnya yusuf dan
saudara kandungnya lebih dicintai ayah kita daripada
kita, dia lebih mengutamakan mereka berdua di atas
kita, padahal kita kumpulan orang yang berjumlah
lebih banyak. sesungguhnya ayah kita benar-benar
dalam kekeliruan yang nyata, lantaran lebih
mengutamakan mereka berdua daripada kita, tanpa
ada alasan benar menurut pandangan kita. (Tafsir al-
Muyassar)

Tatkala saudara-saudaranya (seayah) berbicara satu


sama lain, "Sungguh Yusuf dan saudara kandungnya
(Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita.
Padahal kita mayoritas. Jadi, bagaimana mungkin
ayah kita lebih mengutamakan mereka berdua
daripada kita?! Sesungguhnya kita benar-benar
melihat ayah kita melakukan kesalahan yang nyata
ketika dia lebih mengutamakan keduanya daripada
kita tanpa didasari alasan yang jelas bagi kita. (Tafsir
al-Mukhtashar)

Sungguh terdapat pelajaran ketika saudara-saudara


Yusuf (yang berjumlah 11) berkata kepada ayah
mereka: “Sumpah, Yusuf, dan saudara kandungnya,
Benyamin yang lahir dari Ibu yang sama itu lebih
dicintai ayah daripada kita semua, meskipun kita
kuat dan mampu mengabdi kepadanya.
Sesungguhnya ayah berada dalam kesalahan
dengan lebih mencintai Yusuf dan saudaranya,
bukan kita.” (Tafsir al-Wajiz)

‫ب إِ َلىٰٓ أ َ ِبينَا ِمن=ا‬Q ‫خوهُ أ َ َح‬


ُ َ ‫ف َوأ‬ ُ ُ‫(( إِذْ َقا ُلوا ۟ َلي‬Yaitu) ketika mereka
ُ ‫وس‬
berkata: “Sesungguhnya Yusuf dan saudara
kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita
dari pada kita sendiri) Yakni Binyamin. Mereka
menyebutnya dengan sebutan saudara padahal
mereka semua merupakan saudaranya karena ia
merupakan saudara kandung dari nabi Yusuf,
adapun saudara yang lainnya merupakan saudara
seayah.‫صبَ ٌة‬ ْ ‫( َونَ ْح ُن ُع‬padahal kita (ini) adalah satu
golongan (yang kuat)) Makna (‫ )العصبة‬yakni
berkelompok. Terdapat pendapat mengatakan
maknyanya adalah sekelompok orang yang
berjumlah antara 10 sampai 40 orang.‫ض ٰل ٍل‬ َ ‫إِ =ن أَبَانَا َل ِفى‬
ٍ"‫م ِب‬Q (Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan
yang nyata) Dengan lebih condong kepada mereka
berdua daripada kepada kami dan lebih
mengutamakan mereka. (Zubdatut Tafsir)

ً ‫ف أ َ ِو ٱطْ َر ُحو ُه أ َ ْر‬


‫ضا‬ ُ ‫ٱ ْقت ُ ُلوا ۟ ُي‬
َ ‫وس‬

‫خ ُل َل ُك ْم َو ْج ُه أ َ ِبي ُك ْم َوتَ ُكونُوا ۟ ِم ۢن‬


ْ َ‫ي‬

" ِ ِ‫صَل‬
َ ‫ح‬ ٰ ‫بَ ْع ِد ِهۦ َق ْو ًما‬

uqtulụ yụsufa awiṭraḥụhu arḍay yakhlu lakum


waj-hu abīkum wa takụnụ mim ba'dihī qauman
ṣāliḥīn

Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia kesuatu


daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian
ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan
sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-
orang yang baik".

— Quran Surat Yusuf Ayat 9

Bunuhlah yusuf atau buanglah dia ke daerah asing


lagi jauh dari pemukiman, niscaya cinta ayah kalian
dan perhatiannya kepada kalian akan murni menjadi
milik kalian, dan dia tidak akan menoleh dari kalian
kepada selain kalian, lalu setelah membunuh yusuf
atau membuangnya jauh, kalian menjadi orang yang
bertaubat kepada Allah, memohon ampunan
kepadaNya setelah dosa yang kalian perbuat. (Tafsir
al-Muyassar)

Bunuhlah Yusuf! Atau buanglah dia ke tempat yang


jauh agar perhatian ayah kalian tercurah kepada
kalian, sehingga dia mencintai kalian secara utuh.
Dan setelah kalian membunuhnya atau
membuangnya kalian bisa menjadi orang-orang yang
saleh setelah kalian bertobat dari dosa-dosa kalian."
(Tafsir al-Mukhtashar)

Kebanyakan saudara-saudara Yusuf tersebut


berkata: “Bunuhlah Yusuf, atau buang dia di tempat
yang jauh dari ayah atau tempat yang jauh dari
pemukiman, maka perhatian dan cinta ayah akan
diberikan kepada kalian. Dan setelah melakukan
pembunuhan ini, kalian akan menjadi orang yang
shalih dalam urusan agama dan dunia kalian
bersama ayah, dengan menjauhkan kegelisahan jiwa,
kecemburuan dan kedengkian. Lalu ayah hanya akan
memperhatikan kalian.” (Tafsir al-Wajiz)

‫ضا‬ً ‫ف أ َ ِو اطْ َر ُحوهُ أ َ ْر‬ ُ ُ‫( ا ْقت ُ ُلوا ۟ ي‬Bunuhlah Yusuf atau
َ ‫وس‬
buanglah dia kesuatu daerah) Yakni mereka berkata:
“lakukanlah kepadanya dengan salah satu cara baik
itu membunuhnya atu membuangnya di suatu
tempat”. Atau maksudnya adalah sebagian mereka
menyarankan agar ia dibunuh, dan sebagian lainnya
menyarankan agar ia dibuang.‫خ ُل َل ُك ْم َو ْج ُه أ َ ِبي ُك ْم‬ ْ َ‫(ي‬supaya
perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja) Yakni
agar pikiran ayahmu bersih dan jernih dari Yusuf
sehingga perhatiannya tertuju kepada kalian dan
mencintai kalian dengan seutuhnya.‫( ِم ۢن بَ ْع ِد ِهۦ‬sesudah
itu) Yakni setelah selesai membunuhnya atau
membuangnya. Pendapat lain mengatakan yakni
setelah dosa yang kalian perbuat terhadap Yusuf.‫َق ْو ًما‬
"
َ ‫ح‬ِ ِ‫صل‬ ٰ (orang-orang yang baik) Dalam urusan agama
kalian dan ketaatan kepada ayah kalian. Atau orang-
orang yang damai dalam urusan dunia kalian sebab
kalian telah terbebas dari kedengkian terhadap
Yusuf. (Zubdatut Tafsir)

Anda mungkin juga menyukai