Oleh :
I Made Adhitya Widyasta Budiana (11022)
Ni Putu Rayya Pradnyanari Bayupati (11042)
Ni Made Mutiara Putri (11079)
Disampaikan kepada :
Kakak AM-33 KIRS-4 Denpasar
1
HALAMAN MOTTO
Motto Penulis
Kenali dirimu sebelum engkau mengenali orang lain
2
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 4 DENASAR
Alamat: Jl. Gunung Rinjani Monang Maning Denpasar
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis dengan judul :
ANALISASI TIPE KEPRIBADIAN SISWA KELAS X BERKONSEP METODE
DISC PERSONALITY STYLE GUNA MEMINIMALISIR TERJADINYA
KESALAHAN PEMILIHAN JURUSAN
Oleh :
I Made Adhitya Widyasta Budiana (11022)
Ni Putu Rayya Pradnyanari Bayupati (11042)
Ni Made Mutiara Putri (11079)
Disampaikan kepada :
Kakak AM-33 KIRS-4 DENPASAR
3
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
4
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Motto ii
Lembar Pengesahan iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel vi
Daftar Gambar vii
Abtraksi viii
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Manfaat Penelitian 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Ruang Lingkup 4
Bab 2 Tinjauan Pustaka 5
2.1 Landasan Teori 5
2.2 Kajian Empiris 9
2.3 Kerangka Berpikir 11
2.4 Hipotesis 11
Bab 3 Metode Penelitian 12
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 12
3.2 Jenis Data 12
3.3 Metode Pengumpulan Data 12
3.4 Variabel Penelitian 13
3.5 Instrument Penelitian 13
3.6 Teknik Analisis Data 14
3.7 Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel 15
Bab 4 Hasil dan Pembahasan 16
4.1 Hasil 16
4.2 Pembahasan 18
5
Bab 5 Penutup 21
5.1 Kesimpulan 21
5.2 Saran 21
Daftar Pustaka x
Curriculum Vitae xi
6
DAFTAR TABEL
7
DAFTAR GAMBAR
8
ABSTRAKSI
Pada saat ini kurikulum pendidikan yang digunakan oleh generasi Z telah
berubah menjadi kurikulum merdeka belajar. Yang mana hal kurikulum ini dinilai
membangun jiwa kreativitas siswa yang terbukti dengan adanya Program P5. Jika
pada sistem kuriukulum 2013 langsung memilih jurusan saat masuk SMA, maka pada
saat ini yakni sistem pendidikan yang mulai menggunakan kurikulum merdeka
belajar menentukan jurusan dilakukan pada kelas XI. Dengan demikian, para siswa
memungkinkan untuk menentukan minat dan bakat yang sesuai dengan
kepribadiannya dalam pemilihan jurusan waktu kuliah. Berdasarkan kasus di atas,
pemilihan jurusan perlu disesuaikan dengan kepribadian siswa agar sesuai dengan
minat dan bakat yang dimiliki. Alat ukur untuk mengetahui tipe kepribadian
(personality style) adalah alat ukur DISC yang dikemukakan pertama kali oleh
psikolog Amerika. Tes DISC ini merupakan tes yang digunakan untuk mengukur
kepribadian seseorang, sehingga kepribadiannya dapat menentukan jurusan yang
sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe kepribadian dan penentuan
jurusan yang sesuai dengan tipe kepribadian siswa kelas X SMA Negeri 4 Denpasar.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif-kualitatif, yakni
dari rangkaian studi pustaka, dan penyebaran kuesioner kepada 120 orang responden.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat tipe kepribadian yaitu D
(Dominance), S (steadiness), I (influence), dan C (Conscitieous) pada masing masing
9
siswa di SMAN 4 Denpasar. Dari keempat tipe kepribadian tersebut, siswa kelas X
khususnya siswa kelas X CAM-34 KIRS-4 Denpasar, mendominasi tipe kepribadian
D atau Dominance. Dimana tipe kepribadian ini menjadikan individu memiliki jiwa
kepemimpinan yang tinggi.
10
11
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Ahli Educational Psychologist dari Integrity Development Flexibility (IDF),
Irene Guntur mengemukakan bahwa terdapat sekitar 87% siswa Indonesia yang
salah memilih jurusan pada saat kuliah di perguruan tinggi. Fenomena salah
jurusan ini merupakan fenomena yang umum terjadi ketika diterapkannya
kurikulum 2013 bagi siswa kelas XII. Oleh karenanya, mereka harus
mempertimbangkan dengan hati-hati pada sat memilih jurusan di bangku kuliah..
Pemilihan jurusan haruslah sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki individu.
Tetapi, sistem pendidikan di Indonesia kini sudah mulai bertransisi menuju
kurikulum merdeka belajar. Sesuai dengan Kepmendikbudristek No. 56 Tahun
2022 Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran
(Kurikulum Merdeka) sebagai penyempurna kurikulum sebelumnya. Bahwasanya
pada program tiga tahun belajar SMA, pemilihan mata pelajaran juruan dilakukan
di kelas XI dan kelas XII. Sementara itu, mata pelajaran yang dipelajari di kelas X
masih mempelajari mata pelajaran secara umum. Fenomena ini terjadi pada siswa
SMA Negeri 4 Denpasar.Jika pada sistem kuriukulum 2013 langsung memilih
jurusan saat masuk SMA, maka pada saat ini yakni sistem pendidikan yang mulai
menggunakan kurikulum merdeka belajar menentukan jurusan dilakukan pada
kelas XI. Dengan demikian, para siswa memungkinkan untuk menentukan minat
dan bakat yang sesuai dengan kepribadiannya dalam pemilihan jurusan waktu
kuliah.
Berdasarkan kasus di atas, pemilihan jurusan perlu disesuaikan dengan
kepribadian siswa agar sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Alat ukur
untuk mengetahui tipe kepribadian (personality style) adalah alat ukur DISC yang
dikemukakan pertama kali oleh psikolog Amerika, William Moulton Marston
pada tahun 1928 dalam bukunya Emotions of Normal People (Cindy, dkk 2016) .
Teori ini kemudian dikembangkan lagi oleh beberapa peneliti; dan pada tahun
1956 tes DISC pertama kali dibuat oleh Walter Clarke (Cindy;dkk, 2016). Tes
DISC ini merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang,
sehingga kepribadiannya dapat menentukan jurusan yang sesuai.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diusulkan tiga rumusan
permasalahan utama, yakni
1.2.1 Bagaimana tipe kepribadian siswa kelas X SMA N 4 Denpasar?
1.2.2 Apakah masih banyak terdapat siswa yang bingung dalam menentukan
jurusan khususnya siswa di SMA Negeri 4 Denpasar?
1.2.3 Apakah ada kesesuaian antara tipe kepribadian siswa dengan jurusan yang
dpilihnya?
3
peserta didik menuju jurusan yang sesuai dengan kepribadiannya. Selain itu,
penelitian ini bermanfaat agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya
kepribadian seseorang.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1
DISC quadrant
5
2.2.2 Interpretasi DISC Pure Styles
Pure Styles merupakan gaya perilaku individu yang dimana dari keempat
kelompok DISC, hanya ada satu yang berada di atas garis tengah.
1. Karakter D (Dominance)
Dimulai dari yang pertama yakni D (Dominance), seorang individu dengan
karakter D cenderung memiliki sikap yang dominan dan suka memimpin di dalam
suatu kelompok. Orang yang memiliki karakter D juga umumnya akan bersifat
aktif dan berfokus pada penyelesaian tugas. Terdapat beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk menghadapi seorang individu yang memiliki karakter D, yakni
menghindari basa-basi, serta memberikan apresiasi terhadap segala hal yang
mereka lakukan meskipun hanya sebatas hal kecil. Berdasarkan karakter tersebut,
prospek kerja yang cocok untuk seseorang dengan karakter D adalah peran
sebagai pemimpin seperti direktur, enterpreneur, manager, atau pengacara.
2. Karakter I (Influence)
Karakter kedua yaitu karakter I (Influence), individu yang memiliki karakter
I umumnya merupakan seseorang yang gemar berkomunikasi dengan masyarakat
di lingkungan sekitarnya. Seseorang dengan karakter I cenderung berfokus
kepada sesamanya dan bersifat aktif. Individu berkarakter I tak jarang ditemui
sebagai pendengar serta pemberi saran kepada orang lain. Komunikasi yang
dilakukan oleh seseorang yang berkarakter I akan berjalan dengan
menyenangkan. Namun hal tersebut juga dapat menjadi belati bermata dua yang
mana dengan sifat tersebut seseorang dengan karakter I akan sangat senang dipuji
atas tindakan yang telah mereka lakukan, di mana hal tersebut secara tak langsung
dapat menjadi kelemahan dari individu itu sendiri. Berdasarkan kepribadiannya,
seseorang dengan karakter I sangat cocok untuk berprofesi dalam bidang public
relations, artis, designer, travel agent, dan sejenisnya.
3. Karakter S (Steadiness)
Karakter berikutnya adalah karakter S (Steadiness), seseorang dengan
karakter S merupakan orang yang berfokus pada sekitarnya dan biasanya bersifat
6
pasif. Individu berkepribadian S umumnya cenderung mengikuti hasil akhir dari
kesepakatan bersama, selain itu orang tersebut juga memiliki karakter yang tekun
dan stabil. Karakter S juga merupakan karakter yang sensitif terhadap kritikan
sehingga susah untuk diberikan masukan atau saran. Ketika bertemu dengan
seseorang dengan karakter S, kita diharapkan memposisikan diri sebagai
pendengar yang baik, apalagi saat seseorang yang memiliki karakter S sedang
mengalami kesulitan. Berdasarkan penjelasan tersebut, seorang individu dengan
karakter S memiliki karakter yang sesuai untuk pekerjaan seperti therapist,
perawat, konselor, HRD, atau customer support.
4. Karakter C (Conscitieous)
Karakter terakhir adalah karakter C (Conscitieous), seorang individu yang
memiliki karakter C merupakan orang yang fokus terhadap pekerjaan namun
bersifat pasif. Seseorang dengan kepribadian C umumnya sangat teliti terhadap
suatu detail. Seorang individu dengan kepribadian ini juga merupakan seseorang
gang sangat terstruktur dan terorganisir dalam melakukan suatu hal. Selain itu,
individu dengan karakter C juga dikenal sebagai problem solver karena sangat
mudah mencari solusi atas permasalahan yang ada. Seorang dengan karakter C
tergolong dalam seorang yang sulit untuk menerima kritikan dari orang lain.
Maka dari itu saat menghadapi seseorang berkarakter C, perlu berhati-hati dalam
bertindak dan berinteraksi. Maka dari itu pekerjaan yang disarankan untuk
seorang yang berkarakter C yakni software engineer, data scientist, analis
keuangan, software developer, dan sejenisnya.
2.1.3 Pemilihan Jurusan di SMA
Pemilihan jurusan SMA menjadi kunci utama untuk mengetahui
kemampuan siswa SMA khususnya siswa kelas X yang akan pindah ke kelas XI.
Hal ini bertujuan untuk menemukan bidang studi yang sesuai dengan minat dan
bakat siswa, karena memilih jurusan untuk siswa SMA merupakan langkah awal
untuk pilihan karir siswa di masa depan. Peminatan adalah upaya membantu
mahasiswa untuk memilih program universitas atau program studi khusus yang
akan ditempuh mahasiswa untuk melanjutkan pendidikannya. Tujuan dari jurusan
7
mahasiswa adalah untuk memungkinkan mahasiswa memperoleh informasi yang
lengkap dan jelas tentang berbagai kemungkinan pilihan untuk melanjutkan studi
mereka. Dengan demikian, dengan upaya ini, siswa dapat memilih jenis sekolah
atau program pendidikan khusus yang sesuai, atau kurikulum yang ada
berdasarkan kemampuan umum dasar (kecerdasan), bakat, minat, kecenderungan
pribadi dan hal-hal yang dapat mempengaruhi kegiatan akademik mereka.
Perbedaan individu antar siswa di sekolah meliputi perbedaan kemampuan
kognitif, motivasi berprestasi, minat, dan kreativitas. Adanya perbedaan yang
mencolok tersebut berarti bahwa fungsi pendidikan tidak hanya terletak pada
proses belajar mengajar, tetapi juga dalam membimbing atau menasihati, memilih
dan menempatkan peserta didik sesuai dengan kemampuan individunya.
karakteristik individu siswa. Oleh karena itu, sekolah memegang peranan penting
dalam mengembangkan potensi siswa. Kemungkinan jika seorang siswa
melakukan kesalahan dalam jurusan, prestasi akademik siswa tersebut rendah atau
dapat menyebabkan keragu-raguan dalam persepsi diri. Tidak jarang mahasiswa
salah memahami alasan memilih fakultas, tempat kuliah setelah lulus, dan apa
tujuan mereka. Psikolog UI Indri Savitri berpendapat bahwa jurusan siswa SMA
tidak hanya ditentukan oleh kemampuan akademik saja, tetapi perlu didukung
oleh faktor minat dan pengetahuan kepribadian siswa.
Penjurusan SMA dilakukan dengan pertimbangan orientasi siswa sebagai
berikut:
1. Studi lebih lanjut setelah menyelesaikan Abitur untuk mempelajari ilmu
alam, ilmu sosial atau kursus bahasa tergantung pada minat Anda.
2. Bekerja di masyarakat, jurusan merupakan salah satu proses penempatan
atau distribusi dalam memilih program pendidikan untuk siswa sekolah
menengah. Di jurusan ini, siswa memiliki kesempatan untuk memilih
jurusan yang paling sesuai dengan karakteristik mereka. Ketepatan
pemilihan jurusan dapat menentukan nilai seorang siswa. Di sisi lain,
peluang besar hilang bagi siswa karena penentuan mata pelajaran inti
yang tidak tepat.
8
Tujuan utamanya adalah :
1. Mengelompokkan siswa berdasarkan keterampilan, kemampuan, bakat,
dan minat yang relatif sama.
2. Membantu siswa melanjutkan studi dan membuat keputusan tentang
dunia kerja.
3. Partisipasi dalam meningkatkan keberhasilan dan kesesuaian penawaran
layanan masa depan (penelitian lanjutan dan dunia profesional).
2.1.4 Mekanisme Pemilihan Jurusan pada Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka merupakan kurikulum baru yang diluncurkan oleh
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia saat
ini yakni Nadiem Makarim. Kurikulum ini dicetuskan secara resmi pada Februari
2022. Kurikulum merdeka memiliki mekanisme pembelajaran yang bersifat
intrakurikuler yang berarti kegiatan pembelajaran disusun secara sistematis
berdasarkan muatan pelajaran. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan basis
projek, hal ini bertujuan agar mengoptimalkan peserta didik dalam mendalami
konsep dan menguatkan kompetensi. Pergantian kurikulum ini bertujuan untuk
memaksimalkan kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum K13. Terdapat beberapa
perbedaan antara kurikulum merdeka belajar dengan kurikulum K13, salah
satunya adalah sistem pemilihan jurusan pada jenjang Sekolah Menengah Atas.
Pada kurikulum K13, peserta didik diminta untuk menentukan jurusan yang akan
dipilih sebelum menduduki bangku kelas 10. Sementara pada kurikulum merdeka
belajar, peserta didik yang berada di kelas 10 Sekolah Menengah Atas diberikan
kesempatan untuk mengenal semua mata pelajaran dari kedua jurusan yakni
bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Dengan begitu,
peserta didik memperoleh waktu selama satu tahun untuk mengenal kepribadian
dirinya sehingga dapat dengan mudah menentukan profesi yang diminatinya.
9
Tabel 2.1 Tabel Kajian Empiris
No Nama Peneliti Judul Metode Hasil
10
Dengan meninjau literatur yang relevan,
artikel ini mengidentifikasi dan
Employee Ability
menjelaskan proses di balik banyak alat
to Innovate: How
yang tersedia yang dapat memprediksi
3 A. D Amar, Kevin Can Organizations
kepribadian seseorang untuk
Mullaney Recognize It
menghasilkan inovasi. Berdasarkan
kajian dan penilaian ilmiah, tipe
kepribadian yang lebih cenderung
berinovasi juga diperkenalkan.
Kemungkinan Akibat
Siswa akan berstigma Jika hal ini di dibiarkan maka akan
bahwasanya mereka tidak mempengaruhi kesehatan mental
memiliki kemampuan untuk generasi muda Indonesia, stres
melakukan sesuatu yang sesuai dikarenakan kesulitan dalam memahami
dengan kepribadian individu materi yang mengakibatkan siswa tidak
mereka. serius dalam menekuni pembelajaran.
Solusi Judul
Penerapan metode Test Disc
personality yang mempermudah PERSONALITY STYLE
siswa dalam mengenali kepribadian DALAM MENENTUKAN
mereka sehingga meminimalisir JURUSAN DI KELAS XI
terjadinya kesalahan pemilihan SMA
jurusan.
11
2.4 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, hipotesis yang diperoleh
adalah hipotesis asosiatif dengan rincian sebagai berikut
H1 : Tipe kepribadian yang dimiliki setiap individu siswa mempengaruhi jurusan yang
akan dipilih oleh individu tersebut
H0 : Tipe kepribadian yang dimiliki setiap individu siswa tidak mempengaruhi jurusan
yang akan dipilih oleh invidu tersebut
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penemuan
1
masalah
Perumusan
2
masalah
Pencarian data
3 dan sumber
kajian
Sebaran
4
kuesioner
12
Penyusunan
5
laporan
13
individu. Adapun serangkaian pernyataan tersebut terdiri dari empat sub test yang
dimana tiap sub test merupakan pengelompokkan dari tipe kepribadian D, I, S,
dan C. Test diisi dengan skala nilai yang sesuai dengan diri individu. Skala nilai
terdiri dari satu hingga empat, dimana skala satu merupakan yang paling tidak
sesuai. Skala dua jika tidak sesuai. Skala tiga jika sesuai. Skala empat sangat
sesuai. Nilai-nilai tersebut dapat dijumlahkan menjadi raw score dan akan
dikonversi menjadi weighted score. Dalam weighted score, individu akan melihat
tipe kepribadian mana yang paling sesuai. Adapun serangkaian pernyataan
tersebut sebagai berikut
Menghindari Banyak
Ingin menang Bersahabat
konflik pertimbangan
14
Kurang suka Ingin mengerjakan Mendominasi
Pemalu
hal-hal baru banyak hal pembicaraan
15
e = Margin of error (5%)
Maka, dapat ditentukan jumlah sampel yang diperlukan dengan perhitungan di
bawah ini
n = N/(1+N x (e2))
n = 120/(1 + 120 x (0,052))
n = 120/(1 + 120 x 0,025)
n = 120/(1 + 0,3)
n = 120/1,3
n = 92,307 (dibulatkan menjadi 92)
Sehingga, sampel minimal yang diperlukan adalah 92 responden
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada bagian 4.1 berisi mengenai hasil tentang kuesioner yang telah kami sebar
kepada siswa kelas X SMA Negeri 4 Denpasar khususnya siswa CAM-34 KIRS-4
Denpasar. Berikut adalah pemaparan mengenai hasil kuesioner yang telah
disebarkan.
16
Gambar 4.1 Hasil pernyataan satu
Dilihat berdasarkan pertanyaan nomor satu, apakah siswa sempat sekali saja
merasa kebingungan dalam menentukan jurusan di kelas XI nantinya, terlihat
sebanyak 75,5% siswa kelas X atau sekitar 77 siswa menjawab dengan
pernyataan “Ya”. Sebanyak 16,6% atau sekitar 17 siswa menjawab dengan
pernyataan “Mungkin”. Sisanya, sebanyak 7,8% atau sekitar 8 siswa menjawab
dengan pernyataan “Tidak”.
17
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa terdapat 54,9% siswa yang masih
bingung dalam menentukan jurusan. Sebanyak 25,4% siswa memilih jurusan
rumpun sosial. Sedangkan 15,7% siswa memilih rumpun saintek (IPA), dan
sebanyak 4,9% siswa memilih sekolah kedinasan.
Tipe Kepribadian Jumlah Presentase
D 48 Siswa 47%
I 6 Siswa 6%
S 38 Siswa 37%
C 10 Siswa 10%
Total 102 Siswa 100%
Tabel 4.1 Hasil DISC Siswa
Dilihat berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa tipe kepribadian siswa kelas
X di SMA Negeri 4 Denpasar, khususnya siswa kelas X CAM-34 KIRS-4
Denpasar memiliki tipe kepribadian yang paling mendominasi yaitu tipe
kepribadian D (Dominance) yaitu 47% dari 102 responden atau sekitar 48 siswa.
Kemudian, disusul dengan tipe kepribadian S (Steadiness) yaitu 37% dari 102
responden atau sekitar 38 siswa. Disusul peringkat ketiga terbanyak yaitu tipe
kepribadian C (Conscitieous) yaitu sebanyak 10% dari 102 responden atau sekitar
10 siswa. Kemudian tipe kepribadian yang paling sedikit yaitu tipe kepribadian I
(Influence) yaitu sebanyak 6% dari 102 responden atau sekitar 6 siswa.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang telah dijabarkan pada bagian 4.1, dari 102 sampel data
yang diambil, siswa kelas X di SMA Negeri 4 Denpasar khususnya CAM-34
masih banyak terdapat siswa yang bingung dalam menentukan jurusan nantinya di
kelas XI. Jurusan di kelas XI sangat penting untuk dipilih sesuai dengan
kecocokan siswa dengan minat bakatnya maupun tipe kepribadiannya.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh peneliti, sebanyak 75,5% atau
sekitar 77 siswa masih sempat bingung dalam menentukan jurusan dan sebanyak
60,6% dari 77 siswa yang bingung atau sekitar 47 siswa menjawab dengan
pernyataan “Iya” yang berarti siswa tersebut belum mengenali dirinya dengan
baik. Peneliti menduga bahwasannya siswa yang masih bingung dalam memilih
18
jurusan dikarenakan pergantian kurikulum yang relatif cepat terjadi. Pergantian
kurikulum 2013 menuju kurikulum merdeka menjadi salah satu faktor penyebab
bingungnya siswa dalam menentukan jurusannya di masa depan.
Berdasarkan data yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya, siswa SMA
Negeri 4 Denpasar khususnya kelas X (CAM-34),mendominasi tipe kepribadian
pure style D yaitu Dominance sebanyak 47% dari 102 responden atau sekitar 48
siswa. Sebanyak 6% dari 102 responden memiliki tipe kepribadian pure style I
(Influence). Sedangkan tipe kepribadian pure style S dan C secara berurutan yaitu
37% dan 10% dari total 102 responden.
Seperti yang telah dipaparkan pada bagian landasan teori, tipe kepribadian D
(Dominance) seorang individu cenderung memiliki sikap yang dominan dan suka
memimpin. Individu yang memiliki tipe kepribadian ini umumnya berfokus pada
penyelesaian tugas (task oriented). Selain itu, individu yang memiliki tipe
kepribadian ini umumnya bersifat tegas, independen, dan sangat ambisius (Erfa,
2019). Meskipun tipe kepribadian ini memiliki kekuatan untuk mendominasi,
nyatanya juga terdapat kelemahan dari tipe kepribadian ini seperti terlalu
mendominasi sehingga banyak orang lain yang tidak memiliki kesempatan,
kurang memperhatikan sesuatu yang detail, tidak bisa rileks, serta banyak hal
lainnya. Individu yang memiliki tipe kepribadian Dominance memiliki
kecenderungan untuk memilih jurusan yang membutuhkan kepemimpinan seperti
kewirausahaan, politik, manajemen (manager), dan lain-lain
Sementara itu, tipe kepribadian kedua yang mendominasi yakni tipe
kepribadian S (Steadiness). Individu-individu yang memiliki tipe ini umumnya
merupakan individu yang ramah, stabil, dapat dipercaya, serta merupakan
pendengar yang baik. Meskipun demikian, individu Steadiness memiliki beberapa
kelemahan, diantaranya yaitu individu Steadiness merupkan individu yang sulit
untuk dimotivasi. Selain itu, individu tersebut juga merupakan individu yang pasif
serta tidak tegas. Selain itu, individu tersebut tidak berorientasi terhadap tugas
melainkan terhadap orang, sehingga jurusan yang cocok dengan individu
steadiness yaitu sebagai HRD (Human Resources Division), administrasi,
19
bimbingan dan konseling, ataupun jurusan-jurusan yang berhubungan dengan hal
yang monoton karena sifat individu steadiness adalah stabil.
Tipe kepribadian ketiga yang mendominasi adalah tipe kepribadian C
(Conscitieous. Individu yang memiliki tipe kepribadian ini umumnya merupakan
individu yang fokus terhadap tugas atau pekerjaan, sehingga dikatakan sebagai
task oriented atau berorientasi tugas. Namun, dalam mengerjakan tugas yang
diberikan individu tersebut sangat analitis, hati-hati, sensitive, memperhatikan
jadwal, serta selalu mengontrol diri. Hal ini membuat individu tersebut menjadi
individu yang kritis, kaku, serta terlalu perfectionist artinya individu tersebut
selalu menginginkan hal yang sempurna. Tentu hal tersebut tidak terlalu bagus
bagi individu tersebut maupun individua tau kelompok di sekitarnya. Dengan
demikian, individu tersebut cocok dalam memilih jurusan-jurusan yang
berhubungan dengan ilmu eksak seperti science dan teknologi.
Tipe kepribadian terakhir merupakan tipe kepribadian yang paling sedikit
terdapat pada siswa kelas X khususnya CAM-34 KIRS-4 Denpasar. Tipe
kepribadian ini adalah tipe kepribadian I atau Influence. Tipe kepribadian ini
umumnya merupakan seorang individu yang cenderung bersifat ramah, banyak
bicara, ekspresif, serta optimis. Tipe kepribadian influence ini merupakan
individu yang berorintasi terhadap orang atau people oriented. Namun, individu
tersebut tidak teratur, kurang bisa dipercaya, egosentris, serta individu tersebut
mudah marah. Hal ini tentunya tidak terlalu baik jika tipe kepribadian tersebut
tidak diimbangi dengan tipe kepribadian lainnya seperti steadiness. Oleh karena
itu, jurusan yang sesuai dengan individu tersebut adalah jurusan yang
memerlukan banyak interaksi dengan orang-orang disekitarnya, seperti jurusan
sosial humaniora (psikologi, hubungan internasional), serta pekerjaan yang sesuai
dengan individu tersebut di masa depan antarai lain adalah sebagai artis, designer,
public relations.
Berdasarkan grafik ketiga, bahwa sebanyak 54,9% siswa yang masih bingung
dalam menentukan jurusan. Peneliti menduga hal ini dikarenakan sistem
pergantian kurikulum, sehingga peserta didik masih memikirkan atau
20
merencanakan uang terkait jurusan yang akan dipilihnya. Sedangkan, sebanyak
24,5% atau sekitar 25 siswa sudah menentukan jurusan yang akan dipilihnya. Hal
ini membuktikan bahwa ada hubungan antara jurusan yang dipilih dengan tipe
kepribadian. Tipe kepribadian yang cocok ke dalam rumpun sosial adalah tipe
kepribadian S dan I. Jika dijumlahkan, maka tipe kepribadian I dan S memenuhi
jumlah dari 25 siswa tersebut. Namun, sebanyak 16 siswa memilih jurusan
saintek. Sedangkan, tipe kepribadian yang cocok ke dalam jurusan saintek adalah
tipe kepribadian C. artinya, ada hubungan antara jumlah siswa yang memilih
dengan jumlah tipe kepribadian yang hampir tidak jauh perbedannya. Sisanya,
peneliti menduga bahwa ada yang masih bingung dalam menentukan jurusan
maupun masih ada siswa yang memilih suatu jurusan tetapi tidak sesuai dengan
tipe kepribadiannya.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa terdapat empat tipe kepribadian yaitu D (Dominance), S
(steadiness), I (influence), dan C (Conscitieous). Dari keempat tipe kepribadian
tersebut, siswa kelas X khususnya siswa kelas X CAM-34 KIRS-4 Denpasar,
mendominasi tipe kepribadian D atau Dominance. Dimana tipe kepribadian ini
menjadikan individu memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.
21
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, data menunjukkan bahwa
masih banyak terdapat siswa yang bingung dalam menentukan jurusan di kelas XI
nantinya. Peneliti menduga hal ini disebabkan karena transisi kurikulum lama
(Kurikulum 2013) menuju kurikulum baru (kurikulum merdeka).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta data yang didapatkan, peneliti
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tipe kepribadian siswa dengan
jurusan yang dipilihnya. Hal ini dibuktikan dengan data bahwa terdapat 25 siswa
yang memilih jurusan sosial dan tipe kepribadian I serta S cocok dengan 25 siswa
tersebut.
5.2 Saran
5.2.1 Saran bagi Pemerintah
Disarankan kepada pemerintah untuk meletakkan atensinya terhadap
fenomena salah jurusan yang sudah dialami oleh banyak pelajar di Indonesia.
Berdasarkan hasil observasi, kami dapat mengetahui bahwa sebagian besar
penyebab terjadinya fenomena tersebut adalah para peserta didik belum mengenal
dirinya dengan baik. Sehingga, diharapkan agar pemerintah dapat meminimalisir
hal tersebut dengan mengembangkan suatu program yang memiliki konsep dan
tujuan untuk menuntun seorang individu agar dapat mengenali pribadinya, salah
satunya adalah sistem DISC ini. Dengan begitu, maka Indonesia dapat memiliki
sumber daya manusia yang sangat berkualitas sesuai dengan keahlian yang
ditekuninya.
5.2.2 Saran bagi Masyarakat
Disarankan kepada masyarakat untuk memerhatikan kondisi dan fenomena
yang sedang terjadi, seperti pada saat ini yakni fenomena salah jurusan ataupun
kebingungan dalam memilih jurusan oleh pelajar. Dengan begitu, masyarakat
dapat mencegah lebih awal sebelum hal tersebut terjadi dengan cara melakukan
tes kepribadian melalui sistem DISC, serta mendukung program yang akan
diciptakan atau yang telah dibuat oleh pemerintah. Sehingga, generasi Z di
Indonesia kini akan menjadi generasi penerus gemilang yang akan menggiring
Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
22
5.2.3 Saran bagi Peneliti
Diharapkan agar nanti peneliti-peneliti selanjutnya bisa menyempurnakan
penelitian mengenai pengaruh kepribadian seseorang menurut DISC terhadap
pemilihan jurusan di masa mendatang dalam ruang lingkup yang lebih luas.
Dengan begitu, fenomena salah pilih jurusan di Indonesia dapat diminimalisir
adanya. Sehingga, Indonesia dapat selangkah lebih maju menuju SDGs 2045
dengan pendidikan yang berkualitas.
23
DAFTAR PUSTAKA
10
CURRICULUM VITAE
(DAFTAR RIWAYAT HIDUP)
11
(Ni Putu Rayya Pradnyanari Bayupati)
CURRICULUM VITAE
(DAFTAR RIWAYAT HIDUP)
12
CURRICULUM VITAE
(DAFTAR RIWAYAT HIDUP)
13