Diusulkan Oleh:
YAYAT SUDRAJAT/151199
FATHUL QARIMAH/151102
TAUFIQ HIDAYAH/171548
SMAN 12 BULUKUMBA
BULUKUMBA
2017
i
ii
ii
iii
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman judul i
Lembar Pengesahan ii
Lembar Orisinalitas iii
Daftar Isi iv
Daftar Gambar vi
Daftar Tabel vii
Abstrak viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah 1
iv
v
Belajar
4.3. Karakter Peserta Didik Mengenai Metode Membaca Surah Sebelum 14
Belajar
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan 20
5.2. Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
BIODATA HIDUP 22
LAMPIRAN
A. Scan Kartu Pelajar 23
B. Scan Pembayaran 24
C. Dokementasi 25
D. Pedoman Angket 26
v
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
vii
DAFTAR TABEL
vii
viii
ABSTRAK
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
berpakaian yang tidak pantas ditiru oleh generasi muda.Selain melihat di pantai
generasi muda juga biasanya melihat di sinetron-sinetron barat yang berbaur
pornografi.Solusi dari factor yang berbahaya bagi generasi muda sampai sekarang
belum terlalu diketahui apa solusi untuk menanganinya.
Karakter yang terbaik adalah karakter yang tidak melanggar aturan aga ma,
bangsa dan Negara.Salah satu karakter yang penting adalah karakter islami bagi
generasi muda agar generasi muda bisa baik, sikap dan perilakunya kedepan.
Karakter islami adalah karakter atau watak seseorang yang bersifat islam.
Karakter islami sangat baik diterapkan pada generasi muda. Ini dilakukan agar
generasi muda dapat menjadikan akhlaknya seperti rasulullah saw. Yang bersifat
sangat baik dan dermawan terhadap semua orang. Karakter islami dapat membuat
perilaku dan sifat generasi muda lebih dewasa cara berpikirnya dan lebih sopan
terhadap apa yang dikatakannya. Serta lebih mempertimbangkan apa-apa yang
ingin diperbuatnya secara cermat dan teliti sesuai dengan ajaran islam yang
didapatkan dalam Al-qur`an dan Hadits. Didalam surah asy-syam ayat 8-10 yang
menjelaskan tentang karakter baik dan buruk, yang artinya “Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kejahatan dan ketakwaannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan Sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya.”(QS. Asy-Syam: 8-10). 12
Karakter juga bisa didapatkan dalam lingkungan sekolah. Biasanya dalam
lingkungan sekolah terdapat beberapa kegiatan yang dapat membentuk karakter
peserta didik menjadi lebih baik. Misalnya dengan mengucapkan salam, berjabat
tangan dengan guru sebelum masuk ke sekolah serta membaca surah sebelum
pembelajarn dimulai. Sebab apapun yang ingin kita kerjakan, maka sempatkanlah
dengan melafashkan basmalah, agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan lancar
dan sukses. Salah satu surah yang memiliki banyak manfaat yaitu surah al- fatihah,
telah banyak kita ketahui bahwa surah al- fatihah sangat ampuh dalam menggali
kompetensi dan kemampuan para peserta didik dengan menerapkan dan
membacanya sebelum pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari- hari.
Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan penulis dngan panjang
lebar tentang permasalahannya, maka penulis berinisiatif membuat sebuah karya
tulis ilmiah yang berjudul Implementasi Metode Pembelajaran dengan
2
3
3
4
2. Bagi penulis
a. Penulis dapat menjadikannya solusi dalam efektivitas pembelajaran
peserta didik dengan media islami yang baik.
b. penulis dapat mendirikan karakter islami bagi peserta didik agar peserta
didik dapat mendapatkan karakter yang baik dalam lingkungan sekolah.
4
5
BAB II
TELAAH PUSTAKA
5
6
6
7
ingin dicapai dalam proses pendidikan. Hal tersebut dalam istilah pendidikan
disebut dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan merupakan alat untuk pembentuk manusia Indonesia yang
berkualitas, penyayang, penyangga ekonomi nasional dan pembentuk bangsa
berkarakter. Bila nilai- nilai pendidikan tersebut diambil dari sumber dan dasar
ajaran agama islam sebagaimana termuat dalam al-qur`an dan hadits, maka proses
pendidikan tersebut disebut sebagai pendidikan islam. Dengan pengertian ini,
dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter islami adalah suatu system
penanaman nilai- nilai karakter kepada warga sekolah yang meiliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-
nilai tersebut.Baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), didi sendiri, sesame,
lingkungan maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insane kamil.
Berdasarkan uraian yang lalu dapat dipahami, bahwa berpikir Islami
berarti berpikir selamat, dan ciri utama berpikir Islami adalah berpikir-zikir,
berpikir mengenai sumber ilmu adalah wahyu, otoritasnya al-Qur’an yang pada
hakikatnya sumber ilmu adalah Tuhan (Allah), berpikir non dikhotomi atau cara
berpikir tidak memisahkan urusan dunia berdiri sendiri dan urusan akhirat berdiri
sendiri, karena semua aktivitas manusia di dunia berimplikasi akhirat, aktivitas
baik mendapat pahala, dan aktivitas buruk mendapat dosa. Dengan demikian
secara filsafati Islami semua amalan (pekerjaan) harus diawali dengan niat suci
karena Allah (zikir-zikir) agar berdimensi ibadah, karena itu tidak boleh kita
berpikir ada aktivitas ibadah dan ada aktivitas bukan ibadah.Pikir-zikir adalah
implikasi dari makna hakiki Iqra’ bismi Rabbik. Dengan demikian Iqra’ yang
tidak dilandasi bismi Rabbik adalah Iqra’ sekuler.
2.3. Pendidikan Karakter Bangsa
Tersirat dalam UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional; merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional yang harus
digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia pasal 3 UU
Sikdiknas menyebutkan “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan
membantu watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi, peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
7
8
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Karakter Bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas
baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku
berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa, karsa dan
perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai- nilai
Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika,
dan komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Fungsi Pendidikan Karakter
a. Pembentuk dan pengembang potensi: membentuk dan mengembangkan
potensi peserta didik untuk berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku
baik
b. Perbaikan dan penguatan: memperbaiki dan menguatkan peran satuan
pendidikan, masyarakat, dan pemerintah dalam mempertanggung jawabkan
potensi peserta didik yang lebih bermartabat
c. Penyaring: menyaring/ memilih budaya bangsa Iain yang tidak sesuai
dengan nilai- nilai budaya dan karakter budaya yang bermartabat
2. Tujuan Pendidikan Karakter
a. Mengembangkan potensi hati nurani peserta didik sebagai manusia dan
warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa
b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius
c. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,
kreatif, berwawasan kebangsaan
d. Menanamkan jiwa keteladanan, kepemimpinan dan tanggung jawab peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa
e. Mengembangkan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
aman, jujur, penuh kreativitas, persahabatan serta dengan rasa kebangsaan
yang tinggi.
3. Keterkaitan Nilai Karakter
a. Religius j. Tangggung jawab
b. Jujur k. Rasa ingin tahu
8
9
9
10
BAB III
METODE PENULISAN
10
11
11
12
BAB IV
PEMBAHASAN
12
13
didik/wati sebanyak 44 orang sampai saat ini telah 19 kali menamatkan, sedang
aluminya tersebar dibeberapa perguruan tinggi baik Negeri maupun swasta, baik
dalam Negeri maupun luar Negeri, utamanya Mesir Cairo untuk melanjutkan
pendidikannya, bahkan telah banyak menjadi PNS, POLRI dan TNI serta swasta.
4.2. Penerapan Metode Pembelajaran dengan Membaca Surah Sebelum
Belajar
a. Tanggapan Pujianti S.Ag,M.PdI. (45 Tahun)
Beliau merupakan guru agama di pondok pesantren Babul Khaer
Bulukumba. Kami mewawancarai tentang penerapan metode pembelajara
membaca surah sebelum belajar, beliau merespon dengan mengatakan bahwa
“penerapan metode tersebut sangat baik sekali, karna memiliki manfaat yang
sangat luar biasa diantaranya, anak – anak akan mudah memahami bacaan
surah, memudahkan guru untuk mengontrol hafalan peserta didik,
memudahkan guru untuk mengetahui kelancaran dalam membaca al-qur’an.”
Adapun karakter yang utama dalam pembentukan karakter islami peserta didik
yaitu karakter kedisiplinan, religius dan kejujuran. Dari segi kedisiplinan,
menurut ibu puji guru tidak repot lagi mengingatkan peserta didik tentang
bacaan – bacaan sebelumnya dan akan merefresh ingatan pesrta didik tentang
bacaan al-qur’an. Lanjut kata beliau bahwa salah satu cara meningkatkan
karakter yang islami bagi peserta didik yaitu dengan metode bershalawat.
b. Tanggapan Kamaruddin Lehong S.Pd, M.Pd (47 tahun)
Beliau merupakan kepala tata usaha di Pesantren Babul Khaer
Bulukumba. Sama seperti responden kami sebelumnya, kami mewawancarai
beliau dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang penerapan metode
pembelajaran dengan membaca surah sebelum belajar. Beliau mengatakan
bahwa “ ilmu merupakan hidayah, Nur (cahaya), seseorang yang menhawali
belajar dengan membaca al-qur’an itu hatinya mudah terbuka dan hati ang
terbuka ilmu akan mudah masuk. Beda watak seseorang dengan hati yang ada
al-qur’an dengan hati yang tidak ada al-qur’an. Doa yang terbaik itu dengan
membaca al-qur’an.” Belau lanjut mengatakan, Dalam pepatah arab tentang
pentingnya ilmu yaitu al ilmu qannuri fir hidayah yang berarti ilmu itu seperti
cahaya. Beliau lanjut berbicara tentang manfaat ketika membaca al-qur’an
13
14
14
15
seseorang untuk menjalani hidup atas rahmat kasih sayang tuhan, kedua
permohonan untuk ditunjuki jalan yang lurus, ketiga membaca surah al- fatihah
menjadi awal yang baik bagi peserta didik dalam mencari ilmu pengetahuan.”
Beliau lanjut mengatakan bahwa Pembentukan karakter di mulai dari nilai-
nilai keimanan, yaitu adanya keyakinan kepada kandungan makna surah
alfatihah serta menjadi inspirasi dalam hidupnya, minimal segala sesuatunya
harus dimulai dengan nilai- nilai keimanan kepada tuhan yang maha esa. Itu
bisa menjadi salah satu faktor utama dalam pembentukan karakter, yaitu
adanya keyakinan seseorang bahwa dia senantiasa dilihat, dipantau diawasi
oleh maha kuasa, sehingga semua ucapannya semua tindakannya agar
senantiasa sesuai dengan kehendak yang maha kuasa. Pembentukan karakter
tidak bisa lepas dari nilai-nilai keagamaan dan nilai- nilai bangsa.
4.3. Karakter Peserta Didik Mengenai Metode Membaca Surah Sebelum
Belajar
a. Karakter Disiplin Peserta didik
Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang
dipercaya merupakan tanggung jawabnya. Sedangkan pendisiplinan adalah
usaha untuk menanamkan nilai ataupun pemaksaan agar subjek memiliki
kemampuan untuk menaati sebuah peraturan. Membangun pendidikan yang
cerdas dimulai dari disiplin, disiplin yang ditetapkan oleh seorang pelajar
tanpa disadari pelajar akan mendapatkan manfaat yang sangat berharga dari
kedisiplinan yang diterapkan.
Tabel 4.1 Karakter Disiplin
No Jawaban Peserta Didik Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 11 40
2 Sering 17 53.3
3 Jarang 2 6.6
4 Tidak Pernah 0 0
Jumlah 30 100
15
16
60
50
40
30 Frekuensi
20 Persentase
10
0
selalu Kadang Jarang Tidak
kadang Pernah
16
17
60
40
20 Frekuensi
Persentase
0
17
18
50
40
30
20 Frekuensi
10 Persentase
0
Selau Kadang Jarang Tidak
Kadang Pernah
18
19
sangat penting pada peserta didik untuk menggapai kesuksesan dirinya dimasa
yang akan datang.
Tabel 4.4 Karakter Kejujuran
No Jawaban Peserta Didik Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 9 26.8
2 Sering 11 31.1
3 Jarang 6 21.1
4 Tidak Pernah 4 18.8
Jumlah 30 100
40
30
20
Frekuensi
10
Persentase
0
Selalu Kadang Jarang Tidak
Kadang Pernah
19
20
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Pujianti yang menyatakan tentang
penerapan metode membaca surah sebelum belajar yag memberikan
tanggapan sangat positif apabila penerapan tersebut diterapkan, adapun
manfaat yang didapat peserta didik yaitu dapat mengontrol bacaan surah dari
peserta didik serta memudahkan guru untuk mengetahui kelancaran membaca
Al-qur’an peserta didik.
2. Adapun berbagai karakter yang terdapat berdasarkan pembagian angket ke
peserta didik di Pondok Pesantren Babul Khaer Bulukumba. Karakter disiplin
dengan hasil persentase 53.3%, karakter religius dengan persentase 47,7%,
karakter bertanggung jawab dengan persentase 46,6%, karakter kejujuran
dengan persentase 31.1%. ini telah membuktikan bahwa penerapan metode
membaca sebelum belajar sangat bermanfaat dalam pembentukan karakter
islami peserta didik
5.2. Saran
1. Bagi pemerintah
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai solusi dalam
meningkatkan karakter islami ke peserta didik serta pemerintah
mengembangkan penerapan tersebut.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebaiknya penelitian ini dijadikan sebagai inovasi pembelajaran pada
pembentukan karakter islami pada peserta didik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebaiknya penelitian ini dikembangkan lebih mendalm dan lebih luas lagi
dalam membangun karakter islami peserta didik.
20
21
Daftar Pustaka
Jurnal
Abdullah Munir, Pendidikan Karakter (Membangun Karakter Anak Sejak
DariRumah), (Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, Anggota
IKAPI, 2010), Cet. 1 hlm 2.
UU RI No 20 tahun 2003
Internet
Jbptunikomppgdl-herdyefend-35109-9-unikom_h- i.pdf
Badrusa2am.blogspot.com/2014/07/pentingnya-kedisiplinan-dan-
pendidikan.html?m=1
www.kamarsemut.com/2015/08/pengertian-dan-tinjauan-
tentang_76.html?m=1
21
22
22
23
Lampiran
Scan Kartu Pelajar
23
24
Dokumentasi
24
25
ANGKET
Nama :
Kelas:
A. Indikator Disiplin
1. Apakah anda melakukan metode membaca surah diawal pembelajaran?
a. Selalu c. Jarang
b. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
2. Apakah anda tepat waktu membaca surah sebelum pembelajaran
dimulai?
a. Selalu c. Jarang
b. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Apakah anda mengikuti tata cara membaca surah sebelum belajar?
a. Selalu c. Jarang
b. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
B. Indikator Religius
1. Apakah anda membaca surah dengan sungguh-sungguh?
a. Selalu c. Jarang
b. Kadang-kadang d. Tidak Pernah
2. Apakah anda memahami makna surah yang dibaca?
a. Selalu c. Jarang
b. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Apakah anda menerapkan arti surah yang dibacakan?
a. Selalu c. Jarang
b. Kadang-kadang d. Tidak pernah
C. Indikator bertanggung jawab
1. Apakah anda membaca surah dengan semangat?
a. Selalu c. Jarang
b. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Apakah anda tertib dalam membaca surah sebelum belajar?
a. Selalu c. Jarang
b. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Apakah anda membawa Al – qur’an pribadi untuk membaca surah
sebelum belajar?
a. Selalu c. Jarang
b. Kadang-kadang d. Tidak pernah
25
26
D. Indikator kejujuran
1. Apakah anda pernah berbohong mengenai membaca surah sebelum
belajar/
a. Selalu c. Jarang
b. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Apakah anda pernah menyontek?
a. Selalu c. Jarang
b. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Mana yang lebih baik nilai pas – pasan dengan cara jujur, atau nilai
tinggi dengan cara curang?
a. Nilai pas-pasan tapi jujur
b. Nilai tinggi tapi curang
c. Ragu – ragu
Pedoman Wawancara
26