Anda di halaman 1dari 89

STRATEGI GURU SEJARAH DALAM MENERAPKAN

DISIPLIN SISWA KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 5 SIGI

Oleh
Alfret Putra Widodo
No. Stb. A 311 18 100

HASIL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada program
Studi Pendidikan Guru Sejarah Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022/2023
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4 Manfaat Penelitian 7
1.5 Batasan Istilah 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Penelitian yang Relevan 9
2.2 Kajian Pustaka
2.2.1 Pengertian Strategi 14
2.2.2 Pengertia Guru 16
2.2.3 Fungsi Dan Peran Guru 18
2.2.4 Pengertian Disiplin 20
2.2.5 Fungsi Disiplin 21
2.3 Kerangka Pemikiran 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 24
3.2 Lokasi Penelitian 24
3.3 Subjek Penelitian 25
3.4 Teknik Pengumpulan Data 25
3.5 Teknik Analisis Data 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 28

i
4.2 Hasil Penelitian 37
4.3 Pembahasan 50
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 59
5.2 Saran 61
DAFTAR PUSTAKA 62
LAMPIRAN 65

ii
DAFTAR TABEL

2.1 Penelitian Relevan 10


2.3 Kerangka pemikiran 23
4.1 keadaan Ruangan SMA NEGERI 5 SIGI 30
4.2 keadaan lapangan upacara dan lapangan olaraga SMAN 5 SIGI 32
4.3 Keadaan Guru Dan Pegawai 32
4.4 Jumlah Siswa 34
4.5 Jumlah Siswa Berdasarkan Agama 34
4.6 Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan 34

iii
DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran 23
2. Dena Sekolah SMA NEGERI 5 SIGI 30

iv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembaran Observasi Kediplinan Guru 65


2. Lembaran Observasi Kedisplinan Siswa 67
3. Pedoman wawancara dengan guru sejarah 69
4. Pedoman wawancara dengan siswa 71
5. Dokumentasi kegiatan penelitian 72
6. Surat izin observasi 78
7. Surat izin penelitian 79
8. Surat sk pembimbing 80

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Inovasi pendidikan saat ini sangat diperlukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di suatu negara. Pendidikan itu sendiri merupakan
aspek penting dalam mengembangkan seluruh potensi dan kepribadian
manusia. Seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional bahwa pendidikan
bertujuan untuk mengembangkan kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. (Maunah, 2016)
Karakter adalah bentuk watak, tabiat, akhlak yang melekat pada

pribadi seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi yang digunakan

sebagai landasan untuk berpikir dan berperilaku sehingga menimbulkan

suatu ciri khas pada individu tersebut. Karakter individu akan berkembang

dengan baik, apabila memperoleh penguatan yang tepat, yaitu berupa

pendidikan. (Maunah, 2016) Proses dan hasil upaya pendidikan

dampaknya tidak akan terlihat dalam waktu yang segera, akan tetapi

melalui proses yang panjang. Melalui upaya tersebut setidaknya generasi

muda akan lebih memiliki daya

1
2

tahan dan tangkal yang kuat terhadap setiap permasalahan dan tantangan

yang datang. “Pendidikan karakter merupakan penciptaan lingkungan

sekolah yang membantu siswa dalam perkembangan etika, tanggung

jawab melalui model, dan pengajaran karakter yang baik melalui nilai-nilai

universal” (Maunah, 2016). Nilai-nilai karakter ini sudah seharusnya

ditanamkan kepada siswa sehingga mereka mampu menerapkan dalam

kehidupannya baik di keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara sehingga

dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya salah

satu karakter yang wajib dimiliki oleh seorang warga Negara yang baik

ialah disiplin.

Menurut Liang Gie dalam (Mu, 2019) mendefinisikan “disiplin

adalah suatu keadaan tertib di mana orang-orang yang tergabung dalam

suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan

rasa senang hati”. Menurut Hidayatullah dalam (Setiawan, 2013) “

kedisiplinan menjadi alat yang ampuh dalam mendidik karakter”. Banyak

orang yang sukses karena menegakkan kedisiplinan. Sebaliknya, banyak

yang membangun sesuatu tidak berhasil karena kurang atau tidak disiplin.

Banyak agenda yang telah di tetapkan tidak dapat berjalan karena kurang

di siplin. Kurangnya disiplin dapat berakibat melemahnya motivasi

seseorang untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu, betapa pentingnya

menegakan disiplin agar sesuatu yang di ingankan dapat tercapai dengan

tepat waktu. Dengan demikian, penegakan kedisplinan merupakan salah

satu strategi dalam membangun karakter seseorang. . jika penegakan


3

disiplin dapat di lakukan seseorang berulang-ulang dan terus menerus,

maka lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan yang positif.

Kedisplinan seseorang tidak tumbuh dengan sendirinya, di

perlukan berbagai upaya pembinaan terhadap warga Negara yang harus

terus menerus di lakukan secara bertahap dan berkesinambungan sehingga

sesaui dengan tujuan yang di harapkan yaitu terbentuknya karakter

kediplinan warga Negara. Disiplin dapat tumbuh dan dibina dalam latihan,

pendidikan atau penanaman kebiasaan yang dimulai dari lingkungan

keluarga.

Salah satu bentuk pembinaan terhadap sikap dan perilaku disiplin

adalah melalui pendidikan di Sekolah. Penguatan karakter merupakan

sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan tanpa terkecuali

fungsi pendidikan nasional. Karakter akan berkembang jika semua pihak

memiliki kemauan bersama untuk melakukan dan melaksanakan proses

pendidikan karakter.

Karakter sebagai standar atau norma dan sistem nilai yang

terimplementasi dalam berbagai bentuk kualitas diri. Tanggung jawab

pendidikan untuk mewujudkan manusia yang berkualitas terutama dalam

mempersiapkan guru menjadi subjek yang makin berperan, menampilkan

keunggulan yang tangguh, kreatif, mandiri, profesional dan produktif

dibidangnya masing-masing merupakan suatu hal yang tidak mudah atau

gampang.
4

Guru memiliki peran yang cukup penting di lingkungan sekolah.

Aspek yang tidak kalah penting dari proses pendidikan adalah membangun

karakter dari peserta didik. Menurut Bafadal dalam (Setiawan, 2013)

“guru profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri

dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari”. Profesionalisme yang

dimaksud adalah satu proses yang bergerak dari ketidaktahuan menjadi

tahu, dari ketidakmatangan menjadi matang. Dalam membangun karakter

peserta didik di sekolah, guru memiliki posisi yang strategis sebagai

pelaku utama. Sikap dan perilaku seorang guru sangat membekas dalam

diri siswa,dengan demikian guru memiliki tanggung jawab yang besar

dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral.

Seorang guru dalam melaksanakan pembentukan karakter tentunya

mempunyai strategi agar nilai-nilai karakter yang diberikan dapat

dipahami, diterima dan diaplikasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-

hari baik itu di sekolah maupun masyarakat. Guru dapat menggunakan

strategi pembelajaran langsung (direct instruction) atau strategi

pembelajaran tidak langsung (indirect instruction)

Strategi pembelajaran langsung dinyatakan sebagai bentuk

pendekatan pengajaran yang berorientasi kepada guru, sebab dalam

strategi ini guru memegang peranan yang sangat dominan. Melalui

strategi ini guru menyampaikan materi pelajaran secara terstruktur.

sedangkan strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri,

induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penemuan.


5

Berlawanan dengan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran tak

langsung umumnya berpusat kepada peserta didik. Penaran guru bergeser

dari seorang penceramah menjadi fsilitator (Jeklin, 2016).

Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti pada hari

selasa tanggal 24 mei 2022 di SMA NEGERI 5 SIGI. Adanya peneliti

temukan bahwa kasus pelanggaran yang terjadi di sekolah SMA NEGERI

5 SIGI mengalami peningkatan. Di ketahui sejak tahun 2021 setelah

sekolah menetapkan proses belajar mengajar di lakukan secara ofline atau

tatap muka dengan tetap mematuhi protocol kesehatan. Peneliti melakukan

penelitian di kelas XI IPS 1 Yang dimana kasus pelanggaran lebih sering

terjadi dikelas tersebut, di ketahui pada tahun 2022 kasus pelanggaran

yang terjadi mengalami peningkatan.

Melihat dari jumlah siswa yang mencapai 315 siswa yang terdiri

dari beberapa kelas, khasus pelanggaran yang sering terjadi di sekolah itu

ialah adanya siswa kurang disiplin dalam hal, sering datang terlambat suka

membolos dan tidak tertib dalam berpakaian, khususnya pada kelas XI IPS

1. Hal ini peneliti temukan dari beberapa data yang peneliti temui di

lapangan, yakni pada absensi kelas XI IPS 1 tersebut.

. Maka dari itu Pendidikan karakter disiplin adalah salah satu

bagian penting di sekolah khususnya kelas XI IPS1 di SMA NEGERI 5

SIGI, alasan saya memilih melakukan penelitian di kelas XI IPS 1 hal ini

di lihat dari kedisiplinan siswa di kelas tersebut yang sangat rendah di

bandingkan dengan beberapa kelas yang lain baik itu disiplin dalam aturan
6

sekolah, disiplin dalam proses belajar mengajar, maupun displin dalam

waktu.

Maka dari uraian di atas saya tertarik untuk melakukan penelitian

di sekolah SMA NEGERI 5 SIGI, kecamatan kulawi kabupaten sigi,

dengan judul “Strategi Guru Sejarah dalam menerapkan Disiplin Siswa di

SMA Negeri 5 Sigi” dalam hal ini penulis lebih fokus kepada guru selaku

tenaga pengajara sekaligus pendidik siswa-siswi tersebut. Dimana melihat

dari angka kasus pelanggaran yang di lakukan oleh siswa sangat tinggi.

Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian bagaimana strategi

seorang guru dalam menerapkan disiplin siswa kelas XI IPS 1 di SMA

NEGERI 5 Sigi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah yang telah di kemukaan di

atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adlaah:

1. Bagaimana Strategi guru sejarah dalam menerapkan disiplin siswa

kelas XI IPS1 di SMA NEGERI 5 SIGI?

2. Apa saja yang menjadi Kendala yang di hadapi guru sejarah dalam

menerapkan disiplin siswa kelas XI IPS1 di SMA NEGERI 5 SIGI?

3. Bagaimaan Upaya guru sejarah mengatasi kendala-kendala yang di

hadapi dalam menerapkan disiplin siswa kelas XI IPS1 di SMA

NEGERI 5 SIGI?

1.3 Tujuan Penelitian


7

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas maka

tujuan yang akan di capai pada penelitian ini ialah:

1. Mendeskripsikan Strategi guru sejarah dalam menerapkan disiplin

siswa kelas XI IPS1 di SMA NEGERI 5 SIGI.

2. Mendeskripsikan Kendala yang di hadapi guru sejarah dalam

menerapkan disiplin siswa kelas XI IPS1 di SMA NEGERI 5 SIGI.

3. Mendeskripsikan Upaya guru sejarah mengatasi kendala-kendala

yang di hadapi dalam menerapkan disiplin siswa kelas XI IPS1 di

SMA NEGERI 5 SIGI.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupu secara praktis sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Dapat memeberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan menerapkan disiplin

siswa kelas XI IPS1 di SMA NEGERI 5 SIGI.

3. Manfaat Praktis

a. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai salah satu

pilihan atau referensi dalam menerapkan disiplin siswa.

b. Bagi siswa

Penelitian ini dapat membantu siswa dalam menerapkan

disiplin di lingkungan sekolah maupun di rumah.


8

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi

sekolah SMA NEGERI 5 SIGI agar dapat memperhatikan disiplin

siswa yang di lakukan oleh guru sejarah, dalam memberikan

sumbangan yang positif dan bermanfaat daslam upaya pembinaan

dan pengembangan karakter disiplin siswa.

d. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman langsung dalam menerapkan

disiplin siswa melalui penelitian yang di lakukan agar menjadi

bekal ilmu untuk mempersiapkan diri menjadi tenaga pendidik di

kemudian hari.

1.5 Batasan Istilah

Dari judul yang di pilih peneliti, ada beberapa penegasan isitilah

supaya menghindari kesalahan penafsiran di antara pembaca. Istilah

tersebut antara lain:

1. Strategi Guru Sejarah adalah upaya atau cara yang di lakukan untuk

bertindak dalam menerapkan disiplin siswa yang di mana seorang

guru memiliki cara khusus untuk melakukan pendekatan dalam

menerapkan disiplin bersama siswa.

2. Membangun adalah proses untuk memabangkitkan kemauan agar

tercapainya suatu tujuan yang di capai.

3. Karakter displin adalah suatu keadaan tata tertib dimana anggota

atau orang-orangnya harus menaati peraturan tersebut.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Yang Relevan


Peneilitian mengenai strategi guru sejarah dalam menerapkan disiplin

siswa sebelumnya sudah pernah di teliti , penelitian relevan ini mengkaji

penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul yang di lakukan peneliti di

SMA NEGRI 5 SIGI. Adapun peneilitian terdahulu yang menjadi acuan

dalam dalam penulisan penelitian ini aialah:

1. Pian pabetteng (2019) “ strategi guru sejarah dalam pembentukan


karakter siswa di kelas X SMA KATOLIK SANTO ANDREAS
PALU”. Hasil yang di temukan adalah strategi pembelajaran yang di
terapkan guru sejarah yaitu strategi pembelajaran langsung dan strategi
pembelajaran tidak langsung. Dan guru membentuk karakter siswa
melalui kegiatan belajar mengajar dengan menekankan nilai karakter
yang ada dalam proses pembelajaran dan peneladanan. Nilai karakter
tersebut yaitu religious, jujur, toleransi, disiplin, mandiri, dan cinta
tanah air.
2. Faisal (2016) “ peran guru PKN dalam membina karakter disiplin
siswa di SMP N 1 SAUSU. Peran guru PKn di SMP N 1 sausu sudah
memiliki kemampuan yang baik dalam pengembangan karakter disiplin
siswa. Hal ini di buktikan dalam upaya yang di lakukan guru PKn
dalam bembina karakter di siplin siswa agar dapat lebih mengetahui dan
memahami pentingnya perilaku ahklak dan moral yang di tetapkan
kepada seluruh siswa untuk membentuk kepribadian siswa dan
keseharian, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga
dan masyarakat.

9
10

Tabel 2.1 Penelitian Relevan

Persamaan Perbedaan
Pian Faisal Pian Faisal Alfret
Alfret
Aspek Pabetten (2016) Pabette (2016) Putra
Putra
Penelitia g ng Widodo
Widodo
n (2019) (2019 (2022
(2022)
)
Judul Aspek Peran Strategi Stratefi Peran Strategi
penelitia
persamaa guru PKn guru guru guru guru
n n strategi dalam sejarah sejarah dalam dalam
guru membina dalam dalam membina menerapk
sejarah karakter menerap pemben karakter an
dalam disiplin kan tukan siswa karakter
pembent siswa karakter karakte disisplin
ukan disiplin r siswa siswa
karakter siswa
siswa
Rumusan 1.Bagaim 1.Bagaim 1.Bagai Bagaim Bagaima Strategi
masalah ana ana mana ana na peran guru
strategi strategi Strategi strategi guru PKn sejarah
pembelaj pembelaj guru pembel memotiva dalam
aran guru aran guru sejarah ajaran si siswa menerapk
sejarah di sejarah di dalam guru di agar an
SMA SMA memban SMA berkarakt karakter
katolik katolik gun katolik er displin displin
Santo Santo karakter santo di SMP siwwa di
andreas andreas disiplin andreas NEGRI1 SMA N 5
palu? palu? siswa di palu SAUSU SIGI
2.Bagaim 2.Bagaim SMA
ana ana NEGER
pembent pembent I 5
ukan ukan SIGI?
karakter karakter 2. Apa
siswa di siswa di saja
SMA SMA yang
Katolik Katolik menjadi
Santo Santo Kendala
Andreas Andreas yang di
palu? palu? hadapi
Bagaima Bagaima guru
na na sejarah
strategi strategi dalam
guru guru memban
sejarah sejarah gun
11

dalam dalam karakter


pembent pembent disiplin
uka uka siswa di
karakter karakter SMA
siswa di siswa di NEGER
SMA SMA I 5
skatolik skatolik SIGI?
santo santo 3.Bagai
andreas andreas maan
palu? palu? Upaya
guru
sejarah
mengata
si
kendala-
kendala
yang di
hadapi
dalam
memban
gun
karakter
disiplin
siswa di
SMA
NEFERI
5 SIGI?

Tujuan 1.Mendes 1.Untuk 1.Mende Untuk Untuk Untuk


penelitia menget mengetah mengetah
kripsikan mengetah skripsik
n ahui ui peran ui strategi
strategi ui an strategi guru PKn guru
guru dalam sejarah
pembelaj peranan Strategi
dalam memotiva dalam
aran guru guru PKn guru menera si siswa menerapk
pkan agar an
sejarah di memotiv sejarah
disiplin berkarakt karakter
SMA asi siswa dalam siswa. er disiplin disiplin
. siswa.
katolik agar menerap
santo berkarakt kan
andreas er disiplin
palu. disiplin siswa di
2.Mendes di SMP SMA
12

kripsikan Negeri 1 NEGER


pembent sausu. I 5 SIGI.
ukan 2.Untuk 2.Mende
karakter mengetah skripsik
siswa di ui upaya an
SMA guru PKn Kendala
katolik dalam yang di
santo menerap hadapi
andreas kan guru
palu. aturan sejarah
3.Mendes disiplin dalam
kripsikan siswa di menerap
strategi SMP kan
guru Negeri 1 karakter
sejarah sausu disiplin
dalam siswa di
pembent SMA
ukan NEGER
karakter I 5 SIGI.
siswa di 3.Mende
SMA skripsik
santo an
andreas Upaya
palu. guru
sejarah
mengata
si
kendala-
kendala
yang di
hadapi
13

dalam
menerap
kan
disiplin
siswa di
SMA
NEFERI
5 SIGI.

Metode Deskripti Kualitatif Deskript Lokasi Lokasi Lokasi


penelitia f if peneliti penelitian penelitian
n kualitatif kualitati an di di SMP di SMA N
f SMA NEGERI 5 SIGI.
Santo 1 SAUSU
Andrea
s Palu
Hasil Strategi Berdarsk Strategi Upaya –
penelitia pembelaj an hasil pembel upayabya
n aran yang penelitia ajaran ng
di n bahwa langsun dilakukan
terapkan peranan g yang oleh
guru guru di di guru
sejarah SMP paduka yaitu
yaitu Negeri 1 n memberi
strategi sausu dengan kan
pembelaj dalam metode nasehat
aran membina cerama kepada
langsung karakter h siswa
dan disiplin sedang yang
pembelaj siswa kan kurang
aran sebagai strategi disiplin
tidak tenaga pembel apabila
langsung. pendidik ajaran siswa
Strategi memiliki tidak tersebut
pembelaj karakteri langsun masih
aran stik g di melakuka
langsung dalam padeuk n
di keberhasi andeng pelanggar
padukan lan untuk an an
dengan mengem metode makansis
metode bangkan inquiri. wa
ceramah, sumber tersebut
14

sedangka daya akan


n strategi manusia diberikan
pembelaj khususny sangsi.
aran a siswa.
tidak Upaya-
langsung upaya
di yang
padukan dilakuka
dengan oleh guru
metode yaitu
inquiri. memberi
Dan guru kan
membent nasehat
uk kepada
karakter siswa
siswa yang
mnelalui kurang
kegiatan disiplin
belajar apabila
mengajar siswa
dengan tersebut
menenka masih
nan nilai melakuka
karakter n
yang pelangga
dalam ran maka
proses siswa
pembelaj tersebut
aran dan akan
peneland diberikan
anan sangsi
sesuai
yang
dilanggar
anya.

2.2 Kajian Pustaka


2.2.1. Pengertian Strategi

Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan

oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan. Dalam Kamus Besar
15

Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai sasaran khusus (yang diinginkan).

Menurut Mc.leod dalam (Fitriyah, 2018) mengutarakan bahwa secara

harfiah dalam bahasa inggris kata “strategi” dapat di artikan sebagai seni (art)

melaksanakan stratagem yakni siasat arau rencana.

Menurut Hamdani dalam (Rosdiana & Kurniawan, 2019) Strategi adalah


suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif
kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran,. Guru adalah
seoarang pendidik yang mentransfer ilmu kepada peserta didik. Strategi
guru adalah cara/ prosedur yang digunakan oleh guru untuk mencapai
suatu tujuan tertentu dalam proses pembelajaran maupun diluar
pembelajaran dengan kondusif.

istilah strategi banyak dipinjam oleh bidang-bidang ilmu lain, termasuk

bidang ilmu pendidikan. Dalam kaitannya dengan belajar mengajar, pemakaian

istilah strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu

sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar. Maksudnya

agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai secara berdaya guna

dan berhasil guna, guru dituntut memiliki kemampuan mengatur secara umum

komponen- komponen pengajaran sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan

fungsi antar komponen pengajaran dimaksud.

Menurut Newman dan Logan dalam (Pulungan, 2017) strategi dasar arti

setiap usaha meliputi empat masalah yaitu:

a. Pengindentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang


harus dicapai dan menjadi sasaran usaha tersebut, dengan
mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.
b. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk
mencapai sasaran.
c. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak
awal sampai akhir.
16

d. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan ukuran baku yang akan
digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.

Strategi di atas dapat di artikan sebagai pola-pola atau langkah-langkah

yang di bentuk oleh berbagai usaha yang di rencanakan individu sehingga dapat

memenuhi minimal yang di butuhkan untuk memecahkan masalah yang langsung

mereka hadapi. Dalam pengembangan kedisiplinan dapat dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut :

b. Dengan Pembiasaan
Anak dibiasakan melakukan sesuatu dengan baik, tertib dan tertur,
misalnya berpakaian rapi, keluar masuk kelas harus hormaguru, harus
memberi salam dan lain sebagainya.
c. Dengan Contoh Dan Teladan
Dengan tauladan yang baik atau uswatun hasanah, karena murid akan
mengikuti apa yang mereka lihat pada guru, jadi guru sebagapanutan
murid untuk itu guru harus menjadi contoh yang baik
d. Dengan Penyadaran
Kewajiban bagi para guru untuk memberikan penjelasan penjelasan,
alasan-alasan yang masuk akal atau dapat diterima oleh anak. Sehingga
dengan demikian timbul kesadaran anak tentang adanya perintah-
perintah yang harus dikerjakan dan larangan-larangan yangharus
ditinggalkan
e. Dengan Pengawasan Atau Kontrol
Bahwa kepatuhan anak atau tata tertib mengenal juga naik turun, dimana
hal tersebut disebabkan oleh adanya situasi tertentu yang
mempengaruhi terhadap anak. Adanya anak yang menyeleweng atau
tidak mematuhi peraturan maka perlu adanya pengawasan atau
kontrol yang itensif terhadap situasi yang tidak diinginkan akibat
akan menginginkan keseluruhan.(Liska et al., 2021)

2.2.2 Pengertian Guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagaimana dijelaskan Mujtahid

dalam bukunya yang berjudul “Pengembangan Profesi Guru”, definisi guru adalah

orang yang pekerjaan, mata pencaharian, atau profesinya mengajar. Kemudian, Sri
17

Minarti mengutip pendapat ahli bahasa Belanda, J.E.C. Gericke dan T. Roorda

dalam (Mukaromah, 2018) , yang menerangkan bahwa guru berasal dari bahasa

Sansekerta yang artinya berat, besar, penting, baik sekali, terhormat, dan pengajar.

Sementara dalam bahasa Inggris dijumpai beberapa kata yang berarti guru,

misalnya teacher yang berarti guru atau pengajar, educator yang berarti pendidik

atau ahli mendidik, dan tutor yang berarti guru pribadi, guru yang mengajar di

rumah, atau guru yang memberi les.

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan

ilmu pengetahuan kepada anak didik. Kemudian guru dalam pandangan

masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat

tertentu, tidak harus di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di

surau atau mushola, di rumah dan sebagainya, sebab guru adalah suatu jabatan

professional yang pada hakekatnya memerlukan persyaratan keterampilan tekhnis

dan sikap kepribadian tertentu yang semuanya itu dapat diperoleh melalui proses

belajar mengajar dan latihan, Roestiyah N.K. dalam (holisah, 2019) mengatakan

bahwa:

“Seorang pendidik professional adalah seorang yang memiliki


pengetahuan, keterampilan dan sikap professional yang mampu dan setia
mengembangkan profesinya, menjadi anggota organisasi professional
pendidikan memegang teguh kode etik profesinya, ikut serta didalam
mengomunikasikan usaha pengembangan profesi bekerja sama dengan
profesi yang lain”

Guru adalah suatu profesi yang bertanggung jawab terhadap pendidikan

siswa. Hal ini dapat dipahami dari beberapa pengertian dibwah ini:

a. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian

khusus sebagai guru.


18

b. Guru adalah seorang yang mampu melaksanakan tindakan pendidikan

dalam suatu situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan

atau seorang dewasa jujur, sehat jasmani dan rohani, susila, ahli,

terampil, terbuka adil dan kasih sayang.

c. Guru adalah salah satu komponen manusia dalam proses bellajar

mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya

manusia yang potensial di bidang pembangunan

Menurut Poerwadarminta dalam (Cruz, 2013) guru adalah seseorang yang

memiliki tugas sebagai fasilitator sehingga siswa dapat belajar dan

mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, baik yang

didirikan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat atau swasta. Dengan

demikian, guru tidak hanya dikenal secara formal sebagai pendidik, pengajar,

pelatih, pembimbing, tetapi juga sebagai social agent hired by society to help

facilitate members of society who attend schools, atau agen sosial yang diminta

masyarakat untuk memberikan bantuan kepada warga masyarakat yang akan dan

sedang berada di bangku sekolah.

2.2.3 Fungsi Dan Peranan Guru

Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan

pengetahuan, keterampilan, dan karakter peserta didik. Mewujudkan SDM yang

mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan karakter peserta didik diperlukan

sikap disiplin. Kedisiplinan akan terwujud jika kinerja guru dalam hal

pengajarannya sesuai dengan standar yang berlaku di sekolah, sehingga dapat

menjadi pedoman siswa. Oleh karena itu, kedisiplinan perlu dilaksanakan agar
19

pencapaian tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Guru juga memiliki

peran sebagai suri tauladan dalam pelaksanaan disiplin. Teladan guru sangat

berperan dalam menentukan kedisiplinan siswa karena guru dijadikan teladan dan

panutan oleh para siswanya. Guru harus memberi contoh yang baik, jujur, adil,

serta sesuai kata dengan perbuatan.

Menurut Trianto dalam (Kharisma & Suyatno, 2019) Peranan dalam

makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan

siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam

rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Guru merupakan designer (perancang)

dalam pendidikan anak. Jadi gurulah yang akan mengelola pengetahuan anak dan

gurulah yang dapat membuat anak menjadi seorang yang kreatif ataupun seorang

yang malas.

Secara umum yang mendasari peranan guru dalam pembelajaran adalah

pancasila dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UUSPN

No. 20 tahun 2003 bahwa pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya masyarakat bangsa dan Negara.

Menurut Prey Katz dalam (Mukaromah, 2018) menggambarkan peran

guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat- nasihat,

motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam


20

pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai- nilai orang yang menguasai

bahan yang diajarkan.

Jadi dari beberapa pengertian dan teori di atas dapat di simpulkan bahwa

peran guru adalah keseluruhan tingkah laku atau tindakan yang dimiliki seseorang

dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Seseorang dikatakan

menjalankan peran manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari status yang disandangnya. Oleh karena itu

menajdi seorang guru memilikin tugas yang sangat besar terhadap perilaku dan

kedisplinan siswa, yang akan membawa dan membimbing siswa siswi menjadi

lebih baik susuai dengan yang diharapkan.

2.2.6 Pengertian Disiplin

Disiplin merupakan suatu kegiatan yang dilakukan agar tidak terjadi suatu

pelanggaran terhadap suatu peraturan yang berlaku demi terciptanya suatu tujuan.

Disiplin adalah proses atau hasil pengarahan untuk mencapai tindakan yang lebih

efektif. Disiplin berarti suatu tindakan yang menaati aturan dengan sikap mental

seseorang yang dengan sadar mematuhi segala aturan yang telah dibuat.

Menurut The Liang Gie dalam (Izzaty et al., 1967) sebagaimana dikutip

oleh Ali Imron dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Peserta Didik

Berbasis Sekolah” disiplin adalah sesuatu keadaan tertib di mana orang-orang

yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang

telah ada dengan rasa senang hati. Menurut Good’s dalam Dictionary of

Education sebagaimana dikutip oleh Ali Imron dalam (Izzaty et al., 1967)
21

bukunya yang berjudul “Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah”

mengartikan disiplin sebagai:

a. Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan, dorongan


atau kepentingan guna mencapai maksud atau untuk mencapai
tindakan yang lebih efektif.
b. Mencari tindakan terpilih dengan ulet, aktif dan diarahkan sendiri,
meskipun menghadapi rintangan.
c. Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan hukuman
dan hadiah.
d. Pengekangan dorongan dengan cara yang tak nyaman dan bahkan
menyakitkan.

Disiplin menurut (Izzaty et al., 1967) adalah kepatuhan seseorang dalam

mengikuti peraturan atau tata tertib didorong oleh adanya kesadaran yang ada

pada kata hatinya. Disiplin dapat diartikan sebagai suatu hal yang mendorong

untuk harus melakukan perbuatan yang sesuai dengan aturan-aturan yang telah

ada.

Dari pengertian diatas dapat disimpukan bahwa pengertian disiplin adalah

suatu keadaan dimana seseorang didalam suatu organisasi tunduk dengan senang

hati terhadap peraturan-peraturan yang telah dibuat, guna mencapai maksud atau

untuk mencapai tindakan yang lebih efektif. Disiplin berarti mendorong seseorang

dalam menaati suatu peraturan yang telah di tetapkan agar ketika berada dis

lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah siswa dapat belajar

bertanggung jawab atas tindakannya.

2.2.7 Fungsi Disiplin

Fungsi disiplin menurut Tu’u Tulus dalam (Izzaty et al., 1967)

sebagaimana dikutip oleh Eka S,dkk antara lain, yaitu:


22

Menata kehidupan bersama, disiplin berguna untuk menyadarkan


seseorang bahwa dirinya perlu menghargai dengan cara mentaati dan
mematuhi peraturan yang berlaku. Sehingga tidak merugikan pihak lain
dan hubungan dengan sesama menjadi baik. Disiplin yang diterapkan di
masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan
kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan sikap disiplin seseorang
akan terbiasa mengikuti, mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu
lama-kelamaan akan membiasakan dirinya dalam membangun kepribadian
yang baik.

Jadi, disiplin memiliki fungsi menyadarkan seseorang untuk mentaati

peraturan yang berlaku. Perilaku disiplin memberikan dampak yang baik bagi

kepribadian seseorang. Jika seseorang senantiasa disiplin dalam setiap hal, maka

itu akan menjadi kebiasaan. Dan kebiasaan disiplin akan membangun kepribadian

yang baik bagi seseorang. Fungsi disiplin juga akan sangat berpengaruh pada

prestasi akademik siswa karena sifat displin siswa akan menentukan kesuksesan

kelak nanti. Jadi dengan adanya kesiplinan yang dinterapkan guru disekolah akan

sangat membantu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan aman terutama

pada proses pembelajaran di kelas.

2.3 Kerangka Pemikiran

Membangun karakter disiplin siswa di lingkungan sekolah menjadi salah

satu tugas guru, tidak terkecuali guru sejarah. Guru sebagai bagian penting dalam

membangun karakter di siplin di sekolah tentunya mempunyai strategi agar dalam

penanaman nilai karakter dapat terlaksana dengan baik. Ada beberapa strategi

yang dapat di gunakan guru sehingga tujuan yang ingin di capai terwujud.

Penggunaan strategi yang akan mempermudah siswa untuk dapat memahami nya.

Strategi membangun karakter disiplin siswa si sekolah di lakukan melalui

pengintegrasian kepada siswa, dalam pembentukan karakter disiplin siswa.


23

Dalam membangun karakter disisplin siswa guru sejarah di harapkan agar lebih

lebih berperan aktif dalam membangun karakter disiplin siswa agar terciptanya

karakter siswa yang memiliki semangat kebangsaan, cinta tanah air dan disiplin.

Gambar 2.3 kerangka pemikiran

strategi guru sejarah dalam menerapkan


disiplin siswa

Strategi guru sejarah Upaya guru sejarah


dalam menerapkan Kendala-kendala yang di
hadapi guru sejarah dalam mengatasi kendala-
disiplin siswa kendala yang di hadapi
menerapkan disiplin siswa
dalam menerapkan
disiplin siswa

a) Faktor Internal
1. Menjadi teladan
b) Faktor Eksternal a) Memberikan
bagi siswa
2. Melakukan pemahaman tentang
kepatuhan kepada
penyadaran bagi
tuhan yang maha esa
siswa
b) Mengajar siswa
3. Melakukan tentang displin
pembiasaan c) Mrngajar siswa
4. Melakukan untuk tetap cinta
terhadap tanah air.
d) Mengajar siswa
untuk hidup mandiri .

Disiplin Siswa
24
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam (Dunn et al., 2011) adalah

sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis maupun lisan dari orang-orang yang diamati. Proses dan makna

(perspektif subjek) lebih ditonjollkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori

dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta

dilapangan.Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran

umum tentang latar belakang penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil

penelitian. Sedangkan metode deskriptif menurut Whitney dalam (Dunn et al.,

2011) mengatakan bahwa pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Dengan

demikian peneliti akan menggambar fakta-fakta dan menjelaskan keadaan-

keadaan dari objek penelitian berdasarkan data yang diperoleh, yang berhubungan

dengan kajian penelitian dengan memberi penjelasan-penjelasan yang lengkap

berkaitan dengan Strategi Guru Sejarah Dalam Membangun Karakter Disiplin

Siswa Kelas XI Di SMA Negeri 5 Sigi.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan di lakukan di sekolah SMA Negeri 5 Sigi

Kecaman Kulawi, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

25
26

3.3 Subjek Penelitian

Subjek Penelitian menurut (Suardi, 2017) adalah individu, benda atau

organisme yang dijadikan informasi dalam pengumpulan data penelitian. Istilah

lain dari subjek penelitian lebih dikenal dengan responden,yaitu orang yang

memberi respon atau informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data

penelitian. Yang dimana pada penelitian yang akan penulis lakukan ini, akan

terfokus kepada guru sejarah dan siswa kelas XI IPS 1 di SMA NEGRI 5 SIGI.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut (Suardi, 2017) adalah cara peneliti

untuk mencari data/fakta yang terjadi pada subjek penelitian untuk memperoleh

data yang valid. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

beberapa metode yaitu teknik observasi, teknik wawancara dan teknik

dokumentasi.

1. Teknik Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukaan melalui sesuatu

pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku

objek sasaran.

Menurut Nana Sudjana dalam (H. Abdurrahmat Fathoni, 2006) observasi

adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang

diteliti. Teknik observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis

fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya

tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilaksanakan baik secara langsung

maupun tidak langsung.


27

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik yang melengkapi semua data yang di

peroleh dari hasil observasi dan wawancara dalam penelitian tersebut.

Dokumentasi ini bisa berupa file dan gambar yang berkaitan dengan strategi guru

sejarah dalam membangun karakteri disiplin siswa di SMA NEGRI 5 SIGI.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini yang akan di analisis adalah melalui pendekatan

kualitatif dengan menggunakan cara deduktif. deduktif adalah suatu proses

berfikir dengan mengemukakan permasalahan yang bersifat umum kemudian

dibahas kepada permasalahan yang bersifat khusus teknik ini meliputi: (Zahara,

2020)

1. Reduksi Data

Reduksi ini di lakukan sebagai proses memilih, menyederhanakan data dan

transformasi data yang kasar yang muncul dari catatan lapangan,

menggolongkan, mengarahkan dan membuang data yang tidak di butuhkan

serta mengorganisasikan data menurut permasalahan yang di ajukan dalam

penelitian ini.

2. Penyajian Data

Penyajian data di lakukan untuk menyusun sekumpulan informasi yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulandan pengambilan

tindakan penyajian data.


28

3. Menarik Kesimpulan

Penarikan kesimpulan setelah sekumpulan setelah informasi dan data yang

tersusun melalui penyajian data. Kesimpulan-kesimpulan juga di di

verifikasi selama penelitian berlangsung. Hal ini di lakukan untuk

memeperoleh data yang valid.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1.1. Sejarah Sekolah

Sekolah SMA negeri 5 sigi terletak di desa bolapapu kec. Kulawi kab. Sigi

provinsi Sulawesi tengah. Keberadaan sekolah ini merukan upaya dari

pemerintah demi menjalankan program nasional. Sekolah ini dulunya bernama

SMA N 1 KULAWI, Setelah itu berganti nama pada November 2015

menjadi SMA NEGERI 5 SIGI, karena pada waktu itu kab. Sigi mekar dari

kab. Donggala. Awal berdirinya sekolah SMA N 5 SIGI ini pada 11 juli 2000

dann kepala sekolah pertama atau penanggung jawab sementara sekolah ini

ialah Bapak Jore pamei dari tahun 2000 – 2001. Kemudian dilanjutkan oleh

bapak Drs. Mukhlis yang menjadi kepala sekolah tetap, yang ditetapkan oleh

kanwil 2 kab. Donggala, ia menjabat dari tahun2001 – 2004. Setelah itu

digantikan kembali oleh bapak nasrani Ni jasana S.Pd dari tahun 2004 sampai

2006. Kemudian di gantikan lagi oleh bapak Drs. Jusuf galang dari 2006

sampai 201, dari 2010 sampai 2017 di gantikan oleh bapak asyer santu

S.Pd.M,Si kemudian dari 2017 sampai 2022 di gantikan oleh ibu lussiana

S.Pd. namun bulan 3 beliaub di gantikan oleh bapak PLT kepala sekolah Drs.

Ayub M.A,MM.

29
30

4.1.2. Visi Misi Sekolah

1. Visi

Sekolah yang tertip, berbudayan, berkarakter akhlak mulia.

Berprestasi dan berwawasan lingkungan yang dilandasi imtaq.

2. Misi

a. Meningkatkan kertetiban semua komponen sekolah mulai dari

kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa.

b. Mengefektifkan pembelajaran pendidikan yang berbudaya dan

berkarakter akhlak mulia.

c. Menyelengkarakan pendidikan agama yang senantiasa

menumbuhkan penghayatan dan pengamalan agama untuk

meningkatkan agama dan taqwa.

d. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai prinsip pembelajaran

PAIKEM.

e. Meningkatkan peran serta warga sekolah dalam perilaku hidup

bersih dan peduli lingkungan secara mandiri maupun bersama-

sama.

f. Menciptakan sekolah berbudaya lingkungan, kondusif dan

memadai sebagai tempat proses pendidikanyang nyaman.

g. Meningkatkan prestasi bidang akademi sesauia dengan potensi

yang dimiliki siswa.


31

4.1.3. Keadaan Sekolah

1. Keadaan fisik sekolah

1. Dena sekolah SMA N 5 SIGI

2. Ruangan

Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah pada saat ini,

yaitu sejumlah ruangan yang ada di SMA N 5 SIGI menurut data yang

peenelitin amabil melalui data dapaodik sekolah pada tahun ajaran

2021/2022 dapat di lihat pada table berikut.

Tabel 4.1. keadaan ruangan SMA NEGRI 5 SIGI

No. Jenis Jumlah Kondisi

(1) (2) (3) (4)


32

1 Ruang kepala sekolah 1 buah Baik

2 Ruang wakil kepala sekolah 1 buah Baik


3 Ruang guru 1 buah Baik
4 Ruang kelas 13 buah Baik
5 Ruang lab computer 1 buah Baik

6 Ruang lab bahasa 1 buah Baik

7 Ruang Lab fisika 1 buah Baik

8 Ruang koperasi 1 buah Baik


9 Ruang perpustakaan 1 buah Baik
10 Ruang osis 1 buah Baik
11 Ruang seba guna 1 buah Baik
12 Mess sekolah 8 buah Baik
13 Ruang satpam 1 buah Baik
14 Gudang 1 buah Baik
15 Mushola 1 buah Baik
16 Parkiran 1 buah Baik
20 Gudang 1 buah Baik
21 Wc 4 buah Baik
Sumber: dokumen data dapodik SMA NEGERI 5 SIGI

Berdasarkan dari table 4.1. diatas bahwa jumlah keseluruhan dari

ruangan yang terdapat di SMA NEGRI 5 SIGI berjumlah 40 buah.

3. Lapangan Upacara/Olaraga

Adapun beberapa jumlah lapangan yang ada di SMA NEGRI 5 SIGI pada
tahun ajaran 2022/2023, dapat di lihat pada table 4.2. di bawah ini.
Table 4.2. keadaan lapangan upacara/olaraga SMA NEGRRI 5 SIGI
33

NO. Jenis Jumlah Kondisi


(1) (2) (3) (4)
1 Lapangan upacara 1 buah Baik
2 Lapangan futsal 1 buah Baik
3 Lapangan volley 1 buah Baik
4 Lapangan takraw 1 buah Baik
5 Lapangan badminton 1 buah Baik
6 Bak lompat 1 buah Baik
7 Kolam 3 buah Baik
Sumber: data document dapodik SMA NEGRI 5 SIGI

Berdasarkan dari tabel 4.2 di atas bahwa jumlah keseluruhan lapangan

yang terdapat di SMA NEGRI 5 SIGI berjumlah 5 lapangan dan bak

lompat 1 buah yang memiliki ukuran berfariasi, dan memiliki kolam

ikan yang berjumlah 3 buah,

4. Keadaan guru dan pegawai

Peran seorang guru di sekolah tentunya menjadi pendidik dalam


meningkatkan prestasi siswa merupakan factor yang mempegaruhi
keberhasilan belajar, demikian pula staf pegawainya yang membantu dalam
mengelola data maupun kepengurusan administrasi dalam lingkunan
sekolah. Adapun beberapa keadaan guru dan pegawai tata usaha tahun
ajaran 2023 dapat di lihat pada table 4.3. berikut.
Tabel 4.3 keadaan guru dan pegawai

No Nama NIP Status Jabatan Mapel


. Guru kepegawaian
1 Heny 1968012519980220 PNS Kepala Bahasa
ratmawati 02 sekolah inggris
2 Agustina - Honorer Tenaga
administra
si
3 Alfaidah - Honor daerah Guru Biologi
TK.I mapel
4 Azizah s. 1996052220222120 Pppk Guru Fisika
pairunan 03 mapel
5 Bertin 1979122220141120 PNS Guru Pendidika
wunde 01 mapel agama
Kristen
34

6 Faridah 1983072620100120 PNS Guru Guru BK


11 mapel
7 Fatimah - honororer Guru Bahasa
mapel indonesia
8 Frederika - honorer Guru Bahasa
mapel indonesia
9 Hana C. - Honorer TK.I Guru Bahasa
Pamei mapel inggris
10 Henna - Guru honorer Guru Pendidikan
agustina mapel agma
Kristen
11 I komanng 1990071320190810 PNS Guru Matematika
sukrana 01 mapel
12 Intan - Tenaga honor Tenaga
berlian adminstras
i
13 Ivone linda - Honor daerah Guru Bahasa
kumakaw TK.I mapel inggris
14 Laitesa 1967121020070110 PNS Guru Sosiologi
23 mapel
15 Listiawati - Honor daerah Guru kelas Matematika
TK.I
16 Nurfajrah - Tenaga Tenaga
honorer administra
si
20 Nuryanthi - Guru honor Guru Pendidikan
savitri mapel agama islam
21 Raehan - Guru honorer Guru geografi
mapel
22 Rahmad 1989012020222110 PPPK Guru PJOK
jumadil 01 mapel
saleh
23 Rens virano - Tenaga Tenaga
adji honorer administra
si
24 Rizal 1978072020090310 PNS Guru Pendidikan
01 Mapel Bahasa
Indonesia
25 Selfiani - Honor TK.I Guru Pendidikan
mapel agama islam
26. Stevan 1980033120110110 PNS Guru Geografi
anthonio 04 mapel
27 Yahya 1996010420222110 PPPK Guru Sejarah
Shaputra 01 mapel
Taralaki
35

26 Yohanis 1967020720080110 PNS Guru PpKN


Bosse 09 mapel
Pagewang
27 Yulius - Honor daerah Guru BK BK
TK.I
28 Yuminarce 1982062320222120 PPPK Guru kelas Matematika
07
29 Prarianti PNS Guru kelas Sejarah
1978063020050221
Sumber : Dokumen Dapodik SMA NEGERI 5 SIGI

5. Keadaan Siswa
Latar belakang siswa SMA Negeri 5 Sigi adalah beragam, tidak hanya

dari dalam desa saja namun ada dari berbagai daerah sekitar. Keadaan siswa

tahun ajaran 2022/2023 dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 4.4. Jumlah siswa

Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa


158 157 315

Tabel 4.5 jumlah siswa berdasarkan agama

Agama L P Total
Islam 38 31 69
Kristen 120 126 246
Katholik 0 0 0
Hindu 0 0 0
Buddha 0 0 0
Konghucu 0 0 0
Lainnya 0 0 0
Total 158 157 315
Sumber : Dokumen Data Dapodik SMA Negeri 5 Sigi

Tabel 4.6 jumlah siswa berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan L P Total


Tingkat 10 58 32 90
Tingkat 11 57 72 129
Tingkat 12 43 53 96
36

Total 158 157 315


Sumber: Dokumen Data Dapodik SMA Negeri 5 Sigi

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menyatakan bahwa jumlah siswa pada tahun

2022/2023 sebanyak 315 siswa, pada tabel 4.5 bahwa jumlah siswa yang beragama

Islam sebanyak 69 siswa sedangkan yang beragama Kristen sebanyak 246 siswa.

Dan pada tabel 4.6 menyatakan bahwa jumlah siswa pada kelas 10 sebanyak 90

siswa, kelas 11 sebanyak 129 siswa dan kelas 12 sebanyak 96 siswa.

6. Tata Tertib Sekolah

a. Tata tertib guru dan tata usaha

1. Hadir di sekolah tepat pada waktunya sesuai jam yang telah di

tentukan

2. Setiap pegawai wajib mengikuti upacara bendera awal pecan dan hari

– hari nasional.

3. Mengisi daftar hadir atau absensi, apabila berhalangan hadir wajib

memeberikan laporan secara tertulis dan apabila hendak

meninggalkan sekolah sebelum jam pulang harus memberitahu

kepihak sekolah.

4. Memebuat perencanaan kerja dan melaporkan tugas yang telah di

kerjakan serta menyimpan rahasia Negara dan atau rahasia jabatan

sebaik – baiknya.

5. Mengutakana kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau

diri sendiri, serta menghindari segala sesuatu yang dapat mendesak

kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain.


37

6. Menjujung tinggi kehormatan dan martabat Negara pemerintah dan

pegawai negeri sipil

7. Secara sendiri – sendiri dan atau bersama – sama berusaha

mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.

8. Menciptakan dan memelihara hubungan antar sesame guru, baik

berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan.

9. Secara bersama- sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu

organisasi guru professional sebagai sarana pengabdian.

10. Melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan

pemerintah dalam bidang pendidikan.

11. Memeberikan teladan dan menjaga nama baik lembaga dan profesi.

12. Meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara

berkelanjutan sejalan dengan pengembangan ilmun pengetahuan,

teknologi dan seni.

13. Memotivasi peserta didikdalam memanfaatkan waktu untuk bekajar di

luar jam sekolah.

14. Memeberikan keteladanan dalam menciptakan budaya membaca,

budaya belajar dan budaya bersih

15. Tidak merokok selama dalam satua pendidikan.


38

4.2. Hasil Penelitian

4.3. Strategi guru sejarah dalam menerapkan disiplin siswa kelas XI IPS 1

di SMA NEGERI 5 SIGI

1. Disiplin Waktu

Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan di lapangan yakni di

SMA NEGERI 5 SIGI , saya ingin memaparkan hasil penelitian mengenai strategi

guru sejarah dalam menerapkan disiplin siswa kelas XI IPS 1 di SMA NEGERI 5

SIGI sebagai berikut;

Menerapkan disiplin siswa terutama dalam kedisplinan waktu di lakukan

dengan adanya kerja sama anatara guru piket dan guru – guru lainnya untuk

memberi tahukan dan mengingtakan ke siswa siswi di SMA NEGERI 5 SIGI

bahwa kediplinan itu adalah kunci dari keberhasilan untuk melatih seseorang agar

dapat disiplin.

Selama melakukan penelitian saya selaku peneliti datang kesekolah lebih

awal agar saya dapat melihat aktivitas siswa pada saat memasuki lingkungan

sekolah. Dan pada saat itu saya bertemu dengan guru sejarah yang saat kebetulan

ia bertugas sebagai guru piket dan telah datang kesekolah lebih awal untuk

melaksanakan tugasnya mengontrol siswa/siswi pada saat melakukan apel pagi

dan apel siang. Disitu peneliti mengamati bahwa guru sejarah tersebut sangat

berperan dalam mendidik siswa/siswi agar selalu disiplin dan menaati peraturan

yang telah di atur oleh sekolah. hal itu di lakukan oleh guru sejarah agar dapat

menerapkan di siplin kepada siswa tersebut. berikut wawancara yang di lakukan

oleh peneliti terhadap ibu pariyanti selaku guru sejarah;


39

Apel pagi di laksanakan pada pukul 07:00 wita. Jadi seluruh siswa
berkumpul dan berbaris di lapangan ucapara sebelum memasuki ruangan
kelas. Kemudian tiap – tiap ketua kelas mengabsen seluruh kelasnya guna
mengeketahui siswa yang terlambat, dan akan di berikan sanksi sesuai
dengan peraturan sekolah. namun jika mereka sampi satu minggu tidak
mengikuti apel pagi, orang tua mereka akan di surati oleh pihak sekolah.
hal itu di lakukan guna siswa dapat menerapkan karakter di siplin.
(Wawancara bersama guru sejarah 17 november 2022).

Berdasarkan pernyataan dari ibu pariyanti bahwa ia selaku guru sejarah

selalu menerapkan disiplin kepada siswa, bahwa pentingnya disiplin di terapkan

di lingkungan baik di sekolah maupun di rumah. Kerena menurtnya masih banyak

siswa yang tidak di siplin dalam lingkungan sekolah, khususnya di kelas XI IPS 1

yang dimana mereka sering datang terlambat apalagi pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada wali kelas XI IPS 1 yaitu ibu

faridah selaku guru BK, mengenai kedisiplinan siswa dilingkungan sekolah, ia

mengatakan bahwa;

Siswa di kelas XI IPS 1 memang masih banyak yang belum disiplin dalam
kelas, apalagi pada saat pembelajaran berlangsung terlebih lagi di kelas
tersebut rata – rata tidak di siplin dalam hal datang tepat waktu kesekolah.
(wawancara bersama guru BK pada tanggal 18 November 2022)

Berdarkan pernyataan dari ibu faridah selaku wali kelas XI IPS 1 bahwa

di kelas tersebut masih banyak siswa yang tidak disiplin dan melanggar aturan

sekolah. adapun pernyataan dari pak Yahya kalaki selaku guru sejarah di SMA

NEGERI 5 SIGI, dimana ia mengatakan dalam wawancara yang peneliti lakukan

yaitu:

Siswa di kelas XI IPS 1 itu sangat sering tidak disiplin itu di lihat dari
ketika mereka datang kesekolah kebanyakan siswa di kelas itu yang sering
melakukan kesalahan, sering datang terlmabat, jadi kami selaku guru harus
40

menghukum mereka sesuai dengan ketentuan sekolah.(wawancara dengan


guru sejarah pada 19 Novermber 2022)

Melihat dari realita di atas bahwa tingkat kedisiplinan siswa di SMA

NEGERI 5 SIGI kelas XI IPS 1 memang sangatlah rendah ini di liat dari beberapa

pernyataan dari guru sejarah dan guru BK di sekolah tersebut, dan juga dengan

berbagai absensi dari kelas XI IPS 1 tersebut, yang dimana siswa siswi di SMA

NEGERI 5 SIGI khususnya kelas XI IPS 1 masih banyak yang tidak disiplin

dalam hal waktu, maka dari itu guru menerapkan disiplin kepada siswa dengan

cara menghukum mereka sesuai dengan ketentuan sekolah.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa di kelas XI IPS 1

khususnya kepada siswa yang tidak disiplin. Berdasarkan pernyataan dari salah

seorang siswa yaitu randy paibi siswa kelas XI IPS 1:

Alasan saya datang terlambat karena saya terkadang lambat bangun akibat
sering begadang tiap malam,biasa tiap malam saya sering keluar malam
dan bisa pulang jam 1 malam terus. Makanya saya biasa bangun pagi itu
jam 7 lewat. (wawancara bersama bersama siswa kela XI IPS 1 pada 19
November 2022).

Berdasarkan pernyataan dari randi paibi siswa kelas XI IPS 1 bahwa ia

datang terlambat akibat sering begadang kalau malam, maka dari itu ia sering

lambat kesekolah. Sedangkan menurut pernyataan dari beatris siswa kelas XI IPS

1 ia mengatakan dalam wawancara yang penulis lakukan bahwa:

Saya memang sering terlambat kesekolah karena jarak sekolah dan


rumahku lumayan jauh, dan juga di rumah tidak ada kendaraan belum lagi
saya tinggal sama orang tua wali, jadi saya harus melakukan tugas pagi
membersihkan rumah terlebih dahulu.(wawancara bersama beatris siswa
kelas XI IPS 1 pada November 2022).
41

Dari pernyataan siswa di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa hambat

yang di alami oleh siswa di atas bahwa mereka mengal ami kendala dalam hal

sering lambat tidur kalo malam, dan juga jarak tempuh sekolah dan rumah

lumayan jauh.

2. Disiplin Dalam Menggunakan Atribut Sekolah/Seragam Sekolah.

pada umunya setiap sekolah pasti memiliki aturan mengenai cara berpakaian

siswa untuk datang kesekolah dan mengharuskan siswa tersebut menggunan

pakaian seragam wajib pada hari – hari tertentu. Pakaian seragam sekolah sangat

penting di gunakan sebagai identitas sekolah untuk memberdakan dengan sekolah

yang lain khususnya sekolah yang ada di kab. Sigi, agar gur dapat mengenali

siswanya ketika berada di dalam maupun di luar sekolah.

berdasarkan peraturan sekolah yang telah di tetapkan sekolah di SMA

NEGERI 5 SIGI mengenai aturan dalam berpakaian khsusunya dalam

menggunakan seragam sekolah yaitu:

1. Mulai dari hari senin – selasa:

Seragam putih abuh – abuh yang harus di gunakan di hari itu, kemudian

sepatu harus hitam mutih, kaos kaki hitam putih dan baju harus di

masukan dalam ceelana atau rok.

2. Hari rabu sampai kamis

Menggunakan seragam batik sesuai dengan batik yang telah di tentukan

oleh sekolah, sepatu tetap hitam putih dan kaos kaki putih hitam. Baju di

masukan kedalam celana atau rok.


42

3. Hari jumaat

Menggunakan seragam olaraga dan sepatu boleh menggunakan sepatu

olaraga dan tetap menggunakan kaos kaki putih.

4. Hari sabtu

Pada hari sabtu seluruh siswa dan guru di wajibkan menggunakan seragam

pramuka, sepatu hitam dan kaos kaki hitam.

Kemudian dalam aturan sekolah khsusnya di SMA NEGERI 5 SIGI, itu

tidak di perbolehkan siswa menggunakan seragam di luar dari seragam sekolah

yang telah di tentukan di atas. Bukan hanya atribut atau seragam namun

penampilan siswa juga di atur dalam sekolah, ini di lakukan oleh sekolah agar

siswa dapat menerapkan displin ketika mereka berada di sekolah maupun di luar

sekolah. aturan tersebut berupa: Siswa/siswi harus menjaga penampilan yang

wajar dan tidak berlebihan seperti:

Laki-laki: potongan rambut harus rapi, ( tidak menutup alis mata dan daun

telinga,tidak diwarnai ), kuping tidak ditindik. Dan tidak bertato atau

sejenisnya.

Perempuan : tidak diberi warna, tidak menggunakan makeup, tidak

bertatto, tidak menindik tubuh selain di telinga dan lebih dari sewajarnya

dan tidak menggunakan perhiasan berlebihan. (Sumber: Tata Usaha SMA

Negeri 5 Sigi)

Ketika mereka melanggar aturan dalam hal berpakaian dan tidak rapih
dalam berpenampilan, seperti laki – laki panjang rambut kami selaku guru
tidak segan – segan untuk memotong rmabut mereka, karena itu sudah
menjadi ketentuan di sekolah ini.(wawancara bersama bapak yahya selaku
guru sejarah. Pada tanggal 20 19 November 2022).
43

Peraturan mengenai penggunaaan atribut atau seragam sekolah dan

berpenampilan rapih bukan hanya bertujuan untuk menseragamkan seluruh siswa

agar tidak melanggar aturan dan tata tertib sekolah, melainkan agar siswa dapat

menerapkan disiplin agar kelak mereka dapat menjadi orang – orang sukses.

3. Disiplin Dalam Mengerjakan/Mengumpulkan Tugas

sebagai guru sejarah, harus menerapkan disiplin kepada siswa khasusnya

siswa kelas XI IPS 1 dalam hal mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Siswa di

haruskan dapat mengumpulkan tugas sesuai waktu yang telah di tetapkan oleh

guru sejarah, baik itu tugas idividu maupun tugas kelompok yang di kerjakan di

sekolah maupun dijadikan pekerjaan rumah (PR).

Siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu akan berbeda nilainya dengan

siswa yang tidak mengumpulkanm tugas tepat waktu apalagi yang tidak

mengumpulkan tugas sama sekali. Nah disinilah tugas besar yang akan di lakukan

oleh guru sejarah untuk bagaimana mampu menerapkan disiplin kepada seluruh

siswa yang ada di kelas XI IPS 1 agar dapat menerapkan disiplin tersebut.

mengumpulkan tugas tepat waktu sebenarnya bukanlah aturan resmi yang di

tetapkan oleh sekolah atau bukan merupakan pelanggaran tata tertib sekolah,

melaikan inisiatif dari guru sendiri khsusunya guru sejarah di SMA NEGERI 5

SIGI untuk melatih siswa agar dapat bertanggung jawab atas amanat yang telah di

berikan oleh guru tersebut. Namun tetap akan berdampak pada nilai siswa tersebut

ketikav ia tidak lagi mengerjakan tugas pada waktu yang di tetatapkan oleh guru.

Strategi yang kami lakukan selaku guru sejarah yaitu untuk melatih siswa
agar disiplin dengan berbagai ancaman yang akan kami sampaikan kepada
mereka, ketika tidak mengumpulkan tugas otomatis tidak akan mendapatkan
44

nilai, sedangkan nilai dari tugas – tugas yang di berikan itu menunjang ke
lulusan atau kenaikan kelas kalian nanti. Nah dengan begitu mereka pasti
akan berpikir kalau saja saaya tidak mengumpulkan tugasn otomatis saya
tidak naik kelas.(wawancara bersama guru sejarah bapak yahya pada 23
november 2022).

Peneliti juga melakukan wawancara bersama ibu pariranti selaku guru

sejarah yang di mana ia menyatakan bahwa:

Strategi yang kami lakukan terhadap siswa agar mereka disiplin, ketika kami
memberikan tugas kepada mereka, kami selalu menyampaikan agar siapa
saja yang tidak mengumpulkan tugas pada tepat waktu, saya tidak akan
mengikuti pada mata pelajaran berikutnya. Dan saya juga menegur ketika dia
membantah dan akan memberikan tugas tambahan kepada mereka. Itu semua
kami lakukan demi menerapkan disiplin kepada mereka.(wawancara bersama
ibu parianti selaku guru serjarah pada 23 november 2022).

Dari pernayataan guru sejarah di atas bahwa, strastegi yang di lakukan guru

ialah memberikan hukuman kepada siswa ketika mereka tidak mengumpulkan

tugas atau lambat dalam mengumpulkan tugas. Hal ini di lakukan oleh guru agar

siswa dapat menerapkan kedisplinan tersebut.

Strategi yang di lakukan oleh guru khususnya guru sejarah dalam menerapkan

disiplin siswa ada sebagai berikut:

1. Guru selalu datang kesekolah tepat waktu agar dapat memantau siswa jika
siswa melakukan pelanggaran.

2. Mengikuti upacara bendera setiap hari senin.

3. Tidak merokok di lingkungan sekolah maupun di dalam kelas.

4. Bertutur kata yang baik layaknya seorang guru.

5. Selalu menasehati siswa khsusunya siswa kelas XI IPS 1 ketika mereka


melakukan kesalahan.

6. Selalu memberikan nasehat atau motivasi kepada siswa agar mereka selalu
menerapkan disiplin.

7. Berinteraksi dengan baik kepada siswa agar mereka selalu disiplin


45

8. Memberikan hukuman kepada siswa yang melakukan pelanggaran, ini


bertujuan untuk melatih siswa agar tidak mengulangi kesalahannya.

9. Guru tidak membeda – bedakan siswa di lingkungan sekolah maupun di


dalam kelas.

4.2.2. Kendala Yang Di Hadapi Guru Sejarah Dalam Menerapkan

Disiplin Siswa Kelas XI IPS1 di SMA NEGERI 5 SIGI

sikap seorang guru yang professional di tuntut dengan sejumlah

persyaratan anatara lain memiliki kualitas pendidikan profesi yang memadai,

memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang di tekuninya,

memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik bersama siswa,

memepunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen

yang tinggi terhadap profesinya dan selalu melakukan pengembangan diri

secara terus menerus.

Guru bertanggung jawab dalam menerapkan kediplinan kepada siswa,

salah satunya dengan kompetensi professional yang di miliki oleh guru

tersebut kedisplinan siswa dari bagaimana kemampuan guru dalam

menerapkan disiplin siswa dalam proses pembelajaran khsusnya

pembelajarann seajarah di kelas XI IPS 1. Namun di sisi lain ada kendala

yang di haapi oleh guru sejarah dalam menerapkan disiplin siswa di sekolah

tersebut.

Adapun pernyataan bapak yahya selaku guru sejarah mengenai

Kendala yang di hadapi oleh guru sejarah dalam menerapkan displin siswa

yaitu:

pada kelas XI IPS 1 dimana siswa kurangnya perhatian dalam


mengikuti mata pelajaran sejarah di kelas dan minat mereka terhadap
46

mata pelajaran sejarah sangat rendah. Masalah waktu pembelajan


sejarah yang kurang efektif dan efisien, kurangnya respon mengenai
pentingnya meningkatkan kediplinan, dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas banyak siswa yang keluar masuk, siswa malas dan
ketika di berikan tugas dari guru sejarah siswa malas untuk
mengerjakan tugas tersebut, dan siswa sering datang terlambat
kesekolah.(wawancara bersama guru sejarah pada 23 november 2022)

Sama halnya menurut pernyataan dari ibu farianti mengenai kendala

yang di hari guru dalam menerapkan disiplin siswa pada pembelajaran sejarah

yaitu:

Di kelas XI IPS 1 itu adanya siswa yang kurangnya minat belajar


khusunya pembelajaran sejarah, sikap disiplin siswa sangatlah minim
apalagi ketika kami memberikan teguran atau peringangatan kepada
siswa yang melanggar mereka hanya melarikan diri dari panggilan
kami selaku guru sejarah. Hal terjadi akibat siswa tidak memiliki rasa
tanggung jawab terhadap tindakan yang ia lakukan.(wawancara
bersama guru sejarah pada 23 November 2022).

Dari penyataan dari kedua guru sejarah dalam wawancara yang

peneliti lakukan bahwa, kendala yang di alami oleh guru sejarah dalam

menerapkan disiplin siswa ialah adanya keterbatasan komunikasi terhadap

siswa yang di mana siswa tersebut lebih memilih untuk tidak mau bertemu

dengan guru ketika ia melakukan sesuatu pelanggaran. Dan juga siswa

tersebut khususnya siswa kelas XI IPS 1 kurangnya minat dalam mengikuti

mata pelajaran sejarah, hal ini menyebabkan kendala yang di alami oleh guru

dalam menerapkan displin kepada siswa tersebut.

Dalam mewujudkan kegiatan pendidikan dan pengajaran, maka usur

yang terpenting yang dilakukan oleh guru sejarah adalah bagaimana guru

dapat merangsang dan mengarahkan siswa dala belajar, yang pada dasarnya

dapat memberikan dorongan kepada siswa agar memiliki minat belajar yang
47

optimal. mengajar dapat menrangsang dan membimbing dengan berbagai

pendekatan, dimana setiap pendekatan dapat mengarah pada pencapaian

tujuan belajar yang berbeda. Tetapi apapun subyeknya mengajar pada

hakekatnya menolong siswa dalam memperoleh pengerahuan, ketrampilan,

sikap dan ide serta apresiasi yang merangar pada perubahan tingkah laku dan

pertumbuhan siswa

4.2.3 Upaya Guru Sejarah Mengatasi Kendala-Kendala Yang Di

Hadapi Dalam Menerapkan Disiplin Siswa Kelas XI IPS 1 DI SMA

NEGERI 5 SIGI

Upaya – upaya yang di lakukan guru khususnya guru sejarah dalam

menerapkan disiplin kepada siswa yakni harus melakukan pembinaan

pembinaan kepada siswa melalui kegiatan – kegiatan yang membangun

semangat belajar siswa terlebih sikap tannggung jawab dalam diri mereka

yang harus di tingkatkan guna meningkatkatkan kedisiplinan dalam diri

mereka.

Upaya yang di lakukan pihak sekolah yaitu mendukung terlaksana

program sekolah yang berkaitan dengan bidang layanan bingmbingan dan

konseling untuk siswa di sekolah SMA NEGERI5 SIGI sesuai dengan

fungsinya. Untuk itu menurut ibu faridah selaku guru Bimbingan dan

Konseling ada 5 fungsi bimbingan konseling yaitu

Yang pertama; Fungsi pemahaman, yaitu membantu siswa memahami

diri dan lingkungannya. Kedua; Funsi pencegahan, yaitu membantu siswa

agar mampu mencegah atau mengindari diri dari berbagai peremasalahan


48

yang dapat menghambat perkembangan dirinya, ketiga; Funsi pengentasan,

yaitu membantu siswa mengatasi masalah yang di alaminya, keempat; Fungsi

pemeliharaan dan pengembangan, yaitu membantu siswa memelihara dan

menumbuhkembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang di

milikinya dan yang kelima; Fungsi advokasi, yaitu membantu siswa

memperoleh pembelaan atas diri dan atau kepentingannya yang kurang

mendapat perhatian. (wawancara bersama guru BK pada 23 November 2022).

Dari pernyataan ibu faridah selaku guru bimbingan konseling di SMA

NEGERI 5 SIGI yaitu bahwa ada lima hal yang harus di lakukan dalam

uapaya mengatasi ketidak disiplinnya siswa ketika berada di lingkungan

sekolah. seperti yang telah di sampiakan di atas, ini cukup mampu mengatasi

kendala guru dalam menerapkan disiplin siswa khususnya siswa kelas XI IPS

1.

Kemudian menurut pernyataan dari bapak Yahya selaku guru sejarah

mengenai upaya yang di lakukan dalam mengatasi kendala

dalam ,menerapkan disiplin siswa yaitu

Kami selaku guru sejarah di sekolah ini dalam mengatasi kendala


tersebut, kami selalu mengontrol kehadiran siswa khsusunya siswa di
kelas XI IPS 1, selalu memberikan dorongan semangat terhadap
mereka, bahwa pentingnya menerapkan disiplin di lingkungan sekolah
maupun di lingkungan masyarkakat. Kami juga memberikan reguran
dan hukuman terhadap mereka yang tidak disiplin. (wawancara
bersama guru sejarah pada 23 November 2022)

Begitu halnya pernyataan serupa yang di sampaikan oleh ibu farianti

selaku guru sejarah di sekolah tersebut yaitu;


49

Kami selaku guru sejarah di sekolah ini selalu bemberikan


pembiasaan kepada siswa disinih seperti, membiasakan mereka selalu
berpakaian rapi saat berada di sekolah, kami juga mengontrol siswa
khsusunya siswa di kelas XI IPS 1 ketia mereka melakukan
pelanggaran, guna agar mereka selalu menerapkan disiplin di
lingkungan sekolah.(wawancara bersama guru sejarah pada 24
November 2022).

Kegiatan pembiasaan yang di lakukan oleh guru tersebut melatih

siswa agar dapat melakukan setiap kegiatan yang di berikan oleh guru dapat

di laksanakan denga penuh rasa tanggung jawab dan menadikan siswa

tersebut menjadi lebih disiplin.

Maka dari pernyataan kedua guru sejarah di atas mengenai upaya guru

dalam mengatasi kendala dalam menerapkan disiplin siswa yaitu, bahwa

guru sejarah selalau berupaya dalam mendidik seluruh peserti didik yang ada

di SMA NEGERI 5 SIGI khususnya siswa kelas XI IPS 1 yang dimana

mereka selalu mengontrol akan adanya siswa yang melakukan pelanggaran

dalam hal ini siswan yang kurang disiplin yang ketika mereka malakukan

pelanggaran, mereka tidak mau bertanggung jawab akan hal yang mereka

lakukan, maka dari itu selaku guru sejarah, selalu mengontrol siswa yang ada

di kelas tersebut.

Adapun upaya – upaya yang di lakukan oleh guru yakni dengan

memberika kegiatan keagamaan yang selalu di laksanakan pada hari jumaat

dan sabtu, dengan adanya kegiatan ini siswa dapat terbiasa untuk disiplin dan

selalu taaat dalam menjalankan ibadahnya sesuai dengan ajaran agama nya

masing – masing. Sehingga ketika mereka melakukan perbuatan yang


50

cenderung mengakibatkan mereka kurang disiplin mereka akan terdasarkan

dengan perbuatan mereka.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa Nelwan Reza yang

ada di kelas XI IPS 1 mengenai bagaimana strategi guru sejaerah dalam

menerapkan disiplin kepada kalian ketika berada di lingkungan sekolah;

Memang kami sering di kontrol oleh Pak yahya selaku guru sejarah di
kelas kami, bapak selalu menghukum kami ketika kami melakukan
kesalahan apalagi pada saat kami terlambat kesekolah kami selalu
dapat teguran dari bapak, itu salah satu cara pak yahya dalam
mendidik kami agar kami tidak melakukan pelanggaran lagi.
Sebenanrya bagai kami hal tersebut wajar di lakukan oleh pak yahya
guna untuk membuat kami semakin displin. (wawancara bersama
siswa kelas XI IPS 1 pada 24 November 2022)

Menurut pernyataan dari siswa tersebut dalam wawancara yang di

lakukan oleh peneliti bahwa mereka memang mendapatkan bimbingan dari

guru sejarah ketika mereka melakukan pelanggaran dan mendapatkan teguran

bahkan hukuman sesuai dengan perbuatan yang mereka lakukan dan

meneurut mereka hal yang dilakukan oleh guru tersebut merupakan tindakan

yang wajar bagi mereka agar mereka juga mendapatkan bimbingan dari guru.

Kemudian guru juga dapat memberikan contoh seperti pembinaan atau

pembiasaan kepada mereka agar dapat meningkatkan kediplinan dalam diri

siswa tersebut. contohnya seperti melakukan pembiasaan datang kesekolah

tepat waktu, masuk mengajar tepat waktu, selalu berpakaian rapi pada saat

mengajar di kelas dan selalu bersikap ramah terhadap seluruh siswa

khususnya siswa di kelas XI IPS1.

Guru juga selalu berupaya untuk mengatasi pemasalahan terharap

siswa yang dimana di perlukan kerja sama yang baik antara siswa, guru orang
51

tua siswa dan masyarakat yang tinggal di sekitaran sekolah untuk bersama –

sama mengatasi dan melakukan pembinaan terhadap siswa agar pelanggaran

– pelanggaran yang terjadi di lingkungan sekolah tersebut bisa berkurang atau

bahkan tidak ada lagi siswa yang melakukan pelanggaran atau tidak displin.

Hal itu dilakukan oleh pihak sekolah denga bekerja sama dengan

masyarakat karena kebanyakan siswa membolos disekitaran perumahan

masyarakat. Dan juga pihak sekolah biasa melakukan rapat bersama orang tua

siswa mengenai pembinaan yang di lakukan di rumah oleh orang tua mereka.

Hal ini juga di lakukan agar siswa dapat displin.

5.3 Pembahasan

Setelah menyajikan data di lapangan yang berhasil peneliti

kumpulkan, melalui kegiatan wawancara dan dokumentasi, selanjutnya

peneliti membahas tentang rumusan masalah dalam penelitian yang telah

dirumuskan. Rumusan Masal ah dalam penelitian ini menganai strategi guru

sejarah dalam menerapkan disiplin siswa kelas XI IPS I di SMA NEGERI 5

SIGI. Penjelasan rumusan masalah yang di jelaskan dalam bagian ini

berdasarkan dari data hasil penelitian. Penjelasan dari rumusan masalah

tersebut dapat di dilihat dalam pembahasan berikut ini.

4.3.1 Bagaimana Strategi guru sejarah dalam menerapkan disiplin siswa

kelas XI IPS 1 di SMA NEGERI 5 SIGI

Seorang guru adalah pendidik yang professional tugas utamanya

adalah mendidik, mengajar membimbing, mengarkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik. Berarti tugas seorang guru harus di imbangi


52

dengan pengetahuan dan keahlian yang memadai. Diantara pengetahuan dan

keahlian yang dimiliki, seorang guru juga harus memiliki strategi. Untuk

mencapai tujuan itu guru harus memiliki perencanaan yang matang agar dapat

mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

dalam pembahasan kali ini mengenai strategi guru dalam menerapkan

disiplin, terlebih dahulu peneiliti akan membahas dan menganalisis mengenai

strategi guru sejarah dalam menerapkan disiplin kepada siswa. Seorang guru

terntunya harus memiliki strategi dalam mendidik siswa siswi di lingkungan

sekolah hal ini dilakukan agar sekolah dapat mencapai tujuan yang telah yang

di harapkan.

Strategi adalah suatu cara yang di lakukan oleh guru dalam

menanamkan karakter seseorang terutama pada lingkungan sekolah. guru jugs

harus mampu dalam melihat situasi dan kondisi siswa. Yang dimana siswa

memiliki watak atau kepribadian yang berbeda – beda. Seperti yang di

katakan oleh Yupita dalam (Maunah, 2016) strategi adalah suatu cara yang

dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun yang dimaksud

dengan karakter adalah bentuk watak, tabiat, akhlak yang melekat pada

pribadi sesorang yang terbentuk dari hasil internalisasi yang digunakan

sebagai landasan untuk berpikir dan berperilaku sehingga menimbulkan suatu

ciri khas pada individu tersebut. strategi seorang guru dalam menerapkan

displin kepada siswa dimasa sekarang ini sangat di butuhkan apalagi melihat

kondisi siswa yang notabenenya memiliki sifat kepribadian yang berbeda.


53

Dalam penelitian yang di lakukan oleh peneliti, bahwa peneliti

menadapatkan data bahwa strategi guru dalam menerapkan displin kepada

siswa yaitu dengan melakukan pembiasan kepada siswa.

Guru melakukan pembiasan kepada siswa dengan datang tepat waktu

kesekolah. Hal ini guru lakukan agar siswa tersbiasa datang tepat waktu

kesekolah. Kemudian guru juga melakukan keteladanan kepada siswa, artinya

guru yang memberikan contoh kepada siswa, seperti datang kesekolah dengan

tepat waktu. Guru juga sebagai contoh dalam lingkungan sekolah karena

siswa akan melihat juga bagaimana keaktifan guru di sekolah. seperti yang di

katakan Albert Bandura dalam ((Fitriyah, 2018) tingkah laku manusia banyak

di pelajari dari peniruan seorang model. Peniruan akan berlaku terhadap

mengamatan seseorang. Terhadap empat elemen penting yang harus

diperhatikan dalam pembelajaran melalui pengamatan: perhatian, mengingat,

pembentukan dan motivasi. Untuk itu guru harus mampu melakukan tugasnya

dengan baik agar dapat menjadikan siswa siswi menjadi displin.

Menurut sumarno dalam (Suparyanto dan Rosad, 2020)

mendefinisikan bahwa disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan

tata tertib manusia sebagai pribadi maupun sebagai kelompok masyarakat,

disiplin disini bukan berarti hukuman atau sanksi yang berbobot mengatur

dan mengendalikan perilaku yang baik.

Menerapkan disiplin kepada siswa juga menjadi tugas utama seorang

tenaga pendidik yaitu seorang guru, khususnya guru sejarah yang di mana

menjadi tugas utama seorang guru sejarah dalam mendidik dan mengajari
54

siswa siswi di lingkungan sekolah sebagaimana yang sudah menjadi tugas

seorang guru untuk mendidik dan mengajari siswa agar selalu menerapkan

displin dalam kehidupannya sehari – hari. Hal – hal yang dilakukan oleh guru

dalam mendiplinkan siswa, yaitu dengan cara membuat aturan kepada seluruh

siswa guna membuat siswa tersebut lebih disiplin lagi. Aturan yang dibuat

meliputi, harus berpakaian yang rapi, menggunakan atribut sesaui demgam

atura sekolah dan harus displin dalam hal tepat waktu datang kesekolah.

Aturan – aturan tersebut ketika tidak di terapkan oleh ssiwa makan siswa

tersebut pasti akan mendapatkan hukuman dari pihak sekolah yang dalam hal

ini akan di tindak lanjuti oleh guru baik itu guru BK maupun guru piket. Hal

itu dilakukan oleh giuru guna siswa dapat lebih displin lagi.

Berdasarkan data yang ada dan telah di paparkan, maka selaku guru

sejarah di SMA NEGERI 5 SIGI harus memeiliki kemampuan yang baik

dalam mendidik siswa siswi yang ada di SMA NEGERI 5 SIGI agar dapat

menerapkan disiplin siswa tersebut dalam proses pembejalaran di sekolah

khususnya siswa siswi kelas XI IPS 1. Pemberian nasehat yang di berikan

oleh guru sejarah dapat melatih siswa agar selalu manaati peraturan disekolah

agar siswa siswi tesebut khususnya kelas XI IPS 1 dapat melakukan aktivitas

di sekolah dan tidak melanggar peraturan yang ada di sekolah.

4.3.2 Kendala Yang Di Hadapi Guru Sejarah Dalam Menerapkan Disiplin

Siswa Kelas XI IPS1 Di SMA NEGERI 5 SIGI.

Guru merupakan salah satu factor yang sangat berpengaruh dalam

menerapkan displin siswa, maka guru harus memiliki kesiapan yang matang
55

dalam mendidik siswa agar dapat mencapai tujan yang baik. Dalam hal ini

guru dapat memahami karakteristik seorang siswa yang dimana siswa siswi

memiliki karakter yang berbeda – beda.

Menurut Arifin dalam ((Albustani, 2017) Tugas guru dalam

pembelajaran tidak terbatas pada penyampaian materi pembelajaran, tetapi

lebih dari itu, guru harus membentuk kompetensi dan peribadi peserta didik.

Oleh karena itu, guru harus senantiasa mengawasi perilaku peserta didik,

terutama pada jam-jam sekolah, agar tidak terjadi penyimpangan perilaku

atau tindakan yang indisiplin. Untuk kepentingan tersebut, dalam rangka

mendisiplinkan peserta didik guru harus mampu menjadi pembimbing,

contoh atau teladan, pengawas, dan pengendali seluruh perilaku peserta didik.

Ada beberapa kendala yang di hadapi oleh guru sejarah dalam

menerapkan disiplin siswa di SMA NEGRI 5 SIGI yaitu kurangnya

komunikasi antara siswa dan guru, ini sesuai data yang di dapatkan oleh

peneliti ketika melakukan penelitian di SMA NEGERI 5 SIGI. Seperti yang

dikatakan Siman Ponorogo dalam ((Albustani, 2017) Sebuah kendala yang

muncul disebuah lembaga pendidikan formal menjadi tanggung jawab dari

kepala sekolah beserta guru, disatu sisi peran guru sebagai pengawas harus

dilaksanakan oleh setiap guru di sekolah, karena yang menjadi pengawas

tidak hanya kepala sekolah. Guru pun juga berperan sebagai pengawas

peserta didik disekolah.

Guru selaku pendidik yang sangat besar peranannya di lingkungan

sekolah harus mampu meperhatikan dengan teliti seluruh siswa, ketika


56

mereka melakukan pelanggaran guru haus lebih tegas dalam memberikan

sangsi. Namun peneliti menemukan data di lapangan bahwa kendala yang

dihadapi oleh guru disekolah yaitu interaksi guru terhadap siswa adalah factor

yang sangat berpengaruh yang di alami oleh guru, dimana siswa enggan ingin

bertemu dengan guru ketika ada pelanggaran yang mereka lakukan. Dan juga

ketika dalam proses pemebelajaran kurangnya minat belajar siswa ketika

berada di dalam kelas, siswa juga kadang lebih memeilih untuk tidak masuk

mata pelajaran. Maka dari itu interaksi guru terhadap siswa sangat kurang

karena kurangnya displin siswa di lingkungan sekolah.

Dari penjelasan di atas mengenai kendala yang di hadapi oleh guru,

yang peneliti temukan di lapangan pada saat melakukan penelitian di SMA

NEGERI 5 SIGI, bahwa tingkat pelanggaran siswa yang terjadi lebih banyak

itu di kelas XI IPS1.

4.3.3 Upaya Guru Sejarah Mengatasi Kendala-Kendala Yang Di Hadapi

Dalam Menerapkan Disiplin Siswa Kelas XI IPS1 Di SMA NEGERI 5

SIGI.

Penerapan diplin disekolah merupakan salah satu proses dalam

menumbuhkan, menanamkan dan mengembangkan nilai – nilai luhur kepada

siswa agar senantiasa melaksanakan tugas dan kewajibannya yang di landasi

dengan sikap disiplin dan penuh tanggung jawab dalam kehidupan mereka.

Upaya yang di lakukan oleh guru dalam mengatasi kendala yang di

hadapi dalam disiplin siswa ialah dengan melakukan beberapa cara berupa

mendukung terlaksnaanya program sekolah hal tersebut di lakukan oleh pihak


57

sekolah dalam hal ini mendukung seluruh kegiatan siswa dilingkungan

sekolah.

Menurut dampit pangestu dalam (Smp, n.d.) upaya yang dilakukan

oleh guru adalah mengarahkan anak-anak agar mereka belajar mengenai hal-

hal yang baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat diri mereka

akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil, dan penuh kasih sayang.

Adapun upaya guru dalam meningkatkan kedisiplinan siswa yaitu,

Sebelum masuk kelas guru mengecek kerapian muridnya terlebih dahulu,

Guru menegakan peraturan saat siswa didalam kelas dengan cara memyuruh

siswa berdo’a terlebih dahulu sebelum memula pelajaran, guru melakukan

absensi terhadap kehadiran siswa-siswinya, guru memberikan tugas rumah

sesuai pelajaran yang di ajarkan, dan di kumpulkan di pertemuan yang

mendatang.

Upaya yang dilakukan oleh guru mengatasi kendala dalam

menerapkan displin siswa di SMA NEGERI 5 SIGI, sesuai dengan hasil

penelelitian yang penelitti lakukan ialah, guru di sekolah tersebut khsusnya

guru sejarah, memeberikan bimbingan dan pendekatan kepada siswa

khususnya siswa kelas XI IPS 1, seperti halnya yang di katakana oleh slaah

seorang guru seajarah yaitu bapak Yahya bahwa, kamin selakun guru di

sekolah ini berupaya melakukan pengontrolan kepada siswa dan selalu

memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih semangat dalam belajar dan

agar siswa di sekolah ini selalu disiplin dan dapat bertanggung jawab dalam

setiap tindakan yang dilakukan. Pernayataan bapak yahya tersebut adalah


58

tindakan yang sangat baik dalam upaya mengatasi kendala menerapkan

disiplin kepada siswa.

Menjadi seorang guru tentunya memiliki tugas dan tanggung jawab

yang sangat besar dalam mendidik siswa disekolah khususnya guru di sekolah

SMA negeri 5 sigi. Apalagi mendapatkan sifat dan kepribadian siswa yang

berbeda – beda. Guru juga menerapka displin di dalam kelas khususnya kelas

XI IPS I, yang dimana guru melakukan pembiasaan seperti keaktifan siswa di

kelas absensi siswa yang selalu di perika oleh guru khususnya guru sejarah,

kehadiran juga hal yang selalu di kontrol oleh guru karena kebanyak siswa

sering alpa kesekolah.

Seperti menurut Alkarin dalam (Sund & Lahkar, 2018) Dalam upaya

guru mendisiplinkan siswa, guru menyusun tata tertib dimana yang menjadi

penasehat dan pembina yaitu kepala sekolah dan sebagai wakil kepala

sekolah dan para guru. Adapun peraturan mengenai tata tertib di dalam kelas:

(a) Siswa duduk yang rapi dan tertib selama proses belajar mengajar, (b)

Menjalankan tugas dengan baik, tenang, dan tertib sesuai perintah bapak dan

ibu guru yang mengajar, (c) Berdo’a sebelum memulai kegiatan belajar

mengajar, (d) Dilarang keluar sebelum bel istirahat berbunyi.

Peraturan tata tertib di luar kelas: (a) Siswa dilarang keluar dari area

madrasah, (b) Dilarang membuat keributan atau kegaduhan, (c) Menjaga

kebersihan lingkungan madrasah, (d) Menjaga keamanan dan ketertiban di

sekitar, (e) Dilarang membuka jilbab atau sepatu, (e) Menjaga kerapian dalam

berpakaian.Peraturan mengenai tata tertib waktu belajar: (a) Hari senin-kamis


59

masuk mulai pukul 07.15-14.00, (b) Hari jumat masuk mulai pukul 07.00-

11.15, (c) Hari sabtu masuk mulai pukul 07.15-13.00 (d) Jam istirahat pukul

10.00.

Dari pernyataan di atas bahwa selaku guru sejarah yang ada di SMA

NEGERI 5 SIGI mememilki tugas yang sangat beras dalam menerapkan

disipin kepada siswa . seperti yang dikatakan oleh beberapa pendapat parah

ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus mampu

melaksanakan seluruh tugas dan tanggung jawabnya sebagain seorang tenaga

pendidik apalagi dalam menerapkan displin kepada siswa. Dan juga guru

harus mampu melihat setiap pribadi siswa karena setiap siswa memiliki

pribadi dan sifat yang berbeda – beda.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Strategi guru sejarah dalam menerapkan disiplin siswa di SMA NEGERI

5 SIGI telah di lakukan dengan baik, guru di SMA NEGERI 5 SIGI

telah berusaha dalam mendidik dan menerapkan seluruh tanggung jawab

mereka sebagai seorang guru khususnya guru sejarah. Dengan

menerapkan berbagai peraturan dalam menerapka disiplin kepada siswa

yakni, menerapkan selalu displin waktu, disiplin dalam menggunakan

atribut sekolah, dislin dalam mengerjakan tugas sekolah dan

mengumpulkan tugas tepat waktu. hal ini di lakukan oleh guru guna

mengajarkan siswan sikap disiplin selalu di terapkan di lingkungan

sekolah maupun lingkungan masyarakat. Hal ini juga guru lakukan agar

sikap tanggung jawab siswa lebih di terapkan dalam kehidupan sehari –

hari.

2. Kendala yang di hadapi oleh guru dalam menerapkan diplin siswa di

SMA NEGERI 5 SIGI adalah salah satu permasalahan yang kerap

terjadi ketika menjalani suatu tugas dan tanggung jawab. Seperti yang

peneliti temukan di lapanga bahwa siswa kerap kali tidak disiplin dalam

lingkungan sekolah dan juga banyaknya pelanggaran yang di lakukan

oleh siswa baik itu dalam kelas maupun diluar kelas. Seperti yang terjadi

di SMA NEGERI 5 SIGI khususnya di kelas XI IPS, bahwa siswa yang

ada dikelas tersebut lebih banyak melakukan pelanggaran dari pada

60
61

kelas lain. Menurut dari pernyataan guru sejarah yang ada di sekolah

tersebut bahwa siswa siswi yang ada dikelas tersebut kurang disiplin dan

kurangnya minat belajar siswa dan juga siswa malas datang kesekolah,

sering membolos, sering dan sering alpa. Siswa yang melakukan

pelanggaran di kelas tersebut ketika di panggil untuk menghadap mereka

tidak mau bertemu dengan guru dan memilih untuk melarikan diri dari

guru. Ini adalah factor dimana kendala yang di hadapi oleh guru sejarah

dalam menerapkan disiplin di SMA NEGGERI 5 SIGI bahwa interaksi

dan kedekatan dengan siswa itu yang menjadi hambatan bahwa guru

tidak bisa berinteraksi langsung dengan siswa siswi tersebut.

3. Upaya yang di lakukan oleh guru sejarah dalam menerapkan displin

siswa di SMA NEGERI 5 SIGI yaitu melakukan pendekatan dan

bimbingan kepada siswa. Hal ini di lakuka oleh guru guna menjadikan

siswa siswi yang ada di SMA NEGERI 5 SIGI khususnya di KELAS XI

IPS 1 menjadi disiplin. Karena melihat dari kediplinan siswa yang

begitu minim maka menjadi seorang guru di haruskan harus mampu

mendidikan siswa siswi semua khususnya yang ada di kela XI IPS1.

Guru juga selalu mengontrol siswa yang sering terlambat datang

kesekolah dan pasti akan menghukum mereka yang sesuai dengan

perbuatan yang siswa lakukan. Tindakan yang di lakukan oleh guru ini

adalah upaya guru untuk menerapkan sikap disiplin siswa, agar ketika

mereka melakukan pelanggaran, mereka akan mempertanggung

jawabkan perbuatan mereka. Upaya guru juga melakukan koordinasi


62

dengan masyarakat yang ada di sekitaran area sekolah, yang di mana

ketika ada siswa yang membolos agar bisa secepatnyan di proses.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dalam menerapkan diplin siswa

di SMA NEGERI 5 SIGI, penulis dapat memberikan saran sebagai

berikut:

1. Guru hendaknya menjadi tenaga pendidik yang menjadi contoh terlebih

dahulu pada siswa. Melihat dari keaktifan siswa yang masih kurang

khususnya di kelas XI IPS 1. Guru juga harus mampu lebih aktif untuk

melihat dan mengontrol seluru peserta didik.

2. Kepada siswa diharapkan selalu menerapkan sikap diplin dalam

kehidupan sehari – hari baik di sekolah maupun dirumah khususnya

siswa kelas XI IPSS1. Karena sikap displin akan menentukan nasib

kedepannya.

3. Dalam upaya menrapkan diplin kepada siswa, guru di harapkan menjadi

teladan bagi siwa, upaya dalam menerapkan disiplin kepada siswa harus

di tingkatkan, serta kerja sama antara masyarakat tetap harus di jalani

guna dapat mengontrol seluruh siswa.


DAFTAR PUSTAKA

Albustani, M. A. (2017). Problematika Guru Dalam Meningkatkan.


Cruz, A. P. S. (2013). Hakikat Guru. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Dunn, A. M., Hofmann, O. S., Waters, B., & Witchel, E. (2011). Cloaking
malware with the trusted platform module. In Proceedings of the 20th
USENIX Security Symposium (pp. 395–410).
Fitriyah, I. (2018). Strategi Guru Dalam Membentuk Karakter Disiplin Pada
Siswa Kelas Iv Di Mi Annidhomiyah Kabupaten Pasuruan.
H. Abdurrahmat Fathoni. (2006). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan
Skripsi. 149.
holisah, S. N. (2019). Peranan Guru Dalam Proses Pembelajaran. 20–52.
https://doi.org/10.31227/osf.io/2qcvz
Izzaty, R. E., Astuti, B., & Cholimah, N. (1967). Karakter Disiplin. Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 5–24.
Jeklin, A. (2016). landasan Teori Guru. July, 1–23.
Kharisma, C., & Suyatno, S. (2019). Peran Guru Dalam Menanamkan Karakteri
Disiplin Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Bleber 1 Prambanan Sleman.
Jurnal Fundadikdas (Fundamental Pendidikan Dasar), 1(2), 131.
https://doi.org/10.12928/fundadikdas.v1i2.656
Liska, L., Ruhyanto, A., & Yanti, R. A. E. (2021). Penerapan Model
Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa. J-KIP (Jurnal Keguruan Dan Ilmu Pendidikan), 2(3), 161.
https://doi.org/10.25157/j-kip.v2i3.6156
Maunah, B. (2016). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembentukan
Kepribadian Holistik Siswa. Jurnal Pendidikan Karakter, 1, 90–101.
https://doi.org/10.21831/jpk.v0i1.8615
Mu, A. (2019). Kedisiplinan. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699.
Mukaromah. (2018). Konsep Guru. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 198–197.
Pulungan, A. S. (2017). STRATEGI GURU DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA DI SMA AL-HIDAYAH MEDAN TAHUN AJARAN
2016/2017. 93(I), 259.
Rosdiana, M., & Kurniawan, M. R. (2019). Strategi Guru Dalam Pengembangan

63
64

Karakter Disiplin Siswa Sd Muhammadiyah Blawong 1 Jetis Bantul


Yogyakarta. 1–11.
Setiawan, A. (2013). Penanaman Karakter Disiplin Patriotisme. 9–10.
Smp, D. I. (n.d.). Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Kelas
Viii D (Study Mata Pelajaran Ips Terpadu).
Suardi, D. (2017). Metode Penelitian Metode Penelitian. Metode Penelitian
Kualitatif, 17, 43. http://repository.unpas.ac.id/30547/5/BAB III.pdf
Sund, R. ., & Lahkar, B. K. (2018). upaya guru dalam mendisiplinkan siwwa.
Journal of Controlled Release, 11(2), 430–439.
Suparyanto dan Rosad. (2020). strategi guru dalam karakter disiplin. Suparyanto
Dan Rosad, 5(3), 248–253.
Zahara, S. (2020). Strategi Guru dalam Membangun Karakter Disiplin Siswa
Kelas II dalam Pembelajaran Daring SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan
Dendang. UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi, 53(9), 1–101.
Albustani, M. A. (2017). Problematika Guru Dalam Meningkatkan.
Cruz, A. P. S. (2013). Hakikat Guru. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Dunn, A. M., Hofmann, O. S., Waters, B., & Witchel, E. (2011). Cloaking
malware with the trusted platform module. In Proceedings of the 20th
USENIX Security Symposium (pp. 395–410).
Fitriyah, I. (2018). Strategi Guru Dalam Membentuk Karakter Disiplin Pada
Siswa Kelas Iv Di Mi Annidhomiyah Kabupaten Pasuruan.
H. Abdurrahmat Fathoni. (2006). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan
Skripsi. 149.
holisah, S. N. (2019). Peranan Guru Dalam Proses Pembelajaran. 20–52.
https://doi.org/10.31227/osf.io/2qcvz
Izzaty, R. E., Astuti, B., & Cholimah, N. (1967). Karakter Disiplin. Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 5–24.
Jeklin, A. (2016). landasan Teori Guru. July, 1–23.
Kharisma, C., & Suyatno, S. (2019). Peran Guru Dalam Menanamkan Karakteri
Disiplin Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Bleber 1 Prambanan Sleman.
Jurnal Fundadikdas (Fundamental Pendidikan Dasar), 1(2), 131.
https://doi.org/10.12928/fundadikdas.v1i2.656
Liska, L., Ruhyanto, A., & Yanti, R. A. E. (2021). Penerapan Model
Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
65

Kritis Siswa. J-KIP (Jurnal Keguruan Dan Ilmu Pendidikan), 2(3), 161.
https://doi.org/10.25157/j-kip.v2i3.6156
Maunah, B. (2016). Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembentukan
Kepribadian Holistik Siswa. Jurnal Pendidikan Karakter, 1, 90–101.
https://doi.org/10.21831/jpk.v0i1.8615
Mu, A. (2019). Kedisiplinan. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699.
Mukaromah. (2018). Konsep Guru. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 198–197.
Pulungan, A. S. (2017). STRATEGI GURU DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER SISWA DI SMA AL-HIDAYAH MEDAN TAHUN AJARAN
2016/2017. 93(I), 259.
Rosdiana, M., & Kurniawan, M. R. (2019). Strategi Guru Dalam Pengembangan
Karakter Disiplin Siswa Sd Muhammadiyah Blawong 1 Jetis Bantul
Yogyakarta. 1–11.
Setiawan, A. (2013). Penanaman Karakter Disiplin Patriotisme. 9–10.
Viii D (Study Mata Pelajaran Ips Terpadu).
Suardi, D. (2017). Metode Penelitian Metode Penelitian. Metode Penelitian
Kualitatif, 17, 43. http://repository.unpas.ac.id/30547/5/BAB III.pdf
Sund, R. ., & Lahkar, B. K. (2018). upaya guru dalam mendisiplinkan siwwa.
Journal of Controlled Release, 11(2), 430–439.
Suparyanto dan Rosad. (2020). strategi guru dalam karakter disiplin. Suparyanto
Dan Rosad, 5(3), 248–253.
Zahara, S. (2020). Strategi Guru dalam Membangun Karakter Disiplin Siswa
Kelas II dalam Pembelajaran Daring SDN 165 Catur Rahayu Kecamatan
Dendang. UIN Sulthan Thaha Saifudin Jambi, 53(9), 1–101.
LAMPIRAN

lapiran 1. Lembaran Observasi Kediplinan Guru

Nama :

Alamat :

Pekerjaan :

Berilah tanda (√) pada kolom (Ya) bila nillai disiplin di terapkan, (Tidak) apabila
tidak menerapkan disiplin.

No Aspek yang di amati Ya Tidak Niilai yang diterapkan


1 Guru datang tepat waktu Disiplin, sopan, peduli
2 Guru berpenampilan rapi Disiplin, sopan, peduli
3 Guru menngucapkan salam
dengan ramah kepada
persta didik ketika Disiplin, sopan, peduli

memasuki ruangan kelas.


4 Berdoa sebelum memulai
pelajaran Disiplin, sopan, peduli
5 Mengecek kehadiran siswa Disiplin, sopan, peduli
6 Memastikan bahwa siswa disiplin, sopan, peduli
datang tepat waktu
7 Menegur siswa yang datang
terkambat Disiplin, sopan, peduli
8 Memberikan sanksi kepada
siswa jika tidak
menggunakan seragam Disiplin, sopan, peduli

sekolah.
9 Menegur siswa yang sering Disiplin ,sopan, peduli
keluar masuk pada saat jam

66
67

pelajaran berlangsung
10 Memberikan sanksi kepada Disiplin, sopan, peduli
siswa yang tidak
mengerjakan tugas yang di
berikan oleh guru.
68

Lampiran 2. Lembar observasi kedisplinan siswa.

Nama sisiwa :

Kelas :

Berilah tanda (√) pada kolom (Ya) bila nillai disiplin di terapkan, (Tidak) apabila
tidak menerapkan disiplin.

Centang fakta yang


No Aspek yang di amati terjadi Keterangan
Ya Tidak
1. Disiplin Berpakaian :
a Siswa datang ke sekolah
menggunakan pakaian rapi
dan bersih.
b Siswa datang kesekolah
menggunakan menggunakan
seram sekolah yang telah di
tentukan
2. Disiplin ketepatan waktu :
a Siswa masuk kelas tepat
waktu ketika proses
pembelajaran akan dimulai.
b Siswa tepat waktu dalam
mengumpulkan tugas.
3. Disiplin Sosial :
Dalam pembelajaran siswa
tidak membuat keributan dalam
kelas
4. Disiplin dalam etika belajar:
Siswa tidak di perkenankan
meninggalkan kelas tanpa seizin
69

guru selama jam pelajaran


sejarah berlangssung.

Lampiran 3. Pedoman wawancara dengan guru sejarah.


70

Nama :

Alamat :

1. strategi apa yang bapak ibu terapkan dalam proses pembelajaran dikelas?
…………………………………………………………….………………….
……………………………………………………………….……………….
2. Metode apa yang bapak ibu berikan pada saat proses pembelajaran?
……………………………………………………..…………………………
………………………………………………………..………………………
3. Apakah anda selalu memberikan contoh perilaku yang baik dihadapan
siswa ?
………………………………………………….……………………………...
…………………………………………………………………………………
4. Apakah anda selalu berpakaian rapi selama jam sekolah berlangsung ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Ketika mata pelajaran berlangsung, anda selalu menguasai bahan ajar dan
memudahkan siswa untuk memahaminya?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
6. Bila siswa rebut atau terjadi keributan dikelas, apakah anda sebagai guru
selalu memberikan teguran ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
7. Apakah anda selaku guru sejarah selalu menasehati jika ada siswa yang nakal
atau berbuat salah ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
8. Apakah anda selaku guru sering membeda-bedakan siswa didalam kelas ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
71

9. Apakah anda sebagai guru selalu memberikan sanksi berupa teguran kepada
siswa yang sama sekali tidak disiplin ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
10. Menurut bapak/ibu guru faktor-faktor apa saja yang membuat siswa-siswi
tidak disiplin di sekolah ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
11. Upaya-upaya apa yang dapat bapak/ibu guru lakukan dalam membangun
disiplin siswa terutama dalam lingkungan persekolahan ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Lampiran 4. Pedoman wawancara dengan siswa.


72

Nama :

Kelas :

1. Apakah guru sejarah disekolah anda selalu berpakaian rapi selama jam
sekolah berlangsung ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Ketika mata pelajaran sejarah berlangsung apakah guru sejarah selalu
menguasai bahan ajar dan memudahkan anda memahaminya ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Bila siswa ribut atau terjadi keributan di dalam kelas, apakah guru anda selalu
memberikan teguran ?
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….
4. Apakah guru sejarah dikelasmu selalu berkomunikasi atau menyampaikan
bahan ajar atau materi dengan baik dan benar ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan Penelitian.


73

a Dokumentasi observasi dan pengambulan data sekolah

b Dokumentasi wawancara dengan guru sejarah


74

c Dokumentasi wawancara dengan siswa


75
76
77

d Dokumentasi guru dalam menerapkan disiplin siswa


78
79

Lampiran 6. Surat Izin Observasi


80

Lampiran 7. Surat Izin penelitian


81

Lampiran 8. Sk pembimbing
82
83

Anda mungkin juga menyukai