Materi Khotbah Jum'at Menyambut Idul Adha 1446 H.
Materi Khotbah Jum'at Menyambut Idul Adha 1446 H.
“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu. Oleh karena itu, saudaraku..
Engkau akan mendapati aku insyaAllah termasuk orang-orang yang
bersabar.” (QS. Ash-Shaffat[37]: 102) Hendaklah seorang berusaha semampu mungkin untuk melaksanakan
ibadah yang besar dan agung ini. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Subhanallah.. Ikhwatal Islam.. Sallam bersabda:
Akibat kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim dan anaknya, maka Allah
َم ْن َو َج َد ِم ْنُك ْم َسَع ًة َفَلْم ُيَض ِّح َفاَل َيْقَرَبَّن ُمَص اَّل َنا
gantikan dengan seekor kambing lalu Allah menyebutkan:
“Siapa yang mendapatkan kelebihan harta tapi dia tidak berqurban, maka
١٠٧﴿ ﴾َو َفَدْيَناُه ِبِذ ْبٍح َع ِظ يٍم janganlah ia mendekati mushola kami.”
Subhanallah..
KHUTBAH KEDUA
Sebuah kalimat yang agung, yang menunjukkan pengesaan dan
وأشهد أن ال إله إال هللا، نبينا محمد و آله وصحبه ومن وااله،الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا
bahwasannya tidak ada sekutu bagi Allah yang berhak disembah selain Allah
وأشهد أَّن محّم دًا عبده ورسولُه،وحده ال شريك له
Subhanahu wa Ta’ala. Lalu pengakuan bahwasanya kenikmatan semua milik
Ummatal Islam, Allah. Karunia semua milik Allah. Itulah hakikat sebagai seorang hamba. Dia
mengakui bahwa semua yang ia miliki bahkan tubuhnya, semua hartanya,
Sementara di negeri sana, di negeri Rasulullah diutus, di Masy’aril Haram, di anaknya, istrinya, semuanya milik Allah, karunia dari Allah. Dia mengakui
Mina, di Arafah, di Muzdalifah, saudara-saudara kita melaksanakan ibadah semua itu milik Allah Subhanahu wa Ta’ala.
yang begitu agung. Ibadah itu adalah haji, ibadah yang sangat-sangat banyak
sekali hikmah yang bisa dipetik darinya. Ketika seseorang yang pergi haji Kaum mulimin rahimakumullah, sungguh banyak hikmah-hikmah lain yang
melepaskan seluruh pakaian-pakaiannya dan digantikan dengan kain ihram mungkin bisa kita petik. Namun tentunya semua ini butuh kepada
yang putih mengingatkan akan pertemuan dengan Allah ketika ia dibungkus kebeningan jiwa untuk senantiasa mengambil dan mempraktekkan apa
dengan kain kafannya lalu ia dikuburkan. Dia tidak berbekal kecuali amalan hikmah-hikmah yang bisa kita petik dari suatu ibadah.
dia dan kain kafan yang menempel pada tubuhnya.
ِإَّن الَّلـَه َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي ۚ َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه
Disaat kaum muslimin berkumpul di Mina di Arafah, tidak lagi ada di
bedakan kedudukan ataupun hasta, tidak dibedakan apakah dia kaya raya, َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا
apakah dia seorang pejabat atau pemimpin? Semua sama dihadapan Allah
karena memang tidak ada yang kebal hukum dihadapan Allah Rabbul ‘Izzati
wal Jalalah. Semuanya sama!