Anda di halaman 1dari 3

MENYAMBUT IDUL ADHA Itu menunjukkan bahwasanya sembelihan di Idul Adha adalah merupakan

sembelihan yang agung, sembelihan yang besar disisi Allah Subhanahu wa


‫ َم ْن َيْهِدِه ُهللا‬،‫ َو َنُعوُذ ِباِهلل ِم ْن ُش ُروِر َأْنُفِس َنا َوِم ْن َس ِّيَئاِت َأْع َم اِلَنا‬،‫إَّن الـَح ْمَد ِهّلِل َنـْح َم ُد ُه َو َنْسَتِع ْيُنُه َو َنْسَتْغ ِفُر ُه‬ Ta’ala. Hal ini memberikan kepada kita simbol bahwasanya seorang hamba
‫ َو َأْش َهُد َأن َّال ِإَلَه ِإَّال هللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه َو َأْش َهُد َأَّن ُم ـَح َّم دًا َع ْبُد ُه‬،‫ َوَم ْن ُيْض ِلْل َفاَل َهاِدَي َلُه‬،‫َفاَل ُمِض َّل َلُه‬ hendaklah mengorbankan dirinya terhadap Rabbul ‘Alamin, Rabb yang telah
‫َو َر ُسوُله‬ menciptakan dirinya, yang telah memberikan kepada dia berbagai macam
jamaah jumah.... kenikmatan-kenikmatan yang sangat banyak kepadanya. Itulah iman, itulah
ketaatan dan ketundukan.
Saat ini Kita berada di hari yang sangat mulia. Hari ini merupakan bagian
baian dari awal bulan Dzulhijjah. Dan sebentar lagi kita akan mengadakan Ketika seorang hamba menyembelih kambingnya atau binatang korban
sebuah ibadah yang agung yaitu ibadah Idul Adha disertai dengan lainnya tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan bahwa itu adalah
penyembelihan qurban. Ia adalah merupakan ibadah yang sangat agung dan sembelihan yang agung dan besar. Ia adalah sembelihan bukan sekedar
besar. Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi Ibrahim sembelihan biasa tetap sembelihan yg bernilai ibadah. Sebagaimana Allah
untuk menyembelih anaknya (Ismail). Ketika Ismail telah memberikan dan berfirman:
menyerahkan dirinya untuk disembelih oleh ayahnya (Ibrahim) sebagai
bentuk penyerahan diri dan ketundukan yang sempurna kepada Rabbul
‫﴾ اَل‬١٦٢﴿ ‫ُقْل ِإَّن َص اَل ِتي َو ُنُس ِكي َو َم ْح َياَي َو َمَم اِتي ِلَّلـِه َر ِّب اْلَع اَلِم يَن‬
Izzati wal Jalalah. Ini merupakan sebuah fenomena, bagaimana sikap ‫ۖ َش ِر يَك َلُه‬
seorang hamba yg sesungguhnya terhadap Rabbul ‘Alamin.
“Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk
jamaah jumah yg berbahagia Allah Rabbul ‘Alamin. Tidak ada sekutu bagi Dia.” (QS. Al-An’am[6]: 163)
Ketika Nabi Ismail berkata kepada ayahnya: Penyembelihan ini merupakan simbol tauhid (pengesahan hanya kepada
Allah). Bahwasanya ibadah hanya milik Allah Rabbul ‘Izzah. Bahwasanya
‫َيا َأَبِت اْفَع ْل َم ا ُتْؤ َم ُرۖ َس َتِج ُد ِني ِإن َش اَء الَّلـُه ِم َن الَّصاِبِر يَن‬ ibadah murni untuk Allah semata.

“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu. Oleh karena itu, saudaraku..
Engkau akan mendapati aku insyaAllah termasuk orang-orang yang
bersabar.” (QS. Ash-Shaffat[37]: 102) Hendaklah seorang berusaha semampu mungkin untuk melaksanakan
ibadah yang besar dan agung ini. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Subhanallah.. Ikhwatal Islam.. Sallam bersabda:

Akibat kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim dan anaknya, maka Allah
‫َم ْن َو َج َد ِم ْنُك ْم َسَع ًة َفَلْم ُيَض ِّح َفاَل َيْقَرَبَّن ُمَص اَّل َنا‬
gantikan dengan seekor kambing lalu Allah menyebutkan:
“Siapa yang mendapatkan kelebihan harta tapi dia tidak berqurban, maka
١٠٧﴿ ‫﴾َو َفَدْيَناُه ِبِذ ْبٍح َع ِظ يٍم‬ janganlah ia mendekati mushola kami.”

“Dan Kami gantikan dengan sembelihan yang agung.” (QS. Ash-Shaffat[37]:


107)
(hr ibnu majah, dan lainnya, sebgaian ulama menilai hadits ini lemah) “Semoga Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah
Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)
Hukum Berkurban: Khilaf, wajib, minimal sunnah muakadah.
Hadirin Rahimakumullah
Sunnahy muakadah Jangan disalah pahami dengan tidak pernah
berkurban/hanya sekali seumur hidupnya…atau santai tidak meniatkan KEDUA: adalah merupakan simbol ketundukan kepada Allah yang
sama sekali, ditunjukkan oleh sikap Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘Alaihish Shalatu was
Salam kepada perintah-perintah Allah. Sungguh ketundukan yang luar biasa.
Kerana para salihin mereka berkorban terus menerus dan hanya sekali2 Ketika seorang hamba siap dirinya berkorban bahkan sampai mengorbankan
tidak berkurban… nyawanya sekalipun dijalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sungguh
Bagaimana mungkin seorang muslin tidak memanfaatkan Ibadan ini, ketundukan yang luar biasa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
saudaraku? Ini adalah sebuah ibadah yang besar sekali di sisi Allah KETIGA: Ia adalah merupakan simbol ittiba’. Mengikuti Rasulullah
Subhanahu wa Ta’ala. Dan yang akan sampai kepada Allah adalah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Oleh karena itu seorang mukmin berusaha
ketakwaan. Allah berfirman: untuk mencari sesuatu amalan dari qurban ini yang paling sesuai dengan
sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang yang hatinya masih
‫َلن َيَناَل الَّلـَه ُلُحوُمَها َو اَل ِد َم اُؤ َها َو َلٰـِكن َيَناُلُه الَّتْقَو ٰى ِم نُك ْم‬ sehat, orang yang hatinya masih selamat, dia akan lebih memperhatikan
lurusnya amal ibadah daripada ibadah itu sendiri. Hal sebagaimana
“Tidak akan sampai kepada Allah daging dan darah qurban. Akan tetapi yang
dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim dalam Ighatsatul Lahfan.
sampai kepada Allah adalah ketakwaan diantara kalian” (QS. Al-Hajj[23]: 37)
Jamaah jumah yang kami muliakan
Na’am.. Ketakwaan, keikhlasan, ketundukan, kesabaran dalam
melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah Rabbul KEEMPAT: Ibadah kurban, merupakan simbol kesabaran. Ketika seorang
‘Alamin. hamba berusaha sabar untuk mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala, hal itu
menunjukkan keimanan kepada Allah. Karena memang mentaati Allah
Sesungguhnya dalam kejadian ini terdapat pelajaran buat orang yang mau
butuh kesabaran, saudaraku. Sebagaimana menjauhi kemaksiatan Allah pun
berpikir. Sesungguhnya dalam penyembelihan hewan qurban ini terdapat
butuh kesabaran, saudaraku.
pelajaran yang sangat agung yang bisa kita petik darinya.
Bayangkan apabila kita tidak diberikan kesabaran. Barangkali kita tidak akan
PERTAMA: Ia adalah merupakan pentauhidan Allah yang merupakan inti
mampu mentaati Allah. Karena syahwat begitu besarnya, hawa nafsu begitu
dakwah seluruh Nabi dan Rasul.
kuatnya, sementara iblis dan bala tentaranya tak pernah diam menggoda
menyembelih termasuk ibadah. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa dan menyesatkan manusia. Oleh karena itu Ali bin Abi Thalib berkata bahwa
Sallam melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah. Rasulullah sesungguhnya kesabaran bagi iman bagaikan kepala bagi tubuh.
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Mungkinkah tubuh akan hidup tanpa kepala? Demikian pula iman tidak akan
pernah hidup tanpa kesabaran.
‫َلَع َن ُهللا َم ْن َذ َبَح ِلَغْيِر ِهللا‬
Ikhwatal Islam A’azzaniyallahu waiyyakum..
Sungguh ibadah yang agung ini memberikan kepada kita banyak sekali Kemudian mereka bertalbiyah yang merupakan kalimat yang agung. Mereka
hikmah-hikmah. Maka dari itulah seorang muslim berusaha bukan hanya berucapan:
berqurban dan menyembelih. Akan tetapi ia mengambil dan memetik
hikmah-hikmah yang agung dibalik daripada ibadah itu sendiri. ‫َلَّبْيَك الَّلُهَّم َلَّبْيَك َلَّبْيَك َال َش ِر يَك َلَك َلَّبْيَك ِإَّن اْلَحْم َد َو الِّنْع َم َة َلَك َو اْلُم ْلَك َال‬
‫أقول قولي هذا واستغفر هللا لي ولكم‬ ‫َش ِر يَك َلَك‬
“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda
wan ni’mata laka wal mulk laa syarika lak (Ya Allah, aku menyahut
panggilanmu Ya Allah. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan
bagiMu. Tidak ada sekutu bagi Engkau ya Allah)”

Subhanallah..
KHUTBAH KEDUA
Sebuah kalimat yang agung, yang menunjukkan pengesaan dan
‫ وأشهد أن ال إله إال هللا‬،‫ نبينا محمد و آله وصحبه ومن وااله‬،‫الحمد هلل والصالة والسالم على رسول هللا‬
bahwasannya tidak ada sekutu bagi Allah yang berhak disembah selain Allah
‫ وأشهد أَّن محّم دًا عبده ورسولُه‬،‫وحده ال شريك له‬
Subhanahu wa Ta’ala. Lalu pengakuan bahwasanya kenikmatan semua milik
Ummatal Islam, Allah. Karunia semua milik Allah. Itulah hakikat sebagai seorang hamba. Dia
mengakui bahwa semua yang ia miliki bahkan tubuhnya, semua hartanya,
Sementara di negeri sana, di negeri Rasulullah diutus, di Masy’aril Haram, di anaknya, istrinya, semuanya milik Allah, karunia dari Allah. Dia mengakui
Mina, di Arafah, di Muzdalifah, saudara-saudara kita melaksanakan ibadah semua itu milik Allah Subhanahu wa Ta’ala.
yang begitu agung. Ibadah itu adalah haji, ibadah yang sangat-sangat banyak
sekali hikmah yang bisa dipetik darinya. Ketika seseorang yang pergi haji Kaum mulimin rahimakumullah, sungguh banyak hikmah-hikmah lain yang
melepaskan seluruh pakaian-pakaiannya dan digantikan dengan kain ihram mungkin bisa kita petik. Namun tentunya semua ini butuh kepada
yang putih mengingatkan akan pertemuan dengan Allah ketika ia dibungkus kebeningan jiwa untuk senantiasa mengambil dan mempraktekkan apa
dengan kain kafannya lalu ia dikuburkan. Dia tidak berbekal kecuali amalan hikmah-hikmah yang bisa kita petik dari suatu ibadah.
dia dan kain kafan yang menempel pada tubuhnya.
‫ِإَّن الَّلـَه َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي ۚ َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه‬
Disaat kaum muslimin berkumpul di Mina di Arafah, tidak lagi ada di
bedakan kedudukan ataupun hasta, tidak dibedakan apakah dia kaya raya, ‫َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‬
apakah dia seorang pejabat atau pemimpin? Semua sama dihadapan Allah
karena memang tidak ada yang kebal hukum dihadapan Allah Rabbul ‘Izzati
wal Jalalah. Semuanya sama!

Kewajiban seorang hamba untuk melaksanakan perintah-perintah Allah


Subhanahu wa Ta’ala. Itulah Islam!

Anda mungkin juga menyukai