فَيآ:ُان إلَى يَ ْو ِم الدِّين َأ َّما بَ ْعد ٍ س َ إحْ عين ِب ْ َوَأ
َ ِص َحابِ ِه َوالتَّاب Bapak-anak ini menjadi suri tauladan bagi kita semua
سي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم ِ صي ُك ْم َونَ ْفِ ُأو،َأيُّ َها اِإْل ْخ َوان dalam banyak hal, seperti dalam ketaatan kepada Allah swt
dan dalam menjalani hidup dan kehidupan ini dengan sabar,
َتُ ْفلِ ُحون. Nabi Ibrahim as adalah seorang hamba Allah yang taat
kepada-Nya. Beliau orang sabar sekaligus lurus, berhati
ش ْيطَا ِن َّ َأعُو ُذ بِاهللِ ِم َن ال:يم ِ قَا َل هللاُ تَ َعالَى فِي ا ْلقُ ْر
ِ آن ا ْل َك ِر lembut dan penyantun. Beliau seorang ayah dengan teladan
ين آ َمنُوا اتَّقُوا َ يَا َأيُّ َها الَّ ِذ:يم ِ س ِم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح
ْ ِ ب،يم
ِ ال َّر ِج kepemimpinan yang mencerahkan. Sedangkan sang anak,
صلِ ْح لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم ْ ُ ي،س ِدي ًدا َ هللاَ َوقُولُوا قَ ْواًل Nabi Ismail as, adalah seorang hamba yang juga taat kepada
Allah. Beliau termasuk orang sabar dan berbakti kepada
َوقَا َل.سولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما ُ َو َمنْ يُ ِط ِع هللاَ َو َر،ُذنُوبَ ُك ْم kedua orang tua.
Keluarga Nabi Ibrahim as mendapatkan anak pertama Berkaitan dengan kesabaran Imam al-Ghazali
yang kemudian diberinya nama Ismail setelah menikah menyebutkan beberapa macamnya sebagai berikut:
dengan Siti Sarah cukup lama, yakni puluhan tahun. Nabi
Ismail as lahir dari istri kedua Nabi Ibrahim as bernama Siti َ َو،ِص ْب ٌر َعلَى طَا َع ِة هللا
ص ْب ٌر َعلَى َ :ص ْب ُر َعلَى َأ ْو ُج ٍه
َّ َوال
Hajar. Saat itu Nabi Ibrahim as telah berusia kira-kira ِ ص ْب ٌر َعلَى ْال ُم
ص ْيبَ ِة َ َو،َم َحا ِر ِم ِه
100tahun. Namun kemudian, Nabi Ibrahim as bermimpi
dalam tidurnya menyembelih anak satu-satunya yang ketika Artinya: “Sabar itu terdiri dari beberapa bagian, yaitu
itu sudah menginjak remaja. Nabi Ibrahim menyadari bahwa (1) sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah, (2) sabar
mimpi itu adalah perintah dari Allah swt sehingga tidak ada dalam menjahui larangan-larangan Allah, (3) sabar dalam
pilihan lain kecuali melaksanakannya. Al-Quran merekam menerima musibah.” (Al-Ghazali, Mukâsyafatul Qulûb,
mimpi itu dalam surat Ash-Shaffat ayat 102, sebagai berikut: [Beirut, Dâr al-Qalam], halaman 16).
َيَا بُنَ َّي ِإنِّي َأ َرى فِي ا ْل َمنَ ِام َأنِّي َأ ْذبَ ُحك Dari kutipan di atas kita tahu bahwa apa yang
dilakukan Nabi Ibrahim as yakni melaksanakan
Artinya: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam penyembelihan terhadap putranya sendiri merupakan contoh
mimpi bahwa aku menyembelihmu” nyata bentuk kesabaran dalam menaati perintah Allah swt;
dan jika kita renungkan lebih dalam, Nabi Ibrahim as telah
Kita bisa bayangkan, betapa Nabi Ibrahim as tengah melaksanakan ketiga macam kesabaran itu sekaligus
diuji Allah swt. Anak satu-satunya yang telah lama beliau sebagaimana teori Imam al-Ghazali di atas, yakni sabar
nantikan kehadirannya hingga di usia tua, pada akhirnya dalam menjalankan perintah Allah swt, sabar dalam
harus dikurbankan atas perintah Allah dengan cara meninggalkan larangan-Nya, dan sabar dalam menerima
disembelihnya sendiri. Bagaimanakah sikap Nabi Ibrahim musibah berupa ujian berat dari-Nya. Kesabaran Nabi
menghadapi perintah tersebut? Beliau mentaati perintah itu Ibrahim as dalam menjalankan perintah Allah swt bisa kita
dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. lihat dari sikapnya yang segera melaksanakan perintah itu
Jamaah sholat idul Adha yang dirahmati Allah walau sebenarnya ada perasaan sedih di hatinya, karena
beliau tetaplah manusia sebagaimana umumnya yang Misalnya dengan melakukan protes atau bahkan
memiliki perasaan. menentangnya. Bermaksiat kepada Allah adalah larangan
keras apalagi bagi seorang nabi. Nabi Ibrahim as dengan
Namun perasaan sedih itu berkembang menjadi
keteguhan hatinya meninggalkan larangan itu sebagai bentuk
keikhlasan di dalam hati setelah jawaban langsung dari Nabi
kesabaran.
Ismail as sebagai berikut:
Selain itu, perintah Allah agar Nabi Ibrahim as
َشا َء هَّللا ُ مِن َ ت ا ْف َعلْ َما ُتْؤ َم ُر
َ ْس َت ِج ُدنِي ِإن ِ َيا َأ َب menyembelih putranya merupakan musibah, dalam arti,
َالص ِاب ِرين
َّ perintah itu tidak bisa ditolak sehingga menjadi ujian berat
bagi Nabi Ibrahim as. Apakah beliau lebih memilih dan
Artinya: “Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang mencintai Allah ataukah lebih mencintai putranya. Terbukti
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan Nabi Ibrahim as lebih memilih dan mencintai Allah dengan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS Ash- seluruh kepasrahan jiwa kepada-Nya. Nabi Ibrahim lulus
Shaffât:102). menghadapi musibah yang mengujinya. Lalu Allah
Pengakuan Nabi Ismail as bahwa ia sabar menerima mengutus Malaikat Jibril untuk menebus Nabi Ismail as
apa yang akan dilakukan ayahnya terhadap dirinya semakin dengan seekor domba besar untuk disemblih.
meneguhkan Nabi Ibrahim as untuk melaksanakan perintah Jamaah sholat idul Adha yang dirahmati Allah
Allah, yakni menyembelih putra satu-satunya itu.
Kisah kesabaran Nabi Ibrahim di atas patut kita
Jamaah sholat idul Adha yang dirahmati Allah teladani dalam menghadapi situasi saat ini, khususnya pada
Keteguhan Nabi Ibrahim as melaksanakan perintah masa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
tersebut merupakan kesabaran dalam mentaati Allah swt. Masyarakat) Darurat yang membatasi kegiatan kita sehari-
Beliau tidak ragu sedikitpun untuk melaksanakan perkara hari. Larangan adalah perintah untuk berbuat sebaliknya.
haq sehingga tidak ada sedikitpun keinginan untuk Karena itu, kita melaksanakan perintah tersebut dengan
bermaksiat dengan melawan perintah Allah. menunaikan shalat Idul Adha di rumah seperti saat ini
dengan sabar meneladani Nabi Ibrahim as menghadapi آن ا ْل َع ِظ ْي ِم َونَفَ َعنِي َواِيِّا ُك ْم بِ َما فِي ِه ِ ار َك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي ا ْلقُ ْر َ َب
perintah dari Allah swt sebagaimana kisah tadi. ِّ ت َو
الوتَهُ ِإنَّهُ ُه َوَ ِ َوتَقَبَّ ْل ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم ت.الذ ْك ِر ا ْل َح ِك ْي ِم ِ ِم َن اآْل يَا
Perintah ini tidak boleh kita tentang karena ada
ْ فَا.س ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم
ستَ ْغفِ ُر ْوا ِإنَّهُ ه َُو ْال َغفُ ْو ُر ال َّر ِح ْي ُم َّ ال
kewajiban untuk mematuhi pemerintah atau ulil umri
sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surat Ani-Nisa’
ayat 59:
سو َل َوُأولِي
ُ ين آ َمنُوا َأ ِطي ُعوا اللَّـهَ َوَأ ِطي ُعوا ال َّر
َ يَا َأ ُّي َها الَّ ِذ
اَأْل ْم ِر ِمن ُك ْم
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah
dan taatilah Rasul(Nya), dan para pemimpin di antara
kamu.”