Anda di halaman 1dari 3

HIKMAH PRISTIWA QURBAN

Ada seorang anak yang bernama Ismail yang baru tumbuh berusia 4-5 tahun belum baligh
melihat ayahnya Ibrohim a.s yang sedang bekerja atas perintah Allah swt, bergetar hatinya, tersentuh
untuk menolong ayahnya, padahal ayahnya tidak meminta, pristiwa ini terjadi ketika nabi Ibrahim a.s di
perintahkan untuk meninggikan lagi pondasi ka’bah yang terkena dampak banjir pada masa nabi nuh a.s.
sebagaimana di sebutkan di dalam surah albaqoroh ayat 127

َ َّ‫ت َواِسْمٰ ِع ْي ۗ ُل َربَّنَا تَقَبَّلْ ِمنَّا ۗ اِن‬


‫ك اَ ْنتَ ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬ ِ ‫َواِ ْذ يَرْ فَ ُع اِب ْٰر ٖه ُم ْالقَ َوا ِع َد ِمنَ ْالبَ ْي‬
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa),
“Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha
Mengetahui.

Saat kisah ini di sampaikan kepada kita ketika nabi Ibrahim a.s mendapatkan tugas dari Allah swt untuk
meninggikan kembali bangunan ka’bah maka di kerjakan dengan segera, tapak pertamanya nabi Ibrahim
a.s di sebut dengan maqom, sampai saat ini tapak itu di kenal dengan maqom Ibrahim.

Saat nabi Ibrahim a.s sedang meninggikan bangunan ka’bah qadarullah, anaknya datang melihat
bapaknya kerja dia langsung ingin menolongnya, nabi ibraihim a.s tidak menasehati, tak juga meminta
tolong kepada ismail a.s untuk membantunya, tapi nabi ismail sendirilah yang ingin menolong ayahnya,
maka nabi ismail a.s datang dengan membawa batu , batu Bahasa arabnya hajar, kalau di susun susun
menjadi hijr, kalau jadi sebuah bangunan di sebuh dengan hujroh, kalau jadi ruangan dan kamar kamar
maka di sebut hujorots, maka dia mulai membantu bapaknya, kalau Bahasa kita “boleh gak saya bantu”

Dia bawa hajr dia susun susun, setelah di susun susun maka jadilah bagian dari ka’bah. Sampai
sekarang disebut dengan hijr ismail, hijr ismail itu area dalam ka’bah, dan jika kita solat di dalam nya itu
termasuk solat di dalam ka’bah, jadi dulu pada awal masa quraisy ada terjadi kebakaran dan
meruntuhkan bagian ka’bah ada kerusakan, mreka ingin memperbaiki, Cuma orang jahiliyah tidak mau
mengumpulkan harta yang tidak jelas, akhirnya orang jahiliyah berusaha mengumpulkan harta yang
paling halal, orang jahiliyah aja bangun ka’bah pake uang yang paling halal, kemudian mreka kumpulkan
harta itu namun tidak cukup, karena tidak cukup kemudian area hijr ismail ini tidak di bangun lagi untuk
menutupi ka’abah maka di biarkan terbuka, sampai sekarang di pelihara keterbukaan itu dan hikmahnya
adalah Allah memberikan kesempatan bagi orang yang ingin solat di dalam ka’bah, bayangkan jika tidak
ada area itu orang2 dari seluruh dunia berbondong untuk masuk ka’bah tapi allah berikan kepada kita
keringanan dengan adanya area hijr ismail itu.

Kisah selanjutnya, dahsyat lebih dahsyatnya q.s 37- ayat 102

ِ َ‫ي اِنِّ ْٓي اَ ٰرى فِى ْال َمن َِام اَنِّ ْٓي اَ ْذبَحُكَ فَا ْنظُرْ َما َذا ت َٰر ۗى قَا َل ٰيٓاَب‬
‫ت ا ْف َعلْ َما‬ َّ َ‫ْي قَا َل ٰيبُن‬ َ ‫فَلَ َّما بَلَ َغ َم َعهُ ال َّسع‬
ّ ٰ ‫تُْؤ َم ۖ ُر َست َِج ُدنِ ْٓي اِ ْن َش ۤا َء هّٰللا ُ ِمنَ ال‬
‫ْن‬6َ ‫صبِ ِري‬
“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai
anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana
pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah)
kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Bagaimana pendapat Ananda, mimpi para nabi dan rasul itu pasti adalah wahyu, maka harus
segera di laksanakan. Nabi Ibrahim as bisa saja spontan bilang kepada anaknya “nak siap siap ya,
kemana pak, sembelih” tapi tidak pula nabi Ibrahim mengatakan demikian. Yang nabi Ibrahim lakukan
adalah bertanya ketika mendapatkan mimpi itu, nak bagaimana pendapatmu? Nabi Ibrahim memanggil
dengan panggilan saying yaitu ya bunayya. Maka Dahsyatnya yang Nabi ismail lakukan bukanlah protes,
juga tidak marah tapi yang di lakukannya adalah dengan meyakinkan dan menguatkan ayahandanya
memanggil ayahnya juga dengan panggilan sayang, yaitu abati , yaa abati ifal ma tumar, wahai ayahku
demi sayang dan hotmatku kepadamu lakukan lah apa yang telah Allah perintahkan kepadamu. ; insya
Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.

Hadirin sekalian mohon maaf banyak orang yang hanya tahu ketika pristiwa ini bahwa nabi
ismail as di ganti dengan sembelihan yang besar, tidaak banyak yang trahu ada pristiwa yang sangat
menyentuh di balik penyembelihan itu, sehingga di ganti dengan sembelihan yang luar biasa itu, di
dalam kitab al akhlak lil banin karya ustadz umar ahmad baroja jilid yang kedua. Ada 3 peristiwa besar
saat penyembelihan itu.yaitu ketika nabi ismail as mulai di ikat, ikatan mulai terasa longgar, maka yang
di katakana oleh ismail as “duhai ayahanda tolong kencang kan ikatan ini,supaya nnti ketika saya di
sembelih saya tidak memberontak dan tidak membuat ayah iba dan membuat ayah tidak jadi
menyembelih Ananda” supaya ayahnya sempurna melaksanakan tugas.

Yang ke 2, “ duhai ayahanda, mohon tajamkan pisau nya,agar mempercepat proses


penyembelihanm itu, dan meringankan sakit yang saya rasakan. Sehingga kedua hal ini menjadi hal yang
sangat di haruskan dalam menyembelih hewan kurban

Kemudian yang ke 3, rupanya beliau ismail as sudah melipat pakayannya. Maka dia katakana “
duhai ayahanda mohon titipkan pakayan ini kepada satu satunya ibunda yang sangat saya sayangi,
sampaikan salamku kepadanya.

Nabi ismail as, maka ketika di lakukan penyembelihan itu. Maka tidak ada korban pada pristiwa
itu maka di gantikan dengan kurban Turunlah wahyu menggantikan lah ismail as dengan satu
sembelihan yang besar. Kurban di ambil dari kata qoroba, artinya dekat, di tambah alif nun menjadi
kurban yang artinya sangat dekat kepada allah swt mereka berdua sangking dekatnya dengan Allah
mimpi saja di amalkan,sekarang ada orang yang ingin dekat dengan Allah, di dunia nyata di perintahkan
tridak di kerjakan . padahal telah di perintahkan, lewat panggilan azan tapi dia tidak mengerja kan, ingin
dekat dengan para nabi, masuk ke surge firdaus tanpa hisab masyaAllah.

Hadirin yang paling menarik mengapa nabi ismail as punya rasa yang sangat besar saat itu ketika
nabi ismail di lahirkan , turunlah wahyu untuk mreka agar di pisahkan nabi Ibrahim as di palestina anak
dan ibunya di mekkah. Yang dahsyatnya di balik jarak yang sangat jauh, nabi rasul punya tugas untuk
melaksanakan perintah allah punya tugas mencari nafkah tapi beliau masih menyempatkan waktu untuk
melihat perkembanagan anaknya dari siapa yang merawatnya, perkembangannya bagaimana, asinya
bagaimana, bagaimana pertumbuhan kampungnya, dari palestina ke Makkah itu kalaupake bis 1 hari 2
malam. Maka di tengah kesibukan nabi Ibrahim sebagai seorang rasul dengan segala keadaan saat itu
dia tetap selalu mengontrol anaknya, mohon maaf zaman sekarang ada orang yang bukan rosul, belum
jelas syurganya seperti para rasul, dengan jarang yang dekatpun sampai tidak bisa melakukan hal
tersebut, kadang dalam pekerjaan berangkat gelap pulang pun gelap, anak tidak bisa terlihat dengan
baik, maka terkadang apa yang terjadi kepada anak, kadang maslahnya adalah kurang nya pendekatan
dari orang tua.. sekarang yang terjadi adalah kuragnnya waktu pada anak, masalah yang besarnya lagi
jika ada masalah di tempat kerja di bawa bawa kerumah, anak sudah menunggu kita, datang2 malah
anaknya di marahain dan sebagainya. Maka ini sangat berbahaya. Maka bercerminlah dengan apa yang
di lakukan nabi Ibrahim kepada anaknya ismail as dengan segala pendekatannya, untuk sekarang tidak
ada yang tidak mungkin kita lakukan, jarak yang jauh pun semua bisa terhubung, jalin hubungan sebaik
mungkin sehingga anak bisa menjadi seperti nabi ismail yang taatnya luarbiasa kepada Allah dan kepada
orag tuanya, sehingga ia pun rela ketika mendapatkan perintah untuk di sembelih.

Anda mungkin juga menyukai