Anda di halaman 1dari 12

‫َلَّبْيَك الّلُهَّم َلَّبْيَك َلَّبْيَك َال َش ِرْيَك َلَك َلَّبْيَك‬

Disamping itu, Idul Adha dinamakan juga “Idul Qurban”, karena merupakan
hari raya yang menekankan pada arti berkorban. Qurban itu sendiri artinya
dekat, sehingga Qurban bermakna menyembelih hewan ternak untuk
diberikan kepada fuqoro’ wal masaakiin dalam rangka mendekatkan diri
Jama’ah Id yang dirahmati Allah SWT, kepada Allah SWT.

Di pagi yang penuh berkah ini, kita berkumpul untuk melaksanakan shalat Masalah pengorbanan, dalam lembaran sejarah kita diingatkan pada peristiwa
‘Idul Adha. Baru saja kita laksanakan ruku’ dan sujud sebagai bentuk yang menimpa Nabiyullah Ibrahim AS beserta keluarganya Ismail dan Siti
ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Kita agungkan nama-Nya, kita gemakan Hajar. Ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk
takbir dan tahmid sebagai pengakuan atas keagungan Allah. Takbir yang kita menempatkan istrinya Hajar bersama Nabi Ismail putranya, yang saat itu
ucapkan bukanlah sekedar gerak bibir tanpa arti. Tetapi merupakan pengakuan masih bayi. Mereka ditempatkan di suatu lembah yang tandus, gersang, tidak
dalam hati, menyentuh dan menggetarkan relung-relung jiwa manusia yang tumbuh sebatang pohon pun. Lembah itu sangat sunyi dan sepi tidak ada
beriman. Allah Maha Besar. Allah Maha Agung. Tiada yang patut disembah penghuninya seorangpun. Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, apa maksud dan
kecuali Allah. Karena itu, melalui mimbar ini saya mengajak kepada diri saya tujuan Allah yang memerintahkkannya untuk menempatkan istri dan putranya
sendiri dan juga kepada hadirin sekalian: Marilah tundukkan kepala dan jiwa yang masih bayi itu, ditempatkan di suatu tempat paling asing, di sebelah
kita di hadapan Allah Yang Maha Besar. Campakkan sifat keangkuhan dan utara kurang lebih 1600 KM dari negerinya sendiri yaitu palestina. Tapi baik
kesombongan yang dapat menjauhkan kita dari rahmat Allah SWT. Sebab Nabi Ibrahim, maupun istrinya Siti Hajar, menerima perintah itu dengan
apapun kebesaran yang kita sandang, kita kecil di hadapan Allah. Betapapun ikhlas dan penuh tawakkal.
hebatnya kekuasaan dan pengaruh kita, kita tidak berdaya dalam genggaman
Allah Yang Maha Kuasa atas segala-galanya. Seperti yang diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa tatkala Siti Hajar kehabisan
air minum hingga tidak bisa menyusui nabi Ismail, beliau mencari air sambil
Jama’ah Id yang dirahmati Allah SWT, berlari-lari kecil (Sa’i) antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali. Tiba-
tiba Allah mengutus malaikat jibril membuat mata air Zam Zam. Siti Hajar
Idul Adha dikenal dengan sebutan “Hari Raya Haji”, dimana kaum muslimin dan Nabi Ismail memperoleh sumber kehidupan.
sedang menunaikan rukun haji yang utama, yaitu wukuf di Arafah. Mereka
semua memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit, yang disebut dengan Lembah yang dulunya gersang itu, mempunyai persediaan air yang berlimpah.
pakaian ihram, melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup. Tidak Datanglah manusia dari berbagai pelosok terutama para pedagang ke tempat
dapat dibedakan antara mereka, semuanya sederajat. Sama-sama mendekatkan Siti Hajar dan Nabi Ismail, untuk membeli air. Datang rejeki dari berbagai
diri kepada Allah Yang Maha Perkasa, sambil bersama-sama membaca penjuru, dan makmurlah tempat sekitarnya. Akhirnya lembah itu hingga saat
kalimat talbiyah. ini terkenal dengan kota mekkah, sebuah kota yang aman dan makmur, berkat
do’a Nabi Ibrahim dan berkat kecakapan seorang ibu dalam mengelola kota
dan masyarakat. Kota mekkah yang aman dan makmur dilukiskan oleh Allah jumlah yang menurut orang di zamannya adalah tergolong milliuner. Suatu
dalam Al-Qur’an: hari, Nabi Ibrahim ditanya oleh seseorang “milik siapa ternak sebanyak ini?”
maka dijawabnya: “Kepunyaan Allah, Sewaktu-waktu bila Allah
menghendaki, akan kuserahkan semuanya. Jangankan cuma ternak, bila Allah
meminta anak kesayanganku, niscaya akan aku serahkan juga.”
‫َو ِإْذ َقاَل ِإْبَر اِهيُم َر ِّب اْج َع ْل َهَـَذ ا َبَلدًا آِم نًا َو اْر ُزْق َأْهَلُه ِم َن الَّثَم َر اِت َم ْن آَم َن ِم ْنُهم ِباِهّلل َو اْلَيْو ِم اآلِخ ِر‬
Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur’anul ‘Adzim mengemukakan bahwa,
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdo’a: “Ya Tuhanku, jadikanlah pernyataan Nabi Ibrahim itulah yang kemudian dijadikan bahan ujian, yaitu
negeri ini, sebagai negeri yang aman sentosa dan berikanlah rizki dari buah- Allah menguji Iman dan Taqwa Nabi Ibrahim melalui mimpi, agar ia
buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan mengorbankan putranya yang kala itu masih berusia 7 tahun. Anak yang elok
hari kiamat.” (QS Al-Baqarah: 126) rupawan, sehat lagi cekatan, supaya dikorbankan dan disembelih dengan
menggunakan tangannya sendiri. Sungguh sangat mengerikan! Peristiwa itu
Jama’ah Id yang dirahmati Allah SWT, dinyatakan dalam Al-Qur’an Surah As-Shoffat : 102 :

Idul Adha yang kita peringati saat ini, dinamai juga “Idul Nahr” artinya hari ‫َقاَل َيا ُبَنَّي ِإِّني َأَر ى ِفي اْلَم َناِم َأِّني َأْذ َبُحَك َفانُظْر َم اَذ ا َتَر ى َقاَل َيا َأَبِت اْفَع ْل َم ا ُتْؤ َم ُر َس َتِج ُد ِني ِإن َش اء ُهَّللا‬
memotong kurban binatang ternak. Sejarahnya bermula dari ujian paling berat ‫ِم َن الَّصاِبِريَن‬
yang menimpa Nabiyullah Ibrahim. Disebabkan kesabaran dan ketabahan
Nabi Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, Allah “Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
memberinya sebuah anugerah, sebuah kehormatan dengan titel “Khalilullah” bahwa aku menyembelihmu “maka bagaimana pendapatmu nak? Ismail
(kekasih Allah). menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.
InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS As-
Setelah titel Khalilullah disandangnya, Malaikat bertanya kepada Allah: “Ya shaffat: 102).
Allah, mengapa Engkau menjadikan Ibrahim sebagai kekasihmu. Padahal ia
disibukkan oleh urusan kekayaannya dan keluarganya?” Allah berfirman: Ketika keduanya siap untuk melaksanakan perintah Allah. Iblis datang
“Jangan menilai hambaku Ibrahim ini dengan ukuran lahiriyah, lihatlah isi menggoda sang ayah, sang ibu dan sang anak silih berganti. Akan tetapi Nabi
hatinya dan amal bhaktinya!” Kemudian Allah SWT mengizinkan para Ibrahim, Siti hajar dan Nabi Ismail tidak terpengaruh oleh bujuk rayuan iblis
malaikat menguji keimanan serta ketaqwaan Nabi Ibrahim. Ternyata, yang menggoda agar membatalkan niatnya. Bahkan Siti Hajar pun
kekayaan dan keluarganya tidak membuatnya lalai dalam ketaatannya kepada mengatakan, : ”jika memang benar perintah Allah, akupun siap untuk di
Allah. sembelih sebagai gantinya anakku ismail.” Mereka melempar iblis dengan
batu, sehinnga Iblispun lari tunggang langgang. Dan ini kemudian menjadi
Dalam kitab “Misykatul Anwar” disebutkan bahwa Nabi Ibrahim memiliki salah satu rangkaian ibadah haji yakni melempar jumrah;
kekayaan 1000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Riwayat lain
mengatakan, kekayaan Nabi Ibrahim mencapai 12.000 ekor ternak. Suatu Jama’ah Id yang dirahmati Allah SWT,
Setelah sampai di suatu tempat, dlm keadaan tenang Ismail berkata kepada leher” kata ibrahim. Dengan izin Allah SWT, pisau itu menjawab, ”anda
ayahnya : ”wahai ayahku, ikat kaki dan tanganku erat-erat, agar aku tidak katakan potonglah, tapi Allah mengatakan jangan potong, mana mungkin aku
dapat bergerak leluasa, sehingga tidak menyusahkan ayah. Hadapkan mukaku memenuhi perintahmu wahai ibrahim, jika akibatnya aku durhaka kepada
ke tanah, supaya tidak melihatku, sebab kalau ayah melihatku, nanti akan Allah SWT”
timbul rasa kasihan. Lepaskan bajuku, agar tidak terkena percikan darahku,
yang nantinya menimbulkan kenangan yang menyedihkan. Tajamkan pisau Dan pada saat itu Allah SWT memerintahkan jibril untuk mengambil seekor
ayah, agar penyembelihan berjalan singkat, sebab sakaratul maut dahsyat kibasy dari surga sebagai pengganti putranya. Dan Allah swt memerintahkan
sekali. Berikan bajuku kepada ibu untuk kenang-kenangan serta sampaikan Nabi Ibrahim menghentikan pengorbanan terhadap anaknya. Sebagai imbalan
salamku kepadanya supaya dia tetap sabar dan saya dilindungi Allah SWT, keikhlasan mereka, Allah mencukupkan dengan penyembelihan seekor
jangan ceritakan bagaimana ayah mengikat tanganku. Jangan izinkan anak- kambing sebagai korban, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat As-
anak sebayaku datang ke rumah, agar kesedihan ibu tidak terulang kembali, Shaffat ayat 107-110:
dan apabila ayah melihat anak-anak sebayaku, janganlah dipandangi terlalu
jauh, yang menyebabkan ayah akan bersedih berkepanjangan.” ‫َو َفَدْيَناُه ِبِذ ْبٍح َع ِظ يٍم‬
Nabi Ibrahim menjawab ”baiklah anakku, Allah swt akan menolongmu”.
Setelah ismail, putra tercinta dibaringkan di atas sebuah batu, dan pisaupun “Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami
diletakkan di atas lehernya, Nabi Ibrahim pun mulai menyembelih anaknya abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang
dengan menekan pisaunya dengan sangat kuat, namun tidak mempan, bahkan datang kemudian.
tidakk tergores sedikitpun. Yaitu kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim. Demikianlah
Pada saat itu, Allah swt membuka dinding yang menghalangi pandangan kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik”.
malaikat di langit dan dibumi, mereka tunduk dan sujud kepada Allah SWT,
mereka taajjub menyaksikan keduanya. ”lihatlah hambaku itu, rela dan senang
hati menyembelih anaknya sendiri, karena semata-mata untuk memperoleh Malaikat Jibril menyaksikan tragedi penyembelihan yang tidak ada
keridhaan-KU. bandingannya dalam sejarah umat manusia itu, Malaikat Jibril menyaksikan
ketaatan keduanya, kagumlah ia seraya mengucapkan “Allahu Akbar, Allahu
Sementara itu, Ismail pun berkata : ”ayah.. bukalah ikatan kaki dan tanganku, Akbar, Allahu Akbar.” Nabi Ibrahim menyambutnya “Laailaha illahu Allahu
agar Allah SWT tidak melihatku dalam keadaan terpaksa, dan letakkan pisau Akbar.” Kemudian disambung oleh Nabi Ismail “Allahu Akbar Walillahil
itu dileherku, supaya malaikat menyaksikan putramu taat dan patuh kepada Hamdu.’
perintah Allah SWT.”
Ibrahim mengabulkannya. Lantas membuka ikatan itu dan menekan pisau itu
ke leher anaknya dengan sangat keras, namun lehernya tidak apa-apa, bahkan Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah
bila ditekan, pisau itu terbalik, yang tajam berada di bagian atas. Ibrahim
mencoba pisau itu ke sebuah batu, ternyata batu yang keras itu terbelah. ”hai Inilah sejarah pertama Hari Raya Qurban. Yang kita peringati pada pagi hari
pisau, engkau sanggup membelah batu, tapi kenapa tidak sanggup memotong ini. Allah Maha pengasih dan Penyayang. Korban yang diperintahkan tidak
perlu anak kita, cukup binatang ternak, baik kambing, sapi, maupun lainnya. janganlah mengikuti bujuk rayu syaithon, karena sesungguhnya syaithon
Sebab Allah tahu, kita tidak akan mampu menjalaninya, jangankan memotong adalah musuh yang nyata.
anak kita, memotong sebagian harta kita untuk menyembelih hewan qurban,
kita masih terlalu banyak berfikir. memotong 2,5 % harta kita untuk zakat, Keempat, jenis sembelihan adalah berupa binatang ternak, artinya dengan
kita masih belum menunaikannya. Memotong sedikit waktu kita untuk sholat matinya hewan ternak, kita buang kesombongan kita, hawa nafsu
lima waktu, kita masih keberatan. Menunda sebentar waktu makan kita untuk hayawaniyah harus dikendalikan, jangan dibiarkan tumbuh subur dalam hati
berpuasa, kita tak mampu melaksanakannya, dan sebagainya. kita.

Jama’ah Id yang dirahmati Allah SWT, Jama’ah Id yang dirahmati Allah SWT,

Hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan shalat Idul Adha ini adalah, Mudah-mudahan perayaan Idul Adha kali ini, mampu menggugah kita untuk
bahwa hakikat manusia adalah sama. Yang membedakan hanyalah taqwanya. terus bersemangat, rela berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan
Dan bagi yang menunaikan ibadah haji, pada waktu wukuf di Arafah memberi negara amiin 3x ya robbal alamin.
gambaran bahwa kelak manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar untuk
dimintai pertanggung jawaban. Di samping itu, pelajaran yang dapat diambil
dari peristiwa tersebut adalah:

Pertama, Hendaknya kita sebagai orang tua, berusaha dengan sungguh-


sungguhuntuk membentuk anak yang sholih, menciptakan pribadi anak yang
agamis, anak yang berbakti kepada orang tua, lebih-lebih berbakti terhadap
Allah dan Rosulullah.

Kedua, perintah dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Allah


SWT, harus dilaksanakan. Harus disambut dengan tekad sami’na wa ‘atha’na.
Karena sesungguhnya, ketentuan-ketentuan Allah SWT pasti manfaatnya
kembali kepada kita sendiri.

Jama’ah Id yang dirahmati Allah SWT,

Ketiga, adalah kegigihan syaitan yang terus menerus mengganggu manusia,


agar membangkang dari ketentuan Allah SWT. Syaitan senantiasa terus
berusaha menyeret manusia kepada kehancuran dan kegelapan. Maka
diri kepada Allah Yang Maha Perkasa, sambil bersama-sama membaca
kalimat talbiyah.

Disamping itu, Idul Adha dinamakan juga “Idul Qurban”, karena merupakan
hari raya yang menekankan pada arti berkorban. Qurban itu sendiri artinya
dekat, sehingga Qurban bermakna menyembelih hewan ternak untuk
Jama’ah Id yang dirahmati Allah SWT, diberikan kepada fuqoro’ wal masaakiin dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
Di pagi yang penuh berkah ini, kita berkumpul untuk melaksanakan shalat
‘Idul Adha. Baru saja kita laksanakan ruku’ dan sujud sebagai bentuk Masalah pengorbanan, dalam lembaran sejarah kita diingatkan pada peristiwa
ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Kita agungkan nama-Nya, kita gemakan yang menimpa Nabiyullah Ibrahim AS beserta keluarganya Ismail dan Siti
takbir dan tahmid sebagai pengakuan atas keagungan Allah. Takbir yang kita Hajar. Ketika Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk
ucapkan bukanlah sekedar gerak bibir tanpa arti. Tetapi merupakan pengakuan menempatkan istrinya Hajar bersama Nabi Ismail putranya, yang saat itu
dalam hati, menyentuh dan menggetarkan relung-relung jiwa manusia yang masih bayi. Mereka ditempatkan di suatu lembah yang tandus, gersang, tidak
beriman. Allah Maha Besar. Allah Maha Agung. Tiada yang patut disembah tumbuh sebatang pohon pun. Lembah itu sangat sunyi dan sepi tidak ada
kecuali Allah. Karena itu, melalui mimbar ini saya mengajak kepada diri saya penghuninya seorangpun. Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, apa maksud dan
sendiri dan juga kepada hadirin sekalian: Marilah tundukkan kepala dan jiwa tujuan Allah yang memerintahkkannya untuk menempatkan istri dan putranya
kita di hadapan Allah Yang Maha Besar. Campakkan sifat keangkuhan dan yang masih bayi itu, ditempatkan di suatu tempat paling asing, di sebelah
kesombongan yang dapat menjauhkan kita dari rahmat Allah SWT. Sebab utara kurang lebih 1600 KM dari negerinya sendiri yaitu palestina. Tapi baik
apapun kebesaran yang kita sandang, kita kecil di hadapan Allah. Betapapun Nabi Ibrahim, maupun istrinya Siti Hajar, menerima perintah itu dengan
hebatnya kekuasaan dan pengaruh kita, kita tidak berdaya dalam genggaman ikhlas dan penuh tawakkal.
Allah Yang Maha Kuasa atas segala-galanya.
Seperti yang diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa tatkala Siti Hajar kehabisan
Jama’ah Id yang dirahmati Allah SWT, air minum hingga tidak bisa menyusui nabi Ismail, beliau mencari air sambil
berlari-lari kecil (Sa’i) antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali. Tiba-
Idul Adha dikenal dengan sebutan “Hari Raya Haji”, dimana kaum muslimin tiba Allah mengutus malaikat jibril membuat mata air Zam Zam. Siti Hajar
sedang menunaikan rukun haji yang utama, yaitu wukuf di Arafah. Mereka dan Nabi Ismail memperoleh sumber kehidupan.
semua memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit, yang disebut dengan
pakaian ihram, melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup. Tidak Lembah yang dulunya gersang itu, mempunyai persediaan air yang berlimpah.
dapat dibedakan antara mereka, semuanya sederajat. Sama-sama mendekatkan Datanglah manusia dari berbagai pelosok terutama para pedagang ke tempat
Siti Hajar dan Nabi Ismail, untuk membeli air. Datang rejeki dari berbagai
penjuru, dan makmurlah tempat sekitarnya. Akhirnya lembah itu hingga saat Dalam kitab “Misykatul Anwar” disebutkan bahwa Nabi Ibrahim memiliki
ini terkenal dengan kota mekkah, sebuah kota yang aman dan makmur, berkat kekayaan 1000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Riwayat lain
do’a Nabi Ibrahim dan berkat kecakapan seorang ibu dalam mengelola kota mengatakan, kekayaan Nabi Ibrahim mencapai 12.000 ekor ternak. Suatu
dan masyarakat. Kota mekkah yang aman dan makmur dilukiskan oleh Allah jumlah yang menurut orang di zamannya adalah tergolong milliuner. Suatu
dalam Al-Qur’an: hari, Nabi Ibrahim ditanya oleh seseorang “milik siapa ternak sebanyak ini?”
maka dijawabnya: “Kepunyaan Allah, Sewaktu-waktu bila Allah
menghendaki, akan kuserahkan semuanya. Jangankan cuma ternak, bila Allah
meminta anak kesayanganku, niscaya akan aku serahkan juga.”

Ibnu Katsir dalam tafsir Al-Qur’anul ‘Adzim mengemukakan bahwa,


“ Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdo’a: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, pernyataan Nabi Ibrahim itulah yang kemudian dijadikan bahan ujian, yaitu
sebagai negeri yang aman sentosa dan berikanlah rizki dari buah-buahan Allah menguji Iman dan Taqwa Nabi Ibrahim melalui mimpi, agar ia
kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari mengorbankan putranya yang kala itu masih berusia 7 tahun. Anak yang elok
kiamat.” (QS Al-Baqarah: 126) rupawan, sehat lagi cekatan, supaya dikorbankan dan disembelih dengan
menggunakan tangannya sendiri. Sungguh sangat mengerikan! Peristiwa itu
Jama’ah Id yang dirahmati Allah SWT, dinyatakan dalam Al-Qur’an Surah As-Shoffat : 102 :

Idul Adha yang kita peringati saat ini, dinamai juga “Idul Nahr” artinya hari
memotong kurban binatang ternak. Sejarahnya bermula dari ujian paling berat
yang menimpa Nabiyullah Ibrahim. Disebabkan kesabaran dan ketabahan “Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi
Nabi Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, Allah bahwa aku menyembelihmu “maka bagaimana pendapatmu nak? Ismail
memberinya sebuah anugerah, sebuah kehormatan dengan titel “Khalilullah” menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu.
(kekasih Allah). InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS As-
shaffat: 102).
Setelah titel Khalilullah disandangnya, Malaikat bertanya kepada Allah: “Ya
Allah, mengapa Engkau menjadikan Ibrahim sebagai kekasihmu. Padahal ia Ketika keduanya siap untuk melaksanakan perintah Allah. Iblis datang
disibukkan oleh urusan kekayaannya dan keluarganya?” Allah berfirman: menggoda sang ayah, sang ibu dan sang anak silih berganti. Akan tetapi Nabi
“Jangan menilai hambaku Ibrahim ini dengan ukuran lahiriyah, lihatlah isi Ibrahim, Siti hajar dan Nabi Ismail tidak terpengaruh oleh bujuk rayuan iblis
hatinya dan amal bhaktinya!” Kemudian Allah SWT mengizinkan para yang menggoda agar membatalkan niatnya. Bahkan Siti Hajar pun
malaikat menguji keimanan serta ketaqwaan Nabi Ibrahim. Ternyata, mengatakan, : ”jika memang benar perintah Allah, akupun siap untuk di
kekayaan dan keluarganya tidak membuatnya lalai dalam ketaatannya kepada sembelih sebagai gantinya anakku ismail.” Mereka melempar iblis dengan
Allah. batu, sehinnga Iblispun lari tunggang langgang. Dan ini kemudian menjadi
salah satu rangkaian ibadah haji yakni melempar jumrah;
Jama’ah Id yang dirahmati Allah SWT, mencoba pisau itu ke sebuah batu, ternyata batu yang keras itu terbelah. ”hai
pisau, engkau sanggup membelah batu, tapi kenapa tidak sanggup memotong
Setelah sampai di suatu tempat, dlm keadaan tenang Ismail berkata kepada leher” kata ibrahim. Dengan izin Allah SWT, pisau itu menjawab, ”anda
ayahnya : ”wahai ayahku, ikat kaki dan tanganku erat-erat, agar aku tidak katakan potonglah, tapi Allah mengatakan jangan potong, mana mungkin aku
dapat bergerak leluasa, sehingga tidak menyusahkan ayah. Hadapkan mukaku memenuhi perintahmu wahai ibrahim, jika akibatnya aku durhaka kepada
ke tanah, supaya tidak melihatku, sebab kalau ayah melihatku, nanti akan Allah SWT”
timbul rasa kasihan. Lepaskan bajuku, agar tidak terkena percikan darahku,
yang nantinya menimbulkan kenangan yang menyedihkan. Tajamkan pisau Dan pada saat itu Allah SWT memerintahkan jibril untuk mengambil seekor
ayah, agar penyembelihan berjalan singkat, sebab sakaratul maut dahsyat kibasy dari surga sebagai pengganti putranya. Dan Allah swt memerintahkan
sekali. Berikan bajuku kepada ibu untuk kenang-kenangan serta sampaikan Nabi Ibrahim menghentikan pengorbanan terhadap anaknya. Sebagai imbalan
salamku kepadanya supaya dia tetap sabar dan saya dilindungi Allah SWT, keikhlasan mereka, Allah mencukupkan dengan penyembelihan seekor
jangan ceritakan bagaimana ayah mengikat tanganku. Jangan izinkan anak- kambing sebagai korban, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat As-
anak sebayaku datang ke rumah, agar kesedihan ibu tidak terulang kembali, Shaffat ayat 107-110:
dan apabila ayah melihat anak-anak sebayaku, janganlah dipandangi terlalu
jauh, yang menyebabkan ayah akan bersedih berkepanjangan.”
Nabi Ibrahim menjawab ”baiklah anakku, Allah swt akan menolongmu”.
Setelah ismail, putra tercinta dibaringkan di atas sebuah batu, dan pisaupun “Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami
diletakkan di atas lehernya, Nabi Ibrahim pun mulai menyembelih anaknya abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang
dengan menekan pisaunya dengan sangat kuat, namun tidak mempan, bahkan datang kemudian.
tidakk tergores sedikitpun. Yaitu kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim. Demikianlah
Pada saat itu, Allah swt membuka dinding yang menghalangi pandangan kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik”.
malaikat di langit dan dibumi, mereka tunduk dan sujud kepada Allah SWT,
mereka taajjub menyaksikan keduanya. ”lihatlah hambaku itu, rela dan senang
hati menyembelih anaknya sendiri, karena semata-mata untuk memperoleh Malaikat Jibril menyaksikan tragedi penyembelihan yang tidak ada
keridhaan-KU. bandingannya dalam sejarah umat manusia itu, Malaikat Jibril menyaksikan
ketaatan keduanya, kagumlah ia seraya mengucapkan “Allahu Akbar, Allahu
Sementara itu, Ismail pun berkata : ”ayah.. bukalah ikatan kaki dan tanganku, Akbar, Allahu Akbar.” Nabi Ibrahim menyambutnya “Laailaha illahu Allahu
agar Allah SWT tidak melihatku dalam keadaan terpaksa, dan letakkan pisau Akbar.” Kemudian disambung oleh Nabi Ismail “Allahu Akbar Walillahil
itu dileherku, supaya malaikat menyaksikan putramu taat dan patuh kepada Hamdu.’
perintah Allah SWT.”
Ibrahim mengabulkannya. Lantas membuka ikatan itu dan menekan pisau itu
ke leher anaknya dengan sangat keras, namun lehernya tidak apa-apa, bahkan Hadirin Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah
bila ditekan, pisau itu terbalik, yang tajam berada di bagian atas. Ibrahim
Inilah sejarah pertama Hari Raya Qurban. Yang kita peringati pada pagi hari Ketiga, adalah kegigihan syaitan yang terus menerus mengganggu manusia,
ini. Allah Maha pengasih dan Penyayang. Korban yang diperintahkan tidak agar membangkang dari ketentuan Allah SWT. Syaitan senantiasa terus
perlu anak kita, cukup binatang ternak, baik kambing, sapi, maupun lainnya. berusaha menyeret manusia kepada kehancuran dan kegelapan. Maka
Sebab Allah tahu, kita tidak akan mampu menjalaninya, jangankan memotong janganlah mengikuti bujuk rayu syaithon, karena sesungguhnya syaithon
anak kita, memotong sebagian harta kita untuk menyembelih hewan qurban, adalah musuh yang nyata.
kita masih terlalu banyak berfikir. memotong 2,5 % harta kita untuk zakat,
kita masih belum menunaikannya. Memotong sedikit waktu kita untuk sholat Keempat, jenis sembelihan adalah berupa binatang ternak, artinya dengan
lima waktu, kita masih keberatan. Menunda sebentar waktu makan kita untuk matinya hewan ternak, kita buang kesombongan kita, hawa nafsu
berpuasa, kita tak mampu melaksanakannya, dan sebagainya. hayawaniyah harus dikendalikan, jangan dibiarkan tumbuh subur dalam hati
kita.
Jama’ah Id yang dirahmati Allah SWT,
Jama’ah Id yang dirahmati Allah SWT,
Hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan shalat Idul Adha ini adalah,
bahwa hakikat manusia adalah sama. Yang membedakan hanyalah taqwanya. Mudah-mudahan perayaan Idul Adha kali ini, mampu menggugah kita untuk
Dan bagi yang menunaikan ibadah haji, pada waktu wukuf di Arafah memberi terus bersemangat, rela berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan
gambaran bahwa kelak manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar untuk negara amiin 3x ya robbal alamin.
dimintai pertanggung jawaban. Di samping itu, pelajaran yang dapat diambil
dari peristiwa tersebut adalah:

Pertama, Hendaknya kita sebagai orang tua, berusaha dengan sungguh-


sungguhuntuk membentuk anak yang sholih, menciptakan pribadi anak yang
agamis, anak yang berbakti kepada orang tua, lebih-lebih berbakti terhadap
Allah dan Rosulullah.

Kedua, perintah dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Allah


SWT, harus dilaksanakan. Harus disambut dengan tekad sami’na wa ‘atha’na.
Karena sesungguhnya, ketentuan-ketentuan Allah SWT pasti manfaatnya
kembali kepada kita sendiri.

Jama’ah Id yang dirahmati Allah SWT,


Pada suatu hari, Nabi Ibrahim AS menyembelih kurban fisabilillah berupa
1.000 ekor domba, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Banyak orang
mengaguminya, bahkan para malaikat pun terkagum-kagum atas kurbannya.
“Kurban sejumlah itu bagiku belum apa-apa. Demi Allah! Seandainya aku 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang
memiliki anak lelaki, pasti akan aku sembelih karena Allah dan aku menyantapnya. Beliau mengira bahwa perintah dalam mimpi sudah terpenuhi.
kurbankan kepada-Nya,” kata Nabi Ibrahim AS, sebagai ungkapan karena Untuk mimpi yang kedua kalinya, beliau memilih unta-unta gemuk sejumlah
Sarah, istri Nabi Ibrahim belum juga mengandung. 100 ekor untuk disembelih sebagai kurban. Tiba-tiba api datang
menyantapnya, dan beliau mengira perintah dalam mimpinya itu telah
Kemudian Sarah menyarankan Ibrahim agar menikahi Hajar, budaknya yang terpenuhi.
negro, yang diperoleh dari Mesir. Ketika berada di daerah Baitul Maqdis,
beliau berdoa kepada Allah SWT agar dikaruniai seorang anak, dan doa beliau Pada mimpi untuk ketiga kalinya, seolah-olah ada yang menyeru,
dikabulkan Allah SWT. Ada yang mengatakan saat itu usia Ibrahim mencapai “Sesungguhnya Allah SWT memerintahkanmu agar menyembelih putramu,
99 tahun. Dan karena demikian lamanya maka anak itu diberi nama Isma'il, Ismail.” Beliau terbangun seketika, langsung memeluk Ismail dan menangis
artinya "Allah telah mendengar". Sebagai ungkapan kegembiraan karena hingga waktu Shubuh tiba. Untuk melaksanakan perintah Allah SWT tersebut,
akhirnya memiliki putra, seolah Ibrahim berseru: "Allah mendengar doaku". beliau menemui istrinya terlebih dahulu, Hajar (ibu Ismail). Beliau berkata,
“Dandanilah putramu dengan pakaian yang paling bagus, sebab ia akan kuajak
Ketika usia Ismail menginjak kira-kira 7 tahun (ada pula yang berpendapat 13 untuk bertamu kepada Allah.” Hajar pun segera mendandani Ismail dengan
tahun), pada malam tarwiyah, hari ke-8 di bulan Dzulhijjah, Nabi Ibrahim AS pakaian paling bagus serta meminyaki dan menyisir rambutnya.
bermimpi ada seruan, “Hai Ibrahim! Penuhilah nazarmu (janjimu).”
Kemudian beliau bersama putranya berangkat menuju ke suatu lembah di
Pagi harinya, beliau pun berpikir dan merenungkan arti mimpinya semalam. daerah Mina dengan membawa tali dan sebilah pedang. Pada saat itu, Iblis
Apakah mimpi itu dari Allah SWT atau dari setan? Dari sinilah kemudian terkutuk sangat luar biasa sibuknya dan belum pernah sesibuk itu. Mondar-
tanggal 8 Dzulhijah disebut sebagai hari tarwiyah (artinya, mandir ke sana ke mari. Ismail yang melihatnya segera mendekati ayahnya.
berpikir/merenung).
“Hai Ibrahim! Tidakkah kau perhatikan anakmu yang tampan dan lucu itu?”
Pada malam ke-9 di bulan Dzulhijjah, beliau bermimpi sama dengan seru Iblis.
sebelumnya. Pagi harinya, beliau tahu dengan yakin mimpinya itu berasal dari
Allah SWT. Dari sinilah hari ke-9 Dzulhijjah disebut dengan hari ‘Arafah “Benar, namun aku diperintahkan untuk itu (menyembelihnya),” jawab Nabi
(artinya mengetahui), dan bertepatan pula waktu itu beliau sedang berada di Ibrahim AS.
tanah Arafah.
Setelah gagal membujuk ayahnya, Iblsi pun datang menemui ibunya, Hajar.
Malam berikutnya lagi, beliau mimpi lagi dengan mimpi yang serupa. Maka, “Mengapa kau hanya duduk-duduk tenang saja, padahal suamimu membawa
keesokan harinya, beliau bertekad untuk melaksanakan nazarnya (janjinya) anakmu untuk disembelih?” goda Iblis.
itu. Karena itulah, hari itu disebut denga hari menyembelih kurban (yaumun
nahr). Dalam riwayat lain dijelaskan, ketika Nabi Ibrahim AS bermimpi untuk “Kau jangan berdusta padaku, mana mungkin seorang ayah membunuh
yang pertama kalinya, maka beliau memilih domba-domba gemuk, sejumlah anaknya?” jawab Hajar.
“Mengapa ia membawa tali dan sebilah pedang, kalau bukan untuk Sesampainya di Mina, Nabi Ibrahim AS berterus terang kepada putranya,
menyembelih putranya?” rayu Iblis lagi. “Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?…” (QS. Ash-Shâffât,
“Untuk apa seorang ayah membunuh anaknya?” jawab Hajar balik bertanya. [37]: 102).

“Ia menyangka bahwa Allah memerintahkannya untuk itu”, goda Iblis “Ia (Ismail) menjawab, ‘Hai bapakku! Kerjakanlah apa yang diperintahkan
meyakinkannya. kepadamu, Insya Allah! Kamu mendapatiku termasuk orang-orang yang
sabar” (QS. Ash-Shâffât, [37]: 102).
“Seorang Nabi tidak akan ditugasi untuk berbuat kebatilan. Seandainya itu
benar, nyawaku sendiri pun siap dikorbankan demi tugasnya yang mulia itu, Mendengar jawaban putranya, legalah Nabi Ibrahim AS dan langsung ber-
apalagi hanya dengan mengurbankan nyawa anaku, hal itu belum berarti apa- tahmid (mengucapkan Alhamdulillâh) sebanyak-banyaknya.
apa!” jawab Hajar dengan mantap.
Untuk melaksanakan tugas ayahnya itu Ismail berpesan kepada ayahnya,
Iblis gagal untuk kedua kalinya, namun ia tetap berusaha untuk menggagalkan “Wahai ayahanda! Ikatlah tanganku agar aku tidak bergerak-gerak sehingga
upaya penyembelihan Ismail itu. Maka, ia pun menghampiri Ismail seraya merepotkan. Telungkupkanlah wajahku agar tidak terlihat oleh ayah, sehingga
membujuknya, “Hai Isma’il! Mengapa kau hanya bermain-main dan tidak timbul rasa iba. Singsingkanlah lengan baju ayah agar tidak terkena
bersenang-senang saja, padahal ayahmu mengajakmu ketempat ini hanya untk percikan darah sedikitpun sehingga bisa mengurangi pahalaku, dan jika ibu
menyembelihmu. Lihat, ia membawa tali dan sebilah pedang,” melihatnya tentu akan turut berduka.”

“Kau dusta, memangnya kenapa ayah harus menyembelih diriku?” jawab “Tajamkanlah pedang dan goreskan segera dileherku ini agar lebih mudah dan
Ismail dengan heran. “Ayahmu menyangka bahwa Allah memerintahkannya cepat proses mautnya. Lalu bawalah pulang bajuku dan serahkan kepada agar
untuk itu” kata Iblis meyakinkannya. ibu agar menjadi kenangan baginya, serta sampaikan pula salamku kepadanya
dengan berkata, ‘Wahai ibu! Bersabarlah dalam melaksanakan perintah
“Demi perintah Allah! Aku siap mendengar, patuh, dan melaksanakan dengan Allah.’ Terakhir, janganlah ayah mengajak anak-anak lain ke rumah ibu
sepenuh jiwa ragaku,” jawab Ismail dengan mantap. sehingga ibu sehingga semakin menambah belasungkawa padaku, dan ketika
ayah melihat anak lain yang sebaya denganku, janganlah dipandang seksama
Ketika Iblis hendak merayu dan menggodanya dengan kata-kata lain, sehingga menimbulka rasa sedih di hati ayah,” sambung Isma'il.
mendadak Ismail memungut sejumlah kerikil ditanah, dan langsung
melemparkannya ke arah Iblis hingga butalah matanya sebelah kiri. Maka, Setelah mendengar pesan-pesan putranya itu, Nabi Ibrahim AS menjawab,
Iblis pun pergi dengan tangan hampa. Dari sinilah kemudian dikenal dengan “Sebaik-baik kawan dalam melaksanakan perintah Allah SWT adalah kau,
kewajiban untuk melempar kerikil (jumrah) dalam ritual ibadah haji. wahai putraku tercinta!”
Kemudian Nabi Ibrahim as menggoreskan pedangnya sekuat tenaga ke bagian mengagungkan asma Allah, “Allâhu Akbar, Allâhu Akbar, Allâhu Akbar”.
leher putranya yang telah diikat tangan dan kakinya, namun beliau tak mampu Nabi Ibrahim AS menyahut, “Lâ Ilâha Illallâhu wallâhu Akbar”. Ismail
menggoresnya. mengikutinya, “Allâhu Akbar wa lillâhil hamd”. Kemudian bacaan-bacaan
tersebut dibaca pada setiap hari raya kurban (Idul Adha).
Ismail berkata, “Wahai ayahanda! Lepaskan tali pengikat tangan dan kakiku
ini agar aku tidak dinilai terpaksa dalam menjalankan perintah-Nya. Goreskan
lagi ke leherku agar para malaikat megetahui bahwa diriku taat kepada Allah
SWT dalam menjalan perintah semata-mata karena-Nya.”

Nabi Ibrahim as melepaskan ikatan tangan dan kaki putranya, lalu beliau
hadapkan wajah anaknya ke bumi dan langsung menggoreskan pedangnya ke
leher putranya dengan sekuat tenaganya, namun beliau masih juga tak mampu
melakukannya karena pedangnya selalu terpental. Tak puas dengan
kemampuanya, beliau menghujamkan pedangnya kearah sebuah batu, dan
batu itu pun terbelah menjadi dua bagian. “Hai pedang! Kau dapat membelah
batu, tapi mengapa kau tak mampu menembus daging?” gerutu beliau.

Atas izin Allah SWT, pedang menjawab, “Hai Ibrahim! Kau menghendaki
untuk menyembelih, sedangkan Allah penguasa semesta alam berfirman,
‘jangan disembelih’. Jika begitu, kenapa aku harus menentang perintah
Allah?”

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata
(bagimu). Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
(QS. Ash-Shâffât, [37]: 106)

Menurut satu riwayat, bahwa Ismail diganti dengan seekor domba kibas yang
dulu pernah dikurbankan oleh Habil dan selama itu domba itu hidup di surga.
Malaikat Jibril datang membawa domba kibas itu dan ia masih sempat melihat
Nabi Ibrahim AS menggoreskan pedangnya ke leher putranya. Dan pada saat
itu juga semesta alam beserta seluruh isinya ber-takbir (Allâhu Akbar)
mengagungkan kebesaran Allah SWT atas kesabaran kedua umat-Nya dalam
menjalankan perintahnya. Melihat itu, malaikai Jibril terkagum-kagum lantas

Anda mungkin juga menyukai