Anda di halaman 1dari 19

Islamic Centre Mu’adz Bin Jabal (ICM) ....

–Asliah Zainal & Muhammad Samsulhadi

Islamic Centre Mu’adz Bin Jabal (ICM) sebagai Preferensi Keagamaan


Masyarakat Urban
Islamic Center Mu'adz Bin Jabal (ICM) as Urban Community Religious
Preference

Asliah Zainal
Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Kendari
Jl. Sultan Qaimuddin, No. 17 Baruga Kota Kendari
liazain03274@gmail.com

Muhammad Samsulhadi
Kementerian Agama Sulawesi Tenggara
Jl. Jend. Ahmad Yani, No. 6 Wua-Wua Kota Kendari
samhadi-kere@yahoo.co.id

Info
Abstract
Artikel

Institusi pendidikan keagamaan modern berkontribusi besar dalam meningkatkan


religiusitas bagi masyarakat, terutama pada masyarakat perkotaan. Tulisan ini
mengkaji Islamic Centre Mu’adz bin Jabal (ICM) sebagai preferensi masyarakat
Diterima kota Kendari sebagai lokus pendidikan religiusitas dan kesalehan. Penelitian ini
12 menggunakan pendekatan sosiologi agama dengan pengumpulan data
Februari menggunakan teknik wawancara dan observasi. Hasil pengkajian yang dilakukan
2022 menemukan bahwa terdapat enam alasan bagi masyarakat kota Kendari untuk
menjadikan ICM sebagai preferensi keagamaan; pertama, infrastruktur yang
Revisi I memadai; kedua, kurikulum pendidikan yang solid; ketiga, program dakwah
03 berbasis kaderisasi imam dan tahfidz; keempat, layanan sosial keagamaan yag
Mei komplit; kelima, pemanfaatan media informasi dan dakwah kontemporer; dan
2022 keenam, performa Arab sebagai referensi Islam. Daya tarik ICM meluas dan
menyasar hampir semua segmen dan kebutuhan ibadah masyarakat muslim di
Revisi II wilayah perkotaan. Kajian ini menunjukan kecenderungan masyarakat memilih
28 lembaga disebabkan oleh kekuatan daya tarik internal dan dilegitimasi dengan
Mei branding Arab sebagai Islam otentik. Performance ICM yang merepresentasikan
2022 Arab menjadi daya tarik bagi masyarakat urban di Kota Kendari. Kekuatan daya
tarik ini akhirnya membentuk jama’ah muslim, terutama segmen masyarakat
Disetujui menengah ke atas.
01 Kata Kunci: institusi keagamaan, kesalehan masyarakat, konstruksi religiusitas,
Juni masyarakat urban, preferensi keagamaan.
2022
Modern religious education institutions contribute greatly in increasing religiosity
for the community, especially in urban communities. This paper examines the
Islamic Center Mu'adz bin Jabal (ICM) as the preference of the Kendari city
community as the locus of religious and pious education. This study uses a

20
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

sociological religious approach with data collection using interview and


observation techniques. The results of the study found that there were six reasons
the people of Kendari city made ICM a religious preference due to first, adequate
infrastructure; second, a solid educational curriculum; third, the program based on
the regeneration of imams and tahfidz; fourth, complete religious social services;
fifth, the use of contemporary information and da'wah media; and sixth, the
performance of Arabic as a reference for Islam. The appeal of ICM extends and
targets almost all segments and worship needs of the Muslim community in urban
areas. This study argues that the tendency of people to choose institutions is
caused by the strength of internal attraction and is legitimized by the Arab
branding as authentic Islam. ICM's performance, which represents Arabs, has
become an attraction for urban communities in Kendari City. The strength of this
attraction eventually formed the Muslim community, especially the upper
middleclass segment of society.
Keywords: religious institutions, community piety, construction of religiosity,
urban society, religious preferences

kesadaran beragama memberikan


PENDAHULUAN dampak positif jika dibarengi dengan
kesalehan yang inklusif, namun jika
Masyarakat modern yang klaim kebenaran tunggal yang dimiliki
ditandai dengan arus komunikasi dan (truth claim), maka yang muncul adalah
teknologi yang cepat tidak lantas disintegrasi sosial dan bukan lagi
mematikan keinginan masyarakat menjadi satu umah (Rofiq 2013).
mendekatkan diri pada agama dan Kondisi ini dapat terjadi dalam
spritualitas (Sakai 2016). Agama justru masyarakat perkotaan yang tidak
menemukan momentumnya dalam memiliki basis keilmuan agama yang
masyarakat urban (urban piety) kuat dan masyarakat yang mengenal
(Zamhari&Howell, 2012). Religiusitas agama bukan dari sanad yang
masyarakat kota mewujudkan diri terpercaya, terutama mengenal agama
dalam berbagai bentuk, mulai dari secara praktis dari media sosial.
paham salafi, wahabi, bahkan mengarah Kota Kendari sebagai pusat
pada radikalisme dan ekstrimisme. aktivitas perkotaan menjadi tempat
Bervariasinya religiusitas masyarakat potensial bagi tumbuh suburnya
perkotaan menandakan terjadinya lembaga-lembaga pendidikan
kompetisi otoritas keagamaan di keagamaan, salah satunya adalah
Indonesia dengan penonjolan symbol- Islamic Centre Mu’adz bin Jabal (ICM).
simbol khas yang menandakan identitas Islamic Centre Mu’adz bin Jabal
masing-masing (Zulkifli 2013). merupakan lembaga pendidikan yang
Otoritas keagamaan yang menyediakan fasilitas belajar mulai TK,
bersaing di satu sisi menandakan SMP dan SMA. Selain itu juga
tingginya kebutuhan dan kesadaran program-program pengajian rutin yang
masyarakat kota terhadap kehadiran melibatkan masyarakat umum,
agama dan identitas keagamaan, tetapi ditambah dengan media dakwah yang
pada sisi yang lain dapat menimbulkan secara rutin menyuarakan syiar-syiar
sikap eksklusif dengan menganggap keislaman, baik lewat radio Muadz bin
pemahamanya sebagai satu-satunya Jabal, website, maupun media sosial.
kebenaran. Gejala tumbuh suburnya Keberadaan institusi ini juga menonjol

21
Islamic Centre Mu’adz Bin Jabal (ICM) .... –Asliah Zainal & Muhammad Samsulhadi

dengan percepatan pembangunan menjadi penanda tegas bahwa agama


infrastruktur dibandingkan dengan tidak mampu dihapuskan dalam
lembaga pendidikan lain dalam level masyarakat modern yang ditandai
yang sama. Hal ini dapat dilihat dari dengan sekularisme dan konsumerisme
bangunan gedung yang representative (Pepinsky 2018). Sebaliknya, agama
dengan fasilitas lengkap. Fasilitas dan spritualitas justru menguat dan
lengkap tidak hanya ditunjukan secara makin mapan dengan berbagai corak
menonjol oleh ICM, tetapi juga segmen yang bervarian. Studi yang ada
jama’ah yang lebih banyak berasal dari menegaskan bahwa munculnya institusi
kaum menengah perkotaan. Selain itu, pendidikan dengan basis keislaman
lokalitas pemukiman yang teragregasi menandai tidak hanya tumbuhnya kelas
makin meluas di sekitar bangunan ICM menengah Muslim baru, sekaligus juga
dengan berbagai macam tawaran penegasan atas status, kelas, dan life
layanan ekonomi dan bisnis (Zainal style kaum Muslim modern (Hasan,
2018). Pengembangan dakwah secara 2012).
fisik semakin diperluas dengan lahan- Munculnya institusi-institusi
lahan pendidikan yang dibuka di keagamaan merupakan imbas atau
berbagai wilayah kota Kendari dan respon dari situasi sosial politik di
beberapa wilayah di Sulawesi Tenggara, Indonesia, salah satunya perlawanan
seperti Kabupaten Wakatobi, Labibia, terhadap kekuatan politik nonmusim
dll. (Miichi 2019). Kehadiran institusi
Lokasi kota Kendari sebagai ibu pendidikan Islam diharuskan untuk
kota propinsi, tawaran gedung dan memodifikasi system pendidikan antara
fasilitas, serta program keagamaan yang nilai-nilai keagamaan dan standar
komplit bagi semua segmen menjadi pendidikan nasional, bahkan
lahan subur bagi masyarakat modern internasional. Upaya ini dalam beberapa
perkotaan dalam memenuhi dahaga studi melahirkan komodifikasi system
keagamaan mereka. Masyarakat kota pendidikan agama yang tidak harus
Kendari tidak mempersoalkan mengapa dipandang negative, tetapi sebuah
institusi pendidikan ini dapat berdiri strategi adaptasi dan akomodasi
secara mapan dalam rentang waktu dua tantangan global dengan tetap
tahun sejak pendirianya, bahkan mempertahankan system manajemen
mengalahkan institusi pendidikan pendidikan Islam (Hidayah 2021).
selevel yang lebih dulu hadir di kota Selain itu, menguatnya institusi
Kendari. Kehadiran ustadz-ustadz dari pendidikan agama yang bercorak salafi
Arab Saudi justru menjadi magnet lain tidak selamanya merujuk ke Arab
akan preferensi keislaman masyarakat sebagai sentral Islam. Gerakan salafi
yang menganggap bahwa Arab sebagai yang mencirikan penguatan
pusat Islam. Rujukan Arab sebagai kewarganegaraan dengan ciri
pusat Islam lewat simbol, performance, keindonesiaan juga mewarnai
dan isi dakwah justru menjadi legitimasi bangkitnya kesalehan masyarakat kota,
“kebenaran” faham Islam yang mereka sebagaimana halnya Wahdah Islamiyah
ikuti (Rijal 2020). (Chaplin 2018), bahkan menguatnya
Berbagai studi tentang peran lokalitas kepercayaan tradisional ajaran
institusi pendidikan dalam menumbuh- Kejawen sebagai upaya merespon
suburkan religiusitas masyarakat perubahan dan modernitas (Muttaqin

22
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

2014). Tidak hanya menguatkan sufism) dan mempengaruhi perilaku dan


kesalehan masyarakat perkotaan, arah moralitas masyarakat di Indonesia
dari gerakan sufi perkotaan juga (Darmadi 2001); (Rubaidi 2020); (Falah
menjadi medium dalam upaya 2019). Sufisme perkotaan muncul
memelihara moderasi dan kedamaian pertama kali pada abad ke-19 yang
Islam (Makhasin 2016), bahkan menjadi dipelopori oleh Al Ghazali dan Ibn
upaya deradikalisasi yang Taimiyah (Howel, 2012). Kesalehan
mencerminkan Islam yang moderat dan secara teoritis merupakan istilah yang
penuh toleran serta ramah (smiling berasal dari tradisi barat. Istilah ini
Islam) (Mibtadin 2018). merupakan konsep yang secara personal
Referensi di atas menjadi menunjukan komitmen untuk
rujukan dalam menganalisis dan mendapatkan sekaligus
memposisikan tulisan ini diantara mengimplementasikan ajaran-ajaran
tulisan-tulisan lainnya. Artikel ini akan agama secara menyeluruh dalam
mencermati daya tarik ICM dalam konteks sosial yang lebih besar.
memenuhi kebutuhan religiusitas Foucault (1997) mendefinisikan
masyarakat kota Kendari dan kesalehan (piety) sebagai pelaksanaan
bagaimana ICM menjadi muara bagi ajaran agama secara komprehensif atau
kesalehan masyarakat kota, apapun latar mendapatkan kebaikan/kebajikan yang
belakang idiologi yang melatarinya. dapat secara jelas terlihat. Kesalehan
Temuan penelitian ini menunjukan dalam konsep Turner (2008) merupakan
kecenderungan masyarakat memilih sebuah proses, bukan statis. Penanda
lembaga disebabkan oleh kekuatan daya kesalehan ini tercermin dalam
tarik internal dan dilegitimasi dengan kepercayaan, ketaatan dalam
branding Arab sebagai Islam otentik. menjalankan syariat Islam, dan
Performance ICM yang kepatuhan menjalankan ritual agama.
merepresentasikan Arab nyatanya Kesalehan masyarakat kota
masih menjadi daya tarik bagi sesungguhnya bukan untuk melawan
masyarakat urban di Kota Kendari. sekularisme, upaya-upaya reformasi
Kekuatan daya tarik ini akhirnya atau revivalisme, tetapi semata-mata
membentuk jama’ah muslim, terutama perubahan transformasi religiusitas
segmen masyarakat menengah ke atas. pada keyakinan, ritual, dan kehidupan
sehari-hari seorang muslim (Makhasin
TINJAUAN PUSTAKA 2015). Istilah lain dari kesalehan adalah
sufisme. Istilah ini merujuk pada bentuk
Agama menemukan momentum pengamalan agama yang ditujukan
kesuburanya dalam masyarakat modern untuk lebih mendekatkan diri kepada
yang ditandai dengan teknologi dan Allah SWT dengan fokus ritual pada
informasi tak terbatas. Indonesia kedamaian jiwa/spiritual. Upaya ini
mengalami gairah keberagamaan yang diyakini sebagai solusi terhadap
mencolok mulai tahun-tahun 90-an persoalan kehidupan.
dengan menguatnya simbol-simbol Sementera itu, sufisme
identitas kemusliman dalam berbagai perkotaan (urban sufisme)
bentuk. Munculnya gerakan-gerakan dikategorikan sebagai fenomena pop
kesalehan atau sufisme makin menguat culture (Nurani 2018) yang
dalam masyarakat perkotaan (urban bertransformasi dari urusan personal

23
Islamic Centre Mu’adz Bin Jabal (ICM) .... –Asliah Zainal & Muhammad Samsulhadi

menjadi persoalan dan kecenderungan ekspresi kesalehan ditengah


public, hingga menjadi trend baru di ketidakpastian atau kegamangan
kalangan muslim modern perkotaan. menghadapi persoalan hidup. Masifnya
Sebagai gejala pop-culture, maka masyarakat perkotaan ramai-ramai
penggunaan media-media dakwah merujuk pada institusi yang mengusung
memanfaatkan teknologi yang sedang ajaran sufisme dalam pendapat
trend untuk menyebarluaskan ajaran Stanislov dan Grov disebabkan
dan program keagamaan. Upaya-upaya keterasingan manusia modern dan krisis
yang dilakukan diantaranya update spiritual yang dialaminya (Vardi 1996).
informasi lewat website resmi dan Dalam masyarakat modern, manusia
media sosial, menyediakan radio mengalami keterasingan dan mencari
sebagai medium dakwah, baik monolog jalan bagi keterpenuhan spiritual dan
maupun interaktif, serta tanya jawab jiwa mereka yang kosong dan tidak
keagamaan. Kehadiran media online pasti. Kehadiran lembaga-lembaga
sangat diperlukan sebagai propaganda pendidikan dengan ciri sufistik
Islam yang kompatible dengan menawarkan dahaga bagi kehausan dan
masyarakat muslim modern dan kekosongan tersebut.
generasi muda muslim (B. Brauchler Insitusi keagamaaan maupun
2003). istitusi pendidikan Islam yang
Praktik keberagamaan di mengarah pada kesalahen (piety)
Indonesa menganggap bahwa Arab memiliki pengaruh cukup signifikan
merupakan sentral Islam dan di luar pada masyarakat di sekelilingnya
Arab merupakan peripheral. Arab yang (Rubaidi 2018), khusunya dalam
menjadi rujukan sebagian masyarakat perubahan pola hidup dan standar
muslim Indonesia didasari pemikiran moralitas. Tidak heran jika institusi ini
bahwa Arab dianggap “lebih benar” memiliki pengikut yang setia dan
(Lücking and Eliyanah 2017), baik jama’ah loyal yang aktif mengikuti
dalam penampilan, fisik, maupun setiap kegiatan dan pengajian yang
pemahaman. Hal ini makin menguatkan diselenggarakan.
pengaruh Arab, baik keturunan Arab,
pola hidup, dan tafsir ajaran-ajaran METODE
Islam. Tidak bisa dipungkiri bahwa Penelitian ini dilakukan di
keturunan Arab yang dalam istilah lembaga pendidikan Islamic Centre
Indonesia disebut dengan habib atau Mu’adz bin Jabal (ICM) di Kota
habaib diyakini memiliki Kendari Sulawesi Tenggara. Penelitian
keterhubungan silsilah langsung kepada menggunakan data-data kualitatif
Nabi Muhammad dan karenanya berupa data-data primer yang terdiri atas
memiliki status dan penghormatan yang program kerja ICM, kurikulum, agenda
lebih tinggi di kalangan muslim rutin, dan fasilitas yang dimiliki. Data-
tradisional (Rijal 2020). data sekunder berasal dari laporan-
Respon dan loyalitas masyarakat laporan kegiatan ICM, sarana dan
muslim perkotaan dalam merujuk Arab prasarana, serta dokumen-dokumen
sebagai cermin Islam yang lainnya. Sumber data berasal dari
“sebenarnya” menunjukan kebutuhan sumber lisan, yaitu hasil wawancara dan
identitas keislaman yang makin perbincangan lepas, baik pengurus
menguat, sekaligus juga medium maupun jama’ah loyal dan masyarakat;

24
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

serta sumber tertulis berupa dokumen Arqom dan diresmikan oleh Walikota
ICM, transkrip wawancara dan foto-foto Kendari pada tanggal 12 September
serta video yang diambil pada saat 2009 (12 Syawal 1420 H). ICM
pengumpulan data. Teknik berlokasi di Jl. Prof. Abdur Rauf
pengumpulan data dilakukan dengan Tarimana, Kelurahan Kambu,
cara wawancara mendalam terhadap Kecamatan Kambu, Kota Kendari
pimpinan ICM dan beberapa jama’ah Sulawesi Tenggara.
loyal. Wawancara juga dilakukan Keberadaan ICM cukup
terhadap para ustadz/ustadzah, siswa, menonjol ditunjukan dengan bangunan
dan orang tua serta jama’ah pengajian. infrastruktur berupa gedung sekolah
Teknik lain adalah observasi terhadap dengan fasilitas lengkap, mulai dari
kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan level TK hingga SMA, masjid yang
oleh ICM, mendengarkan siaran radio terus diperluas, sarana dan prasarana
ICM (http://www.radiomuadz.com/) pendidikan dan dakwah, rumah tinggal
dan juga mencermati website bagi keluarga pengurus yang memadai,
(https://icm.or.id/) media sosial ICM serta bangunan-bangunan bisnis yang
(https://www.facebook.com/groups/icm terletak dan makin banyak di sekitar
kendari), serta serta kondisi ICM di institusi ini.
lingkungan sekitarnya. Pengolahan data
dilakukan dengan cara koding dan
kategorisasi data sesuai pertanyaan
penelitian. Analisis data menggunakan
perspektif sosiologi agama dengan cara
menentukan relasi antardata dan
mengujinya dengan konsep dan teori
yang digunakan dalam penelitian. Sumber: https://icm.or.id/home/about/
HASIL DAN PEMBAHASAN Selain fasilitas sekolah, ICM
Daya Tarik Islamic Centre Mu’adz juga membangun gedung khusus bagi
bin Jabal program kaderisasi ulama yang disebut
Islamic Centre Mu’adz bin Jabal dengan Prokid (Program kaderisasi
(ICM) lahir dari pesantren induknya, Imam dan Dai) dan gedung asrama bagi
yaitu Yayasan Pendidikan Islam Baitul siswa program tersebut. Fasilitas lain
Arqam (Yapiba) di Polinggona, yang disediakan ICM berupa media
Kabupaten Kolaka. ICM didirikan oleh dakwah lewat radio dan website serta
Ustadz Zezen Zainal Mursalin pada facebook yang banyak menyediakan
tahun 2007, putra dari pendiri pondok fasilitas pengajian live streaming.
pesantren di Polinggona. Ustadz Zezen Penyelenggaraan pendidikan
pernah belajar ke Damam, Arab Saudi keagamaan ICM didasarkan pada
dan sepulang dari Indonesia, ia visinya yaitu menjadikan lembaga
merancang berbagai kegiatan berbasis Islam yang unggul dalam
pendidikan dan dakwah dan mulai bidang sosial/pendidikan, kemanusiaan
mendirikan Islamic Centre Mu’adz bin dan keagamaan, membangun sumber
Jabal kota Kendari pada tahun 2007. daya manusia (SDM) yang
Pendirian institusi ini dikuatkan oleh SK mengantarkan masyarakat ber-
Yayasan Pendidikan Islam Baitul pendidikan, berbudaya, berkepribadian

25
Islamic Centre Mu’adz Bin Jabal (ICM) .... –Asliah Zainal & Muhammad Samsulhadi

dan akhlakul karimah representative serta terus menggiatkan


(https://icm.or.id/). pembangunan pada prasarana lainya.
Kegiatan dakwah ICM Secara fisik, ICM juga terus meluaskan
dipusatkan di masjid yang berdiri sejak wilayah dakwah dengan membangun
tahun 2007 dengan kapasitas jumlah Gedung Wakaf Centre dan program
jama’ah awal sebanyak 150 orang. Kaderisasi Imam dan dai (Prokid) yang
Masjid menjadi sentral kegiatan terletak di Jl. Boulevard kota kendari.
keagamaan ICM dan oleh karenanya Melihat jumlah donasi dari Arab Saudi
mendapatkan perhatian tersendiri dari lebih banyak dibandingkan dengan
pengurus ICM. Masjid ICM terus donator local, maka ICM memiliki
diperluas hingga sekarang, oleh sebab kebijakan pengalokasian dana
kapasitas jama’ah yang terus bertambah pembanguan fisik gedung, sementara
dan tidak mampu lagi menampung dana yang berasal dari donator local
jama’ah. Masjid menjadi sentral diperuntukan bagi dana operasional
aktivitas ICM dan karenanya dana ICM dalam membiayai program
pembanguan masjid menjadi satu pendidikan, pengajian, dan dakwah.
program tersendiri bagi ICM. ICM ICM kota Kendari menawarkan
menawarkan pada jama’ahnya untuk beberapa program pendidikan, dakwah
menjadi donator dalam pembangunan dan layanan sosial yang menyasar
masjid. Tawaran ini berhasil menarik masyarakat perkotaan. Program
minat banyak masyarakat dan diakui pendidikan yang disediakan oleh ICM
oleh beberapa pengurus bahwa ICM mulai dari Pendidikan Sekolah Taman
telah memiliki donator tetap dalam Kanak-Kanak (TK-TQ), Pendidikan
membantu pembangunan masjid. Sekolah Dasar Tahfidzul Qur'an (SD-
Donatur tetap selain berasal dari TQ), Pendidikan Sekolah Menengah
jama’ah juga lebih banyak dibantu dari Pertama Tahfidzul Qur'an (SMP-TQ),
Arab Saudi atau kedutaan besar Arab Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Saudi. Model donasi dari Arab Saudi Tahfidzul Qur'an (SMA-TQ). Siswa-
diberikan dalam bentuk sedekah atau siswi ICM juga cukup kompeten
tanah wakaf, baik yang diniatkan untuk bersaing dalam berbagai lomba yang
diri sendiri, orang tua maupun keluarga diselenggarakan baik lokal maupun
yang telah meninggal. Para donatur dari nasional.
Arab menitipkan dana pembangunan Pendidikan formal mulai TK
masjid (muhsinun) dan dikelola secara hingga SMA menggunakan kurikulum
operasional oleh ICM. dari Kemendikbud dan bukan
Keterlibatan donator dari menggunakan kurikulum Kementerian
jama’ah dan Arab Saudi yang aktif Agama. Pemilihan rujukan kurikulum
memberikan dana bantuan menjadi pada kemendikbud dijelaskan oleh
salah satu penyebab cepatnya Ustadz Zezen lebih disesuaikan dengan
pembangunan infrastruktur ICM. Jika kondisi saat ini, dimana jumlah siswa-
dibandingkan dengan lembaga siswa di ICM makin meningkat dari
pendidikan sejenis, maka progress tahun ke tahun. Padahal sebelumnya
prasarana yang disediakan ICM ketika menggunakan kurikulum dari
termasuk cepat, dimana dalam jangka kementerian Agama diakui oleh Ustadz
waktu dua tahun telah memiliki fasilitas Zezen tidak terlalu menarik minat orang
gedung sekolah, kantor dan masjid yang tua siswa. Dibandingkan dengan biaya

26
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

sekolah di lembaga pendidikan lain ICM pada awalnya menyasar


yang selevel, dana pendidikan di ICM kalangan mahasiswa dengan focus
sejak level TK maupun SMA termasuk dakwah dalam bentuk kaderisasi imam
berbiaya tinggi. Tingginya dana dan da’i. Dana operasional program ini
pendidikan menjadikan lembaga ditanggung oleh ICM dan siswa cukup
pendidikan ini lebih banyak membayar biaya makan. Hingga
digandrungi oleh masyarakat menengah akhirnya mengalami kendala dalam
ke atas, dengan latar belakang pembiayaan oleh sebab bergerak dalam
pendidikan dan pekerjaan yang cukup bidang sosial keagamaan, sehingga
tinggi. Tingginya dana pendidikan bagi minim sumber pendanaan. Respon
masyarakat menengah kota justru masyarakat terhadap program kaderisasi
menjadi legitimasi kelayakan lembaga dakwah ini juga tidak semasif sekolah
pendidikan ini sebagai rujukan formal. Kondisi ini menjadi
pendidikan agama bagi masyarakat pembelajaran dan akhirnya ICM mulai
muslim perkotaan. membuka sekolah formal sejak tahun
Selain sekolah formal, ICM juga 2009.
menyediakan program dakwah berupa Penyediaan program dakwah
kaderisasi dalam menyiapkan dan ICM ditawarkan dalam beberapa hal,
melatih calon-calon da’i. Program untuk antara lain (a) Menyelenggarakan
melatih dai disebut dengan program Program I’dadud Du’at (Pembekalan
kaderisasi imam dan dai (Prokid) yang bagi juru da’wah) selama 2 tahun; (b)
dipusatkan di Jl. Boulevard kota Mengadakan Dauroh Syar’iyyah
Kendari. Prokid mulai dibuka pada (Pelatihan da’wah berkala) bagi para
tahun 2015 dengan jumlah siswa yang aktifis da’wah; (c) Mengirim para juru
terus bertambah yang awalnya hanya 24 da’wah ke daerah yang membutuhkan;
orang. Prokid merupakan program (d) Mengadakan kajian keIslaman rutin;
pendidikan dalam jangka waktu 2 tahun (e) Menyediakan layanan perpustakaan
untuk menyiapkan para imam di masjid- Islam; (f) Menyelenggarakan kursus
masjid dan dai-dai yang akan bahasa Arab; (g) Menyiarkan radio
menyebarkan dakwah di tengah-tengah dakwah Islam; (h) Berdakwah dengan
masarakat. Setiap Ramadhan, para memanfaatkan media online; dan (i)
siswa Prokid akan diterjunkan ke Menyelenggarakan bimbingan ibadah
masjid-masjid kota Kendari untuk haji dan umrah.
membantu masyarakat mengimami Layanan pengajian umum
sholat dan memberikan cerama agama. maupun khusus disediakan ICM secara
Para siswa/siswi kelas 2 SMA dan siswa rutin, baik menyasar pada segmen para
Prokid dilatih untuk siap mengisi bapak, ibu-ibu, hingga umum. Beberapa
pengajian, mengajar BTQ, dan kajian rutin yang diberikan oleh Ustadz
memimpin sholat jama’ah di masjid Zezen dan beberapa ustadz lainya,
yang ditunjuk. Jika masyarakat suka, diantaranya adalah (a) kajian kitab
maka masjid tersebut menjadi Bulughul Marom; (b) kajian perbedaan
langganan rutin mengirimkan imam dan kaidah-kaidah ushul menurut para
dai setiap tahun. Bahkan beberapa telah ulama; (c) kajian 40 Hadist Wanita; (d)
dikirim ke luar kota untuk menjadi program Tahsin Al Qur’an; (e) kajian
imam masjid. Mukhtashor Zaadul Maad. ICM juga
mewajibkan bagi setiap siswa untuk

27
Islamic Centre Mu’adz Bin Jabal (ICM) .... –Asliah Zainal & Muhammad Samsulhadi

mengikuti program tahfid atau (https://icm.or.id/) dan media facebook


menghafal Al Qur’an sejak TK dan dan kerap menayangkan live streaming
dikontrol secara rutin oleh ustadz dan lewat facebook
ustadzah. Selain itu juga terdapat (https://www.facebook.com/groups/icm
layanan pengajian rutin setiap hari, kendari). ICM juga secara aktif
setiap minggu dan bulanan serta memberitakan program layanan
bimbingan baca tulis Al Qur’an bagi masyarakat dan dakwah lwaat website
bapak-bapak dan ibu-ibu. resmi mereka yang melibatkan kerja
Dalam bidang sosial keagamaan, sama aktif dengan pemerintah, baik
ICM menyediakan layanan sosial pemerintah provinsi maupun
keagamaan yang dibutuhkan pemerintah kota Kendari, Kepolisian
masyarakat perkotaan, diantaranya darah Sulawesi Tenggara, dan
layanan khitanan massal, pemotongan stakeholder lain.
dan distribusi qurban, menerima dan Sumber daya manusia di ICM
menyalurkan zakat, infaq, dan dilakukan dengan cara rekrutmen
shodaqoh, layanan Posyandu, dan terbatas dalam menerima ustadz dan
pendistribusian Mushaf Al-Qur’an. ustadzah. ICM sangat menjaga
ICM secara lengkap juga menyediakan kredibilitas nilai-nilai dakwah ICM,
pelayanan kebutuhan dasar ibada, baik dalam perilaku, penampilan,
seperti halnya penyediaan fasilitas maupun kualitas dan kompetensi ilmu
ambulans, menyediakan kain kafan dan agama yang dimiliki ustadz dan
kebutuhan perawatan jenazah, ustadzah. Praktik dan perilaku
perawatan dan memakaman jenazah keberagamaan yang dibangun ICM
secara syar’i, tanah perkuburan islami merujuk kepada Islam yang dipraktikan
yang dilokasikan di nanga-Nanga, dan di Arab Saudi. Dalam rangka menjaga
lain-lain. Layanan sosial keagamaan performa rujukan tersebut, maka
juga disediakan di luar kota Kendari persyaratan yang ditetapkan sangat
berupa penyediaan panti asuhan di ketat. Salah satunya dikemukakan oleh
Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan. Sekretaris Yayasan UA, dalam
Dalam dunia modern, layanan wawancara sebagai berikut:
dakwah lebih efektif dilakukan dengan
menggunakan internet dan media sosial. Tidak ada aturan sebenarnya
Hal ini disadari oleh ICM dengan harus menutup aurat seperti apa.
menyediakan fasilitas radio Mu’adz Yang kami minta sebenarnya
(http://www.radiomuadz.com/) pada bahwa ia harus memakai jilbab
frekwensi 94,3 FM sejak tahun 2009 panjang, mungkin hanya harus
dengan jadwal pengajian rutin serta menutup tangan, lalu memakai
interaktif dengan jama’ah. Masyarakat rok, tidak boleh memakai celana.
dipersilahkan untuk bertanya setelah Itu saja sebetulnya yang jadi
materi pengajian rutin yang diberikan syarat. Kalau untuk laki-laki yang
oleh ustadz ICM secara bergiliran. ICM jelas harus memakai baju yang
juga kerap menfasilitasi materi dakwah sopan. Namun, ada aturan disini
lewat radio dengan pembicara dari Arab bahwa jika yang masuk kelas itu
Saudi dengan menyediakan adalah ustadz maka siswinya
penerjemah. Media dakwah online diharapkan memakai cadar dan
dilakukan juga lewat website resmi sebaliknya jika ustadzah yang

28
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

masuk di kelas putra maka ia Papua, dan Bandung, Jawa Barat.


diharapkan memakai cadar. Pemilihan lokasi demi pengembangan
pendidikan dan dakwah yang
Tidak hanya pada soal performa, disesuaikan dengan kondisi masyarakat
narasumber dakwah juga banyak juga dilakukan ICM untuk menentukan
didatangkan oleh ICM dari Kedutaan wilayah cabang, seperti halnya di
Besar Arab Saudi. Selain itu, Wakatobi. Wakatobi adalah salah satu
pembangunan infrastruktur ICM banyak daerah wisata andalan di Sulawesi
dibantu dari orang-orang Arab dan Tenggara dan belum adanya pesantren
Kedutaan Besar Arab Saudi. di wilayah tersebut. Demikian halnya
Keberadaan ICM yang didukung secara cabang di raja Ampat yang dianggap
finansial oleh Kedutaan Besar Arab sebagai potensi dakwah bagi
Saudi menjadikan sebagian masyarakat masyarakat dengan muslim sebagai
menganggap ICM adalah perpanjangan mayoritas, termasuk juga penyiapan
tangan dari idiologi Salafi atau Wahabi kader-kader imam dan dai yang berasal
yang ada di Arab Saudi. Secara umum dari tanah papua. Raja Ampat secara
sebagian besar masyarakat tidak historis memiliki sejarah keterhubungan
mengetahui atau jika pun mereka dengan Islam, sebab pada masa
mengatahui keterlibatan pemerintahan penjajahan ia menjadi bagian dari
Arab Saudi dalam proses pembangunan kerajaan Islam Tidore.
infrastruktur ICM Kendari, mereka Budaya rantau termasuk
tidak memperdulikan hal tersebut. pembukaan cabang pendidikan di luar
Menurut para jama’ah awam, sentral kelahiranya menjadikan penerus
keberadaan ICM adalah sumber mendapatkan tantangan untuk
referensi pengetahuan agama, apapun mengembangkan institusi pendidikan
atau siapapun yang ada dibalik berbalut keagamaan, sebagaimana juga
pengelolaan atau manajemen ICM. yang terjadi di kalangan orang-orang
Bahkan banyak jama’ah yang justru perantaun Bugis (Lisdamayana and
makin kuat menjadikan ICM sebagai Hamsiati 2021). Kota Kendari menjadi
tempat menyekolahkan anak dan belajar pilihan pendirian lembaga pendidikan
agama karena branding Arab yang ada Islam karena menganggap bahwa kota
di baliknya. Bagi para jama’ah awam, Kendari merupakan ibu kota Provisnsi
sumber dana atau siapa yang sebagai lokus strategis bagi penyiaran
menyumbang dana tidak terlalu penting dakwah Islam di tengah masyarakat
dan signifikan. Yang paling penting modern. Letaknya sebagai ibu kota
bagi mereka adalah ICM telah hadir dan provinsi dipandang lebih aman, lebih
mampu menjawab keingintahuan plural dan tingkat toleransi yang lebih
masyarakat tentang pengetahuan dan baik, tingkat pendidikan dan latar
praktek agama. belakang pekerjaan masyarakat yang
ICM terus meluaskan ekspansi lebih mapan, akses informasi yang lebih
pendidikan dan dakwah Islam dengan cepat, fasilitas jalan, sarana dan
membuka beberapa cabang, diantaranya prasarana pembangunan yang kondusif
adalah di wilayah kota Kendari sendiri, lebih memungkinkan untuk mendirikan
di Labibia Kec. Mandonga, Konawe lembaga pendidikan dan dakwah
Selatan, di Kota Wanci Kabupaten dibandingkan dengan kota-kota lain di
Wakatobi, Kabupaten Raja Ampat Sulawesi Tenggara.

29
Islamic Centre Mu’adz Bin Jabal (ICM) .... –Asliah Zainal & Muhammad Samsulhadi

Pilihan ini agaknya tepat sebab dari pemahaman yang diaplikasikan


saat ini ICM terus berkembang, tidak dalam sosio-kultural. Mengkaji agama
hanya pada bangunan dan ekspansi yang bekerja di masyarakat adalah
cabang di berbagai wilayah, tetapi juga melihatnya sebagai fakta sosial yang
pengaruhnya pada keberagamaan bisa berubah dan karenanya bisa
masyarakat terus bertambah. Saat ini menjadi konstruksi sosial. Sebagai
bisa dilihat wilayah di sekitar ICM telah konstruksi sosial, maka agama
berdiri berbagai macam bisnis ekonomi dipandang sebagai bagian dari
yang didirikan oleh para kebudayaan yang juga merupakan hasil
ustadz/ustadzah, mulai dari toko konstruksi manusia. Hal ini berarti
pakaian muslim, toko buku islami, agama dan masyarakat senantiasa
travel agent, isi ulang air mineral, bisnis mengalami proses dialektika.
kuliner, dll. Kawasan sekitar ICM telah Pemahaman dan aplikasi paham
menjadi agregasi bagi pengurus ICM tersebut didasarkan pada bagaimana
dan jama’ah aktifnya. masyarakat memahami teks-teks suci
ICM menawarkan paket komplit keagamaan. Pemahaman terhadap teks-
kebutuhan keagamaan masyarakat teks keagamaan tersebut dipengaruhi
dengan menyasar pada semua segmen, oleh perubahan masyarakat atau
mulai dari pendidikan formal, sebaliknya juga mempengaruhi
pengajian, layanan umat pada bidang perubahan masyrakat, baik pada tataran
sosial keagamaan, fasilitas penerapan pemikiran maupun dalam tindakan
syariat, serta dakwah yang secara rutin (Umam 2016). Pemahaman dan praktek
dan intensif dilaksanakan. Respon agama ini tidak terjadi begitu saja dan
positif masyarakat pada keberadaan tidak pula terjadi dengan sendirinya. Ia
ICM menandakan bahwa agama dan mengalami proses panjang mengikuti
kesalehan bukan lagi semata urusan dinamika sosial masyarakat itu sendiri.
private/personal, tetapi sudah menjadi Besarnya minat masyarakat
ranah public dan menjadi kebutuhan untuk menjadi jama’ah ICM disebabkan
masif oleh masyarakat kota (Nurani salah satunya oleh karena pembangunan
2018). Kebutuhan manusia modern infrastruktur seperti gedung dan fasilitas
yang tergantung bahkan dikuasai oleh pendidikan serta dakwah yang
media sosial dan internet juga tak luput memadai. Hal tersebut dapat dilihat dari
dari perhatian ICM. Media menjadi pembangunan gedung yang terus
wahana dalam menguatkan syiar Islam meningkat, baik untuk sekolah maupun
dikalangan muslim modern termasuk masjid. Masjid yang menjadi binaan
jika yang menjadi sasaran adalah ICM adalah Islamic Center Mu’adz bin
generasi muda (B. Brauchler 2003). Jabal cabang Konawe Selatan, Sulawesi
Penggunaan media dakwah online Tenggara; Islamic Center Mu’adz Bin
dilakukan ICM melalui radio, website, Jabal Cabang Wakatobi, Sulawesi
maupun media sosial facebook dengan Tenggara; Islamic Center Mu’adz Bin
informasi yang up to date. Jabal Cabang Raja Ampat, Papua.
Fasilitas yang lain adalah gedung
ICM dan Preferensi Religiusitas pendidikan yang tersebar di lima cabang
Masyarakat Urban Kota Kendari Islamic Center Mu’adz Bin Jabal,
gedung Wakaf Center, Radio Dakwah
Agama yang dipraktekan oleh Mu’adz 94,3 FM Kendari, gedung
masyarakat adalah pengejewantahan

30
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

asrama bagi para mahasiswa, menjadi satu penanda ketertarikan


perpustakaan, toko-toko buku Islam, masyarakat pada ICM. Hal ini dapat
fasilitas pembelajaran yang islami, dll. dilihat dari data jumlah dana dari
Tidak hanya itu, segmen lembaga jama’ah dan segmen jama’ah yang rata-
pendidikan ini agaknya lebih banyak rata berasal dari kaum menengah. Hal
yang berasal dari kalangan menengah. ini menjadi lumrah terjadi mengingat
Keterlibatan aktif masyarakat mulai dari dana pendidikan di ICM termasuk
kepengurusan hingga jama’ah berasal kategori mahal, sehingga orang tua yang
dari kalangan ekonomi menengah ke menyekolahkan anak di ICM berasal
atas dan latar belakang pendidikan dari ekonomi yang cukup mapan.
cukup tinggi, dintaranya berasal dari Banyaknya donatur ini makin terlihat
dokter, dosen, PNS, pengusaha, dan dalam kegiatan Ramadhan setiap tahun.
berbagai profesi lainnya. Kaum Para jama’ah banyak yang
menengah perkotaan disinyalir menjadi menyumbang dana, pakaian layak
segmen tersendiri dalam pakai, maupun makanan jadi untuk
menumbuhsuburkan kesalehan ditengah berbuka puasa. Bahkan pengurus ICM
ketidakpastian (Rubaidi 2020). mengaku beberapa kali “menolak”
Lokasi ICM juga berada di pusat sumbangan makanan oleh sebab sudah
Kota dengan situasi yang ramai bahkan berlebihan. Pada sepuluh malam
dekat dengan berbagai kampus besar di terakhir bulan Ramadhan jumlah
Kota Kendari, seperti Universitas sumbangan dan jumlah jama’ah yang
Haluole, Poltekes Kemenkes Kendari, melakukan i’tikaf di masjid ICM tidak
Akademi Keperawatan PPNI, dan berkurang malah justru bertambah.
Universitas Mandala Waluya. Pilihan Jama’ah yang melakukan i’tikaf dijamin
lokasi tidak terjadi secara kebetulan, ia makan dan minumnya asalkan tahan
dipilih dan dipilah secara sengaja melakukan i’tikaf yang telah
dengan berbagai macam pertimbangan dijadwalkan secara rutin oleh ICM.
rasional. Dalam konstruksi Saat ini, ICM juga telah
keberagamaan, pilihan lokasi sangat membangun asrama dan kelas untuk
signifikan bagi tujuan dakwah. Program Kaderisasi Imam dan Da’i
Khamdan dalam studinya menjelaskan (Prokid). Pembangunan masjid juga
pengakuan Ali Imran bahwa faktor yang terus diperluas karena sudah tidak
mendorong pemilihan lokasi mampu lagi menampung jama’ah yang
pengeboman di Bali selain alasan datang. Begitu pula halnya dengan
ketidakpuasan terhadap pemerintah pembangunan rumah-rumah atau ruko
yang tidak berdasarkan syari’at Islam di depan dan samping ICM yang
dan tidak adanya imāmah adalah tingkat merupakan inisiatif jama’ah ICM
kerusakan moralitas dan akidah sendiri. Secara fisik, tersedianya sarana
masyarakat melalui pariwisata di Bali da’wah dan belajar yang representatif
(Khamdan 2016). Alasan-alasan ini atau modern menjadi satu kemajuan
merupakan legitimasi atas cara mereka ICM dan secara nonfisik, program-
melindungi umat Islam dan demi program pengajian dan pelayanan umat
pembalasan mereka terhadap kaum baik secara langsung maupun lewat
yang dianggap kafir di wilayah tersebut. media seperti website, radio dan
Animo masyarakat untuk facebook menjadi poin penting lainnya
berderma dalam operasional ICM juga secara nonfisik dalam menarik minat

31
Islamic Centre Mu’adz Bin Jabal (ICM) .... –Asliah Zainal & Muhammad Samsulhadi

masyarakat. Sarana dan prasarana Arab Saudi. Jika ada narasumber dari
menjadi salah satu ukuran Arab, maka akan diumumkan secara
perkembangan sebuah lembaga yang luas oleh ICM agar masyarakat bisa
paling kasat mata dan mencerminkan secara massif ikut mendengarkan.
mutu (Albar 2022). Sarana yang Biasanya disambungkan melalui
memadai dalam bentuk gedung atau fasilitas skype atau zoom yang dipasang
fasilitas lainnya menjadi penanda di layar lebar di masjid ICM, sehingga
kesiapan lembaga ini dalam melayani ceramah dari Arab Saudi bisa didengar
pendidikan dan dakwah kepada oleh para jama’ah meskipun lewat
masyarakat. Hal ini juga bisa menjadi media online dengan disediakan
magnit bagi masyarakat untuk penerjemah yang berasal dari ustadz di
mengetahui keberadaan lembaga ini dan ICM. Kriteria menjadi narasumber di
akhirnya menjadi pilihan untuk ICM menurut penjelasan Ustadz Zezen
menyekolahkan anak maupun untuk adalah pemahamanya yang sama
menjadi rujukan bagi pengetahuan dan tentang ahli sunah waljama’ah. Selain
model pengamalan agama masyarakat. itu juga, narasumber berasal dari
Media dirasakan sangat ampuh Asosiasi Radio-Tivi Sunnah se-
sebagai arena sosialisasi dan Indonesia (Advisi), oleh sebab radio
pelanggengan otoritas beragama, Mu’adz telah tergabung dalam Asosiasi
termasuk di ICM sebagaimana temuan ini.
Saprillah (Saprillah et al. 2020). Media Materi dan konten kurikulum
popular seperti televisi, radio, website, ICM yang komplit, pola pendidikan dan
facebook, koran, majalah, ataupun buku dakwah yang mengintegrasikan antara
adalah media-media modern yang materi pendidikan serta dakwah dan
digunakan secara efektif. Indonesia pengkondisian sosial di ICM
termasuk negara yang memiliki menjadikan kurikulum ICM, baik
kebebasan cukup besar dalam kurikulum formal (formal curriculum)
mewacanakan Islam, tidak seperti maupun kurikulum tidak tertulis
negara dengan mayoritas Islam lainnya, (hidden curriculum) menjadi solid dan
seperti Turki atau Libanon. Media di saling menguatkan. Kurikulum dakwah
Indonesia menjadi arena yang massif yang ditunjang oleh media sosial lewat
dan efektif digunakan oleh para radio, facebook, dan website adalah cara
pemimpin Islam yang mampu ICM mengorganisasi lembaga ini
menerjemahkan Islam secara lebih dengan metode modern yang bisa
moderat dalam masyarakat kelas menyasar setiap lapisan masyarakat dan
menengah kota (Watson 2005). Dengan dari berbagai level pendidikan serta
menggunakan media yang modern, tingkat ekonomi. Tersedianya sarana
maka otoritas bisa terus dilanggengkan. pendidikan dan da’wah memadai
Gagasan ini juga ditemukan Haqqani menjadi menjadi satu kemajuan ICM
dalam sosok Zakir Naik di India sebagai secara fisik. Secara nonfisik, program-
penegas bagi kontestasi otoritas yang program pengajian dan pelayanan umat
nyatanya tidaklah statis dan konstan baik secara langsung maupun lewat
(Haqqani 2011). media seperti radio, facebook, dan
Da’i yang menyampaikan website menjadi poin penting lainnya
dakwah lewat radio berasal dari dalam dalam menarik minat masyarakat.
ICM bahkan juga dari luar, seperti dari Penggunaan media radio, facebook,

32
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

atau website sebagai bentuk komunikasi kalau saya setiap sholat jama’ah.
sosial secara tidak langsung merupakan Apalagi Ramadhan, i’tikaf, dan
cara pengelolaan dakwah di ICM secara lebaran saya sama keluarga
modern. Materi-materi dakwah tidak selalu kesana.
hanya diberikan secara langsung di
masyarakat yang memang terbatas Kehadiran ICM dengan tawaran
kapasitasnya tempat, waktu maupun program pendidikan agama
daya jangkaunya. Dengan menyebabkan masyarakat kota Kendari
menggunakan media sosial yang lebih dengan mudah menerima ICM sebagai
modern dan familiar dengan keseharian penawar bagi dahaga mereka di tengah
masyarakat, maka jangkauan atau keterasingan dan problem hidup yang
segmenatasi daya sasaran dakwah makin menghimpit.
makin luas dengan tidak harus dibatasi Secara nasional, reformasi yang
oleh ruang dan waktu. akhirnya mennggulingkan kekuasaan
Pilihan keberagamaan Presiden Suharto bukan saja
masyarakat pada ICM Kota Kendari membangkitkan demokrasi secara
dipicu oleh kondisi religiusitas masif, baik aspek sosial, ekonomi, dan
masyarakat kota yang sedang dalam politik, namun juga membangkitkan
proses pencarian lokus dan bentuk di demokrasi beragama, dimana paham
antara pilihan-pilihan keberagamaan atau gerakan keagamaan tumbuh secara
yang ditawarkan organisasi keagamaan massif. Reformasi Indonesia
lain. Jama’ah aktif ICM berasal dari menumbuhsuburkan kebebasan
kaum menengah kota yang tidak cukup (euphoria) yang terbaca dalam dua hal,
kuat memiliki basis keagamaan. Mereka yaitu pertama perubahan politik
rata-rata mengenal agama hanya dari Indonesia dari rezim otoritarianisme
sekolah umum atau ajaran dari orang menuju pemerintahan yang lebih
tua, selebihnya mereka belajar agama demokratis yang mengakibatkan
dari internet atau postingan di media lahirnya berbagai partai politik Islam
sosial. Perubahan perilaku beragama dan kelompok-kelompok Islam; Kedua
dikemukakan oleh salah seorang lahirnya kelompok-kelompok Islam
jama’ah Ibu AP dalam wawancara radikal (Nurdin 2005). Bangkitnya
sebagai berikut: paham dan gerakan Islam dalam
berbagai bentuk, terutama kelompok-
ICM itu sangat membantu kelompok fundamentalis dan radikal
masyarakat, dua-duanya anak menemukan momentumnya pada era
saya saya sekolahkan di ICM. reformasi tahun 1998 yang
Dulu saya tidak paham dibangkitkan pertama kali oleh
bagaimana sholat yang baik, tumbangnya kekuasaan Suharto sebagai
keluar masih tidak pakai jilbab. penguasa orde baru.
Sekarang saya jadi tahu hukum- Institusi keagamaan pada zaman
hukum Islam, pakai jilbab yang modern hadir merespon kegamangan
panjang dan sekarang saya jadi masyarakat dalam menghadapi
tahu berbahasa Arab biar sedikit persoalan hidup keseharian, termasuk
karena ada pelajaran Bahasa juga kegamangan melihat perlakuan
Arab untuk ibu-ibu yang negara dalam memecahkan dan
dibimbing oleh Um Umar. Jadi, menjawab kebutuhan masyarakat.

33
Islamic Centre Mu’adz Bin Jabal (ICM) .... –Asliah Zainal & Muhammad Samsulhadi

Dalam konteks demikian, masyarakat Secara umum kepemimpinan


perkotaan menemukan dan Ustadz Zezen sangat baik, hal itu
memapankan relgiusitasnya justru dapat dilhat bahwa beliau mampu
dalam dunia modern atau yang disebut menggandeng semua elemen
sebagai urban piety (Zamhari & Howell masyarakat (akademisi dan lain-
2012). lain), daya tarik keilmuan yang
Paham dan gerakan agama di baik, serta semua jama’ah
Sulawesi Tenggara, khususnya di Kota mendapatkan ruang dan ini yang
Kendari mulai bangkit secara masif menjadikan motivasi belajar
pada tahun 2000-an dengan hadirnya jama’ah selalu berkembang. Saya
lembaga-lembaga pendidikan dan melihat bahwa kepemimpinan
dakwah yang bercorak fundamentalis; Ust. Zezen yang gigih dan total
Wahdah Islamiyah, Salafi, Jama’ah dalam usahanya, serta beliau
Tabligh, HTI. Sebelumnya, memiliki ciri khas yakni semua
Muhamadiyah dan NU lebih dahulu orang bisa diterima dan
hadir di Kota Kendari dan di Sulawesi menerima, koperatif, dan tidak
Tenggara secara umum. Di Tengah pernah marah.
kebangkitan religiusitas masyarakat
modern yang melanda masyarakat Kota Kesalehan sosial yang dibangun
Kendari, juga ditengah kejenuhan ICM dalam membentuk religiusitas
masyarakat akan modernitas yang masyarakat dalam beberapa hal
melanda dunia, ICM hadir dengan menyebabkan sikap masyarakat yang
materi, metode, dan sarana yang secara sadar memberikan kepercayaan
nampaknya mampu memberikan (trust) yang mutlak, berupa tanggung
ketenangan spritual bagi masyarakat jawab penuh kepada ICM. Disisi yang
modern. lain, pengkondisian yang dibangun ICM
Seorang pengurus Yayasan yang masih terbatas di lingkup dan di
berasal dari Bombaana, UR menuturkan lingkungan yang bisa terjangkau oleh
bahwa awal bergabungnya di ICM ICM, di luar ICM kondisi demikian
dikarenakan oleh perkenalannya dengan tidak melulu bisa dijamin berjalan
UZ dan seringnya UZ memberikan dengan baik. Dalam konteks demikian,
pengajian dalam kegiaan LDK di bisa jadi para jama’ah menjatuhkan
kampus UHO semasa ia masih kuliah. pilihan kepada ICM oleh sebab
Karena itulah ia tertarik lalu mengikuti ketidakberdayaan mereka dalam
pelatihan dai selama dua tahun. Ia mulai pengetahuan agama (tidak memiliki
bergabung dengan ICM pada akhir masa dasar pengetahuan agama dan waktu
studi di ICM. Sekarang ia menjadi untuk mengajarkan agama pada anak)
pengurus ICM. Ia tertarik untuk dan ketidakberdayaan mereka terhadap
bergabung dengan ICM oleh karena akses rujukan pengetahuan agama
cara dakwah dan materi yang (tidak memiliki akses informasi yang
disampaikan UZ, juga program cukup terhadap rujukan lembaga agama
pendidikan dai dua tahun yang pernah yang lain). Sehingga dalam banyak
diikutinya. Cara atau metode yang kasus, pilihan ICM sebagai lokus
disampaikan UZ menurutnya sangat beragama masyarakat bukan menjadi
berkesan di masyarakat. Sebagaimana pilihan yang disengaja diantara berbagai
dijelaskan dalam wawancara berikut ini: macam pilihan lembaga pendidikan dan

34
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

dakwah lainnya atau bukan pula pilihan dalam menciptakan wacana dan
yang sesungguhnya di antara pilihan pengaruh keagamaan di masyarakat
lembaga pendidikan dan agama yang (Zamhari 2010); (Zulkifli 2013).
setara. Sehingga, keberadaan agen elit Ustadz
Dalam beberapa hal, dukungan Zezen dianggap sebagai tokoh sentral
bahkan rujukan ICM kepada paham dalam konstruksi sosial religius, tanpa
yang diusung Arab Saudi menjadi perduli siapa dan apa yang ada dibalik
penguat dan ketegasan bagi sumber Ustadz Zezen itu sendiri. Siapapun yang
otentik pengetahuan dan pengamalan mendukung pembangunan dan
ajaran Islam itu sendiri. Kaum muslim managemen ICM, yang paling
awam banyak yang menganggap bahwa menentukan dan dilihat oleh jama’ah
Islam adalah Arab, sehingga Islamisasi adalah kharisma yang dimiliki Ustadz
seringkali dianggap identik dengan Zezen.
Arabisasi. Itulah sebabnya, paham, Jika pemerintahan Arab Saudi
idiologi, pengamalan dan praktek Islam bertugas meningkatkan pembangunan
yang berasal dari Arab dianggap sebagai infranstruktur dari segi struktural, sebab
paham, idiologi, pengamalan dan bantuannya yang sangat besar terhadap
praktek Islam yang otentik dan pembangunan ICM. Ustadz Zezen
sebenarnya (Rijal 2020; Lücking and dengan pengalaman belajar di Arab
Eliyanah 2017). Ajaran-ajaran yang Saudi dan idiologi yang dimilikinya
berasal dari Arab akan diterima sebagai (yang notabene dipengaruhi oleh teologi
sebuah kebenaran Islam tanpa perlu salafi) membangun pola-pola
dipertanyakan lagi. Fenomena ini bisa pendidikan dan dakwah secara kultur.
dilihat dari keberadaan habaib di Dengan demikian, ICM tergantung
Indonesia yang sangat dielu-elukan oleh kepada bantuan dan donasi yang
masyarakat awam. Fenomena habaib mengindikasikan kekurangannya secara
menjadi daya jual yang tinggi bagi struktur, namun secara kultur, Ustadz
keberagamaan masyarakat urban. Zezen mampu membangun masyarakat
Dengan demikian, ICM yang religius yang memiliki corak khas dan
seringkali diidentifikasi sebagai berlangsung secara solid. Maka,
perpanjangan tangan dari paham yang kekuatan ICM terletak pada otoritas
diusung Arab Saudi justru makin secara kultural yang dibangunya secara
menguatkan pilihan masyarakat untuk sifgnifikan.
menjadi jama’ah aktif di ICM.
Identifikasi rujukan ICM pada Arab PENUTUP
Saudi secara tidak sadar telah Lembaga Islamic Centre Mu’adz
menciptakan sakralisasi pada tokoh elit bin Jabal Kota Kendari memiliki
itu sendiri. Pada sisi yang lain, program kerja yang difokuskan pada
kapabilitas dan kompetensi keilmuan pendidikan, dakwah, kegiatan sosial,
dan cara komunikasi agen elit, Ustadz dan pelayanan umat lainnya. Meskipun
Zezen pada semua lapisan masyarakat bernama Islamic Centre, lembaga ini
telah membuat posisi Ustadz Zezen menggunakan kurikulum Pendidikan
sebagai agen sentral yang strategis dan Kebudayaan, bukan kurikulum
sebagai magnit yang direspon cukup Kementerian Agama, dengan
positif oleh masyarakat. Agen elit dalam menfokuskan pada program unggulan
institusi keagamaana menjadi broker berupa hafalan Al Qur’an pada semua

35
Islamic Centre Mu’adz Bin Jabal (ICM) .... –Asliah Zainal & Muhammad Samsulhadi

jenjang pendidikan, mulai dari TK UCAPAN TERIMA KASIH


hingga SMA dan Program Kaderisasi Artikel ini tidak akan dapat diselesaikan
Imam dan Da’i. tanpa kontribusi data-data penelitian
Lembaga ini mengalami dari para pimpinan ICM, terutama
progresivitas pembangunan infrastruktur
Ustadz Zezen, para ustadz dan ustadzah
yang relatif cepat dibandingkan dengan
di ICM serta jama’ah aktif ICM yang
lembaga pendidikan dan dakwah Islam
telah bersedia diwawancarai. Penulis
lainnya di Kota Kendari. Lembaga ini
menghaturkan terima kasih pula dan
juga direspon oleh masyarakat dengan
apresiasi kepada LP2M IAIN Kendari
menjadi pengurus atau jama’ah aktif
yang telah membiayai penelitian ini
dari kalangan ekonomi dan pendidikan
sejak tahun 2016. Ucapan terima kasih
relatif tinggi dengan beragam profesi.
terkhusus kepada Balitbang Makassar
Pilihan Islamic Centre Mu’adz
yang telah menyelenggarakan Coaching
bin Jabal sebagai lokus religius
Clinic Jurnal Pusaka sehingga penulisan
masyarakat Kota Kendari disebabkan
artikel ini lebih sempurnah.
oleh beberapa faktor, yaitu
pembangunan infrastruktur yang
DAFTAR PUSTAKA
memadai, program pendidikan, dakwah
dan layanan sosial keagamaan, Buku dan Jurnal:
pemanfaatan media informasi dan
dakwah yang up to date. Faktor-faktor Albar, Mawi. "Respons dan Minat
tersebut merupakan modal sosial- Masyarakat terhadap Madrasah
kultural bagi ICM menarik respon Terakreditasi A." At-Tarbawi:
positif dari masyarakat. Jurnal Kajian Kependidikan
Keberadaan donasi yang Islam [Online], 6.1 (2021): 1-20.
sebagian besar dari Arab Saudi, referesi Web. 17 May. 2022
yang merujuk ke Arab, dan kondisi B. Brauchler. 2003. “Cyberidentities at
keberagamaan masyarakat yang tidak War: Religion, Identity, and the
memiliki dasar pengetahuan agama Internet in the Moluccan Conflict.”
yang cukup kuat dan ketiadaan akses Indonesia 75 (75): 123–51.
pengetahuan agama yang mampu Chaplin, Chris. 2018. “Salafi Islamic
menjanjikan terpenuhinya dahaga Piety as Civic Activism: Wahdah
masyarakat kota terhadap pengetahuan Islamiyah and Differentiated
dan pengamalan agama telah membuat Citizenship in Indonesia.”
ICM menjadi pilihan paling Citizenship Studies 22 (2): 208–23.
memungkinkan bagi masyarakat https://doi.org/10.1080/13621025.
menyandarkan sumber pengetahuan 2018.1445488.
Islam. Faktor lain yang membuat begitu Darmadi, Dadi. 2001. “Urban Sufism:
berterimanya masyarakat dengan The New Flourishing Vivacity of
kehadiran ICM adalah basis pesantren Contemporary Indonesian Islam.”
yang menjadi lokus pengetahuan dan Studia Islamika 8 (1): 205–10.
pengamalan agama relatif minim di https://doi.org/10.15408/sdi.v8i1.7
Kota Kendari. 00.
Falah, Muhammad Akmal. 2019.
“Urban Sufism and Sufism
Practices in the UICCI Students of

36
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 1, 2022

Sulaimaniyah Ciputat.” Teosofia: 23–36.


Indonesian Journal of Islamic https://doi.org/10.24090/jmsr.v1i1
Mysticism 8 (2): 145–58. .2016.pp23-36.
Hidayah, Siti Nur. 2021. “Pesantren for Mibtadin, Mibtadin. 2018. “THE
Middle-Class Muslims in URBAN SUFISM, SOCIAL
Indonesia (between Religious MOVEMENT AND THE
Commodification and Pious ‘SMILING’ ISLAM: A Case
Neoliberalism).” Qudus Study of ‘Hubbun Nabi’ Kartasura,
International Journal of Islamic Sukoharjo.” Analisa: Journal of
Studies 9 (1): 209–44. Social Science and Religion 3 (1):
https://doi.org/10.21043/QIJIS.V9 93–112.
I1.7641. https://doi.org/10.18784/analisa.v
Khamdan, Muh. 2016. “Pengembangan 3i1.591.
Nasionalisme Keagamaan Sebagai Miichi, Ken. 2019. “Urban Sufi and
Strategi Penanganan Potensi Politics in Contemporary
Radikalisme Islam Transnasional.” Indonesia: The Role of Dhikr
Addin 10 (1): 207. Associations in the Anti-‘Ahok’
https://doi.org/10.21043/addin.v10 Rallies.” South East Asia Research
i1.1135. 27 (3): 225–37.
Lisdamayana, and Hamsiati. 2021. https://doi.org/10.1080/0967828X.
“Peran Migran Bugis Dalam 2019.1667110.
Pengembangan Pendidikan Muttaqin, Ahmad. 2014. “From
Keagamaan Bagi Warganya Di Occultism to Hybrid Sufism: The
Tanjung Selor The Role of Bugis Transformation of an Islamic-
Migrants in The Development of Hybrid Spiritual Group in
Religious Education for Its Contemporary Indonesia.”
Citizens in Tanjung Selor Indonesian Journal of Islam and
Lisdamayana Madrasah Muslim Societies 4 (1): 81–104.
Tsanawiyah MDIA Bontoala https://doi.org/10.18326/ijims.v4i
Makassar Jl . La.” Pusaka Jurnal 1.81-104.
Khazanah Keagamaan 9 (2). Nurani, Shinta. 2018. “Urban Sufism
Lücking, Mirjam, and Evi Eliyanah. And Transformation Of Islamic
2017. “Images of Authentic Culture In Millenial Society.”
Muslim Selves: Gendered Religia 169: 158.
Moralities and Constructions of https://doi.org/10.28918/religia.v2
Arab Others in Contemporary 1i2.1508.
Indonesia.” Social Sciences 6 (3). Nurdin, Ahmad Ali. 2005. “Islam and
https://doi.org/10.3390/socsci6030 State: A Study of the Liberal
103. Islamic Network in Indonesia.”
Makhasin, Luthfi. 2015. “The Politics New Zealand Journal of Asian
of Contending Piety,” no. Studies 7 (2): 20–39.
December: 19. Rijal, Syamsul. 2020. “Following Arab
———. 2016. “Urban Sufism, Media Saints: Urban Muslim Youth and
and Religious Change in Traditional Piety in Indonesia.”
Indonesia.” Ijtimā`iyya: Journal of Indonesia and the Malay World 48
Muslim Society Research 1 (1): (141): 145–68.

37
Islamic Centre Mu’adz Bin Jabal (ICM) .... –Asliah Zainal & Muhammad Samsulhadi

https://doi.org/10.1080/13639811. Umam, Fawaizul. 2016. “MEMAKNAI


2020.1729540. KERAGAMAN: The Others
Rofiq, Muhammad. 2013. “Krisis Dalam Konstruksi Sosial Para Elit
Ototirtas Keagamaan Kelompok-Kelompok Keagamaan
Kontemporer: Literalisme Di Kota Mataram.” Jurnal
Berjubah Salafi.” Jurnal TARJIH THEOLOGIA 27 (2): 365–88.
11 (1): 99–112. https://doi.org/10.21580/teo.2016.
Rubaidi. 2020. “The New Pseudo-Sufi 27.2.931.
Order of the Majelis Shalawat Zainal, Asliah. 2018. “Pola Pendidikan
among Urban Muslims in East Dan Pola Dakwah Islamic Centre
Java.” Journal of Indonesian Islam Mu’Adz Bin Jabal (Icm) Di Kota
14 (2): 431–56. Kendari.” Al-Izzah: Jurnal Hasil-
https://doi.org/10.15642/JIIS.2020 Hasil Penelitian 12 (2): 44.
.14.2.431-456. https://doi.org/10.31332/ai.v12i2.6
Rubaidi, Rubaidi. 2018. “The Role of 40.
Urban Sufism of Shalawat Zamhari, Arif. 2010. Rituals of Islamic
Muhammad Assembly on Urban Spirituality : A Study of Majlis
Middle Class Society.” Jurnal Dhikr Groups in East Java. Rituals
Ushuluddin 26 (2): 183. of Islamic Spirituality : A Study of
https://doi.org/10.24014/jush.v26i Majlis Dhikr Groups in East Java.
2.4895. https://doi.org/10.26530/oapen_45
Sakai, Minako. 2016. “Ethical Self- 9498.
Improvement in Everyday Life : Zulkifli, Zulkifli. 2013. “THE ULAMA
Propagating the Islamic Way of IN INDONESIA: Between
Life in Globalised Indonesia,” no. Religious Authority and Symbolic
March. Power.” MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu
Saprillah, Saprillah, Hamdan Juhannis, Keislaman 37 (1): 180–97.
Nurman Said, and Hamzah Harun https://doi.org/10.30821/miqot.v3
Al-Rasyid. 2020. “Kontestasi 7i1.79.
Keagamaan Dalam Masyarakat
Muslim Urban.” Al-Qalam 26 (1): Website;
39. http://www.icm.or.id. Diakses
https://doi.org/10.31969/alq.v26i1. pada tanggal 10 Mei 2022
844.

38

Anda mungkin juga menyukai