Paper Hermeneutika
Paper Hermeneutika
Matius memiliki caranya sendiri untuk memulai sebuah kitab Injil: tidak ada
penulis Injil lain yang memulai dengan cara seperti ini. Matius membuka
injilnya dengan kata yang secara umum berarti “kitab”, meskipun BGAD
dipakai untuk merujuk kepada “kitab agung yang disakralkan”, yang sangat
sesuai dengan jenis kitab yang Matius tuliskan. Jadi, Matius disini berkata
bahwa kitab yang ia tuliskan merupakan kisah Yesus Kristus. Matius sendiri
tidak terlalu sering memakai nama lengkap Yesus Kristus; bahkan, inilah satu-
satunya tempat di mana nama lengkap ini muncul di Injil Matius (sebagian
manuskrip mencatat nama lengkap ini di ayat 18 dan di Matius 16:21, tetapi
tampak ada perubahan dan para peneliti Alkitab menjelaskan adanya perbedaan
dalam pembahasan ini sering terlepas dari pembahasan sebelumnya, selain itu
juga di bagian ini tidak diberitahu tentang hal-hal yang perlu didoakan. Jadi
tidak ada halangan dan perbedaan dari tema sebelumnya, sehingga ada beberapa
jenis terjemahan yang sangat luas dari bagian ini, sehingga peneliti ingin
1
Leon Morris, INJIL MATIUS (Surabaya: Momentum, 2016), 175.
2
Nofanolo Lase, Rachmani Asih Sumiwi Endang, and Setyabudi Tamtomo, “Makna Berdoa Menurut Injil Matius
7:7-11,” Angelion 3 (2022): 149, https://e-journal.sttberitahidup.ac.id/index.php/jan/article/view/408/204.
- Tujuan penulisan Matius 7
Tujuannya adalah untuk memberikan para pembaca laporan saksi mata tentang
kehidupan Yesus Kristus, untuk meyakinkan mereka bahwa Yesus adalah Anak
Allah dan Mesias yang telah lama ditunggu-tunggu yang dinubuatkan oleh para
nabi Perjanjian Lama. Dan untuk mewujudkan Kerajaan Allah adalah untuk
menunjukkan bahwa hal itu akan terungkap. Di dalam dan melalui Yesus
Kristus dengan cara yang belum pernah terlihat sebelumnya. Matius 7:7-11 juga
memperjelas bahwa Allah adalah Tuhan yang murah hati dan suka memberikan
berkat kepada umat-Nya yang memohon dengan iman yang kuat dan hidup
dalam ketaatan terhadap Allah. Ini juga menjelaskan makna berdoa juga
METODOLOGI
melibatkan 2 aspek utama. Ini adalah analisis tata bahasa dari teks asli Yunani
dan pemahaman tentang konteks sejarah di mana teks itu ditulis. Ayat-ayat ini
adalah bagian dari pesan yang Yesus ajarkan kepada para pengikut-Nya.
Secara grammatika, memperhatikan struktur kalimat dan arti kata pada teks
3
Desi Mone Ratna, TENTANG HAL PENGABULAN DOA (JAKARTA, n.d.), V, http://repo.sttsetia.ac.id/171/1/Desi
Ratna Mone.pdf.
kata kerja Yunani “meminta” di ayat 7 adalah aiteite, yang tidak hanya berarti
ISI
“meminta’, “mencari”, dan “mengetuk” di ayat 7-8. Penggunaan kata kerja yang berbeda
di ayat 7 dan 8 mengandung arti yang berbeda, masing-masing menyiratkan situasi yang
berbeda4. Ketiga kata ini mempunyai arti yang berbeda dan tidak perlu dibedakan satu
sama lain. Pandangan reformasi juga menyatakan bahwa tuntutan ketiga kata ini harus
Hal ini mengacu pada “Bapamu yang di surga” dan “baginya pintu akan dibukakan” di
ayat 11. Janji ini berlaku bagi semua orang percaya, termasuk anak Tuhan, dan tidak ada
perbedaan kategori anak Tuhan6. Pandangan reformasi juga berpendapat bahwa tidak
Matius 77. Hal ini mengacu pada ayat 9-10, apa yang diberikan itu perlu dan apa yang
baik?. Tidak semua yang kita minta terjamin, dan Allah hanya memberikan kebaikan
kepada kita8. Pandangan reformed juga berpendapat bahwa orang percaya harus
4
Yakub Tri Handoko, “Bapa Yang Baik Dengan Pemberian-Nya Yang Baik,” REFORMED EXODUS COMMUNITY,
last modified 2017, https://rec.or.id/bapa-yang-baik-dengan-pemberian-nya-yang-baik-matius-77-11/.
5
Rizky Prakarsa Satria and Robi Panggara, “Kajian Biblika Teologi Meminta Menurut Injil Matius 7:7-11 Dan
Implikasinya Bagi Orang Percaya,” Repository STT JAFFRAY 1 No 4 (2019): 224,
https://skripsi.sttjaffray.ac.id/index.php/skripsi/article/view/55/39.
6
Tri Handoko, “Bapa Yang Baik Dengan Pemberian-Nya Yang Baik.”
7
Yakub Tri Handoko, “Apakah Semua Doa Kita Pasti Dikabulkan?,” REFORMED EXODUS COMMUNITY, last
modified 2017, https://www.rec.or.id/apakah-semua-doa-kita-pasti-dikabulkan-matius-77-8/.
8
Tri Handoko, “Apakah Semua Doa Kita Pasti Dikabulkan?”
jasmani dan rohaninya. Ini mengacu pada kata-kata “Minta, mintalah, ketuklah” dalam
ayat 7-8, dan mengacu pada kepercayaan yang dimiliki orang percaya kepada Tuhan.9
Penulis dalam Injil ini adalah Yesus sendiri dan yang menerima adalah murid-murid
Yesus. Di dalam perikob ini tidak ditemukan adanya konteks politik. Dalam berbagai
sumber yang saya cari dan juga buku yang saya gunakan sebagai referensi juga tidak
ditemukan adanya konteks politik. Konteks sejarah dalam Matius 7:7-11 tidak dituliskan
secara spesifik. Ayat-ayat ini merupakan bagian dari Injil Matius yang merupakan satu-
satunya dari tiga Injil Kristen yang didukung oleh Kristen. Injil Matius menceritakan
ajaran Yesus tentang doa, yang merupakan suatu aspek penting dalam kepercayaan
Kristen. Ayat-ayat ini menceritakan tentang perluasan doa, yang berarti harus bertekun,
mencari, dan mengetok dalam doa. Yesus juga berjanji bahwa Bapa di Sorga tidak akan
LAI : 7-11
NIV : 7-12
ESV : 7-11
Untuk batas perikob ini saya memilih dari ESV, karena permulaan dari ayat 7 itu sudah
benar dengan konteks pengabulan doa, dan di ayat yang ke 11 adalah klimaks dari
7. BGT Αἰτεῖτε καὶ δοθήσεται ὑμῖν, ζητεῖτε καὶ εὑρήσετε, κρούετε καὶ ἀνοιγήσεται
ὑμῖν·11
9
Mone Ratna, TENTANG HAL PENGABULAN DOA, 1.
10
Mieke Sendow N, “‘Hal Pengabulan Doa’ Kajian Hermeneutika Kritik Historis Matius 7:7-22 Dan Implikasi Bagi
Jemaat GMIM Kanaan Winenet Wilayah Bitung XII,” PENDIDIKAN CHRISTI 3 NO 2 (2022): 18,
https://ejournal.teologi-ukit.ac.id/index.php/educatio-christi/article/view/44/37.
11
“Bible Works 10,” n.d.
Matius 7:7-11
7:7 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan
7:8 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang
mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
7:9 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia
meminta roti,
7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-
anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka
Dalam Matius 7:7-11 terdapat tata bahasa yang menunjukkan tentang perilaku yang
diterima oleh Allah. 7-11 menunjukkan bahwa kata-kata yang digunakan dalam ayat ini
adalah kata-kata yang berasal dari bahasa Arama, yang kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Yunani kemudian ke dalam bahasa Inggris 12. Dalam pendekatan ini, kata-
kata yang digunakan dalam ayat ini harus dijelaskan dalam konteksnya, yaitu dalam
bentuk yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris13. Pada ayat 9, kata “baru” berasal
dari kata “neos” yang berarti “baru” atau “baru-baru ini” dalam bahasa Arama 14. Kata
“anak” berasal dari kata “teknon’ yang berarti “anak” atau “keturunan” dalam bahasa
Arama. Kata “minta” berasal dari kata “deomai” yang berarti “minta”. Pada ayat yang ke
11, kata “jahat” berasal dari kata “poneros” yang berarti jahat” atau “buruk” dalam
12
Lase, Sumiwi Endang, and Tamtomo, “Makna Berdoa Menurut Injil Matius 7:7-11.”
13
Lase, Sumiwi Endang, and Tamtomo, “Makna Berdoa Menurut Injil Matius 7:7-11.”
14
Lase, Sumiwi Endang, and Tamtomo, “Makna Berdoa Menurut Injil Matius 7:7-11.”
bahasa Arama. Kata “kalian” berasal dari kata “manusia” yang berarti “kamu” atau
“kita”. Kata “tahu” berasal dari kata “ginosko” yang berarti tahu. Kata “juga” berasal
dari kata “kai” yang berarti “juga” atau ‘sebagai”. Kata “kepada mereka” berasal dari
- Eksegesis
Matius 7:7-11 menunjukkan bahwa Yesus mengajarkan tentang cara yang baik dalam berdoa.
Berdoa adalah tuntutan yang harus dilakukan dengan ketekunan dan dalam kehendak Tuhan,
dilakukan terus menerus serta dalam segala keadaan 16. Yesus mengajarkan bahwa setiap
orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang
yang mengetok, pintunya akan terbuka17. Hal ini menunjukkan bahwa jika kita berdoa dengan
benar, maka Bapa yang di Sorga akan memberikan yang baik kepada kita 18. Eksegesis ini
mengungkapkan bahwa berdoa adalah nafas hidup orang Kristen, dan orang Kristen yang
tidak berdoa adalah orang Kristen yang mati secara rohani. Ada yang mengatakan “doa
adalah nafas hidup orang Kristen, dengan kata lain orang Kristen yang tidak berdoa adalah
orang Kristen yang mati secara rohani.” Eksegesis ini juga menunjukkan bahwa setiap orang
yang berdoa tentunya sangat berharap agar doanya dikabulkan oleh Tuhan. Eksegesis ini
mencintai kita lebih dari seorang ayah manusiawi. Kristus berjanji bahwa Bapa di Sorga tidak
akan mengcewakan anak-anak-Nya. Ia bahkan mencintai kita lebih dari seorang ayah.19
KESIMPULAN
15
Mone Ratna, TENTANG HAL PENGABULAN DOA.
16
Lase, Sumiwi Endang, and Tamtomo, “Makna Berdoa Menurut Injil Matius 7:7-11.”
17
“Alkitab Sabda,” https://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=40&chapter=7&verse=11.
18
“Alkitab Sabda.”
19
“Alkitab Sabda.”
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Berdoa menurut
Matius 7:7-11 adalah permintaan yang harus dilakukan dengan ketekunan dalam kehendak
Tuhan, dilakukan terus menerus serta dalam segala keadaan. Kedua adalah aplikasinya orang
kepada Tuhan dan melakukannya dalam segala keadaan. Dalam teks Matius 7:7-11 mengenai
hal pengabulan doa ini menjelaskan tentang pengajaran Yesus untuk orang-orang yang
mengikuti-Nya dan mendengar apa yang disampaikan Yesus saat itu. Hal pengabulan doa
yang diajarkan Yesus dalam teks ini berisikan kalimat perintah yang harus dilakukan secara
terus menerus oleh umat manusia ketika ingin berdoa kepada Allah dengan sikap yang penuh
hormat dan dilakukan dengan benar, maka pertolongan Tuhan Allah melalui meminta,
mencari, dan mengetuk pastilah Allah akan menggenapi janji-Nya sesuai dengan apa yang
dijanjikan-Nya yaitu ketika meminta, maka akan diberikan, ketika mencari, maka akan
mendapat, dan ketika mengetuk, maka pintu akan dibukakan. Karena itu haruslah sebagai
umat manusia selalu meminta kepada-Nya maka akan diberikan apa yang diminta, ketika
mencari maka akan mendapatkan apa yang menjadi usaha karena usaha tidak mengkhianati
hasil, karena ketika kita mencari dengan usaha yang dilakukan secara terus menerus maka
akan mendapatkan apa yang dicari, dan disingkirkan, meka pintu akan dibukakan bagi
mereka yang mengetuk. Dari pengajaran yang sudah Yesus berikan, yang paling penting
adalah bagaimana cara Yesus menyampaikan bahwa agar kehidupan manusia selalu ada
dalam perlindungan dan pemeliharaan Tuhan, maka diperintahkan agar manusia selalu
mencari Allah dengan berdoa dengan sebagai perintah Yesus untuk meminta, mencari, dan
mengetok maka apa yang diminta, dicari dan diketok, akan diberikan, akan mendapatkan,
bahkan akan dibukakan bagi mereka yang dengan setia dan taat kepada-Nya. Bahwa doa
yang berkenan bagi Allah adalah doa yang penuh dengan kerendahan hati dan mau
menempatkan Tuhan Allaj untuk hadir menyertai kehidupan bahkan bukan hanya berdoa
disaat adanya pergumulan hidup baru mau datang mencari-Nya. Akan tetapi selalu berdoa
disaat suka maupun duka, dan berdoalah dengan penuh keyakinan bahwa Allah akan
DAFTAR PUSTAKA
Lase, Nofanolo, Rachmani Asih Sumiwi Endang, and Setyabudi Tamtomo. “Makna Berdoa
journal.sttberitahidup.ac.id/index.php/jan/article/view/408/204.
Satria, Rizky Prakarsa, and Robi Panggara. “Kajian Biblika Teologi Meminta Menurut Injil
Matius 7:7-11 Dan Implikasinya Bagi Orang Percaya.” Repository STT JAFFRAY 1 No
Sendow N, Mieke. “‘Hal Pengabulan Doa’ Kajian Hermeneutika Kritik Historis Matius 7:7-
22 Dan Implikasi Bagi Jemaat GMIM Kanaan Winenet Wilayah Bitung XII.”
https://ejournal.teologi-ukit.ac.id/index.php/educatio-christi/article/view/44/37.
Tri Handoko, Yakub. “Apakah Semua Doa Kita Pasti Dikabulkan?” REFORMED EXODUS
dikabulkan-matius-77-8/.
———. “Bapa Yang Baik Dengan Pemberian-Nya Yang Baik.” REFORMED EXODUS