Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR 2
HUKUM OHM

NamA Praktikan : Afida Silmi Nahdliyah


NIM : 210641100107
Kelas : 2D
Asisten Praktikum : 1. Faizah Nur Baiti
2. Zaizatun Nihayati
3. Hidayatul MAsruroh
4. Yunita MAhbubah Anggraini
Tanggal Praktikum : 30 April 2022
Taggal Pengumpulan : 2 April 2022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


Hukum ohm adalah hukum yang mempelajari mengenai kelistrikan,
yang didalamnya mengandung dua unsur yaitu tegangan listrik (V) dan arus
listrik (I). Arus listrik adalah aliran elektron yang bergerak atau mengalir pada
logam konduktor dalam satuan waktu. Arus listrik searah dengan pergerakan
muatan positif atau elektron. Beda potensial akan menyebabkan pergerakan
muatan listrik, yaitu elektron bergerak dari potensial rendah ke potensial tinggi.
Besar arus listrik yang mengalir berbanding lurus dengan beda potensial.
Konduktivitas suatu penghantar juga mempengaruhi aliran arus listrik, salah
satu faktornya yaitu adanya resistivitas atau dinamakan hambatan (R).
Semakin besar hambatan pada sebuah penhantar maka arus listrik sulit untuk
mengalirinya (Saefullah, et al, 2018 p. 83).
Perbandingan besar arus listrik yang mengalir berbanding lurus dengan
beda potensial dapat dinyatakan sebagai I ~ V. Perbandingan tersebut
menunjukkan bahwa semakin besar tegangan listrik maka arus yang mengalir
akan semakin besar. Besarnya arus listrik juga tdipengaruhi oleh hambatan
listrik (R) yang diberikan penghantar terhadap aliran listrik. Perbandingan
hambatan listrik (R) terhadap tegangan (V) adalah berbanding terbalik, yang
artinya makin tinggi hambatan kawat maka akan semakin kecil arus yang
𝑽
mengalir. Dapat dinyatakan dengan perbandingan 𝑰 = (Chandra, et
𝑹

al,2018).
Kuat arus listrik dipengaruhi oleh besarnya sumber tegangan dan
hambatan pada kawat. Setiap material mempunyai tahanan listrik atau disebut
hambatan, biasanya terdapat pada batu, plastik, dan karet. Material tersebut
disebut dengan isolator yang apabila dihubungkan dengan penghantar, maka
dapat mempengaruhi aliran arus listrik. Material yang dapat dialiri arus listrik
dinamakan konduktor, contohnya adalah besi (Siswanto, et al, 2018).
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan fisika dasar hukum ohm kali ini yaitu :
a. Memahami hubungan hambatan dan arus dalam hukum ohm.
b. Memahami teori hukum ohm pada rangkaian sederhana.
BAB II
METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan pada percobaan fisika dasar hukum ohm
kali ini yaitu simulator hukum ohm PhET
https://phet.colorado.edu/sims/html/ohms-law/latest/ohms-law_in.html

2.2 Diagram Alir


Diagram alir atau prosedur pada percobaan kali ini sebagai berikut :

Membuka laman simulator

Mengatur tegangan menjadi 3 V

Mengatur tegangan pada posisi 10 ohm

Mencatat data arus dalam tabel

Melakukan berulang untuk hambatan (100, 200, 300, 400, 500, 600, 700,
800,900,1000)

Buat grafik hubungan hambatan dan arus

Lakukan prosedur.2 s/d 5 untuk tegangan 6V dan 9V

Membuat kesimpulan dari grafik


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data
3.1.1 Tabel Pengamatan dengan tegangan 3V
No Hambatan (Ω) Arus (mA)
1 10 300
2 100 30
3 200 15
4 300 10
5 400 7,5
6 500 6
7 600 5
8 700 4,3
9 800 3,8
10 900 3,3
11 1000 3

3.1.2 Tabel Pengamatan dengan tegangan 6 V


No Hambatan (Ω) Arus (mA)
1 10 600
2 100 60
3 200 30
4 300 20
5 400 15
6 500 12
7 600 10
8 700 8,6
9 800 7,5
10 900 6.7
11 1000 6
3.1.3 Tabel Pengamatan dengan tegangan 9 V
No Hambatan (Ω) Arus (mA)
1 10 900
2 100 90
3 200 45
4 300 30
5 400 22,5
6 500 18
7 600 15
8 700 12,9
9 800 11,3
10 900 10
11 1000 9

3.2 Pengolahan Data


3.2.1 Perhitungan pengamatan dengan tegangan 3V
Diketahui: V =3V
R1 = 10 Ω
R2 = 100 Ω
R3 = 200Ω
R4 = 300 Ω
R5 = 400 Ω
R6 = 500 Ω
R7 = 600 Ω
R8 = 700 Ω
R9 = 800 Ω
R10 = 900 Ω
R11 = 1000 Ω
Ditanya: a. I1 ?
b. I2 ?
c. I3 ?
d. I4 ?
e. I5 ?
f. I6 ?
g. I7 ?
h. I8 ?
i. I9 ?
j. I10 ?
k. I11 ?

𝑉
Dijawab : a. I1 =
𝑅1
3𝑉
=
10 Ω
= 0,3 A
= 300 mA
𝑉
b. I2 =
𝑅2
3𝑉
=
100 Ω
= 0,03 A
= 30 mA
𝑉
c. I3 =
𝑅3
3𝑉
=
200 Ω
= 0,015 A
= 15 mA
𝑉
d. I4 =
𝑅4
3𝑉
=
300 Ω
= 0,01 A
= 10 mA
𝑉
e. I5 =
𝑅5
3𝑉
=
400 Ω
= 0,0075 A
= 7,5 mA
𝑉
f. I6 =
𝑅6
3𝑉
=
500 Ω
= 0,006 A
= 6 mA
𝑉
g. I7 =
𝑅7
3𝑉
=
600 Ω
= 0,005 A
= 5 mA
𝑉
h. I8 =
𝑅8
3𝑉
=
700 Ω

= 0,0042 A
= 4,3 mA
𝑉
i. I9 =
𝑅9
3𝑉
=
800 Ω
= 0,00375 A
= 3,8 mA
𝑉
j. I10 =
𝑅10
3𝑉
=
900 Ω
= 0,0033 A
= 3,3 mA
𝑉
k. I1 =
𝑅11
3𝑉
=
1000 Ω
= 0,003 A
= 3 mA

3.2.2 Perhitungan Pengamatan dengan tegangan 6V


Diketahui: V =6V
R1 = 10 Ω
R2 = 100 Ω
R3 = 200Ω
R4 = 300 Ω
R5 = 400 Ω
R6 = 500 Ω
R7 = 600 Ω
R8 = 700 Ω
R9 = 800 Ω
R10 = 900 Ω
R11 = 1000 Ω

Ditanya : a. I1 ?
b.I2 ?
c. I3 ?
d. I4 ?
e. I5 ?
f. I6 ?
g. I7 ?
h. I8 ?
i. I9 ?
j. I10 ?
k. I11 ?

𝑉
Dijawab : a. I1 =
𝑅1
6𝑉
=
10 Ω
= 0,6 A
= 600 mA
𝑉
b. I2 =
𝑅2
6𝑉
=
100 Ω
= 0,06 A
= 60 mA
𝑉
c. I3 =
𝑅3
6𝑉
=
200 Ω
= 0,03 A
= 30 mA
𝑉
d. I4 =
𝑅4
6𝑉
=
300 Ω
= 0,02 A
= 20 mA
𝑉
e. I5 =
𝑅5
6𝑉
=
400 Ω
= 0,015 A
= 15 mA
𝑉
f. I6 =
𝑅6
6𝑉
=
500 Ω
= 0,012 A
= 12 mA
𝑉
g. I7 =
𝑅7
6𝑉
=
600 Ω
= 0,01 A
= 10 mA
𝑉
h. I8 =
𝑅8
6𝑉
=
700 Ω
= 0,0085 A
= 8,6 mA
𝑉
i. I9 =
𝑅9
6𝑉
=
800 Ω
= 0,0075 A
= 7,5 mA
𝑉
j. I10 =
𝑅10
6𝑉
=
900 Ω
= 0,0066 A
= 6,7 mA
𝑉
k. I11 =
𝑅11
6𝑉
=
1000 Ω
= 0,006 A
= 6 mA

3.2.3 Perhitungan Pengamatan dengan tegangan 9 V


Diketahui: V =9V
R1 = 10 Ω
R2 = 100 Ω
R3 = 200Ω
R4 = 300 Ω
R5 = 400 Ω
R6 = 500 Ω
R7 = 600 Ω
R8 = 700 Ω
R9 = 800 Ω
R10 = 900 Ω
R11 = 1000 Ω

Ditanya : a. I1?
b.I2 ?
c. I3 ?
d. I4 ?
e. I5 ?
f. I6 ?
g. I7 ?
h. I8 ?
i. I9 ?
j. I10 ?
k. I11 ?

𝑉
Dijawab : a. I1 =
𝑅1
9𝑉
=
10 Ω
= 0,9 A
= 900 mA
𝑉
b. I2 =
𝑅2
9𝑉
=
100 Ω
= 0,09 A
= 90 mA
𝑉
c. I3 =
𝑅3
9𝑉
=
200 Ω
= 0,045 A
= 45 mA
𝑉
d. I4 =
𝑅4
9𝑉
=
300 Ω
= 0,03 A
= 30 mA
𝑉
e. I5 =
𝑅5
9𝑉
=
400 Ω
= 0,0225 A
= 22,5 mA
𝑉
f. I6 =
𝑅6
9𝑉
=
500 Ω
= 0,018 A
= 18 mA
𝑉
g. I7 =
𝑅7
9𝑉
=
600 Ω
= 0,015 A
= 15 mA
𝑉
h. I8 =
𝑅8
9𝑉
=
700 Ω
= 0,0128 A
= 12,9 mA
𝑉
i. I9 =
𝑅9
9𝑉
=
800 Ω
= 0,0112 A
= 11,3 mA
𝑉
j. I10 =
𝑅10
9𝑉
=
900 Ω
= 0,01 A
= 10 mA
𝑉
k. I11 =
𝑅11
9𝑉
=
1000 Ω
= 0,009 A
= 9 mA

3.3 Grafik
3.2.1 Grafik Hubungan Hambatan dan Arus dengan Voltase 3V

Grafik Hubungan antara Hambatan dan Arus dengan


voltase 3 V
350

300
Arus Listrik (mA)

250

200

150

100

50

0 1000, 3
0 200 400 600 800 1000 1200
Hambatan (Ω)
3.2.2 Grafik Hubungan Hambatan dan Arus dengan Voltase 6V

Grafik Hubungan Hambatan dan Arus dengan Voltase 6V


700

600

500
Arus (mA)
400

300

200

100

0 1000, 6
0 200 400 600 800 1000 1200
Hambatan (Ω)

3.2.3 Grafik Hubungan Hambatan dan Arus dengan Voltase 9V

Grafik Hubungan Hambatan dan Arus dengan Voltase 9V


1000
900
800
700
Arus (mA)

600
500
400
300
200
100
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Hambatan (Ω)

3.4 Analisis Data


Voltase atau biasa disebut tegangan listrik adalah tegangan yang
mendorong elektron atau arus yang mengalir lewat loop konduktor sehingga
menghasilkan aliran listrik pada kawat. Jika diartikan secara singkat, voltase
adalah tekanan dan diukur dalam Volt. Praktikum kali ini kami menggunaakan
3 jenis voltase, diantaranya yaitu 3 V, 6 V, dan 9 V. Arus listrik adalah aliran
yang terjadi karena jumlah muatan listrik yang mengalir dari sebuah titik ke titik
lainnya berada pada sebuah rangkaian setiap satuan waktu. Arus listrik juga
terjadi karena ada perbedaan potensial atau tegangan di media penghantar di
antara kedua titik. Resistansi merupakan penghambat aliran elektron dalam
konduktor tersebut. Nilai Resistansi atau nilai hambatan dalam suatu rangkaian
listrik diukur dengan satuan Ohm atau dilambangkan dengan simbol Omega
“Ω”. Praktikum kali ini kami menggunakan sebelas jenis hambatan, diantaranya
yaitu 10 Ω, 100 Ω, 200Ω, 300 Ω, 400 Ω, 500Ω, 600 Ω, 700 Ω, 800 Ω, 900 Ω,
dan 1000 Ω.
Bunyi hukum ohm adalah “Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding
lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik
dengan hambatan rangkaian”. Hukum Ohm digunakan secara luas dalam
rangkaian elektronika dan merupakan hukum dasar pada rangkaian listrik.
Hukum ohm dapat digunakan untuk memperkecil arus listrik, memperkecil
tegangan pada rangkaian dan juga untuk memperoleh nilai resistansi atau
hambatan yang diperlukan. Simbol yang digunakan pada hukum Ohm
adalah V untuk voltase atau tegangan listrik yang diukur dalam satuan
volt, R untuk resistansi atau hambatan yang diukur dalam satuan ohm (Ω),
dan I untuk arus listrik yang diukur dalam satuan ampere. Secara mAtemAtis
untuk menghitung besar voltase listrik menggunakan rumus V = I × R. Untuk
𝑽
menghitung kuat arus listrik, rumus diatas dipakai kembali sehingga I = .
𝑹
𝑽
Untuk mendapatkan hambatan R = .
𝑰

Grafik hubungan antara hambatan dan arus listrik dengan voltase 3V


menunjukkan bahwa pada saat hambatan 10 Ω menghasilkan arus listrik 0,3 A
atau setara 300 mA, pada saat hambatan 100 Ω menghasilkan arus listrik 0,03
A atau setara 30 mA, pada saat hambatan 200 Ω menghasilkan arus listrik 0,015
A atau setara 15 mA, pada saat hambatan 300 Ω menghasilkan arus listrik 0,01
A atau setara 10 mA, pada saat hambatan 400 Ω menghasilkan arus listrik
0,0075 A atau setara 7,5 mA, pada saat hambatan 500 Ω menghasilkan arus
listrik 0,006 A atau setara 6 mA, pada saat hambatan 600 Ω menghasilkan arus
listrik 0,005 A atau setara 5 mA, pada saat hambatan 700 Ω menghasilkan arus
listrik 0,0042 A atau setara 4,3 mA, pada saat hambatan 800 Ω menghasilkan
arus listrik 0,00375 A atau setara 3,8 mA, pada saat hambatan 900 Ω
menghasilkan arus listrik 0,0033 A atau setara 3,3 mA, pada saat hambatan
1000 Ω menghasilkan arus listrik 0,003 A atau setara 3 mA.
Grafik hubungan antara hambatan dan arus listrik dengan voltase 6V
menunjukkan bahwa pada saat hambatan 10 Ω menghasilkan arus listrik 0,6 A
atau setara 600 mA, pada saat hambatan 100 Ω menghasilkan arus listrik 0,06
A atau setara 60 mA, pada saat hambatan 200 Ω menghasilkan arus listrik 0,03
A atau setara 30 mA, pada saat hambatan 300 Ω menghasilkan arus listrik 0,02
A atau setara 20 mA, pada saat hambatan 400 Ω menghasilkan arus listrik 0,015
A atau setara 15 mA, pada saat hambatan 500 Ω menghasilkan arus listrik 0,012
A atau setara 12 mA, pada saat hambatan 600 Ω menghasilkan arus listrik 0,1
A atau setara 10 mA, pada saat hambatan 700 Ω menghasilkan arus listrik
0,0085 A atau setara 8,6 mA, pada saat hambatan 800 Ω menghasilkan arus
listrik 0,0075 A atau setara 7,5 mA, pada saat hambatan 900 Ω menghasilkan
arus listrik 0,0066 A atau setara 6,7 mA, pada saat hambatan 1000 Ω
menghasilkan arus listrik 0,006 A atau setara 6 mA.
Grafik hubungan antara hambatan dan arus listrik dengan voltase 9V
menunjukkan bahwa pada saat hambatan 10 Ω menghasilkan arus listrik 0,9 A
atau setara 900 mA, pada saat hambatan 100 Ω menghasilkan arus listrik 0,09
A atau setara 90 mA, pada saat hambatan 200 Ω menghasilkan arus listrik 0,045
A atau setara 45 mA, pada saat hambatan 300 Ω menghasilkan arus listrik 0,03
A atau setara 30 mA, pada saat hambatan 400 Ω menghasilkan arus listrik
0,0225 A atau setara 22,5 mA, pada saat hambatan 500 Ω menghasilkan arus
listrik 0,018 A atau setara 18 mA, pada saat hambatan 600 Ω menghasilkan arus
listrik 0,015 A atau setara 15 mA, pada saat hambatan 700 Ω menghasilkan arus
listrik 0,0128 A atau setara 12,9 mA, pada saat hambatan 800 Ω menghasilkan
arus listrik 0,0112 A atau setara 11,3 mA, pada saat hambatan 900 Ω
menghasilkan arus listrik 0,01 A atau setara 10 mA, pada saat hambatan 1000
Ω menghasilkan arus listrik 0,009 A atau setara 9 mA.
Dari hasil praktikum tersebut menunjukkan bahwa arus listrik berbanding
lurus dengan tegangan. Arus listrik berbanding terbalik dengan hambatan
listrik. Artinya jika arus listriknya besar maka tegangannya juga besar,
sedangkan jika hambatan pada suatu kawat besar maka arus listriknya kecil.
Hasil praktikum kali ini sesuai dengan teori hukum ohm yang berlaku yaitu kuat
arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-
ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian. Tidak
ada faktor kesalahan pada praktikum kali ini karena simulator dapat diakses dan
fungsinya berjalan dengan lancar.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan data percobaan yang diperoleh serta pembahasannya, dapat
disimpulkan bahwa:
a. Hubungan antara hambatan dan arus listrik adalah hambatan berbanding
terbalik dengan arus listrik, sehingga jika hambatan pada suatu aliran listrik
besar maka arus yang mengalir kecil.
b. Hubungan antara arus listrik dan tegangan adalah arus istrik berbanding
lurus dengan tegangan, sehingga jika nilai tegangan pada suatu aliran listrik
besar maka arus listrik juga besar.
c. Hukum ohm dapat digunakan untuk memperkecil arus listrik, memperkecil
tegangan pada rangkaian dan juga untuk memperoleh nilai resistansi atau
hambatan yang diperlukan.
d. Manfaat adanya hukum ohm dalam kehidupan sehari-hari adalah dapat
mengubah level panas setrikaan, mengubah level kecepatan kipas angin,
dan mengubah terang/redupnya lampu.
e. Hasil praktikum meunjukkan kesesuaian dengan hukum ohm yang berlaku.

4.2 Saran
Terdapat beberapa saran dalam percobaan fisika dasar hukum ohm kali
ini yaitu sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan percobaan hendaknya mengecek kondisi sinyal dan
kuota agar dapat mengakses laman simulator dengan lancar.
b. Asisten praktikum sudah sangat baik dalam memberi pengarahan selama
praktikum berlangsung maupun pengarahan dalam pembuatan laporan.
c. Selama praktikum berlangsung diharapkan praktikan lebih teliti dan cermat
dalam mengatur hambatan dan tegangan, agar mendapat hasil akhir yang
benar.
DAFTAR PUSTAKA

Saefullah, Asep. et al. (2018). Rancang Bangun Alat Praktikum Hukum Ohm Untuk
Memfasilitasi KemAmpuan Berfikir Tingkat Tinggi (Higher Order
Thinkking Skills). Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika. 4(2).
81-90

Sundaygara, Chandra. et al. (2018). Bahan Ajar Media Pembelajaran Percobaan


Fisika MAteri Listrik MAgnet. Malang : Tim MNC Publishing

Siswanto, Joko. et al. (2018). Fisika Dasar, Seri : Listrik Arus Searah dan
KemAgnetan. SemArang : Upgris Press
LAMPIRAN DOKUMENTASI PROSEDUR

Membuka laman simulator Phet

Mengatur tegangan pada posisi 3 V


Mengatur hambatan pada posisi 10 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 100 Ω


Mengatur hambatan pada posisi 200 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 300 Ω


Mengatur hambatan pada posisi 400 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 500 Ω


Mengatur hambatan pada posisi 600 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 700 Ω


Mengatur hambatan pada posisi 800 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 900 Ω


Mengatur hambatan pada posisi 1000 Ω

Mengatur tegangan di posisi 6 V dan


hambatan pada posisi 10 Ω
Mengatur hambatan pada posisi 100 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 200 Ω


Mengatur hambatan pada posisi 300 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 400 Ω


Mengatur hambatan pada posisi 500 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 600 Ω


Mengatur hambatan pada posisi 700 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 800 Ω


Mengatur hambatan pada posisi 900 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 1000 Ω


Mengatur tegangan pada posisi 9 V dan
hambatan pada posisi 10 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 100 Ω


Mengatur hambatan pada posisi 200 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 300 Ω


Mengatur hambatan pada posisi 400 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 500 Ω


Mengatur hambatan pada posisi 600 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 700 Ω


Mengatur hambatan pada posisi 800 Ω

Mengatur hambatan pada posisi 900 Ω


Mengatur hambatan pada posisi 1000 Ω
PERTANYAAN ULANG

A. Pertanyaan
1. Jelaskan hubungan perubahan tegangan terhadap arus listrik berdasarkan
grafik yang telah anda buat!
2. Sebutkan manfaat hukum Ohm dalam kehidupan sehari – hari (maksimal
5)!
3. Terdapat rangkaian yang memiliki hambatan listrik 15 ohm dirangkai
dengan baterai yang memiliki tegangan sebesar 120 volt. Berapa nilai kuat
arus listrik yang mengalir?
4. Suatu rangkaian listrik memiliki arus listrik sebesar 5 A dan beban dengan
hambatan 180 ohm. Berapa besar penyuplai daya rangkaian tersebut?
5. Jelaskan fungsi resistansi dalam percobaan hukum ohm!
B. Jawaban
1. Hubungan perubahan tegangan terhadap arus listrik yang saya buat, pada
grafik pertama dan kedua, grafik kedua nilai arus listrik dua kali lebih besar,
dikarenakan tegangan yang diberikan juga lebih besar. Pada grafik pertama
dan ketiga, grafik ketiga nilai arus listrik tiga kali lebih besar dari grafik
ketiga, hal itu dikarenakan tegangannya juga besar. Dapat diketahui bahwa
ketiga grafik mempunyai hubungan yaitu berbanding lurus.
2. Untuk menentukan besarnya arus yang mengalir contohnya mengubah level
panas setrikaan, mengubah level kecepatan kipas angin, dan mengubah
terang/redupnya lampu, selanjutnya dapat mengatur tegangan yang perlu
diberikan, atau resistansi yang perlu dipasang pada suatu alat elektronik.
3. Diketahui : R = 15 Ω
V = 120 Volt
Ditanya :I?
𝑉
Jawab :I=
𝑅
120 𝑉𝑜𝑙𝑡
I=
15 Ω
I=8A
4. Diketahui : I = 5 A
R = 180 Ω
Ditanya :V?
Jawab :V=I.R
V= 5 A . 180 Ω
V = 900 Volt
5. Resistansi atau disebut juga dengan hambatan adalah komponen elektronika
yang bernama resistor yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus
listrik dalam suatu rangkaian elektronika.
LAMPIRAN FC DASTOR

Anda mungkin juga menyukai