Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERLINDUNGAN DAN PENGHARGAAN TERHADAP GURU


“Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi Keguruan”

Dosen Pengampu :
Redha Septia Asi, M.Pd

Oleh Kelompok 10:

Rezti Deawinda Parinduri (2518035)


Anggi Rosdandi Utami (2518012)

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN


KOMPUTER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) BUKITTINGGI
2021/2022

i
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
melimpahkan rahmat serta inayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penulisan makalah
“Etika Profesi Keguruan” ini dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini. Sarana penunjang makalah ini kami susun
berdasarkan referensi yang bermacam-macam. Hal ini dengan tujuan untuk membantu para
mahasiswa untuk mengetahui, memahami, bahkan menerapkannya.
Namun demikian, dalam penulisan makalah ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat di harapkan.
Akhirul kalam, semoga yang tersaji ini dapat memberikan bantuan kepada para mahasiswa
dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar di kampus. Aamiin.

Wassalamualikum Wr. Wb.

Padangsidimpuan, 18 Mei 2021

Penulis

ii
BAB I

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan


dan merupakan bagian integral dan upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara
menyeluruh. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi tanggung jawab pendidikan,
terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, tangguh, kreatif, mandiri, demokratis, dan profesional
pada bidangnya masing-masing.
Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, pemerintah melalui Undang-Undang
SisDikNas memberikan berbagai penghargaan kepada guru dan dosen. Penghargaan kepada
guru diberikan pada tingkat satuan pendidikan, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota,
propinsi, nasional dan/atau internasional.
Adanya pemberian penghargaan atas keberhasilan guru berperstasi merupakan wujud
motivasi yang sangat luar biasa bagi para guru. Iklim kompetisi di lingkungan para guru akan
semakin terpacu. Semua guru memiliki ekspetasi dan bersaing dalam meraih penghargaan
sebagai guru berprestasi dan bermutu demi meningkatkan profesionalisme tugasnya. Selain
penghargaan dalam suatu profesi tidak kalah pentingnya yaitu perlindungan dalam
menjalankan kewajiban baik secara hukum maupun lainya. Perlindungan sangat berpengaruh
pada produktif kinerja seorang guru.
Agar seseorang yang memiliki profesi guru dapat memotivasi diri dan merasa aman
dalam menjalankan tujuannya sehingga dapat tercapinya tujuan untuk terselenggaranya
seluruh proses pembelajaran dengan baik, sehingga kualitas pendidikan secra keseluruhan,
kualitas pendidik, peserta didik menjadi lebih baik.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah yang dapat dijadikan
materi yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan perlindungan dan penghargaan terhadap guru?
2. Apa saja perlindungan terhadap guru?
3. Apa saja penghargaan terhadap guru?

C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai pada pembelajaran
materi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian perlindungan dan penghargaan guru.
2. Untuk mengetahui uraian tentang perlindungan terhadap guru.
3. Untuk mengetahui uraian tentang penghargaan terhadap guru.
BAB II

A. Pengertian perlindungan dan penghargaan


1. Perlindungan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: perlindungan artinya tempat berlindung; hal
(perbuatan) memperlindungi.
2. Penghargaan
a. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia: penghargaan artinya perbuatan menghargai;
penghormatan.
b. Economy.okezone.com menuliskan bahwa penghargaan sebagai bentuk apresiasi kepada
pegawai
Dari kedua defenisi tersebut maka makna Penghargaan dan perlindungan guru adalah
suatu penghargaan yang diberikan kepada guru (Materi atau non materi) dan kegiatan
melindungi guru dari hal-hal tertentu yang menyebabkan kegiatan guru dalam melakukan
aktivitas keguruannya menjadi tidak terganggu.

B. Perlindungan terhadap guru


Pilihan karir sebagai guru mulai menarik perhatian banyak orang, hal ini dapat kita lihat dari
menjamurnya sekolah sekolah tinggi, institut- institut, universitas-universitas dengan program
keguruan atau kependidikan.Banyaknya peminat pendaftar PNS keguruan,dll.
Hal tersebut di atas dikarenakan penghargaan terhadap guru sudah sangat membaik, terutama
guru yang sudah berstatus PNS, mulai dari penghargaan berupa gaji bulanan yang memadai,
tunjangan profesional, fungsional bahkan tunjangan khusus.
Guru yang berkualitas selalu mengembangankan profesionalismenya secara penuh.Dia tak
akan merengek- rengek meminta diangkat sebagai pegawai negeri atau guru tetap sebab
pekerjaannya telah membuktikan, kinerjanya layak dihargai.Mungkin ini salah satu alternatif
yang bisa dilakukan guru untuk mengembangkan dan mempertahankan idealismenya pada masa
sulit. Namun, idealisme ini akan kian tumbuh jika ada kebijakan politik pendidikan yang
mengayomi, melindungi, dan menghargai profesi guru. Pemerintah sudah seharusnya menggagas
peraturan perundang-undangan yang melindungi profesi guru, tidak peduli apakah itu guru
negeri atau swasta, dengan memberi jaminan minimal yang diperlukan agar kesejahteraan dan
martabat guru terjaga.
Di zaman persaingan ketat seperti sekarang, kinerja menjadi satu-satunya cara untuk
mengukur mutu seorang guru. Karena itu, status pegawai negeri, swasta, tetap, atau honorer tidak
terlalu relevan dikaitkan gagasan tentang profesionalisme kinerja seorang guru. Di banyak
tempat lembaga swasta yang besar dan maju, status pegawai tetap malah membuat lembaga
pendidikan swasta tidak mampu mengembangkan gurunya secara profesional sebab mereka telah
merasa mapan. Demikian juga yang menjadi pegawai negeri, banyak yang telah merasa nyaman
sehingga lalai mengembangkan dirinya. Oleh karena itu guru harus kembali pada jati dirinya
yaitu memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu ramah, terbuka, akrab, mau mengerti, dan mau belajar
terus-menerus agar semakin menunjukkan jati diri keguruannya.
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen secara keseluruhan pada
dasarnya merupakan jaminan dan perlindungan bagi guru dan dosen dalam menjalankan
profesinya. Salah satu hak guru adalah hak memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas
dan hak atas kekayaan intelektual. Pada pasal 39 UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, Bagian 7 tentang Perlindungan kepada guru, berikut ranah perlindungan nya seperti
berikut ini:
1) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan
pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas.
2) Perlindungan tersebut meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi dan
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
3) Perlindungan hukum mencakup perlindungan terhadap tindak kekerasan, ancaman,
perlakuan diskriminatif, diskriminatif, intimidasi atau perlakuan tidak adil dari pihak
peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi atau pihak lain.
4) Perlindungan profesi mencakup perlindungan terhadap PHK yang tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan
dalam penyampaian pandangan, pelecehan terhadap profesi dan pembatasan/pelarangan
lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas.
5) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mencakup perlindungan terhadap
resiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana
alam, kesehatan lingkungan kerja dan/atau resiko lain

Berdasarkan amanat Pasal 39 UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen seperti
disebutkan diatas, dapat dikemukakan ranah perlindungan hukum bagi guru yang mencakup
semua dimensi terkait dengan upaya mewujudkan kepastian hukum, kesehatan, keamanan, dan
kenyamanan bagi guru dalam menjalankan tugas-tugas profesionalnya.

1. Perlindungan Hukum
Semua guru harus dilindungi secara hukum dari segala tindakan semena-mena dari yang
mungkin atau berpotensi menimpanya dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Perlindungan hukum dimaksud meliputi perlindungan yang muncul akibat tindakan dari peserta
didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi atau pihak lain, berupa:
a. Tindakan kekerasan
b. Ancaman
c. Perlakuan diskriminatif
d. Intimidasi
e. Perlakuan tidak adil
Perlindungan hukum terhadap guru diwujudkan dengan menyerahkan guru yang diadukan atau
diinformasikan menyimpang kepada dewan kehormatan organisasi profesi guru terlebih dahulu.
Jika terdapat unsur-unsur pidana, organisasi profesi guru itu meneruskan laporan ke penyidik
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Beberapa kenyataan yang dihadapi guru, sebagai
bukti bahwa mereka belum sepenuhnya memperoleh perlindungan profesi yang wajar:
a. Penugasan guru yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya.
b. Pengangkatan guru, khususnya guru bukan PNS untuk sebagian besar belum didasari atas
perjanjian kerja atau kesepakatan kerjasama.
c. Pembinaan dan pengembangan profesi serta pembinaan dan pengembangan karir guru
yang belum sepenuhnya terjamin.
d. Adanya pembatasan dan penyumbatan atas aspirasi guru untuk memperjuangkan
kemajuan pendidikan secara akademik dan profesional.
e. Pembayaran gaji atau honorarium guru yang tidak wajar.
f. Arogansi oknum pemerintahan, masyarakat, orang tua, dan siswa terhadap guru.
g. Mutasi guru secara tidak adil dan atau semena-mena.
h. Pengenaan tindakan disiplin terhadap guru karena berbeda pandangan dengan kepala
sekolahnya.
i. Guru yang menjadi korban karena bertugas di wilayah konflik atau di tempat (sekolah)
yang rusak.

2. Perlindungan Profesi
Perlindungan profesi mencakup perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK)
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar,
pembatasan dalam penyampaian pandangan, pelecehan terhadap profesi dan
pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas. Secara
rinci subranah perlindungan profesi dijelaskan berikut ini:
a. Penugasan guru pada satuan pendidikan harus sesuai dengan bidang keahlian, minat, dan
bakatnya.
b. Penetapan salah atau benarnya tindakan guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional
dilakukan dengan mempertimbangkan pendapat Dewan Kehormatan Guru Indonesia.
c. Penempatan dan penugasan guru didasari atas perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.
d. Pemberian sanksi pemutusan hubungan kerja bagi guru harus mengikuti prosedur sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan atau perjanjian kerja atau kesepakatan kerja
bersama.
e. Penyelenggara atau kepala satuan pendidikan formal wajib melindungi guru dari praktik
pembayaran imbalan yang tidak wajar.
f. Setiap guru memiliki kebebasan akademik untuk menyampaikan pandangan.
g. Setiap guru memiliki kebebasan untuk:
1) Mengungkapkan ekspresi
2) Mengembangkan kreatifitas
3) Melakukan inovasi baru yang memiliki nilai tambah tinggi dalam proses pendidikan
dan pembelajaran.
h. Setiap guru harus terbebas dari tindakan pelecehan atas profesinya dari peserta didik,
masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.
i. Setiap guru yang bertugas di daerah konflik harus terbebas dari berbagai ancaman, tekanan,
dan rasa tidak aman.
j. Kebebasan dalam memberikan penilaian kepada perserta didik, meliputi:
1) Substansi
2) Prosedur
3) Instrumen penilaian
4) Keputusan akhir dalam penilaian
k. Ikut menentukan kelulusan peserta didik, meliputi:
1) Penetapan taraf penguasaan kompetensi
2) Standar kelulusan mata pelajaran atau mata pelatihan
3) Menentukan kelulusan ujian keterampilan atau kecakapan khusus.
l. Kebebasan untuk berserikat dalam organisasi atau asosiasi profesi, meliputi:
1) Mengeluarkan pendapat secara lisan atau tulisan atas dasar keyakinan akademik
2) Memilih dan dipilih sebagai pengurus organisasi atau asosiasi profesi guru
3) Bersikap kritis dan obyektif terhadap organisasi profesi
m. Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan formal, meliputi:
1) Akses terhadap sumber informasi kebijakan
2) Partisipasi dalam pengambilan kebijakan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan
formal
3) Memberikan masukan dalam penentuan kebijakan pada tingkat yang lebih tinggi atas
dasar pengalaman terpetik dari lapangan.

3. Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mencakup perlindungan terhadap resiko
gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam,
kesehatan lingkungan kerja, dan/atau resiko lain. Beberapa hal krusial yang terkait dengan
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk rasa aman bagi guru dalam bertugas,
yaitu:
a. Hak memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas harus
mampu diwujudkan oleh pengelola satuan pendidikan formal, pemerintah dan pemerintah
daerah.
b. Rasa aman dalam melaksanakan tugas, meliputi jaminan dari ancaman psikis dan fisik dari
peserta didik, orang tua/wali peserta didik, atasan langsung, teman sejawat, dan masyarakat luas.
c. Keselamatan dalam melaksanakan tugas, meliputi perlindungan terhadap:
1) Resiko gangguan keamanan kerja
2) Resiko kecelakaan kerja
3) Resiko kebakaran pada waktu kerja
4) Resiko bencana alam, kesehatan lingkungan kerja
5) Resiko lain sebagaimana diatur dalam perundang-undangan mengenai ketenagakerjaan
d. Terbebas dari tindakan resiko gangguan keamanan kerja dari peserta didik, orangtua peserta
didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.
e. Pemberian asuransi dan/atau jaminan pemulihan kesehatan yang ditimbulkan akibat:
1) Kecelakaan kerja
2) Kebakaran pada waktu kerja
3) Bencana alam
4) Kesehatan lingkungan kerja
5) Resiko lain
f. Terbebas dari multiancaman, termasuk ancaman terhadap kesehatan kerja, akibat:
1) Bahaya yang potensial
2) Kecelakaan akibat bahan kerja
3) Keluhan-keluhan sebagai dampak ancaman bahaya
4) Frekuensi penyakit yang muncul akibat kerja
5) Resiko atas alat kerja yang dipakai
6) Resiko yang muncul akibat lingkungan atau kondisi tempat kerja

4. Perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual


Pengakuan HaKI di Indonesia telah dilegitimasi oleh peraturan perundang-undangan,
antara lain Undang-Undang Merk, Undang-Undang Paten, dan Undang-Undang Hak Cipta.
HaKI terdiri dari dua kategori yaitu: Hak Cipta dan Hak Kekayaan Indusrti. Hak Kekayaan
Industri meliputi Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia
Dagang dan Varietas Tanaman. Bagi guru, Perlindungan HaKI dapat mencakup:
a. Hak cipta atas penulisan buku
b. Hak cipta atas makalah
c. Hak cipta atas karangan ilmiah
d. Hak cipta atas hasil penelitian
e. Hak cipta atas hasil penciptaan
f. Hak cipta atas hasil karya seni maupun penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni, serta sejenisnya.
g. Hak paten atas hasil karya teknologi.
Seringkali karya-karya guru terabaikan, dimana karya mereka itu seakan-akan menjadi makhluk
tak bertuan, atau paling tidak terdapat potensi untuk itu. Oleh karena itu, dimasa depan
pemahaman guru terhadap HaKI ini harus dipertajam.

C. Penghargaan terhadap guru


Sebagai tenaga profesional, guru memiliki hak yang sama untuk mendapatkan penghargaan,
penghargaan diberikan kepada guru yang berprestasi, berprestasi luar biasa, berdedikasi luar
biasa, dan/atau tugas didaerah khusus. Penghargaan kepada guru dapat diberikan pada tingkat
satuan pendidikan, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, nasional dan/atau
internasional. Penghargaan itu beragam jenisnya, seperti satyalencana, tanda jasa, bintang jasa,
kenaikan pangkat istimewa, finansial, piagam, jabatan fungsional, jabatan struktural, bintang jasa
pendidikan, dan/atau bentuk penghargaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pada sisi lain, peraturan perundang-undangan mengamanatkan bahwa pemerintah kabupaten
wajib menyediakan biaya pemakaman dan/atau biaya perjalanan untuk guru yang gugur dalam
melaksanakan pendidikan pembelajaran di daerah khusus, putra dan/atau putrinya berhak
mendapatkan beasiswa sampai ke perguruan tinggi dari pemerintah dan pemerintah daerah.
Menurut Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, menjelaskan tentang
penghargaan guru yang menyatakan bahwa pasal 36 ayat 1, guru yang berpreatasi, berdedikasi
luar biasa dan bertugas didaerah khusus berhak memperoleh penghargaan, sedangkan ayat 2,
guru yang gugur dalam melaksanakan tugas di daerah khusus memperoleh penghargaan dari
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Pasal 37 ayat 1, penghargaan dapat diberikan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat, organisasi profesi dan satuan pendidikan. Ayat 2, penghargaan dapat diberikan pada
tingkat sekolah, tingkat kelurahan, tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi,
tingkat nasional dan/atau internasional. Ayat 3, penghargaan kepada guru dapat diberikan dalam
bentuk tanda jasa, kenaikan pangkat istimewa, finansial, piagam atau penghargaan lain. Ayat 4,
penghargaan kepada guru dilaksanakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun
kemerdekaan Republik Indonesia, hari guru nasional, hari pendidikan nasional dan lain-lain.
Pasal 38, pemerintah dapat menetapkan hari guru nasional sebagai penghargaan kepada guru
yang diatur dengan peraturan perundang undangan.
Penghargaan menghasilkan dua macam manfaat, antara lain:
1) Memberikan informasi. Penghargaan dapat menarik perhatian personil dan memberi informasi
atau mengingatkan mereka tentang pentingnya sesuatu yang diberi penghargaan dibandingkan
dengan hal yang lain.
2) Memberikan motivasi. Penghargaan juga meningkatkan motivasi personil terhadap ukuran
kinerja, sehingga membantu personil dalam memutuskan bagaimana mereka mangalokasikan
waktu dan usaha mereka.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penghargaan dan perlindungan terhadap profesi guru sangat tepat dan bermanfaat. Karena
dengan adanya penghargaan guru dapat diapresiasi hasil kerjanya dan dapat meningkatkan fungsi
guru tersebut. Juga dengan adanya perlindungan seseorang yang berprofesi guru dapat berkerja
dan berkarya dengan rasa aman dan nyaman tanpa ada tekana dari pihak lain. Dengan adanya
penghargaan dan perlindungan terhadap profesi guru yang bekerja dalam ruang lingkup
pendidikan maka akan tercapainya tujuan, visi, dan misi dari pendidikan di Indonesia yang
dicangkan oleh Kementrian Pendidikan Republik Indonesia.

B. Saran
Demi kelancaran dan kesempurnaan pembuatan makalah ini, saya mohon kepada para
pembaca untuk memberikan saran dan kritiknya yang membangun. Karena saya sadar bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
disuatu waktu. Semoga pendidikan di Indonesia semakin maju dan bermutu.
DAFTAR PUSTAKA
Barnawi & Mohammad Arifin. 2012. ETIKA DAN PROFESI PENDIDIKAN. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.
Rujukan dari internet tentang Diperoleh dari"http://id.wikisource.org/wiki/Undang-
Undang_Republik_Indonesia_Nomor_14_Tahun_2005"
Rujukan dari internet tentang Penghargaan dan perlindungan atas profesi guru, oleh Prikaz
jedinog unosa.
Endang Komara, "Perlindungan Profesi Guru di Indonesia". MIMBAR PENDIDIKAN:Jurnal
Indonesia Untuk Kajian Pendidikan, Vol. 1(2) September, Bandung, Indonesia: UPI, h.156.
Darta Pardamean Saragih, Perlindungan Guru dan Tenaga Kependidikan, SLB Negeri Serdang
Berdagai

Anda mungkin juga menyukai