i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah Republik Indonesia (Triatmaja,
2018). Dikeluarkannya PP No.19 tahun 2005 tentang SNP, bertujuan
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia termasuk di dalamnya
pendidikan tinggi. Adapun fungsinya adalah sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu (Rosadi, 2012). Lingkup
SNP meliputi delapan komponen pendidikan yaitu Standar Pengelolaan;
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; Standar Sarana Prasarana;
Standar Pembiayaan; Standar Proses; Standar Isi; Standar Penilaian dan
Standar Kompetensi Lulusan.
Salah satu upaya lembaga untuk meningkatkan mutu pendidikan
adalah dengan melaksanakan penjaminan mutu (Dewi & Ali, 2020).
Penjaminan mutu pendidikan (Quality Assurance) dimaksudkan untuk
memenuhi atau melampaui SNP secara berkelanjutan (continuous
improvement), sebagai upaya memenuhi terutama kebutuhan internal
stakeholders (mahasiswa, pendidik, tenaga pendidik). Hal ini sesuai
dengan arti Jaminan mutu dalam pendidikan juga dapat dilakukan terhadap
SDM yang ada di lembaga, jaminan ini berupa pemenuhan standar dan
kualifikasi yang telah ditentukan baik oleh pemerintah atau lembaga itu
sendiri untuk menunjang proses pengelolaan lembaga pendidikan.
Pendidikan madrasah sebagai proses yang melalui perencanaan
sistematis diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki
skor akreditasi unggul. Pendidikan yang berkualitas dapat diartikan
sebagai pelayanan yang telah memenuhi standar dan sesuai dengan
harapan siswa, masyarakat maupun pemerintah. Dengan demikian
kualitas layanan menjadi hal yang wajib dipenuhi oleh setiap sekolah
dan madrasah. Namun fakta dilapangan menunjukkan bahwa para
pendidik dan tenaga kependidikan kurang berkomitmen dalam
1
menyediakan dokumen yang diperlukan dalam akreditasi sekolah.
Kondisi tersebut berdampak pada penurunan skor akreditasi yang peroleh
sekolah (Dewi & Ali, 2020).
Oleh karena itu, untuk menaga kualitas dari pendidk dan tenaga
kependidikan perlu dilakuka upaya-upaya. Seperti dalam makalah ini yan
membahasa tentang apa itu pendidk dan tenaga pendidik, apa saja peranya
dan kriteria pendidik yang bermutu seperti apa. Itulah sub bahasan yang
akan dibahas pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidik dan tenaga kependidikan..?
2. Apa saja peran pendidik dan tenaga kependidikan..?
3. Bagaiama upaya meningkatkan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan..?
C. Tujuan
1. Memahami konsep dari pendidik dan tenaga kependidikan.
2. Memahami peran dari pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Mampu menerapkan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pendidika. Tenaga pendidik merupakan tenaga yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengolaan, pengwasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan (Nurasmi, 2019). Yang termasuk ke dalam tenaga
kependidikan diantaranya kepala satuan pendidik, pendidi, dantenaga
kependidikan lainnya. Sedangkan menurut (Harun, 2013) Tenaga
kependidikan adalah pegawai yaitu mereka yang memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas negara lainnya
yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dari penjabaran tersebt terlihat perbedaan antara pendidk dengan
tenaga pendidik. Diaman pendidik adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap siswa dan lembaga, sedangkan tenaga pendidik bertanggung
jawab dalam pelkasanaan lembanga. Adapun tenaga kependidikan dapat
disimpulkan bahwa segenap orang-orang yang memiliki wewenang untuk
menjadi bagian karyawan atau seseorang yang diserahi tugas oleh suatu
lembaga. Terdapat beberapa kriteria agar dapat digolongkan dengan
tenanga kependidikan. Menurt (Ananda, 2018) terdapat beberapa kriteria
diantaranya:
1. Kepala Satuan Pendidikan
Kepala satuan pendidikan adalah orang yang diberi wewenang dan
tanggung jawab untuk memimpin institusi atau satuan
pendidikan.contohnya adalah kepala sekolah, rektor, direktur dan
istilah lainnya.
2. Pendidik
Pendidk dalam hal ini berperan sebagai penyelenggara pendidikan
dengan tugas khusus sebagai profesi . yang termasuk pendidik ialah;
guru, doesn, konselor, pengawas, pamong belajar, tutor, fasilitator,dll.
3. Tenaga Kependidikan Lainnya
Tenaga Kependidikan Lainnya maksudnya adalah orang yang
berpartisipasi dalam penyelenggaran pendidikan pada satuan
4
pendidikan yang secara tidak langsung terlibat dalam proses
pendidikan. Contohnya seperti: wakil kepala sekolah,, pustakawan,
lboran, tata usaha, pelatih ektrakulikuler, dan petugas keamanan.
5
Sedangkan utnuk peran dari tenaga pendidik yang mencangkup
segala stekholder berperan sebagai penyedia fasilitas dan pendukung
segala bentuk program sekolah untuk meningkatkan mutu (Kriyantono,
2010). Berdasarkan hal di atas setidaknya menggabarkan bahwa
sejatinya peran seorang pendidik dalam mensukseskan pendidikan juga
pembangunan nasional ilah sangat berpengaruh. Khususnya sumber daya
manusia Indonesia.
6
strategi peningkatan mutu oleh lembaga pendidikan, dengan mengadakan
evaluasi setap tahunnya (Dewi & Ali, 2020).
Berikut ini merupakan upaya untuk meningkatkan pendidik dan tenaga
kependidikan menurut (Rosadi & Saefudin, 2012).
a. Melakukan evaluasi diri. Sangat penting adanya evaluasi diri aguru
guru dan tenaga kependidikan dapat memperbaiki hal yang kurang
baik dari dirinya. Evalusi diri diperlukan guna meningkatkan standart
dirinya sehingga dapat meningkatkan valeu diri. Dengan demikian
guru dan stekholder yang lain dapat meningkatkan mutu mereka.
b. menjadi Learning Orgnanitation atau organisasi yang slalu belajar.
Suatu organisasi belajar adalah suatu organisasi yang telah
mengembangkan kapasitas berkesinambungan untuk menyesuaikan
diri dan berubah. Seperti halnya individu yang belajar, demikian pula
organisasi. Dari sini dapat dinyatakan bahwa sebagai persyaratan
mendasar untuk mempertahankan eksistensi organisasi, sadar atau
tidak sadar organisasi itu harus belajar.
c. Memperhatikan kinerja eksternal. Kinerja eksternal maksudnya adalah
bersifat administratif. Untuk meningkatkan kualitas guru maupun
stekholder yang lain perlu juga memperhatikan kinerja dari sisi
administratifnya. Apakah segenap civitas sekolah dapat menjalankan
administratif dengan baik atau tidak.
7
kemudian TQM mulai diadopsi didalam dunia pendidikan sebagai
system penjaminan mutu, karena TQM dianggap relevan dalam
menjawab perkembangan zaman.
Agar dapat melahirkan fungsi dan nkebijakan pendidikan untuk
menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu tentunya
memerlukan pengelolaan sistem pendidikan secara keseluruhan.
Berorintasi kepada mutu yang kemudian dikenal dengan total quality
management (TQM). Pada dasarnya TQM mempunyai tiga fugsi
dasar. Pertama, berfokus pada pelanggan/konsumen/ pengguna
sehingga terjalin mata rantai hubungan. Kedua pemberdayaan dan
pelibatan karyawan. Artinya SDM didalamnya harus seorang ahli,
sehingga perlu di beri pelatihan. Ketiga, peningkatan kualitas secara
berkelanjutan/continuous improvement, yang artinya komitmen
terhadap peningkatan kualitas harus tertanam dalam bentuk
keyakinan pada seluruh SDM yang ada di dalamnya agar
kepuasan terhadap konsumen tetap ada. Dengan adanya TQM
sebagai penjaminan mutu pendidikan, arah pendidikan akan lebih
terorganisir dengan baik dan diharapkan mampu melahirkan out put
lulusan yang berkualitas dan berkarakter.
b. International Organization for Standartzation (ISO)
Sama halnya dengan TQM, Iso juga digunakan lembaga
pendidikan untuk mengingkatkan mutu dan sebagai penjamin mutu.
ISO ialah ISO adalah suatu asosiai global yang terdiri dari badan-
badan standarisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140
negara (Primayana, 2016). Sebenarnya ISO bergerak dalam bidang
perdagangan internasional, dan juga membantu pengembangan kerja
sama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan
kegiatan ekonomi. Akan tetapi tujuan ISO dalam lembaga pendidikan
ialah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pelayanan,
membangun kesadaran tentang perlunya pelayanan prima terhadap
konsumen, mendidik diri organisasi (lembaga pendidikan) agar taat
8
terhadap sesuatu yang telah disepakati, dan menyiapkan dokumen
yang berkaitan dengan mutu.
Adapun prinsip yang diguankan oleh Iso ini, ada delapan prinsip.
Pertama, ISO sebagi organisasi yang berfokus pada pelanggan. Kedua
kepemimpinan, ketiga keterlibatan SDM. Kemepat pendekatan
terhadap proses yang sistematik pada manajemen. Kelima
pembuatan keputusan berdasar persoalan yang dianalisis. Keenam
pendekatan nyata, ketujuh hubungan simbiosis mutualisme. Delapan
yaitu peningkatan berkesinambungan. Dengan adanya delapan
prinsip tersebut, diharapkan pendidikan juga mampu meningkatkan
mutunya. Sehingga mampu mencetak output yang dapat bersaing
menjadi drinya sendiri.
1. Kriteria Pendidik Dan Tenaga Pendidik Yang Bermutu
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh guru maupun
tenang kependidikan agar bisa bemutu. Kriteria tersebt sebgai bentuk
standarirasi yang harus dicapai oleh guru dalam suatu lembaga
pendidka. Fungsinya adalah untuk menjaga kulaitas dari pengajar di
lembaga pendidikan tersebut. Menurut (Anwar & Yusuf, 2017). Ada
beberapa kriteria SDM yang bermutu di lembaga pendidikan Islam
antara lain:
a. Memiliki kepribadian unggul dan suka terhadap keunggulan;
b. Memiliki semangat juang tinggi;
c. Memiliki sifat mandiri;
d. Pantang menyerah;
e. Pembangun dan pembina jejaring atau kerja sama;
f. Bersahabat dengan perubahan;
g. Inovatif dan menjadi agen perubahan;
h. Produktif;
i. Sadar mutu;
j. Berorientasi global; dan
k. Memiliki sifat pembelajar sepanjang hayat.
9
2. Kriteria Pendidik Dan Tenaga Pendidik Yang Bermutu Menurut
Peraturan Perundang-Undangan
Pasal 28 PP tentang SNP menyatakan bahwa pendidik harus
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini, yang
dimaksud dengan kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kualifikasi pendidikan
minimum menurut PP tersebut adalah:
a. Lulusan diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) untuk program
diploma.
b. Lulusan program magister (S2) untuk program sarjana (S1).
c. Lulusan program doktor (S3) untuk program magister (S2) dan
program doktor (S3).
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidik ialah seseorang yang terlatih atau tenaga profesional yang
bertangung jawab untuk mendidik. Dan yang menjadi objeknya dalam
dunia pendidikan ialah siswa. Dari penjabaran tersebt terlihat perbedaan
antara pendidk dengan tenaga pendidik. Diaman pendidik adalah orang
yang bertanggung jawab terhadap siswa dan lembaga, sedangkan tenaga
pendidik bertanggung jawab dalam pelkasanaan lembanga. Adapun
tenaga kependidikan dapat disimpulkan bahwa segenap orang-orang yang
memiliki wewenang untuk menjadi bagian karyawan atau seseorang yang
diserahi tugas oleh suatu lembaga. Terdapat beberapa kriteria agar dapat
digolongkan dengan tenanga kependidikan.
Pendidik merupakan salah satu seseorang yang sangat dekat
dengan siswa selain orang tua. Karena sebagian hari-hjari siswa
dihabiskan disekolah bersama dengan guru. Disekolah, guru dalam hal ini
adalah pendidik tidak hanya mentransfer ilmu kepada siswa tetapi juga
mengawasi perilaku siswa. guru memiliki posisi strategis dalam
mengupayakan perkembangan kreativitas anak didik.
Salah satu bentuk upaya yang dilakuka pemerintah untuk
meningkatkan mutu pendidikan ialah dengan membentuk lembaga
penjamin kualitas pendidikan. Lembaga penjamin mutu pendidikan
(LPMP) merupakan salah satu bentuk perwujudan otonomi dalam
pendidikan. Diaman lembaga tersebut memiliki wewenang dalam
melakukan melakukan perencanaan serta evaluasi bagi pencapaian kualitas
pendidikan. adanya lembaga ini dapat mempermudah pemerintah pusat
dalam mengontrol kualitas sekolah/madrasah disetiap daerah.
B. Saran
Dalam makalah ini membahas konsep pendidik dan tenaga
kependidikan. Dimana kedua unsur tersebut merupakan hal yang penting.
11
Guru dan tenaga kependidikan juga berperan didalam menjamin mutu
pendidika. Oleh karena itu, guru juga harus bermutu dan berkualitas.
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menjadi salah satu sumber
referensi bagi pembaca. Dan untuk perkembangan pendidikan selanjutnya
diharapkan untuk lebih mempertajam pembahasan menegenai tema ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M. A., & Yusuf, M. (2017). Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 dan Kompensasi Terhadap Kinerja Guru di SMA Darul Ulum 2
Unggulan BPPT Jombang. Jurnal Managamen Dan Pendidikan Islam, 3(1),
17–38.
https://mail.journal.unipdu.ac.id/index.php/dirasat/article/download/993/682
Dewi, P. R., & Ali, N. (2020). Peningkatan Skor Akreditasi Madrasah melalui
Lembaga Penjaminan Mutu. J-Mpi, 5(1), 44–54.
https://doi.org/10.18860/jmpi.v5i1.9046
Imron Rosadi Jln Jambi Luar Kota, K., & IAIN Sultan Taha Saefudin, K. (2012).
Efektifitas Kinerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Administrasi Pendidikan, 14(1), 1–
19. https://ejournal.upi.edu/index.php/JAPSPs/article/view/6703
13
TRIATMAJA, C. (2018). Makalah Penjaminan Mutu. In Unika.Ac.Id (p. 12).
http://repository.unika.ac.id/18544/2/12.30.0161 CAKRA TRIATMAJA
%282.92%29..pdf BAB I.pdf
14