Anda di halaman 1dari 17

UPAYA PENJAMINAN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

PENDIDK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Utnuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penjaminan Mutu Pendidikan


Dosen Pengampu: Dr. Muh. Hambali, M.Pd

Disusun Oleh : Adelia Wardatul Laily 210103210027

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 3 September 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 3
A. Pengertian Pendidik dan Tenaga Kependidikan .......................... 3
B. Peran Pendidik dan Tenaga Kependidikan................................... 5
C. Upaya menjaga mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........ 6
BAB III PENUTUP .................................................................................. 11
A. Kesimpulan..................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah Republik Indonesia (Triatmaja,
2018). Dikeluarkannya PP No.19 tahun 2005 tentang SNP, bertujuan
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia termasuk di dalamnya
pendidikan tinggi. Adapun fungsinya adalah sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu (Rosadi, 2012). Lingkup
SNP meliputi delapan komponen pendidikan yaitu Standar Pengelolaan;
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; Standar Sarana Prasarana;
Standar Pembiayaan; Standar Proses; Standar Isi; Standar Penilaian dan
Standar Kompetensi Lulusan.
Salah satu upaya lembaga untuk meningkatkan mutu pendidikan
adalah dengan melaksanakan penjaminan mutu (Dewi & Ali, 2020).
Penjaminan mutu pendidikan (Quality Assurance) dimaksudkan untuk
memenuhi atau melampaui SNP secara berkelanjutan (continuous
improvement), sebagai upaya memenuhi terutama kebutuhan internal
stakeholders (mahasiswa, pendidik, tenaga pendidik). Hal ini sesuai
dengan arti Jaminan mutu dalam pendidikan juga dapat dilakukan terhadap
SDM yang ada di lembaga, jaminan ini berupa pemenuhan standar dan
kualifikasi yang telah ditentukan baik oleh pemerintah atau lembaga itu
sendiri untuk menunjang proses pengelolaan lembaga pendidikan.
Pendidikan madrasah sebagai proses yang melalui perencanaan
sistematis diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki
skor akreditasi unggul. Pendidikan yang berkualitas dapat diartikan
sebagai pelayanan yang telah memenuhi standar dan sesuai dengan
harapan siswa, masyarakat maupun pemerintah. Dengan demikian
kualitas layanan menjadi hal yang wajib dipenuhi oleh setiap sekolah
dan madrasah. Namun fakta dilapangan menunjukkan bahwa para
pendidik dan tenaga kependidikan kurang berkomitmen dalam

1
menyediakan dokumen yang diperlukan dalam akreditasi sekolah.
Kondisi tersebut berdampak pada penurunan skor akreditasi yang peroleh
sekolah (Dewi & Ali, 2020).
Oleh karena itu, untuk menaga kualitas dari pendidk dan tenaga
kependidikan perlu dilakuka upaya-upaya. Seperti dalam makalah ini yan
membahasa tentang apa itu pendidk dan tenaga pendidik, apa saja peranya
dan kriteria pendidik yang bermutu seperti apa. Itulah sub bahasan yang
akan dibahas pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidik dan tenaga kependidikan..?
2. Apa saja peran pendidik dan tenaga kependidikan..?
3. Bagaiama upaya meningkatkan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan..?

C. Tujuan
1. Memahami konsep dari pendidik dan tenaga kependidikan.
2. Memahami peran dari pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Mampu menerapkan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidik dan Tenaga Pendidik


Berdasarkan Undang-undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan nasional Bab XI pasal 39, pendidik merupakan tenang
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksankan proses
pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyrakat. Sedangkan menurut Kmus
Besar Bahasa Indonesia, pendidik ialah orang yang mendidik (KBBI
Daring,2022). Dari beberapa pengertian tersebut terkesan bahwa pendidik
itu adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidk.
Menurut (Wijaya dkk, 2019) pendidik ialah tenaga profesional
yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor,
instruktur, fasilitator, maupun sebutan lainnya yang mengarh pada proses
mendidik orang lain. Pendidik dalam hal ini biasanya bertanggung jawab
terhadap perkembangan siswa baik secara rohani maupun jasmani. Hal ini
selaras dengan pernyataan Syaiful (2017) bahwa pendidik ialah mereka
yang bertangung jawab terhadap tumbuh kembang anak didiknya meliputi
aspek jasmani dan rohani. Dimana aspek tersebut mengarah pada
perubahan yang bersifat positif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidik ialah seseorang yang
terlatih atau tenaga profesional yang bertangung jawab untuk mendidik.
Dan yang menjadi objeknya dalam dunia pendidikan ialah siswa. Pendidik
ini tidak hanya memiliki sebutan guru, tetapi banyak sebutan yang lainnya.
Dianggap pendidik karena ia bertugas untuk membimbing, memberikan
penilaian baik dari egi jasmani dan rohani siswa. Sampai siswa tersebut
mengalami proses perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan ke arah
positif.
Menurut UU No.20 tahun 2013 pasal 1, BAB 1 ( Ketentuan
umum), tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan

3
pendidika. Tenaga pendidik merupakan tenaga yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengolaan, pengwasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan (Nurasmi, 2019). Yang termasuk ke dalam tenaga
kependidikan diantaranya kepala satuan pendidik, pendidi, dantenaga
kependidikan lainnya. Sedangkan menurut (Harun, 2013) Tenaga
kependidikan adalah pegawai yaitu mereka yang memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku,
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas negara lainnya
yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Dari penjabaran tersebt terlihat perbedaan antara pendidk dengan
tenaga pendidik. Diaman pendidik adalah orang yang bertanggung jawab
terhadap siswa dan lembaga, sedangkan tenaga pendidik bertanggung
jawab dalam pelkasanaan lembanga. Adapun tenaga kependidikan dapat
disimpulkan bahwa segenap orang-orang yang memiliki wewenang untuk
menjadi bagian karyawan atau seseorang yang diserahi tugas oleh suatu
lembaga. Terdapat beberapa kriteria agar dapat digolongkan dengan
tenanga kependidikan. Menurt (Ananda, 2018) terdapat beberapa kriteria
diantaranya:
1. Kepala Satuan Pendidikan
Kepala satuan pendidikan adalah orang yang diberi wewenang dan
tanggung jawab untuk memimpin institusi atau satuan
pendidikan.contohnya adalah kepala sekolah, rektor, direktur dan
istilah lainnya.
2. Pendidik
Pendidk dalam hal ini berperan sebagai penyelenggara pendidikan
dengan tugas khusus sebagai profesi . yang termasuk pendidik ialah;
guru, doesn, konselor, pengawas, pamong belajar, tutor, fasilitator,dll.
3. Tenaga Kependidikan Lainnya
Tenaga Kependidikan Lainnya maksudnya adalah orang yang
berpartisipasi dalam penyelenggaran pendidikan pada satuan

4
pendidikan yang secara tidak langsung terlibat dalam proses
pendidikan. Contohnya seperti: wakil kepala sekolah,, pustakawan,
lboran, tata usaha, pelatih ektrakulikuler, dan petugas keamanan.

B. Peran Penting Pendidik dan Tenanga Pendidik


Pendidik merupakan salah satu seseorang yang sangat dekat
dengan siswa selain orang tua. Karena sebagian hari-hjari siswa
dihabiskan disekolah bersama dengan guru. Disekolah, guru dalam hal ini
adalah pendidik tidak hanya mentransfer ilmu kepada siswa tetapi juga
mengawasi perilaku siswa. guru memiliki posisi strategis dalam
mengupayakan perkembangan kreativitas anak didik (Nuraeni, 2015).
Artinya guru tidak hanya sebagai transfer knowladge, guru juga berperan
sebagai motivator bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Salah satu motivasi siswa adalah tingkat keprofesioanlisme yang
ditunjukkan guru dalam mengajar. oleh karena itu guru juga berperan
sebagi motivator, pengajar teladan, pembimbing, pelatih, dan
pengevaluasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pendidika natara lain; guru, siswa, sarana dan prasarana, lengkungan
pendidkan, lingkungan pendidikan, kurikulum, dan lain sebagainya
(Saputro, 2022).
Pendapat lain juga mengatkan bahwa peran guru atau pendidik
ialah sebagai unsur dominan dalam pendidikan (Nuraeni, 2015). Guru
merupakan syarat mutlak bagi kemajuan suatu bangsa (Taher &
Munastiwi, 2019). Maka sebab itu kualitas guru harus ditingkatkan.
Menginagt begitu pentingnya hadirnya guru dalam pendidikan. Peran lain
yang dipegang guru ialah mebantu siswa dalam beradaptasi terhadap
berbagai tantangan dalam kehidupan. mampu mengembangkan
kepribadian yang ada dalam diri siswa. Mengingat peran gruu yang
penting dalam pendidikan, maka sangat perlu bagi guru untuk
meningkatkan kualitas dirinya. Sehingga guru yang berkualits diharapkan
dapat menunjang perkembvang siswa. Baik perkembangan kognitif,
afektif, dan psikomotorik.

5
Sedangkan utnuk peran dari tenaga pendidik yang mencangkup
segala stekholder berperan sebagai penyedia fasilitas dan pendukung
segala bentuk program sekolah untuk meningkatkan mutu (Kriyantono,
2010). Berdasarkan hal di atas setidaknya menggabarkan bahwa
sejatinya peran seorang pendidik dalam mensukseskan pendidikan juga
pembangunan nasional ilah sangat berpengaruh. Khususnya sumber daya
manusia Indonesia.

C. Upaya Menjaga Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidik


Menginagt pentingnya kualitas SDM dalam pendidikan maka perl;u
adanya upaya untuk tetap menjaga mutu dari SDM di suatu lembaga
pendidikan. Sumber daya manusia (SDM) pendidikan merupakan hal
penting dalam sebuah organisasi. Peran SDM sangat penting untuk
kemajuan dan perubahan organisasi (Rosadi & Saefudin, 2012). Karena
SDM memengaruhi efektivitas dan efisiensi peran, fungsi, dan tujuan
organisasi, perhatian terhadap SDM harus diberikan terus dengan
memelihara dan melatih SDM dengan berbagai cara melalui
serangkaian kegiatan dan program yang bersifat menambah
pengetahuan dan keterampilan. Saat ini banyak organisasi yang
melakukan serangkaian kegiatan atau program guna meningkatkan
kinerja pendidik maupun tenaga pendidik (Maros & Juniar, 2016).
Salah satu bentuk upaya yang dilakuka pemerintah untuk
meningkatkan mutu pendidikan ialah dengan membentuk lembaga
penjamin kualitas pendidikan. Lembaga penjamin mutu pendidikan
(LPMP) merupakan salah satu bentuk perwujudan otonomi dalam
pendidikan. Diaman lembaga tersebut memiliki wewenang dalam
melakukan melakukan perencanaan serta evaluasi bagi pencapaian kualitas
pendidikan. adanya lembaga ini dapat mempermudah pemerintah pusat
dalam mengontrol kualitas sekolah/madrasah disetiap daerah (Dewi & Ali,
2020). Adapun dampak adanya LPMP ini diantaranya; pertama Pemetaan
mutu pendidikan sebagai proses pengelompokan kompetensi mutu
madrasah melalui beberapa standar yang telah ditentukan. Kedua adanya

6
strategi peningkatan mutu oleh lembaga pendidikan, dengan mengadakan
evaluasi setap tahunnya (Dewi & Ali, 2020).
Berikut ini merupakan upaya untuk meningkatkan pendidik dan tenaga
kependidikan menurut (Rosadi & Saefudin, 2012).
a. Melakukan evaluasi diri. Sangat penting adanya evaluasi diri aguru
guru dan tenaga kependidikan dapat memperbaiki hal yang kurang
baik dari dirinya. Evalusi diri diperlukan guna meningkatkan standart
dirinya sehingga dapat meningkatkan valeu diri. Dengan demikian
guru dan stekholder yang lain dapat meningkatkan mutu mereka.
b. menjadi Learning Orgnanitation atau organisasi yang slalu belajar.
Suatu organisasi belajar adalah suatu organisasi yang telah
mengembangkan kapasitas berkesinambungan untuk menyesuaikan
diri dan berubah. Seperti halnya individu yang belajar, demikian pula
organisasi. Dari sini dapat dinyatakan bahwa sebagai persyaratan
mendasar untuk mempertahankan eksistensi organisasi, sadar atau
tidak sadar organisasi itu harus belajar.
c. Memperhatikan kinerja eksternal. Kinerja eksternal maksudnya adalah
bersifat administratif. Untuk meningkatkan kualitas guru maupun
stekholder yang lain perlu juga memperhatikan kinerja dari sisi
administratifnya. Apakah segenap civitas sekolah dapat menjalankan
administratif dengan baik atau tidak.

Menurut (Saputro, 2022) Upaya lain yang dapat dilakukan untuk


menjamin mutu pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Total Quality Management (TQM) Sekolah
Sekolah merupakan lembaga institusi pendidikan yang
berfungsi sebagai agen perubahan (Hidayat, 2019). Oleh karena itu
dalam rangka menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas,
dunia pendidikan perlu mengimplementasikan konsep total quality
management (TQM). TQM dalam sejarahnya digunakan dalam
dunia industry dan terbukti telah sukses mengantarkan dunia bisnis
dalam menciptakan mutu produksi yang berkualitas bahkan
melebihi kepuasan standar para konsumen. Atas dasar itulah

7
kemudian TQM mulai diadopsi didalam dunia pendidikan sebagai
system penjaminan mutu, karena TQM dianggap relevan dalam
menjawab perkembangan zaman.
Agar dapat melahirkan fungsi dan nkebijakan pendidikan untuk
menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu tentunya
memerlukan pengelolaan sistem pendidikan secara keseluruhan.
Berorintasi kepada mutu yang kemudian dikenal dengan total quality
management (TQM). Pada dasarnya TQM mempunyai tiga fugsi
dasar. Pertama, berfokus pada pelanggan/konsumen/ pengguna
sehingga terjalin mata rantai hubungan. Kedua pemberdayaan dan
pelibatan karyawan. Artinya SDM didalamnya harus seorang ahli,
sehingga perlu di beri pelatihan. Ketiga, peningkatan kualitas secara
berkelanjutan/continuous improvement, yang artinya komitmen
terhadap peningkatan kualitas harus tertanam dalam bentuk
keyakinan pada seluruh SDM yang ada di dalamnya agar
kepuasan terhadap konsumen tetap ada. Dengan adanya TQM
sebagai penjaminan mutu pendidikan, arah pendidikan akan lebih
terorganisir dengan baik dan diharapkan mampu melahirkan out put
lulusan yang berkualitas dan berkarakter.
b. International Organization for Standartzation (ISO)
Sama halnya dengan TQM, Iso juga digunakan lembaga
pendidikan untuk mengingkatkan mutu dan sebagai penjamin mutu.
ISO ialah ISO adalah suatu asosiai global yang terdiri dari badan-
badan standarisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140
negara (Primayana, 2016). Sebenarnya ISO bergerak dalam bidang
perdagangan internasional, dan juga membantu pengembangan kerja
sama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan
kegiatan ekonomi. Akan tetapi tujuan ISO dalam lembaga pendidikan
ialah untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pelayanan,
membangun kesadaran tentang perlunya pelayanan prima terhadap
konsumen, mendidik diri organisasi (lembaga pendidikan) agar taat

8
terhadap sesuatu yang telah disepakati, dan menyiapkan dokumen
yang berkaitan dengan mutu.
Adapun prinsip yang diguankan oleh Iso ini, ada delapan prinsip.
Pertama, ISO sebagi organisasi yang berfokus pada pelanggan. Kedua
kepemimpinan, ketiga keterlibatan SDM. Kemepat pendekatan
terhadap proses yang sistematik pada manajemen. Kelima
pembuatan keputusan berdasar persoalan yang dianalisis. Keenam
pendekatan nyata, ketujuh hubungan simbiosis mutualisme. Delapan
yaitu peningkatan berkesinambungan. Dengan adanya delapan
prinsip tersebut, diharapkan pendidikan juga mampu meningkatkan
mutunya. Sehingga mampu mencetak output yang dapat bersaing
menjadi drinya sendiri.
1. Kriteria Pendidik Dan Tenaga Pendidik Yang Bermutu
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh guru maupun
tenang kependidikan agar bisa bemutu. Kriteria tersebt sebgai bentuk
standarirasi yang harus dicapai oleh guru dalam suatu lembaga
pendidka. Fungsinya adalah untuk menjaga kulaitas dari pengajar di
lembaga pendidikan tersebut. Menurut (Anwar & Yusuf, 2017). Ada
beberapa kriteria SDM yang bermutu di lembaga pendidikan Islam
antara lain:
a. Memiliki kepribadian unggul dan suka terhadap keunggulan;
b. Memiliki semangat juang tinggi;
c. Memiliki sifat mandiri;
d. Pantang menyerah;
e. Pembangun dan pembina jejaring atau kerja sama;
f. Bersahabat dengan perubahan;
g. Inovatif dan menjadi agen perubahan;
h. Produktif;
i. Sadar mutu;
j. Berorientasi global; dan
k. Memiliki sifat pembelajar sepanjang hayat.

9
2. Kriteria Pendidik Dan Tenaga Pendidik Yang Bermutu Menurut
Peraturan Perundang-Undangan
Pasal 28 PP tentang SNP menyatakan bahwa pendidik harus
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini, yang
dimaksud dengan kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kualifikasi pendidikan
minimum menurut PP tersebut adalah:
a. Lulusan diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) untuk program
diploma.
b. Lulusan program magister (S2) untuk program sarjana (S1).
c. Lulusan program doktor (S3) untuk program magister (S2) dan
program doktor (S3).

Kompetensi, menurut Pasal 1 UU tentang Guru dan Dosen, adalah


seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Uraian lebih rinci tentang
kompetensi, khususnya untuk guru, justru terdapat di dalam Pasal 28
PP tentang SNP, yaitu kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia
dini meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Keempat ranah
kompetensi ini dapat saja diterapkan pada dosen, namun dengan
penyesuaian: kompetensi pedagogik yang perlu diubah menjadi
kompetensi andragogik karena yang mengalami proses pembelajaran
adalah manusia dewasa (mahasiswa), bukan anak-anak (siswa).

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidik ialah seseorang yang terlatih atau tenaga profesional yang
bertangung jawab untuk mendidik. Dan yang menjadi objeknya dalam
dunia pendidikan ialah siswa. Dari penjabaran tersebt terlihat perbedaan
antara pendidk dengan tenaga pendidik. Diaman pendidik adalah orang
yang bertanggung jawab terhadap siswa dan lembaga, sedangkan tenaga
pendidik bertanggung jawab dalam pelkasanaan lembanga. Adapun
tenaga kependidikan dapat disimpulkan bahwa segenap orang-orang yang
memiliki wewenang untuk menjadi bagian karyawan atau seseorang yang
diserahi tugas oleh suatu lembaga. Terdapat beberapa kriteria agar dapat
digolongkan dengan tenanga kependidikan.
Pendidik merupakan salah satu seseorang yang sangat dekat
dengan siswa selain orang tua. Karena sebagian hari-hjari siswa
dihabiskan disekolah bersama dengan guru. Disekolah, guru dalam hal ini
adalah pendidik tidak hanya mentransfer ilmu kepada siswa tetapi juga
mengawasi perilaku siswa. guru memiliki posisi strategis dalam
mengupayakan perkembangan kreativitas anak didik.
Salah satu bentuk upaya yang dilakuka pemerintah untuk
meningkatkan mutu pendidikan ialah dengan membentuk lembaga
penjamin kualitas pendidikan. Lembaga penjamin mutu pendidikan
(LPMP) merupakan salah satu bentuk perwujudan otonomi dalam
pendidikan. Diaman lembaga tersebut memiliki wewenang dalam
melakukan melakukan perencanaan serta evaluasi bagi pencapaian kualitas
pendidikan. adanya lembaga ini dapat mempermudah pemerintah pusat
dalam mengontrol kualitas sekolah/madrasah disetiap daerah.

B. Saran
Dalam makalah ini membahas konsep pendidik dan tenaga
kependidikan. Dimana kedua unsur tersebut merupakan hal yang penting.

11
Guru dan tenaga kependidikan juga berperan didalam menjamin mutu
pendidika. Oleh karena itu, guru juga harus bermutu dan berkualitas.
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menjadi salah satu sumber
referensi bagi pembaca. Dan untuk perkembangan pendidikan selanjutnya
diharapkan untuk lebih mempertajam pembahasan menegenai tema ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. A., & Yusuf, M. (2017). Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 dan Kompensasi Terhadap Kinerja Guru di SMA Darul Ulum 2
Unggulan BPPT Jombang. Jurnal Managamen Dan Pendidikan Islam, 3(1),
17–38.
https://mail.journal.unipdu.ac.id/index.php/dirasat/article/download/993/682

Ananda, Rusyidi.(2018). Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.


(Medan:LPPI Medan).

Chandra Yudha Hidayat. (2019). Effeck of the Style of Democratic Leadership ,


Work Environment and Compensation on Employee Performance At the East
Java. 12.

Dewi, P. R., & Ali, N. (2020). Peningkatan Skor Akreditasi Madrasah melalui
Lembaga Penjaminan Mutu. J-Mpi, 5(1), 44–54.
https://doi.org/10.18860/jmpi.v5i1.9046

Harun, A. (2013). Pengembangan Tenaga Kependidikan. Jurnal Islamika, 13(2),


167–176.

Hengki Primayana, K. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam


Peningkatan Mutu Pendidikan Di Perguruan Tinggi. Jurnal Penjaminan
Mutu, 1(2), 7. https://doi.org/10.25078/jpm.v1i2.45

Imron Rosadi Jln Jambi Luar Kota, K., & IAIN Sultan Taha Saefudin, K. (2012).
Efektifitas Kinerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Administrasi Pendidikan, 14(1), 1–
19. https://ejournal.upi.edu/index.php/JAPSPs/article/view/6703

Maros, H., & Juniar, S. (2016). 済無 No Title No Title No Title. 1–23.

Nawawi, Hadari.(2003). Perencanaan Sumber Daya Manusia.(Yogyakarta: Gajah


Mada University Press).

Nurasmi, Y. (2019). Pentingnya Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. Stkip


Muhammadiyah Bogor, 106, 1–22.

Sagala, Syaiful.(2017). Human Capitali "Membangun Modal Sumber Daya


Manusia Berkarakter Unggul Melalui Pendidikan Berkualitas.(Depok : CV.
Kencana).

Saputro. (2022). 2) 1,2. 2(11), 3745–3764.

13
TRIATMAJA, C. (2018). Makalah Penjaminan Mutu. In Unika.Ac.Id (p. 12).
http://repository.unika.ac.id/18544/2/12.30.0161 CAKRA TRIATMAJA
%282.92%29..pdf BAB I.pdf

Wijaya C, Hidayat R, Rafida T. (2019). Manajemen Sumber Daya Pendidik dan


Tenaga Kependidikan. (Medan: LPPI Medan).

14

Anda mungkin juga menyukai