Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TUGAS MATA KULIAH

MEDAN ELEKTROMAGNETIS

“Pengaruh Medan Elektrik pada Tubuh Manusia”

Disusun oleh:

1. Septian Eka Rahmadi 22/496732/TK/54442

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2024
Daftar Isi

1. Pendahuluan ......................................................................................................................................... 3

a. Latar Belakang ................................................................................................................................. 3

b. Tujuan .............................................................................................................................................. 3

c. Analisis Kasus.................................................................................................................................. 3

2. Penyelesaian ......................................................................................................................................... 5

a. Teori ................................................................................................................................................. 5

b. Pemodelan Octave ........................................................................................................................... 6

c. Hasil Pemodelan .............................................................................................................................. 9

3. Penutup ............................................................................................................................................... 10

a. Kesimpulan .................................................................................................................................... 10

b. Daftar Pustaka ................................................................................................................................ 10

Hal. 2 | Laporan Analisis Medan Listrik di Dalam Tubuh Manusia


1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Radiasi mikrowave memiliki peran yang krusial dalam infrastruktur telekomunikasi saat ini,
memungkinkan pertukaran informasi secara nirkabel melalui berbagai perangkat seperti telepon
seluler, jaringan Wi-Fi, dan sistem satelit. Kecepatan dan kehandalan transmisi data yang
disediakan oleh teknologi ini telah mengubah cara kita berkomunikasi dan mengakses informasi,
menghadirkan era konektivitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, penggunaan yang
luas dari radiasi mikrowave dalam komunikasi modern juga telah menimbulkan kekhawatiran
tentang dampaknya pada kesehatan manusia.

Radiasi mikrowave dapat menimbulkan medan elektromagnetik yang mempengaruhi jaringan


dan organ tubuh manusia. Efek utamanya adalah peningkatan suhu jaringan, yang dapat
menyebabkan pemanasan jaringan dan organ tubuh. Pada tingkat paparan yang tinggi, ini dapat
mengakibatkan luka bakar atau kerusakan jaringan. Namun, banyak dari perangkat yang
menggunakan radiasi mikrowave, seperti ponsel dan router Wi-Fi, memiliki kekuatan yang cukup
rendah sehingga efek termalnya dianggap minimal. Meskipun demikian, beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap radiasi mikrowave dalam tingkat tertentu
dapat memiliki dampak kesehatan, termasuk risiko kanker dan gangguan tidur. Namun, bukti-bukti
ini masih menjadi subjek perdebatan dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami
secara menyeluruh dampak medis dari paparan radiasi mikrowave.

b. Tujuan
Laporan ini bertujuan untuk menyelidiki,

a. Mengetahui medan listrik yang ada didalam jaringan tubuh manusia akibat medan listrik dari
luar tubuh.
b. Mengetahui efek medan listrik dari luar tubuh terhadap jaringan-jaringan manusia.
c. Menggambarkan perbedaan medan listrik di luar tubuh manusia dan di dalam jaringan tubuh
manusia, dan
d. Sebagai sarana belajar bagi penulis dalam memahami materi mata kuliah Medan
Elektromagnetis

c. Analisis Kasus
Dalam laporan ini, akan dianalisis pengaruh medan pada beberapa BTS (Base Transceiver
Station) dan BSC (Base Station Controller). Antara beberapa BTS/BSC terhubung satu sama lain
menggunakan radio microwave dengan frekuensi yang berbeda-beda. Pada kasus kali ini, penulis
menggunakan salah satu referensi penelitian dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya [1] terkait
data frekuensi BTS/BSC dibeberapa wilayah sebagai berikut:

Hal. 3 | Laporan Analisis Medan Listrik di Dalam Tubuh Manusia


Sumber : Penelitian Analisa Fading Pada Link Komunikasi Microwave Point To Point Untuk
Perencanaan Jaringan Infrastuktur Komunikasi Nirkabel oleh Haniah Mahmudah, dan Ari Wijayanti

Dari data diatas, penulis mengambil studi kasus pada BTS dengan frekuensi paling tinggi yaitu
di wilayah Dinoyo dengan Frekuensi Downloadlink diangka 15,11 GHz. Lalu diasumsikan pada
udara, sinyal radio microwave menghasilkan medan listrik yang seragam dengan persamaan:

𝑬𝟎 = 3𝒂𝒙 + 4𝒂𝒚 𝑉⁄𝑚

Dalam studi kasusnya, ilustasinya dapat diasumsikan sebagai berikut


BTS (Radio Microwave)

Jaringan 1

Jaringan 2

Jaringan 3

Lalu dalam laporan kali ini akan dianalaisis medan yang berpengaruh pada bagian tubuh
manusia, meliputi Saraf, Jantung, dan Testis. Pemilihan tiga bagian tubuh tersebut didasari oleh
adanya kemungkinan penyakit yang disebabkan oleh paparan medan elektromagnetis. Dalam
literatur [2] diperoleh bahwa nilai permetivitas relatif ketiga jaringan tersebut menggunakan
frekuensi 15,1 GHz adalah sebagai berikut:

1) Saraf = 20.089
2) Jantung = 35.095
3) Testis = 37.606

Hal. 4 | Laporan Analisis Medan Listrik di Dalam Tubuh Manusia


2. Penyelesaian
a. Teori

Pertama-tama, setiap jaringan tubuh diasumsikan memiliki bidang batas di 𝑥 = 0.5 𝑐𝑚 .


Sehingga setiap jaringan tubuh memiliki vector normal 𝒂𝒏 = 𝒂𝒙 . Karena setiap jaringan tubuh
memiliki vector normal yang sama, dan hanya memiliki perbedaan di permitivitas relative, maka
untuk perhitungan dapat dilakukan secara general dengan 𝑬𝟏 menotasikan medan listrik diluar
tubuh, dan 𝑬𝟐 menotasikan setiap jaringan tubuh (dengan nilai permitivitas relative ( 𝜀𝑟 )
sembarang). Maka, studi kasus tersebut dapat diasumsikan sebagai kasus materi dielektrik yang
terletak pada suatu medan listrik dengan ruang 1 adalah ruang hampa dan ruang 2 adalah jaringan
tubuh.
BTS (Radio Microwave)

𝑬𝟏

Jaringan Tubuh (𝜀𝑟 )


𝑬𝟐 = ?

𝑥 = 0.5 𝑐𝑚

Karena kasus tersebut dapat diasumsikan menjadi kasus materi dielektrik yang terletak pada suatu
medan listrik, maka berlaku beberapa persamaan:

i. 𝑬𝒕𝒈𝟏 = 𝑬𝒕𝒈𝟐
𝑫𝒕𝒈𝟏 𝜀1
ii. =
𝑫𝒕𝒈𝟐 𝜀2

iii. 𝑫𝒏𝟏 = 𝑫𝒏𝟐


𝑬𝒏𝟏 𝜀2
iv. =
𝑬𝒏𝟐 𝜀1

Lalu, medan listrik 𝑬𝟏 = 3𝒂𝒙 + 6𝒂𝒚 + 𝒂𝒛 dapat dipisah menjadi komponen normal (𝑬𝒏𝟏 ) dan
komponen tangensial (𝑬𝒕𝒈𝟏 ) terhadap bidang batas 𝑥 = 0.5 𝑐𝑚.

𝑬𝒏𝟏 = (𝑬𝟏 ∙ 𝒂𝒏 )𝒂𝒏


𝑬𝒏𝟏 = ((3𝒂𝒙 + 6𝒂𝒚 + 𝒂𝒛 ) ∙ 𝒂𝒙 )𝒂𝒙
𝑬𝒏𝟏 = 3𝒂𝒙
𝑬𝒕𝒈𝟏 = 𝑬𝟏 − 𝑬𝒏𝟏
𝑬𝒕𝒈𝟏 = 6𝒂𝒚 + 𝒂𝒛

Dari persamaan (i), maka didapatkan

𝑬𝒕𝒈𝟐 = 𝑬𝒕𝒈𝟏
𝑬𝒕𝒈𝟐 = 6𝒂𝒚 + 𝒂𝒛

Hal. 5 | Laporan Analisis Medan Listrik di Dalam Tubuh Manusia


Karena medan di ruang 1 adalah ruang hampa, maka dapat diasumsikan bahwa 𝜀1 = 𝜀0 =
8,854 × 10−12. Sedangkan ruang 2 adalah materi dielektrik, maka 𝜀2 = 𝜀0 𝜀𝑟 . Dari persamaan (iv)
didapatkan:

𝜀1
𝑬𝒏𝟐 = 𝑬
𝜀2 𝒏𝟏
𝜀0
𝑬𝒏𝟐 = (3𝒂𝒙 )
𝜀0 𝜀𝑟
3
𝑬𝒏𝟐 = 𝒂
𝜀𝑟 𝒙

Maka didapatkan:

𝑬𝟐 = 𝑬𝒕𝒈𝟐 + 𝑬𝒏𝟐
3
𝑬𝟐 = 𝒂 + 6𝒂𝒚 + 𝒂𝒛
𝜀𝑟 𝒙

Persamaan tersebut berlaku untuk setiap organ tubuh dengan nilai 𝜀𝑟 berbeda-beda. Dengan
mensubtitusi setiap nilai 𝜀𝑟 didapatkan medan listrik di dalam setiap jaringan tubuh:

a. Saraf : 𝑬𝒔𝒂𝒓𝒂𝒇 = 0.0149𝒂𝒙 + 6𝒂𝒚 + 𝒂𝒛


b. Jantung : 𝑬𝒋𝒂𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈 = 0.0854𝒂𝒙 + 6𝒂𝒚 + 𝒂𝒛
c. Testis : 𝑬𝒕𝒆𝒔𝒕𝒊𝒔 = 0.0797𝒂𝒙 + 6𝒂𝒚 + 𝒂𝒛

b. Pemodelan Octave

% Tentukan komponen medan listrik berdasarkan nilai yang ditentukan


Ex_air = 3;
Ey_air = 6;
Ez_air = 1;
% Tentukan nama organ dan permitivitas relatif
organ1 = 'Saraf';
organ1_p = 20.089;
organ2 = 'Jantung';
organ2_p = 35.095;
organ3 = 'Testis';
organ3_p = 37.606;
% Hitung magnitudo medan listrik
magnitude_air = sqrt(Ex_air^2 + Ey_air^2 + Ez_air^2);
% Hitung komponen untuk setiap organ
Ex_organ1 = Ex_air / organ1_p;
Ey_organ1 = Ey_air;
Ez_organ1 = Ez_air;
magnitude_organ1 = sqrt(Ex_organ1^2 + Ey_organ1^2 + Ez_organ1^2);
Ex_organ2 = Ex_air / organ2_p;

Hal. 6 | Laporan Analisis Medan Listrik di Dalam Tubuh Manusia


Ey_organ2 = Ey_air;
Ez_organ2 = Ez_air;
magnitude_organ2 = sqrt(Ex_organ2^2 + Ey_organ2^2 + Ez_organ2^2);
Ex_organ3 = Ex_air / organ3_p;
Ey_organ3 = Ey_air;
Ez_organ3 = Ez_air;
magnitude_organ3 = sqrt(Ex_organ3^2 + Ey_organ3^2 + Ez_organ3^2);
% Buat grid untuk visualisasi
[x_air, y_air, z_air] = meshgrid(0:0.2:0.4, 0:0.2:0.4, 0:0.2:1);
[x_organ1, y_organ1, z_organ1] = meshgrid(0.6:0.2:1, 0:0.2:0.4, 0:0.2:0.2);
[x_organ2, y_organ2, z_organ2] = meshgrid(0.6:0.2:1, 0:0.2:0.4, 0.4:0.2:0.61);
[x_organ3, y_organ3, z_organ3] = meshgrid(0.6:0.2:1, 0:0.2:0.4, 0.8:0.2:1);
% Buat komponen medan listrik untuk setiap titik di grid
Ex_air_grid = Ex_air * ones(size(x_air));
Ey_air_grid = Ey_air * ones(size(y_air));
Ez_air_grid = Ez_air * ones(size(z_air));
Ex_organ1_grid = Ex_organ1 * ones(size(x_organ1));
Ey_organ1_grid = Ey_organ1 * ones(size(y_organ1));
Ez_organ1_grid = Ez_organ1 * ones(size(z_organ1));
Ex_organ2_grid = Ex_organ2 * ones(size(x_organ2));
Ey_organ2_grid = Ey_organ2 * ones(size(y_organ2));
Ez_organ2_grid = Ez_organ2 * ones(size(z_organ2));
Ex_organ3_grid = Ex_organ3 * ones(size(x_organ3));
Ey_organ3_grid = Ey_organ3 * ones(size(y_organ3));
Ez_organ3_grid = Ez_organ3 * ones(size(z_organ3));
% Visualisasikan Medan Listrik 3D
figure;
quiver3(x_air, y_air, z_air, Ex_air_grid, Ey_air_grid, Ez_air_grid, 'r');
hold on;
quiver3(x_organ1, y_organ1, z_organ1, Ex_organ1_grid, Ey_organ1_grid,
Ez_organ1_grid, 'Color', 'black');
hold on;
quiver3(x_organ2, y_organ2, z_organ2, Ex_organ2_grid, Ey_organ2_grid,
Ez_organ2_grid, 'Color', 'green');
hold on;
quiver3(x_organ3, y_organ3, z_organ3, Ex_organ3_grid, Ey_organ3_grid,
Ez_organ3_grid, 'Color', 'blue');
xlabel('x');
ylabel('y');
zlabel('z');
title('Visualisasi Medan Listrik 3D');
axis equal;
grid on;
hold on;
% Tambahkan teks di gambar
mag1String = ['Magnitude: ', num2str(magnitude_organ1)];

Hal. 7 | Laporan Analisis Medan Listrik di Dalam Tubuh Manusia


mag2String = ['Magnitude: ', num2str(magnitude_organ2)];
mag3String = ['Magnitude: ', num2str(magnitude_organ3)];
mag0String = ['Magnitude: ',num2str(magnitude_air)];
text(0.75, 0.25, 0.2, organ1, 'FontSize', 15, 'Color', 'black',
'HorizontalAlignment', 'center');
text(0.75, 0.25, 0.165, mag1String, 'FontSize', 12, 'Color', 'black',
'HorizontalAlignment', 'center');
text(0.75, 0.25, 0.5, organ2, 'FontSize', 15, 'Color', 'green',
'HorizontalAlignment', 'center');
text(0.75, 0.25, 0.465, mag2String, 'FontSize', 12, 'Color', 'green',
'HorizontalAlignment', 'center');
text(0.75, 0.25, 0.8, organ3, 'FontSize', 15, 'Color', 'blue',
'HorizontalAlignment', 'center');
text(0.75, 0.25, 0.765, mag3String, 'FontSize', 12, 'Color', 'blue',
'HorizontalAlignment', 'center');
text(0.25, 0.25, 0.5, 'Udara', 'FontSize', 15, 'Color', 'red',
'HorizontalAlignment', 'center');
text(0.25, 0.25, 0.465, mag0String, 'FontSize', 12, 'Color', 'red',
'HorizontalAlignment', 'center');
% Tentukan koordinat dinding
x_wall = [0.5, 0.5, 0.5, 0.5];
y_wall = [0, 0, 0.5, 0.5];
z_wall = [0, 1, 1, 0];
patch(x_wall, y_wall, z_wall, 'r', 'FaceAlpha', 0.2);
x_wall = [0.5, 1, 1, 0.5];
y_wall = [0, 0, 0.5, 0.5];
z_wall = [0.67, 0.67, 0.67, 0.67];
patch(x_wall, y_wall, z_wall, 'r', 'FaceAlpha', 0.2);
x_wall = [0.5, 1, 1, 0.5];
y_wall = [0, 0, 0.5, 0.5];
z_wall = [0.33, 0.33, 0.33, 0.33];
patch(x_wall, y_wall, z_wall, 'r', 'FaceAlpha', 0.2);

Kode di atas merupakan sebuah skrip dalam bahasa Octave yang bertujuan untuk menghasilkan
visualisasi medan listrik 3D serta magnitudonya untuk beberapa organ di dalam tubuh manusia.
Pertama-tama, komponen medan listrik Ex , Ey, dan Ez untuk udara ditentukan dengan nilai masing-
masing adalah 3, 6, dan 1. Selanjutnya, nama organ dan permitivitas relatif dari masing-masing
organ (saraf, jantung, dan testis) juga ditentukan.
Langkah selanjutnya adalah menghitung magnitudo medan listrik untuk udara dan masing-masing
organ menggunakan rumus Euclidean. Ini dilakukan dengan membagi komponen medan udara
dengan permitivitas relatif masing-masing organ.
Setelah itu, sebuah grid 3D dibuat untuk visualisasi medan listrik. Grid ini terdiri dari beberapa
bagian yang mewakili titik-titik dalam ruang tiga dimensi. Kemudian, komponen medan listrik
untuk setiap titik di grid dihitung berdasarkan nilai medan udara dan permitivitas relatif organ-
organ tersebut.
Selanjutnya, medan listrik untuk udara dan setiap organ divisualisasikan dalam bentuk panah 3D
menggunakan fungsi `quiver3`. Visualisasi ini memberikan gambaran yang jelas tentang arah dan
kekuatan medan listrik di dalam ruang tiga dimensi.
Terakhir, nama organ dan magnitudo medan listrik masing-masing organ ditambahkan ke dalam
gambar menggunakan fungsi `text`, serta dinding yang membatasi visualisasi medan listrik juga
ditampilkan dalam gambar.

Hal. 8 | Laporan Analisis Medan Listrik di Dalam Tubuh Manusia


c. Hasil Pemodelan

Gambar Hasil Pemodelan Medan tampak 3D

Gambar Hasil Pemodelan Medan tampak 2D

Kedua gambar diatas menampilkan hasil dari visualisasi empat medan listrik menggunakan
software octave, yaitu medan listrik di Udara (diwakili dengan warna merah) akibat dari radio
microwave dari salah satu tower BTS. Sementara itu, medan dengan warna biru, hijau, dan hitam
adalah medan listrik yang berada didalam tiga organ tubuh yaitu testis, jantung, dan saraf sesuai
dengan analisis kasus yang dibuat dalam laporan ini. Seluruh medan listrik yang divisualisasikan
juga menampilkan magnitude/panjang medan yang memberikan gambaran mengenai kekuatan
medan pada setiap komponen yang divisualisasikan.

Hal. 9 | Laporan Analisis Medan Listrik di Dalam Tubuh Manusia


3. Penutup
a. Kesimpulan
Medan listrik yang ditimbulkan oleh instalasi tertentu sering kali tidak dihiraukan secara serius
oleh sebagian orang. Tanpa disadari, medan listrik juga dapat berinteraksi dengan jaringan tubuh
manusia. Beberapa kasus juga telah membuktikan paparan radiasi medan listrik telah
menimbulkan dampak yang serius bagi korbannya walaupun saat ini angka kasusnya relatif sangat
kecil. Oleh karena itu, dalam laporan ini berusaha memberikan visualisasi terkait dampak medan
listrik yang dihasilkan oleh tower BTS yang dimiliki oleh salah satu perusahaan swasta, sebagai
salah satu instalasi penunjang komunikasi di zaman modern sekarang ini.
Dari hasil analisis, perhitungan, dan simulasi yang dilakukan menggunakan perangkat lunak
octave dapat dilihat bahwa ternyata medan listrik BTS juga berinteraksi dengan tubuh. Medan
listrik tersebut juga dapat berpengaruh terhadap panas, karena semakin panjang/besar magnitude
yang dihasilkan atau paparannya maka akan semakin panas juga bagian yang terkena medan
tersebut. Dalam laporan kali ini, diketahui bahwa saraf menjadi penerima paparan dengan
magnitude terpanjang/besar, sehingga organ saraf pada manusia cenderung akan menghasilkan
panas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan jantung dan testis yang dalam laporan ini juga
turut diuji.

b. Daftar Pustaka

[1] H. Mahmudah dan A. Wijayanti, “ANALISA FADING PADA LINK KOMUNIKASI


MICROWAVE POINT TO POINT UNTUK PERENCANAAN JARINGAN
INFRASTUKTUR KOMUNIKASI NIRKABEL,” Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Surabaya, 2011.

[2] D. Andreuccetti, R. Fossi dan C. Petrucci, ““Dielectric Properties of Body Tissues: Output
data.”,” ITALIAN NATIONAL RESEARCH COUNCIL, 2021. [Online]. Available:
http://niremf.ifac.cnr.it/tissprop/htmlclie/uniquery.php?func=atsffun&tiss=&freq=15100000
000&outform=disphtm&tisname=on&frequen=on&conduct=on&permitt=on&losstan=on&
wavelen=on&pendept=on&freq1=15100000000&tissue2=Air&frqbeg=10&frqend=100e9
&linstep=100&mode. [Diakses 15 April 2024].

Hal. 10 | Laporan Analisis Medan Listrik di Dalam Tubuh Manusia

Anda mungkin juga menyukai