Suplemen Pemantauan
Suplemen Pemantauan
PEMANTAUAN
Suplemen
bimtek
pangan nasional kapasitasnya
pembangunan
kompeten
melaksanakan
perhatian tematik permasalahan
reviu audit
sosialisasi
memenuhi pelaksanaan ukuran memberikan terhadap
tambah
tindak kertas
mengenai kerja
pihak kredibilitas
tersebut keuangan
Dalam disusun atas
Peran menyusun
auditintern
teknis
mengemuka minimal issue
belum program
bersikap sebagai
kegiatan
Intern penjabaran rangka
berkualitas
negara
SPIP
dapat
Presiden dalam nilai Luas ada proaktif selalu
IACM
BPKP
acuan
petunjuk lanjut guna
lingkungan Untuk
juga
perbaikan hasil kegiatan
secara mutu
rinci Standar Sebagai
profesi
jelas merespon
semakin
menjadi ini untuk batasan didukung
evaluasi
baru depan
terkait
SKPI
dengan namun jenis suatu
Adapun
terwujud
ketika
dampak current
perlu efektif
atau
reviu
suplemen
kondisi
dilakukan disusunlah asistensi konsultansi
dijabarkan
standar
masa
internnya
masyarakat penjelasan
menjelaskan
komunikasi
akuntabilitas
diperlukan kedeputian menuntut
perencanaan
menggambarkan pada
auditor
Pengawalan
mewujudkan pemerintah
mempertimbangkan
Edisi 1
Tahun 2019
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
PEMANTAUAN
Suplemen
bimtek
pangan nasional kapasitasnya
pembangunan
kompeten
melaksanakan
perhatian tematik permasalahan
reviu audit
sosialisasi
memenuhi pelaksanaan ukuran memberikan terhadap
tambah
tindak kertas
mengenai kerja
pihak kredibilitas
tersebut keuangan
Dalam disusun atas
Peran menyusun
auditintern
teknis
mengemuka minimal issue
belum program
bersikap sebagai
kegiatan
Intern penjabaran rangka
berkualitas
negara
SPIP
dapat
Presiden dalam nilai Luas ada proaktif selalu
IACM
BPKP
acuan
petunjuk lanjut guna
lingkungan Untuk
juga
perbaikan hasil kegiatan
secara mutu
rinci Standar Sebagai
profesi
jelas merespon
semakin
menjadi ini untuk batasan didukung
evaluasi
baru depan
terkait
SKPI
dengan namun jenis suatu
Adapun
terwujud
ketika
dampak current
perlu efektif
atau
reviu
suplemen
kondisi
dilakukan disusunlah asistensi konsultansi
dijabarkan
standar
masa
internnya
masyarakat penjelasan
menjelaskan
komunikasi
akuntabilitas
diperlukan kedeputian menuntut
perencanaan
menggambarkan pada
auditor
Pengawalan
mewujudkan pemerintah
mempertimbangkan
Edisi 1
Tahun 2019
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
- ii -
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
A. Pengertian...................................................................... 6
B. Independensi dan Objektivitas ....................................... 10
C. Kompetensi, Kecakapan, dan Kecermatan Profesional .... 11
D. Dasar Penugasan ........................................................... 13
E. Sarana dan Prasarana.................................................... 14
F. Jangka Waktu Penugasan .............................................. 14
G. Sumber Pembiayaan ...................................................... 15
H. Tahapan Umum Penugasan ........................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai Auditor Internal Pemerintah Republik Indonesia, BPKP
mempunyai misi untuk menyelenggarakan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional guna
mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan
efektif. Pengawasan yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan
rekomendasi strategis, proses pelaksanaan pengawasan sesuai dengan
standar profesi, kegiatan dukungan secara sinergis dan terintegrasi
menghasilkan nilai tambah pada pengelolaan keuangan negara/daerah
dan pembangunan nasional.
Ruang lingkup pengawasan intern atas akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan pembangunan nasional dilakukan oleh BPKP mencakup
kegiatan:
1. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan
3. Kegiatan berdasarkan penugasan oleh presiden.
Selain hal tersebut, BPKP juga mendapatkan penugasan khusus yang
atas kegiatan yang terkait dengan maturitas SPIP dan kapabilitas APIP.
Dalam kapasitasnya sebagai auditor intern pemerintah, kredibilitas
dan nilai tambah pengawasan intern dapat terwujud ketika auditor
bersikap proaktif dan pengawasan internnya memberikan pandangan
baru dan mempertimbangkan dampak masa depan. Pengawasan BPKP
juga dilakukan untuk merespon permasalahan yang mengemuka pada
pembangunan nasional yang menjadi perhatian Presiden atau
masyarakat luas. Pengawalan akuntabilitas keuangan negara menuntut
BPKP untuk selalu proaktif dalam melakukan pengawasan terhadap
current issue yang sedang berkembang.
Peran BPKP yang efektif perlu didukung oleh auditor yang
profesional dan kompeten dengan hasil pengawasan intern yang semakin
-2-
B. Tujuan
Suplemen pemantauan disusun dengan tujuan untuk :
1. Menjadi pedoman pelaksanaan dalam penugasan pemantauan yang
dilakukan auditor BPKP;
2. Menjamin tercapainya transparansi dan keseragaman dalam proses
penugasan pemantauan yang dilakukan auditor BPKP;
3. Sebagai sarana pengendalian dan evaluasi atas kualitas pelaksanaan
kegiatan penugasan pemantauan di BPKP.
D. Hierarki SKPI
E. Sistematika Penyajian
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan antara lain tentang latar belakang, tujuan, ruang
lingkup pedoman, hierarki SKPI, dan sistematika penyajian.
Bab II Gambaran Umum
Bab ini menguraikan antara lain tentang pengertian, independensi dan
objektivitas, kompetensi, kecakapan, dan kecermatan profesional, dasar
penugasan, sarana dan prasarana, jangka waktu penugasan, sumber
pembiayaan.
Bab III Perencanaan Pemantauan
Bab ini menguraikan antara lain tentang perencanaan penugasan,
penetapan tujuan penugasan, penetapan ruang lingkup penugasan,
kegiatan perencanaan.
Bab IV Pelaksanaan Pemantauan
-5-
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Pengertian
Pemberian Keyakinan (assurance) adalah seluruh proses
penyelenggaraan kegiatan seperti audit, reviu, evaluasi, dan
pemantauan, yang bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien serta meningkatkan kualitas
informasi yang andal dan relevan untuk kepentingan pimpinan dalam
rangka mewujudkan tata kelola/kepemerintahan yang baik.
Penugasan pemberian keyakinan memberikan tingkat keyakinan
yang berbeda. Tingkat keyakinan yang diberikan bergantung pada sifat
tingkat pengumpulan bukti. Jenis laporan yang diberikan juga berbeda
untuk setiap penugasan pemberian keyakinan. Rincian karakteristik
jenis penugasan diuraikan sebagai berikut:
Pemantauan
kegiatan, atau aktivitas lainnya, maka auditor tidak boleh terlibat dalam
pengambilan keputusan atau menyetujui hal-hal yang merupakan
tanggung jawab manajemen objek penugasan/mitra kerja.
Penugasan kegiatan pemantauan untuk fungsi di mana pimpinan
APIP berpotensi memiliki konflik kepentingan maka pelaksanaan
kegiatan pemantauan tersebut harus diawasi oleh pihak lain di luar APIP
yang bersangkutan.
D. Dasar Penugasan
Dasar penugasan adalah dasar untuk melakukan pemantauan oleh
auditor. Dasar penugasan dapat bersumber dari penugasan yang
bersifat mandatory maupun permintaan. Penugasan mandatory
bersumber dari ketentuan atau peraturan yang diterbitkan pemerintah
yang memberikan kewenangan kepada BPKP untuk melakukan
penugasan pengawasan intern. Jenis penugasan ini biasanya sudah
masuk dalam PKPT BPKP.
Penugasan yang bersifat permintaan adalah penugasan yang
bersumber dari permintaan tertulis dari objek penugasan/mitra kerja
atau sering disebut bantuan kedinasan. Mekanisme dan tata cara
permintaan bantuan kedinasan tertuang dalam Peraturan BPKP Nomor
4 Tahun 2018 tentang Bantuan Kedinasan di lingkungan BPKP.
Bantuan kedinasan adalah kerja sama antara Badan dan/atau Pejabat
Pemerintahan guna kelancaran pelayanan administrasi pemerintahan di
suatu instansi pemerintah yang membutuhkan.
Secara umum mekanisme penugasan yang bersifat permintaan
(bantuan kedinasan) adalah sebagai berikut:
1. Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU)
-14-
G. Sumber Pembiayaan
Pembiayaan adalah sumber dana yang digunakan untuk membiayai
penugasan pengawasan intern oleh auditor. Biaya yang diperlukan
untuk menunjang kegiatan penugasan yang dapat berupa biaya
perjalanan dinas dan atau honorarium. Sumber pembiayaan dapat
bersumber dari intern BPKP atau mitra kerja. Pengaturan lebih lanjut
mengenai pembiayaan dari mitra kerja dapat dilihat dalam Peraturan
BPKP Nomor 4 tahun 2018 tentang Bantuan Kedinasan di lingkungan
BPKP.
BAB III
PERENCANAAN PEMANTAUAN
A. Perencanaan Penugasan
Dalam merencanakan penugasan, auditor harus
mempertimbangkan:
1. Strategi dan sasaran dari kegiatan yang sedang dilakukan
pemantauan dan mekanisme yang digunakan dalam mengendalikan
kinerjanya, risiko signifikan atas sasaran, sumber daya, dan operasi
aktivitas yang dilakukan pemantauan, dan bagaimana menurunkan
dampak risiko tersebut sampai pada tingkat yang dapat diterima;
2. Kecukupan dan efektivitas tata kelola, pengelolaan risiko dan proses
pengendalian dibandingkan dengan kerangka atau model yang
relevan, peluang untuk meningkatkan secara signifikan proses tata
kelola, pengelolaan risiko dan pengendalian.
Proses perencanaan penugasan pemantauan di BPKP terbagi
menjadi empat tahap, yaitu:
1. Penyusunan Rencana Pemantauan
Rencana Pemantauan didefinisikan sebagai daftar semua
kemungkinan pemantauan yang dapat dilakukan atas entitas‐entitas
pemantauan (monitoring units). Pendekatan yang dapat digunakan
untuk menyusun pemantauan adalah:
a. Struktur organisasi (unit instansi, satuan kerja, dan lain‐lain);
b. Proyek (pembangunan fisik, sarana prasarana, pengembangan
sistem, prosedur dan program, pengembangan produk, dan
lain‐lain);
c. Kegiatan (pelaksanaan tugas, unit usaha, fungsi, proses, dan
lain‐lain);
d. Aset (aset berbentuk fisik, kas, informasi, sumber daya
organisasi, dan lain‐lain).
-18-
Bentuk Formulir KM 1:
Bentuk Formulir KM 2:
Bentuk Formulir KM 3:
Bentuk Formulir KM 4:
-31-
Bentuk Formulir KM 5:
-33-
Bentuk formulir KM 6:
-36-
BAB IV
PELAKSANAAN PEMANTAUAN
.
Pada saat pemantauan dilakukan, pemeriksaan berdasarkan hasil
tinjauan atas prosedur yang dijalankan oleh objek pengawasan dengan
mengajukan pertanyaan dari daftar pertanyaan yang telah disiapkan.
-40-
Selain itu, anggota tim akan melakukan verifikasi dengan melihat hasil
proses implementasi prosedur dilapangan. Jika terjadi ketidaksesuaian
maka tim pemantauan akan membantu memberikan rekomendasi untuk
tindakan perbaikan dan pada akhir pekerjaan dilakukan evaluasi atas
temuan dan tindakan perbaikan yang dilakukan.
Proses ini terus berulang selama kegiatan pemantauan dan tidak pernah
berhenti karena pokok dari kegiatan pemantauan tersebut adalah
perbaikan terus menerus. Ketidaksesuaian yang ditemukan harus
didiskusikan bersama objek pengawasan sebagai wacana untuk
tindakan perbaikan terus menerus.
Auditor harus mendasarkan kesimpulan dan hasil penugasan pada
analisis dan pemantauan informasi yang tepat. Analisis data yang
dilakukan dalam pemantauan dapat dilakukan melalui pendekatan:
1. Akuntansi sistem sosial: pendekatan pemantauan untuk mengetahui
perubahan kondisi sosial yang objektif dan subjektif dari waktu ke
waktu;
2. Eksperimental sosial: pendekatan pemantauan untuk mengetahui
perubahan sosial yang terjadi dalam sebuah kelompok eksperimen
dengan cara membandingkan dengan kelompok kontrol;
3. Akuntansi sosial: pendekatan pemantauan yang berusaha untuk
mengetahui hubungan antara masukan, proses, keluaran/hasil, dan
dampak;
4. Sintesis riset dan praktek: pendekatan pemantauan yang
menerapkan kompilasi, perbandingan, dan pengujian secara
sistematis terhadap hasil-hasil dari implementasi kebijakan publik di
masa lampau.
1. Konsep Umum
a. Reviu kertas kerja pemantauan adalah suatu proses penelaahan
ulang secara cermat, kritis, dan sistematis atas catatan-catatan
yang dibuat, dikumpulkan, dan disimpan oleh auditor mengenai
prosedur pemantauan yang ditempuh, pengujian yang dilakukan,
informasi yang diperoleh, serta simpulan evaluasi yang dibuat;
b. Reviu kertas kerja pemantauan dilaksanakan untuk memenuhi
lima tujuan, yakni:
1) Menjaga mutu pelaksanaan pemantauan
Reviu kertas kertas dilakukan untuk menelaah kembali
proses pelaksanaan pemantauan, yang meliputi: perencanaan
pemantauan, prosedur pemantauan yang digunakan,
kelengkapan dokumentasi yang dikumpulkan, supervisi
kegiatan pemantauan, hingga proses pelaporan hasil
pemantauan
2) Menjaga mutu hasil pemantauan
Reviu kertas kerja dilakukan untuk menilai ketepatan,
kecermatan, dan kewajaran simpulan, temuan, dan
rekomendasi yang dibuat oleh auditor serta kelengkapan
dokumentasi pendukungnya;
3) Mengurangi risiko penugasan
Melalui proses reviu kertas kerja, ketidakcermatan dan
kesalahan dalam pelaksanaan pemantauan dapat
diminimalkan/dihindarkan;
-51-
d) Keefisienan.
2) Reviu atas Kertas Kerja Utama
Kertas kerja utama disusun mulai dari survei
pendahuluan, pengumpulan data, pelaksanaan pemantauan
rinci pada setiap segmen atau bagian, hingga ke penyelesaian
pekerjaan evaluasi. Permasalahan atau hasil pemantauan
yang akan dibahas dalam Exit Meeting dengan pihak objek
penugasan/mitra kerja biasanya dituangkan dalam suatu
Daftar Rincian Hasil Pemantauan. Daftar ini merupakan
kumpulan permasalahan yang dikutip dari berbagai kertas
kerja utama. Reviu terhadap penyajian daftar rincian hasil
pemantauan ini merupakan suatu hal yang penting.
Kelemahan dalam penyajian hasil evaluasi adalah sesuatu
yang kritis dan sering menjadikan pihak objek
penugasan/mitra kerja cenderung untuk melakukan
tindakan bertahan dan menyanggah.
Reviu atas substansi materi dalam kertas kerja utama
sangat penting, karena materi kertas kerja utama akan
menjadi bahan baku isi laporan. Reviu kertas kerja utama
dilakukan terhadap keseluruhan ikhtisar-ikhtisar di atas.
Reviu substansi materi suatu kertas kerja utama dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a) Menilai relevansi, kelengkapan, kecermatan dan
keseksamaan, kecukupan pengujian dan pembuktian,
serta kemudahan pemahaman substansi materi atas
suatu kerta kerja utama;
b) Mereviu alur pikir substansi materi ikhtisar yang
disajikan dalam kertas kerja utama sekaligus
memperhatikan konsistensi data/ informasi yang
disajikan;
c) Mereviu kertas kerja pendukung secara rinci yang menjadi
dasar pembuatan kertas kerja lkhtisar.
-63-
2) Format Formulir KM 7a
Nama Kementerian/Lembaga/Pemda Formulir KM 7 a
Nama Unit Kerja Eselon I/II
LAPORAN HARIAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN
JAM PENUGASAN KEGIATAN PENGAWASAN
Periode 1 Januari-30 Juni/1 Juli-31 Desember*
Tahun …………..
A. Identitas Auditor
1. Nama : …………………………………………………
2. NIP : …………………………………………………
3. Pangkat/Gol. Ruang : …………………………………………………
4. Jabatan : …………………………………………………
B. Catatan Penggunaan Jam Penugasan Pengawasan
1
2
Sub Jumlah Minggu ke …..
….
Sub Jumlah Minggu ke …..
…..
Sub Jumlah Bulan …..
…..
2) Format KM 7b
Nama Kementerian/Lembaga/Pemda Formulir KM 7 b
Nama Unit Kerja Eselon I/II
1
2
3
4
Jumlah
1) Tujuan Formulir KM 8
Formulir KM 8 merupakan laporan supervisi pelaksanaan
pengawasan yang digunakan untuk mencatat hasil
kunjungan supervisi yang dilakukan oleh Pengendali Teknis,
atau Pengendali Mutu. Setiap melakukan kunjungan
supervisi, Dalnis atau Daltu harus membuat atau mengisi
formulir KM 8 ini, agar efektif sebaiknya dilakukan pada saat
penugasan sedang berlangsung dan waktunya harus
disesuaikan dengan rencana sesuai Kartu Penugasan (KM 5).
Formulir KM 8 yang telah dibuat harus
diserahkan/dilaporkan kepada atasan langsung sebagai
laporan atas supervisi yang telah dilakukan serta untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan pengawasan di
lapangan. Pengendali Teknis melaporkan hasil supervisinya
kepada Pengendali Mutu, dan Pengendali Mutu melaporkan
hasil supervisinya kepada Penanggung jawab. Formulir KM 8
yang telah dibuat harus ditandatangani oleh Pejabat yang
melakukan supervisi (Pengendali Teknis atau Pengendali
Mutu).
-70-
2) Format KM 8
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Formulir KM 8
Indeks Penyelesaian
Tanggal Permasalahan/ Persetujuan
No Kertas (Uraian dan
Reviu komentar/Instruksi (Tanggal dan Paraf)
Kerja Tanggal)
....
Pengendali Teknis/Daltu,
Nama : ………………………
Tanggal : ………………………
d. Formulir KM 9
Formulir KM 9 adalah formulir yang berisi informasi tentang
Evaluasi Pemakaian Jam Penugasan.
1) Tujuan Formulir KM 9
Formulir KM 9 digunakan untuk mengevaluasi pemakaian
jam pelaksanaan pengawasan per mingguan, tetapi dibuat
secara bulanan. Evaluasi tersebut dibuat untuk setiap tahap
pengawasan, yaitu mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan
sampai dengan tahap penyelesaian pengawasan. Formulir KM
9 ini dibuat terutama untuk penugasan yang lamanya lebih
dari satu bulan, sedangkan untuk penugasan yang lamanya
kurang dari satu bulan, dibuat pada saat penugasan
berakhir. Untuk melakukan evaluasi ini data alokasi jam
pengawasan berasal dari KM 4, dan realisasi jam pengawasan
dari KM 7a, KM 7b. Jumlah anggaran jam pengawasan
maupun realisasi jam pengawasan adalah total jam
-72-
2) Format KM 9
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
UNIT ORGANISASI: ……………..
Formulir KM 9
EVALUASI PEMAKAIAN JAM PENUGASAN
Objek / Kegiatan Pengawasan :
Bulan Pengawasan :
Nomor Kartu Penugasan :
Minggu/ Bulan ke
Tahap Pengawasan Jam Auditor JUMLAH
I II III IV V
1 2 3 4 5 6 7 8
I PERSIAPAN Rencana Jam ... ... ... ... ... .......
PENGAWASAN Realisasi ... ... ... ... ... .......
Perbedaan ... ... ... ... ... .......
………………,………….. ..............,.............
Disetujui oleh Disusun oleh
Atasan
Langsung/Daltu/
Pejabat Eselon III Pengendali Teknis
e. Formulir KM 10
Formulir KM 10 adalah formulir yang berisi informasi tentang
Daftar Pengujian (Check List) untuk Ketua Tim, Dalnis, dan
Daltu.
1) Tujuan Formulir KM 10
Formulir KM 10 digunakan untuk menguji apakah kegiatan
pengawasan mulai persiapan, pelaksanaan sampai dengan
penyelesaian pengawasan telah dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan dan rencana pengawasan, telah sesuai dengan
prosedur yang seharusnya, dan telah memenuhi kelengkapan
dokumen pengawasan. Formulir KM 10 dibuat dengan tujuan
sebagai salah satu alat pengendalian dalam rangka general
review atas perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian
pengawasan untuk setiap penugasan pengawasan, apakah
secara umum telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan
pelaksanaan pengawasan sebagaimana mestinya. Dengan
diselenggarakannya Formulir KM 10 ini, maka dapat
diketahui sejauh mana pelaksanaan tanggung jawab
pengawasan dari masing-masing pejabat yang terlibat pada
organisasi pengawasan. Formulir KM 10 pertama kali
disiapkan oleh Ketua Tim kemudian menempelkan pada
konsep Laporan Hasil Pengawasan (LHP) yang disusun oleh
Ketua Tim. Bersamaan dengan proses reviu terhadap konsep
-75-
2) Format KM 10
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN FORMULIR KM 10
UNIT KERJA: ........................
DAFTAR PENGUJIAN
(CHECK LIST)
Untuk Ketua Tim, DALNIS, DALTU
KETUA
No. Urut Pertanyaan DALNIS DALTU
TIM
(1) (2) (3) (4) (5)
I PENUGASAN PERENCANAAN
A. Apakah dibuat Kartu Penugasan
B. Apakah dikembangkan Tujuan Pengawasan, Lingkup
Pekerjaan, Penaksiran Risiko
C. Apakah sudah diperoleh:
1. Misi, tujuan dan rencana organisasi
2. Informasi organisasi
3. Kertas Kerja terakhir
4. File permanen
5. Data pembanding
6. Data Anggaran
7. Literatur teknis
D. Adakah perubahan pelaksana dari rencana semula
E. Jika ada perubahan apakah sudah dibuat Memo
persetujuan dan sudah dilampirkan ke kartu
penugasan di Pengendali Mutu
F. Apakah sudah dibuat rapat koordinasi?
G. Apakah sudah dibuat ringkasannya dan telah
didistribusikan
H. Apakah sebelum dibuat program pengawasan, telah
dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan survei pendahuluan
2. Melakukan survei pendahuluan
3. Membuat ikhtisar hasil survei
-77-
KETUA
No. Urut Pertanyaan DALNIS DALTU
TIM
KETUA
No. Urut Pertanyaan DALNIS DALTU
TIM
A. RINGKASAN PIMPINAN
KETUA
No. Urut Pertanyaan DALNIS DALTU
TIM
C. FORMAT LAPORAN
Daftar isi yang menggambarkan struktur laporan dan
1.
judul yang sama dengan judul pada halaman badan.
KETUA
No. Urut Pertanyaan DALNIS DALTU
TIM
(1) (2) (3) (4) (5)
D LAIN-LAIN
1. Penyusunan telah melalui proses reviu yang memadai:
a. Pengendali Teknis
b. Pengendali Mutu
2. Distribusi laporan telah sesuai ketentuan
BAB V
KOMUNIKASI HASIL PEMANTAUAN
A. Fungsi Komunikasi
Salah satu tahapan akhir proses penugasan pemantauan adalah
komunikasi hasil pemantauan. Komunikasi hasil pemantauan berfungsi
untuk :
1. Mengomunikasikan hasil pemantauan kepada objek
penugasan/mitra kerja dan pihak lain yang berwenang berdasarkan
peraturan perundang-undangan;
2. Menghindari kesalahpahaman atas hasil pemantauan;
3. Menjadi bahan untuk melakukan tindakan perbaikan bagi objek
penugasan/mitra kerja dan instansi terkait;
4. Memudahkan pemantauan tindak lanjut untuk menentukan
pengaruh tindakan perbaikan yang semestinya telah dilakukan.
Salah satu bentuk komunikasi hasil pemantauan antara lain
penyampaian hasil sementara dan laporan. Komunikasi hasil
pemantauan harus mencakup sasaran dan ruang lingkup penugasan
pemantauan serta simpulan, saran atau rekomendasi, dan rencana aksi.
Simpulan pemantauan harus mempertimbangkan harapan objek
penugasan/mitra kerja dan para pemangku kepentingan lainnya serta
harus didukung oleh informasi yang cukup, kompeten, relevan, dan
berguna.
Sebelum penyusunan laporan pemantauan, auditor harus
memperoleh tanggapan pejabat objek penugasan/mitra kerja yang
bertanggung jawab mengenai kesimpulan, fakta, dan rekomendasi
auditor, serta perbaikan yang direncanakan sehingga dapat diperoleh
suatu laporan yang tidak hanya mengemukakan fakta dan pendapat
auditor saja, melainkan memuat pula pendapat dan rencana yang akan
dilakukan oleh pejabat yang bertanggung jawab tersebut.
Apabila tanggapan dari objek penugasan/mitra kerja bertentangan
dengan kesimpulan, fakta, dan rekomendasi dalam laporan hasil
pemantauan, dan menurut pendapat auditor tanggapan tersebut tidak
-82-
C. Pelaporan
Laporan hasil pemantauan adalah sarana mengomunikasikan hasil
pemantauan kepada pemakai laporan secara tertulis. Para pemakai
laporan mengharapkan informasi yang akurat dan objektif yang akan
digunakan dalam melaksanakan fungsi di bidangnya masing-masing.
Auditor berkewajiban menyediakan informasi yang berguna dan tepat
waktu mengenai persoalan penting serta menyarankan perbaikan.
1. Kualitas Laporan
Laporan hasil pemantauan harus mencakup kualitas sebagai
berikut :
a. Tepat Waktu
Tepat waktu berarti diterbiktan tepat pada waktunya dan
bermanfaat dengan mempertimbangkan tingkat signifikansi isu,
sehingga memungkinkan manajemen dapat melakukan tindakan
koreksi yang tepat
-87-
b. Lengkap
Lengkap berarti tidak meninggalkan hal-hal penting bagi
pengguna hasil penugasan dan telah mencakup seluruh
informasi dan observasi signifikan dan relevan untuk mendukung
kesimpulan dan rekomendasi.
c. Akurat
Akurat berarti bebas dari kesalahan dan distorsi, dan didasarkan
atas fakta.
d. Objektif
Objektif berarti adil, tidak memihak, tidak berat sebelah, dan
merupakan hasil dari pemikiran adil dan seimbang atas seluruh
fakta dan keadaan yang relevan.
e. Meyakinkan
Informasi yang disajikan harus cukup meyakinkan pengguna
laporan untuk mengakui validitas hasil pemantauan tersebut dan
manfaat penerapan rekomendasi.
f. Jelas
Jelas berarti mudah dipahami dan logis, terhindar dari
pemakaian istilah teknis yang tidak penting dan menyajikan
seluruh informasi yang signifikan dan relevan.
g. Ringkas
Ringkas berarti langsung pada masalahnya, dan menghindari
uraian yang tidak perlu, detail yang berlebihan, pengulangan,
dan terlalu panjang.
1) Bentuk Formulir KM 11
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
UNIT KERJA: .................
NO PENYELESAIAN
HAL LHP PERMASALAHAN KETERANGAN
URUT MASALAH
1 2 3 4 5
1) Bentuk Formulir KM 12
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
E. Distribusi Laporan
Auditor harus mengomunikasikan dan mendistribusikan hasil
penugasan pemantauan kepada pihak yang tepat, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengomunikasian hasil
penugasan pemantauan harus dilaksanakan tepat waktu kepada
pemberi tugas dan pihak yang berkepentingan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Namun dalam hal yang dilakukan
pemantauan merupakan rahasia negara maka untuk tujuan keamanan
atau dilarang disampaikan kepada pihak-pihak tertentu atas dasar
ketentuan peraturan perundang-undangan, auditor dapat membatasi
pendistribusian hasil pemantauan. Apabila suatu pemantauan
dihentikan sebelum berakhir, tetapi auditor tidak mengeluarkan laporan
hasil pemantauan, maka auditor harus membuat catatan yang
mengikhtisarkan hasil pemantauannya sampai tanggal penghentian dan
menjelaskan alasan penghentian pemantauan tersebut. Auditor juga
harus mengomunikasikan secara tertulis alasan penghentian
pemantauan tersebut kepada objek penugasan/mitra kerja dan pejabat
lain yang berwenang.
Bagi auditor, indikator kinerja output dari penugasan pemantauan
adalah terdistribusikannya laporan hasil pemantauan secara tepat
kepada pihak-pihak yang berkompeten dalam menindak lanjuti hasil
pemantauan. Hal yang paling utama bagi auditor adala tercapainya
outcome hasil penugasan pemantauan yaitu terlaksananya tindak lanjut
hasil pemantauan sesuai dengan rekomendasi atau saran yang telah
diungkapkan dalam laporan hasil pemantauan
-94-
BAB VI
Catatan Status
01 telah ditindak lanjuti
02 sedang dalam proses
03 tidak dapat ditindak lanjuti
-101-
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Kepala BPKP Nomor 1240 Tahun 2010 Tentang Formulir Kendali
Mutu
Setkab.go.id