Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA TEMPOROMANDIBULAR DISORDER

Anamnesis Umum

Nama : Tn. Danu

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 32 tahun

Pekerjaan : Atlet Tinju

Hobi : Bernyanyi

C : Chief of complaint

Pasien datang dengan keluhan utama nyeri rahang dan kesulitan membuka mulut.

H : History Taking

• pasien ini adalah seorang pria yang berprofesi sebagai atlet tinju berusia 32 tahun yang
telah berlatih tinju secara intensif selama 9 tahun terakhir. Dia mulai mengalami nyeri
pada rahang dan kesulitan membuka mulut. Keluhan ini terutama muncul selama dan
setelah sesi latihan tinju.
• Pasien mengeluhkan bahwa sekitar 6 bulan yang lalu, dia mulai merasakan nyeri pada
rahang kanan saat mengunyah makanan keras atau mencoba membuka mulut lebar. Nyeri
ini semakin sering dan lebih intens dalam beberapa minggu terakhir. Pasien juga
melaporkan kesulitan membuka mulut lebih dari 2 cm.
• Selain nyeri rahang, pasien ini juga melaporkan sakit kepala yang seringkali muncul di
sekitar pelipis dan leher bagian belakang
• Pasien tidak memiliki riwayat medis yang signifikan terkait TMD atau cedera rahang.
Selama karier tinjunya, dia pernah mengalami beberapa cedera ringan di area wajah dan
rahang, tetapi tidak pernah mendapatkan perawatan yang mendalam.

A: Assymetric

1. Inspeksi Statis
• mulut sedikit miring ke sisi kanan
• Cemas
2. Inspeksi Dinamis
• saat pasien membuka mulut, rahangnya bergeser sedikit ke sisi kanan sebelum
kembali ke posisi tengah.
3. Palpasi
• Suhu (Normal)
• Nyeri tekanan pada sendi rahang kanan
4. PFGD
• Ekstensi Rahang /membuka mulut : 20 mm
• Fleksi Rahang / menutup mulut : Full ROM
• pergerakan lateral rahang 10 derajat ke kanan

R: Restriktif

1. Limitasi ROM : Ektensi Rahang, pergerakan lateral rahang


2. Limitasi ADL : Bathing, Eating
3. Limitasi Pekerjaan : mengalami kesulitan saat bertanding, membatasi Kinerja
pekerjaan dan kenyamanan selama bekerja.
4. Limitasi Rekreasi : belum bisa untuk bernyanyi

T : Tissue impairment and pysichogenic prediction

1. Psikogen : Kecemasan, Depresi dan stress pertandingan


2. Neurogen : pasien mungkin mengalami nyeri neuropatik yang
terkait dengan TMD, di mana saraf-saraf yang terlibat
dalam rahang mengalami iritasi atau kompresi. Ini
dapat menyebabkan sensasi nyeri yang menjalar ke
area wajah dan kepala.
3. Muskulotendinogen : a. Spasme otot masseter, Temporalis dan Pterygoid
Lateral
b. Disfungsi otot Pterygoid Medial dan Mylohyoid
4. Osteoarthrogen : a. peradangan pada sendi temporomandibular
b. keterbatasan dalam rentang gerakan rahang
S : Spesific test

1. Tekanan Darah : 110/80 mmHg


2. Denyut Nadi : 88 x/ menit
3. Vas
Nyeri diam :0
Nyeri tekan :2
Nyeri gerak :3
4. MMT
OTOT FUNGSI NILAI
M. Masseter mengunyah makanan Kanan : 3 Kiri : 4
M. Temporalis Membuka mulut Kanan : 3 Kiri : 4
M. Lateral Pterygoid Membuka mulut Kanan : 2 Kiri : 2
M. Sternokleidomastoideus fleksi leher 4
M. Splenius Kapitis Ekstensi leher 3
M. Scalenus Gerakan rahang 4
Hasil pemeriksaan MMT tersebut menunjukkan bahwa pasien dengan TMD
mengalami kelemahan otot pada sisi kanan rahang dan otot ekstensi leher
5. HRSA

Interpretasi pada pasien ini mendapatkan

Skor : 14 (kecemasan ringan)

6. Gait Analysia
7. ROM
Ekstensi Rahang /membuka mulut : 20 mm
Fleksi Rahang / menutup mulut : Full ROM
8. Muscle Length Test : ketegangan pada M.Masseter dan
M.Sternokleidomastoideus
9. Pemeriksaan penunjang : foto radiologi
Diagnosis Fisioterapi

Myofascial Pain Syndrome (Sindrom Nyeri Miofasial) pada Otot-otot Rahang


terutama pada otot-otot masseter dan temporalis yang menyebabkan nyeri yang berulang
di daerah rahang Nyeri ini disebabkan oleh ketegangan berlebih dan pembentukan trigger
points (titik pemicu) dalam otot-otot tersebut, keterbatasan dalam rentang gerakan
rahang, terutama dalam membuka mulut secara maksimal, yang dapat membatasi
kemampuan untuk mengunyah dan berbicara dengan nyaman. Gangguan fungsional ADL
(Bathing, Eating)

B. Problem, Planning, dan Program Fisioterapi

Adapun Problem, Planning dan Program Fisioterapi yang dapat diuraikan berdasarkan
hasil proses pengukuran dan pemeriksaan tersebut, yaitu

1. Problem :
• Primer : Myofascial Pain Syndrome (Sindrom Nyeri Miofasial)
ketegangan berlebih dalam otot-otot rahang
• Sekunder : Cemas, Pengurangan Rentang Gerakan Rahang
• Kompleks : ADL (Bathing, Eating) dan rekreasi (bernyanyi)
2. Planning :
• Tujuan jangka panjang
Penguatan Otot Rahang, Perbaikan Teknik Tinju, mengelola stress, pencegahan
jangka panjang untuk mencegah kekambuhan.
• Tujuan jangka pendek
Pengurangan Nyeri dan Peradangan, Latihan Pernapasan dan Relaksasi, Latihan
Otot Rahang, Meningkatkan pemahaman atlet tentang TMD.
3. Program Intervensi :
No Problem Modalitas Terpilih Dosis
1. Cemas Komunikasi Terpeutik F : 1x/hari
I : pasien focus
T : pendekatan intrapersonal
T : 5 menit
2. Nyeri rahang Manual Therapy F : 1x/hari
I : 15x rep
T : Mobilisasi TMJ & Peregangan
otot otot rahang dan leher.
T : 10 menit
3. Ketegangan Stretching Exercises F : 1x/hari
otot I : 8 hit, 5 rep
T : Latihan peregangan statis
T : 5 menit
4. Limitasi ROM ROM Exercise F : 1x/hari
I : 10 hit, 5 rep
T : AROM Exercise
T : 5 menit
5. Limitasi ADL ADL Exercise F : 1x/hari
I : 10 hit, 5 rep
T : Latihan pergerakan rahang yang
sesuai dengan aktivitas sehari-hari
T : 10 menit
6 Disfungsi otot Manual Therapy F : 1x/hari
I : 15 rep
T : Manipulasi pada otot TMJ
T : 5 menit

A. Evaluasi dan Modifikasi


Adapun hasil evaluasi dan modifikasi terhadap program fisioterapi yang telah
diberikan pada pada pasien sebagai berikut :
1. Evaluasi
No Problem Sebelum Intervensi Setelah 6 kali intervensi
1. Limitasi ROM 20mm 35mm
2. Nyeri (VAS) Nyeri diam = 0 Nyeri diam = 0
Nyeri tekan = 2 Nyeri tekan = 1
Nyeri gerak = 3 Nyeri gerak = 2

2. Modifikasi
Mengikuti perubahan patofisiolog dan hasil evaluasi limitasi ROM dan nilai VAS,
sehingga dengan latihan derajat di tingkatkan dan memberikan program FT yang
dapat dilakukan sendiri dengan level ringan.
3. Home Program
Adapun home program yang diapat dilakukan yaitu :
• Pasien dianjurkan untuk menghindari perilaku buruk yang dapat
memperburuk TMD
• Pasien dianjurkan untuk mempelajari tentang postur yang benar untuk kepala
dan leher.
• Pasien dianjurkan Latihan postur sepanjang hari, termasuk di tempat kerja dan
saat tidur.
• Pasien dianjurka menggunakan bantal yang mendukung untuk tidur.
• Edukasi tentang pengelolaan stres dan cara menghindari menggertak gigi saat
stres.

Anda mungkin juga menyukai