Anda di halaman 1dari 26

2.

1 Manajemen Fisioterapi Metode CHARTS


Manajemen Fisioterapi Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
A. Anamnesis Umum
Nama : Tn. S
Usia : 42 tahun
Pekerjaan : Penjual Bakso
Hobi : Jogging
Alamat : Tidung
Vital Sign
- Tekanan Darah : 140/80 mmHg
- Pernapasan : 20 kali per menit
- Denyut Nadi : 83 kali per menit
- Suhu : 36˚C

B. Chief of Complain
Nyeri punggung bawah menjalar sampai ke paha.

C. History Taking
Pasien merasakan nyeri sejak 4 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan
hilang timbul, nyeri bertambah saat berdiri lama, berjalan, jongkok dan
membungkuk. Pasien awalnya juga sulit saat berpindah posisi dari duduk
ke berdiri dan saat melakukan sholat gerakannya terganggu akibat nyeri
yang dirasakan. Pasien sering mengangkat beban berat yakni gerobak
bakso yang dipindahkan ke atas motor. Pasien sudah ke dokter dan
diberikan obat anti nyeri. Pasien juga sudah melakukan foto radiologi.
Pasien merasa cemas dan khawatir terhadap penyakitnya karena
mengganggu aktivitas sehari-harinya terutama pekerjaannya. Pasien tidak
memiliki riwayat diabetes, maupun kolesterol, namun memiliki riwayat
hipertensi. Selain itu, tidak ada keluhan lain.

D. Asymmetric
1. Inspeksi Statis:
a) Anterior : raut wajah pasien tampak cemas, simetris pada SIAS,
patella.
b) Lateral: kurva thorakal kifosis
c) Posterior : Hiperlordosis pada vertebra lumbal.
2. Inspeksi Dinamis: Pasien berjalan agak bungkuk dan pincang
3. Palpasi
a) Suhu : normal
b) Oedem : -
c) Kontur kulit : normal
d) Tenderness : m. piriformis dan m. erector spine
4. PFGD (Pengukuran Fungsi Gerak Dasar)
Regi Gerakan Dextra Sinistra
o
Aktif Pasif TIMT Aktif Pasif TIMT

Fleksi Terbatas Terbatas Mampu, Full Full MMT


, nyeri , nyeri nyeri ROM ROM

Ekstensi Full Full MMT Full Full MMT


ROM ROM ROM ROM

Abduksi Full Full MMT Full Full MMT


ROM ROM ROM ROM
Hip
Adduksi Full Full MMT Full Full MMT
ROM ROM ROM ROM

Eksorotasi Terbatas Terbatas MMT Full Full MMT


, nyeri , nyeri ROM ROM

Endorotasi Terbatas Terbatas MMT Full Full MMT


, nyeri , nyeri ROM ROM

Regio Gerakan Aktif Pasif TIMT


Fleksi Terbatas, Terbatas, Mampu, nyeri
nyeri Nyeri

Ekstensi Full ROM Full ROM MMT

Lateral fleksi Full ROM Full ROM MMT

Lumbal dextra

Lateral fleksi Full ROM Full ROM MMT


sinistra

Rotasi dextra Full ROM Full ROM MMT

Rotasi sinistra Full ROM Full ROM MMT

E. Restrictive
1. Limitasi ROM : terbatas pada gerakan fleksi, eksorotasi dan
endorotasi pada regio hip dan fleksi pada regio lumbal
2. Limitasi ADL : Walking
3. Limitasi Pekerjaan : Terbatas
4. Limitasi rekreasi: Sulit melakukan jogging

F. Tissue Impairtment and Phsychogenic Prediction


1. Musculotendinogen: spasme m. piriformis, m. erector spine, dan m.
quadratus lumborum, weakness m.quadriceps femoris.
2. Osteorthrogen: extrusion L3- L4, protrusio L5-S1, canalis stenosis
L4- L5
3. Neurogen: N. Ischiadicus
4. Psikogen: cemas

G. Spesific Test
1. VAS (Visual Analog Scale)
Pemeriksaan nyeri pada regio lumbal terhadap pasien menggunakan
Visual Analog Scale (VAS) dengan hasil dan interpretasi sebagai
berikut:
Pemeriksaan Hasil Interpreta
si
Nyeri Diam 0 Tidak nyeri
Nyeri Tekan 6 Nyeri
sedang
Nyeri Gerak 3 Nyeri
Ringan
Kriteria Penilain (Rumus Bourjone):
0 : Tidak Nyeri
1-4 : Nyeri Ringan
4-6 : Nyeri Sedang
7-9 : Nyeri Berat
10 : Nyeri Sangat Berat

2. MMT (Manual Muscle Test)


Gerakan Skor Interpretasi

Fleksi Hip 4 Ada gerakan, mampu melawan


tahanan minimal

Ekstensi Hip 5 Ada gerakan, mampu melawan


tahanan penuh

Abduksi Hip 4 Ada gerakan, mampu melawan


tahanan minimal

Adduksi Hip 5 Ada gerakan, mampu melawan


tahanan penuh

Kriteria Penilaian:
Nilai 0 = Tidak ada kontraksi sama sekali
Nilai 1 = Ada kontraksi, tetapi tidak ada gerakan
Nilai 2 = Ada gerakan, tetapi belum mampu melawan gravitasi
Nilai 3 = Ada gerakan, mampu melawan gravitasi
Nilai 4 = Ada gerakan, mampu melawan tahanan minimal
Nilai 5 = Ada Gerakan, mampu melawan tahanan penuh
3. Tes ROM
Sendi ROM
4. Tes Hip Dextra S = 15° - 0° - 80°
F = 20° - 0° - 30°
R = 30° - 0° - 30°
Hip Sinistra S = 20° - 0° - 120°
F = 25° - 0° - 40°
R = 30° - 0° - 30°
ADL/ODI (Oswestry Disability Index)
No Item yang
Skor Nilai
. dinilai

1. Intensitas nyeri -Saya tidak merasakan sakit saat ini


(0)

-Rasa sakitnya sangat ringan saat ini


(1)

-Rasa sakitnya sedang saat ini (2)


3
-Rasa sakitnya cukup parah saat ini (3)

-Rasa sakitnya sangat parah saat ini


(4)

-Rasa sakitnya adalah yang terburuk


yang bisa dibayangkan saat ini (5)

2. Perawatan diri -Saya dapat merawat diri saya secara 2 1


normal tanpa menimbulkan rasa sakit
tambahan (0)
-Saya bisa merawat diri saya sendiri
secara normal tetapi itu menyebabkan
rasa sakit ekstra (1)

-Sangat menyakitkan untuk menjaga


diri sendiri dan saya lambat dan hati-
hati (2)

-Saya butuh bantuan tetapi mengelola


sebagian besar perawatan pribadi
saya(3)

-Saya membutuhkan bantuan setiap


hari dalam sebagian besar aspek
perawatan diri (4)

-Saya tidak berpakaian, saya mencuci


dengan susah payah dan tetap di
tempat tidur (5)

3. Mengangkat -Saya bisa mengangkat beban berat 3


benda tanpa rasa sakit ekstra (0)

-Saya bisa mengangkat beban berat


tetapi memberikan rasa sakit ekstra (1)

-Rasa sakit mencegah saya


mengangkat beban berat dari lantai,
tetapi saya dapat mengaturnya jika
ditempatkan dengan nyaman, mis, di
atas meja (2)

-Rasa sakit mencegah saya


mengangkat beban berat, tetapi saya
dapat menangani beban ringan hingga
sedang jika ditempatkan dengan
nyaman (3)

-Saya bisa mengangkat beban yang


sangat ringan (4)

-Saya tidak bisa mengangkat atau


membawa apa pun (5)

4. Berjalan -Nyeri tidak menghalangi saya


berjalan sejauh apapun (0)

-Nyeri mencegah saya berjalan lebih


dari 2 mil (1)

-Nyeri mencegah saya berjalan lebih


dari 1 mil (2)
2
-Rasa sakit mencegah saya berjalan
lebih dari 100 yard (3)

-Hanya bisa berjalan menggunakan


tongkat atau kruk (4)

-Saya lebih sering berada di


tempat tidur (5)

5. Duduk -Saya bisa duduk di kursi mana saja 3


selama saya suka(0)

-Saya hanya bisa duduk di kursi


favorit saya (1)

-Saya suka Sakit mencegah saya


duduk lebih dari satu jam (2)

-Nyeri mencegah saya duduk lebih


dari 30 menit (3)

-Nyeri membuat saya tidak bisa duduk


lebih dari 10 menit(4)

-Rasa sakit mencegah saya untuk


duduk sama sekali (5)

6. Berdiri -Saya bisa berdiri selama yang saya


inginkan tanpa rasa sakit tambahan (0)

-Saya bisa berdiri selama yang saya


inginkan tetapi itu memberi saya rasa
sakit ekstra (1)

-Nyeri menghalangi saya untuk berdiri


lebih dari 1 jam (2) 1

-Nyeri membuat saya tidak bisa berdiri


lebih dari 30 menit (3)

-Nyeri mencegah saya berdiri lebih


dari 10 menit (4)

-Rasa sakit menghalangi saya untuk


berdiri sama sekali (5)

7. Tidur -Tidur saya tidak pernah terganggu 1


oleh rasa sakit (0)

-Tidur saya kadang-kadang terganggu


oleh rasa sakit (1)

-Karena sakit Saya tidur kurang dari 6


jam (2)

-Karena sakit Saya tidur kurang dari 4


jam (3)

-Karena sakit Saya tidur kurang dari 2


jam (4)
-Rasa sakit membuat saya tidak bisa
tidur sama sekali (5)

8. Kehidupan -Aktivitas olahraga saya normal dan


sosial tidak menyebabkan rasa sakit
tambahan (0)

- Aktivitas olahraga saya normal tetapi


menyebabkan rasa sakit ekstra (1)

- Aktivitas olahraga saya hampir


normal tetapi sangat menyakitkan (2) 3

- Aktivitas olahraga saya sangat


dibatasi oleh rasa sakit (3)

- Aktivitas olahraga saya hampir tidak


ada karena rasa sakit (4)

-Rasa sakit mencegah Aktivitas


olahraga sama sekali (5)

9. Rekreasi -Nyeri tidak menghalangi saya 3


berpergian sejauh apapun (0)

-Nyeri mencegah saya berpergian


lebih dari 1 mil (1)

-Nyeri mencegah saya berpergian


lebih dari 2 mil (2)

-Rasa sakit mencegah saya berpergian


lebih dari 100 yard (3)

-Hanya bisa berjalan menggunakan


tongkat atau kruk (4)

-Saya lebih sering berada di


tempat tidur (5)

Persentase 23%

Interpretasi:

● Skor 0-20%(Kategori= Minimal disability)

Kemampuan kegiatan = Pasien dapat menjalankan hampir


semua aktivitas sehari-hari dan tidak memerlukan tindakan
pengobatan hanya anjuran bagaimana cara mengangkat, posisi
duduk, latihan, dan diet.

● Skor 21-40% (Kategori= Moderate Disability)

Kemampuan kegiatan = Pasien merasa sakit dan kesulitan


dengan duduk, mengangkat. dan berdiri. Mereka mungkin
tidak bekerja. Perawatan pribadi, aktivitas seksual dan tidur
yang tidak terlalu berpengaruh dan biasanya dapat dikelola
dengan konservatif.

● Skor 41-60% (Kategori= Severe Disability)

Kemampuan kegiatan = Pasien mengalami nyeri sebagai


keluhan utama pada aktivitas sehari-hari, sehingga
memerlukan pemeriksaan lanjut.

● Skor 61-80% (Kategori= Crippled)

Kemampuan kegiatan = Sakit punggung ini membebani pada


semua aspek kehidupan pasien sehingga memerlukan
intervensi positif.

● Skor 81-100% (Kategori= Bed Bound)


Kemampuan kegiatan = Pasien ini baik tidur-terikat atau
melebih-lebihkan gejala mereka, sehingga memerlukan
perawatan dan pengawasan khusus selarna pengobatan.
5. Tes Sensorik
- Test Tajam tumpul : DBN
- Test raba kasar & halus : DBN
- Panas dingin : DBN
6. Tes Motorik
Pemeriksaan motorik meliputi evaluasi massa otot, tonus dan
kekuatan. Hal ini juga mencakup penilaian posisi tubuh, koordinasi,
dan adanya gerakan tak sadar.
7. Lasseque Test/Straight Leg Test
Hasil : (+)

Prosedur pemeriksaan: Pasien berbaring terlentang di atas meja


dengan kedua kaki dan panggul sejajar dengan meja. Pemeriksa
mengangkat satu kaki (fleksi sendi panggul) perlahan dari 0°-70°
sementara kaki dan panggul yang lain tetap sejajar dengan meja.
Positive test : Timbul nyeri atau mati rasa menjalar ke kaki ketika
sudut dalam rentang 30°-60°; sesuai dengan gangguan (iritasi) saraf
iskiadika (L5 atau S1) pada nyeri pinggang. Nyeri punggung yang
tidak menjalar/ nyeri bokong / nyeri panggul bukan hasil positif.
8. Bragart Test
Hasil : (+)
Prosedur pemeriksaan : Turunkan kaki sedikit dibawah titik ketika
dirasakan rasa nyeri menjalar dan secara cepat dorsofleksikan telapak
kaki.
Positive test : timbul nyeri atau mati rasa menjalar ke kaki (nyeri
radikular) ketika sudut <60°.
9. Siccard Test
Hasil : (+)

Prosedur pemeriksa : Turunkan kaki sedikit dibawah titik ketika


dirasakan rasa nyeri menjalar dan secara cepat dorsofleksikan ibu jari
kaki.
Positive test : Timbul nyeri atau mati rasa menjalar ke kaki (nyeri
radikular) ketika sudut <60°.
10. Neri Test
Hasil : (+)
Prosedur pemeriksaan : Posisi pasien tidur terlentang dan gerakanya
sama dengan tes lasegue dengan ditambahkan fleksi leher dan dorsi
fleksi biasanya dilakukan pada 40° – 60°.
Positive test : apabila nyeri dirasakan disepanjang
distribusi n.ischiadicus.
11. Patrict Test
Hasil : (-)

Prosedur pemeriksaan : Pasien berbaring terlentang dengan tumit


ipsilateral pada lutut kontralateral, pasien menempatkan satu kaki
untuk membentuk angka empat (4). Pada posisi awal, panggul yang
diuji dalam posisi fleksi, abduksi, dan rotasi eksternal. Pemeriksa
menekan ke bawah bagian tengah lutut tungkai yang diuji untuk
memperluas panggul sambil menstabilkan panggul kontralateral.
Positive test : Timbul nyeri di sendi sakroiliaka kontralateral atau
pangkal paha/panggul ipsilateral, sesuai dengan gangguan sendi
sakroiliaka ketika nyeri di sekitar sendi sakroiliaka; gangguan panggul
ketika nyeri di pangkal paha.
Catatan : FABERE merupakan singkatan dari fleksi, abduksi, rotasi
eksternal, dan ekstensi
12. Kontra Patrict Test
Hasil : (-)
Prosedur pemeriksaan : Pasien berbaring terlentang dengan tungkai
ditekukkan 90° pada sendi lutut dan panggul, tungkai dirotasikan ke
dalam hingga melewati paha tungkai sebelahnya. Pemeriksa menekan
tungkai yang tertekuk ke arah bawah.
Positive test : Timbul nyeri di sendi sakroiliaka kontralateral atau
pangkal paha/panggul ipsilateral, sesuai dengan gangguan sendi
sakroiliaka ketika nyeri di sekitar sendi sakroiliaka; gangguan panggul
ketika nyeri di pangkal paha.
Catatan : FADIRE merupakan singkatan dari fleksi, adduksi, rotasi
internal, dan ekstensi.
13. Reverse Lasseque Test
Hasil : (+)

Prosedur pemeriksaan : Pemeriksa minta pasiennya untuk berbaring


telungkup lalu sendi panggulnya di hiperekstensikan.
Positive test : Jika timbul nyeri radikular (menjalar).
14. Manuver Valsava Test
Hasil : (+)

Prosedur pemeriksaan : Minta pasien menutup mulut dan hidung


secara bergantian kemudian meniup sekuat-kuatnya.
Positive test : Timbul nyeri radikular (menjalar).

15. Segmental Insability Test


Hasil : (+)

Tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi instability pada lumbar


spine posterior.
Prosedur pemeriksaan : Pasien tengkurap dengan posisi tubuh diatas
bed dan kedua tungkai diatas lantai, fisioterapis meletakkan kedua
tangan ditas area lower lumbal, selanjutnya fisioterapis menekan
aspek posterior lumbal dengan posisi pasien rest, lalu
menginstruksikan pasien mengangkat kedua tungkai dari lantai,
sementara fisioterapis kembali mengaplikasikan tekanan pada
posterior lumbal spine
Positive test : Jika nyeri timbul hanya pada posisi rest karena aksi otot
berfungsi sebagai instability.
16. Illiac Comprest Test
Hasil : (+)

Tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi lesi sacroilliac atau sprain


pada ligamen sacroilliac posterior.
Prosedur pemeriksaan : Posisi pasien tidur miring dengan posisi kedua
knee difleksikan dan rileks, fisioterapis meletakkan kedua tangan
diatas crista illiaca pasien. Fisioterapis selanjutnya mengaplikasikan
tekanan kearah bed. Manuver ini menyebabkan penekanan diatas
sacrum pasien.
Positive tes : Adanya perasaan peningkatan tekanan pada sacroiliaca
joint.
17. Sacral Trust Test
Hasil : (+)
Tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi patologi pada sacroilliac
joint.
Prosedur prosedur : Pasien tengkurap dengan posisi kedua tungkai
rileks, fisioterapis meletakkan kedua tangan pada basis apex sacrum
pasien. Fisioterapis selanjutnya mengaplikasikan tekanan pada apex
sacrum pasien, menyebabkan shear pada sacrum terhadap illium.
Positive test : Jika timbul nyeri diatas sacroiliac joint, tes
menyebabkan sebuah rotational shift pada sacroiliac joint.
18. Gillets Test
Hasil : (+)

Tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi sacroiliac hypomobile


atau blocked.
Prosedur pemeriksaan : Posisi pasien berdiri, fisioterapis meletakkan
kedua ibu jari masingmasing pada SIPS pasien, fisioterapis lalu
meminta pasien untuk berdiri pada satu tungkai dengan mengangkat
tungkainya kearah dada. Pada saat bersamaan ini menyebabkan
sacrum berotasi ke posterior. Lakukan secara bergantian. Pada sisi
normal, tes pada SIPS bergerak kebawah atau inferior.
Positive test : Jika sacroiliac joint pada sisi knee yang difleksikan
bergerak minim atau naik.
19. Piedalls Sign Test
Hasil : (+)

Tes ini bertujuan untuk mengindikasikan abnormaliti sacroiliac


joint dalam gerakan torsion.
Prosedur pemeriksaan : Pasien berdiri atau duduk pada permukaan
bed yang datar dan keras. Fisioterapis meletakkan kedua ibu jari
masing-masing pada kedua SIPS pasien, fisioterapis selanjutnya
membandingkan tinggi kedua SIPS pasien (jika salah satu SIPS,
biasanya pada sisi nyeri lebih rendah dari yang satunya), lalu
menginstruksikan pasien untuk fleksi lumbal, kemudian bandingkan
tinggi kedua SIPS pasien.
Positive test : Jika SIPS yang lebih rendah menjadi lebih tinggi
daibandingkan yang satunya pada saat fleksi lumbal.
20. Gaenslens Test
Hasil : (+)

Tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi lesi sacroiliac jint ipsilateral,


hip patologi atau lesi akar saraf L-4.
Prosedur pemeriksaan : Pasien terlentang dengan satu tungkai
hiperekstensi hip (pada tungkai yang di tes), sementara tungkai pasien
satunya difleksikan dengan menahan knee melawan dada, fisioterapis
meletakkan satu tangan untuk menstabilisasi pelvis pasien diatas SIAS
dan tangan satunya menambah ekstensi hip pasien dengan menekan
kearah lantai.
Positive test : menimbulkan nyeri.
21. Fair Test
Hasil : (+)

Tes ini bertujuan untuk mendeteksi iritasi nervus sciatic akibat


syndrome piriformis.
Prosedur pemeriksaan : Posisi pasien terlentang, Fisioterapis
meletakkan kedua tangan diatas knee pasien, masing-masing pada sisi
medial dan lateral knee untuk menyiapkan stabilisasi. Fisioterapis
selanjutnya secara pasif menggerakkan tungkai pasien kearah fleksi
hip 90°, endorotasi, adduksi dan fleksi knee 90°.
Positive test : Nyeri pada area gluteal/sciatic akibat syndrome
piriformis. Nyeri yang terjadi dibagian dalam anterior paha akibat
femoral acetabular impingement.
22. Modified Ober Test
Hasil : (-)
Tes ini bertujuan untuk menilai ekstensibilitas iliotibial band dan
tensor fascia latae.
Prosedur pemeriksaan : Posisi pasien side lying, satu tangan
fisioterapis menyanggah sisi medial tungkai bawah pasien dan tangan
satunya menstabilkan pelvic pasien, selanjutnya secara pasif
menggerakkan tungkai pasien kearah ekstensi dan abduksi hip dengan
knee ekstensi. Kemudian secara perlahan menghilangkan sanggahan
pada tungkai bawa pasien dan mengamati, jika ada kontraktur maka
tungkai tetap abduksi dan tidak jatuhdi bed.
Positive test : Nyeri pada lateral hip dan/atau berkurangnya range
gerakan, normal range adduksi hip dalam posisi modified ober’s test
adalah 10° dari posisi netral dan
ketidakmampuan mencapai range ini dianggap abnormal.

H. Diagnosis Fisioterapi
“Gangguan Gerak dan Aktivitas Fungsional Lumbal Berupa Nyeri,
Spasme Otot dan Gangguan ADL (Walking) e.c HNP Sejak 4 Bulan yang
Lalu”

I. Problem Fisioterapi
1. Problem primer : Spasme m. piriformis dan m. erector spine
2. Problem sekunder : Kecemasan, nyeri, weakness m. quadriceps
femoris, nerve entrapment n. ischiadicus, gangguan postur.
3. Problem kompleks : Gangguan ADL walking, transfer, jogging.

J. Tujuan Fisioterapi
1. Tujuan jangka pendek
- Mengurangi spasme otot
- Menurunkan kecemasan
- Mengurangi nyeri
- Meningkatkan kekuatan otot
- Memperbaiki postur
2. Tujuan jangka panjang
- Mengembalikan fungsional ADL

K. Intervensi Fisioterapi
No Problem Modalitas Dosis
1. Kecemasan Komunikasi F : 1 kali/ hari
Terapeutik
I : Pasien Fokus
T: Interperso Approach
T : Selama Terapi
2. Metabolic Electrotherapy (SWD) F : 3 kali /minggu
Stress
I: 60-70% IEM
Reaction
T : Lokal
T : 8 menit
3 Nyeri TENS F : 2 kali /minggu
I : 60 Hz
T : Kontak langsung
T : 10 menit
4 Spasme m. Back Exercise F : 3 kali /minggu
Piriformis
I : 15 hitungan, 6x repetisi
T : Back exc.
T : 2 menit
Manual Therapy F : 3 kali /minggu
I : 3 set, 3 kali repetisi
T : NMT (Friction)
T : 2 menit
5 Spasme m. Connective tissue F : 3 kali /minggu
erector spine therapy
I : 8 hitungan, 3x repetisi
T : Connective Tissue Release,
paraverteb massage
T : 3 menit
6 Weakness Mc.Kenzie Exercise F : 3 kali /minggu
m.Quadriceps
I : 8 hitungan, 10x repetisi
Dextra
T : Mc.Kenzie Exercise
T : 2 menit
7 Gangguan Exercise Exercise F : 3 kali /minggu
Postur therapy
I : 8 hitungan, 6x repetisi
T : Bugnet exc, Bent knee cross-
body stretch,
T : 2 menit
8 Stabilitas Exercise Exercise F : 3 kali /minggu
Lumbal Therapy
I : 8 hitungan, 6x repetisi
T : Core Stability Exc.,
strengthening exc, Single and
double knee to chest, Bent knee
cross-body stretch
T : 3 menit

L. Modalitas Fisioterapi
1. IRR (Infra Red)
a. Persiapan alat: Pastikan alat dalam kondisi baik, cel kabel serta cek
lampu.
b. Posisi pasien: Tidur tengkurap senyaman mungkin.
c. Posisi Fisioterapi: Berdiri disamping pasien.
d. Pelaksanaan terapi: Terapi dilakukan dengan membebaskan dari
pakaian pada area yang akan diterapi, kemudian dilakukan
pengecekan sensabilitas pasien pada area yang akan diterapi dan
pastikan daerah yang akan diterapi terbebas dari kontra indikasi,
Jelaskan kepada pasien rasa yang dihasilkan dari alat tersebut
adalah hangat. Pastikan cahaya yang dihasilkan mengenai daerah
yang akan diterapi dengan jarak 35 cm dengan waktu 15 menit.
Selalu tanyakan keadaan pasien terlalu panas / tidak, setelah selesai
cabut stop kontak, rapikan alat dan kembalikan ketempat semula.

2. TENS
a. Persiapan alat: Pastikan alat dalam keadaan baik perhatikan
pemasangan kabel, mempersiapkan ped elektroda.
b. Persiapan pasien: Posisi pasien tidur tengkurap senyaman
mungkin, jelaskan kepada pasien tentang terap yang akan
dilakukan meliputi nama terapi dan rasa yang dihasilkan pada alat
tersebut.
c. Posisi Fisioterapi: disamping pasien
d. Pelaksanaan terapi: Sebelum melakukan terapi cek sensabilitas
pasien dan pastikan pasien terbebas dari dari kontraindikasi.
Pelaksanaan terapi pasang elektroda pada titik nyeri, atur
frekwensi 100 Hz, arus Continuos, waktunya 15 menit dan
intensitas 28 mA (tergantung pada toleransi pasien). Setelah
selesai matikan alat, lepaskan elektroda, dan kembalikan ketempat
semula.

M. Program Latihan
Metode Mc. Kenzie
Metode Mc. Kenzie yang dikenal juga sebagai Mechanical Diagnosis
and Treatment (MDT) adalah terapi latihan aktif yang menggunakan
gerakan berulang atau posisi-posisi tertentu yang dapat diajarkan dengan
tujuan mengurangi nyeri, disabilitas dan meningkatkan mobilitas tulang
belakang (McKenzie, 2011). Lebih lanjut, McKenzie menjelaskan dalam
bukunya terapi dasar pemikiran dalam membuat latihan McKenzie adalah
bahwa pada gerakan fleksi lumbal cenderung terjadi gerakan nucleus
pulposus kearah posterior yang akan menekan susunan saraf sehingga
menimbulkan nyeri. Kemudian, aktivitas sehari-hari manusia kebanyakan
adalah melakukan gerakan fleksi lumbal. Selanjutnya, bahwa dalam posisi
lumbal ekstensi lebih memberikan proteksi terhadap tekanan yang terjadi
pada vertebrae yang melindungi tekanan pada discus. Maka dengan dasar
tersebut, metode McKenzie sangat tepat digunakan pada kondisi LBP
karena HNP. Dalam Metode McKenzie dijelaskan memiliki dua fase
gerakan, yaitu fase gerakan ekstensi dan fase gerakan fleksi. Dalam
kondisi LBP disebabkan karena HNP, McKenzie merekomendasikan
penggunaan fase ekstensi terlebih dahulu dalam rangka pengurangan
nyeri mekanis dan dalam usaha mengarahkan mengurangi tekanan diskus
terhadap akar saraf dan dengan kondisi tersebut pasien lebih merasakan
nyeri saat gerakan fleksi lumbal (McKenzie, 2003). Fase latihan ekstensi
metode McKenzie (2011) dirincikan dalam tabel berikut:

N. Modifikasi Fisioterapi
Modifikasi program fisioterapi yang dilakukan berupa meningkatkan
dosis latihan secara berkala sesuai dengan kemampuan pasien
berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan.

O. Home Program
1. Self stretching stretching m. piriformis piriformis (pasien menekuk
tungkai kemudian digerakkan mendekati perut secara silang ke arah
dalam 15 hitungan, 3 kali repetisi dan dilakukan selama 3 kali dalam
sehari.
2. Mc. Kenzie Exercise
3. Bridging Exercise 3 kali setiap hari, 8 hitungan 6 kali repetisi.
4. Berenang sekali seminggu

Anda mungkin juga menyukai