B. Chief of Complain
Nyeri punggung bawah menjalar sampai ke paha.
C. History Taking
Pasien merasakan nyeri sejak 4 bulan yang lalu. Nyeri dirasakan
hilang timbul, nyeri bertambah saat berdiri lama, berjalan, jongkok dan
membungkuk. Pasien awalnya juga sulit saat berpindah posisi dari duduk
ke berdiri dan saat melakukan sholat gerakannya terganggu akibat nyeri
yang dirasakan. Pasien sering mengangkat beban berat yakni gerobak
bakso yang dipindahkan ke atas motor. Pasien sudah ke dokter dan
diberikan obat anti nyeri. Pasien juga sudah melakukan foto radiologi.
Pasien merasa cemas dan khawatir terhadap penyakitnya karena
mengganggu aktivitas sehari-harinya terutama pekerjaannya. Pasien tidak
memiliki riwayat diabetes, maupun kolesterol, namun memiliki riwayat
hipertensi. Selain itu, tidak ada keluhan lain.
D. Asymmetric
1. Inspeksi Statis:
a) Anterior : raut wajah pasien tampak cemas, simetris pada SIAS,
patella.
b) Lateral: kurva thorakal kifosis
c) Posterior : Hiperlordosis pada vertebra lumbal.
2. Inspeksi Dinamis: Pasien berjalan agak bungkuk dan pincang
3. Palpasi
a) Suhu : normal
b) Oedem : -
c) Kontur kulit : normal
d) Tenderness : m. piriformis dan m. erector spine
4. PFGD (Pengukuran Fungsi Gerak Dasar)
Regi Gerakan Dextra Sinistra
o
Aktif Pasif TIMT Aktif Pasif TIMT
Lumbal dextra
E. Restrictive
1. Limitasi ROM : terbatas pada gerakan fleksi, eksorotasi dan
endorotasi pada regio hip dan fleksi pada regio lumbal
2. Limitasi ADL : Walking
3. Limitasi Pekerjaan : Terbatas
4. Limitasi rekreasi: Sulit melakukan jogging
G. Spesific Test
1. VAS (Visual Analog Scale)
Pemeriksaan nyeri pada regio lumbal terhadap pasien menggunakan
Visual Analog Scale (VAS) dengan hasil dan interpretasi sebagai
berikut:
Pemeriksaan Hasil Interpreta
si
Nyeri Diam 0 Tidak nyeri
Nyeri Tekan 6 Nyeri
sedang
Nyeri Gerak 3 Nyeri
Ringan
Kriteria Penilain (Rumus Bourjone):
0 : Tidak Nyeri
1-4 : Nyeri Ringan
4-6 : Nyeri Sedang
7-9 : Nyeri Berat
10 : Nyeri Sangat Berat
Kriteria Penilaian:
Nilai 0 = Tidak ada kontraksi sama sekali
Nilai 1 = Ada kontraksi, tetapi tidak ada gerakan
Nilai 2 = Ada gerakan, tetapi belum mampu melawan gravitasi
Nilai 3 = Ada gerakan, mampu melawan gravitasi
Nilai 4 = Ada gerakan, mampu melawan tahanan minimal
Nilai 5 = Ada Gerakan, mampu melawan tahanan penuh
3. Tes ROM
Sendi ROM
4. Tes Hip Dextra S = 15° - 0° - 80°
F = 20° - 0° - 30°
R = 30° - 0° - 30°
Hip Sinistra S = 20° - 0° - 120°
F = 25° - 0° - 40°
R = 30° - 0° - 30°
ADL/ODI (Oswestry Disability Index)
No Item yang
Skor Nilai
. dinilai
Persentase 23%
Interpretasi:
H. Diagnosis Fisioterapi
“Gangguan Gerak dan Aktivitas Fungsional Lumbal Berupa Nyeri,
Spasme Otot dan Gangguan ADL (Walking) e.c HNP Sejak 4 Bulan yang
Lalu”
I. Problem Fisioterapi
1. Problem primer : Spasme m. piriformis dan m. erector spine
2. Problem sekunder : Kecemasan, nyeri, weakness m. quadriceps
femoris, nerve entrapment n. ischiadicus, gangguan postur.
3. Problem kompleks : Gangguan ADL walking, transfer, jogging.
J. Tujuan Fisioterapi
1. Tujuan jangka pendek
- Mengurangi spasme otot
- Menurunkan kecemasan
- Mengurangi nyeri
- Meningkatkan kekuatan otot
- Memperbaiki postur
2. Tujuan jangka panjang
- Mengembalikan fungsional ADL
K. Intervensi Fisioterapi
No Problem Modalitas Dosis
1. Kecemasan Komunikasi F : 1 kali/ hari
Terapeutik
I : Pasien Fokus
T: Interperso Approach
T : Selama Terapi
2. Metabolic Electrotherapy (SWD) F : 3 kali /minggu
Stress
I: 60-70% IEM
Reaction
T : Lokal
T : 8 menit
3 Nyeri TENS F : 2 kali /minggu
I : 60 Hz
T : Kontak langsung
T : 10 menit
4 Spasme m. Back Exercise F : 3 kali /minggu
Piriformis
I : 15 hitungan, 6x repetisi
T : Back exc.
T : 2 menit
Manual Therapy F : 3 kali /minggu
I : 3 set, 3 kali repetisi
T : NMT (Friction)
T : 2 menit
5 Spasme m. Connective tissue F : 3 kali /minggu
erector spine therapy
I : 8 hitungan, 3x repetisi
T : Connective Tissue Release,
paraverteb massage
T : 3 menit
6 Weakness Mc.Kenzie Exercise F : 3 kali /minggu
m.Quadriceps
I : 8 hitungan, 10x repetisi
Dextra
T : Mc.Kenzie Exercise
T : 2 menit
7 Gangguan Exercise Exercise F : 3 kali /minggu
Postur therapy
I : 8 hitungan, 6x repetisi
T : Bugnet exc, Bent knee cross-
body stretch,
T : 2 menit
8 Stabilitas Exercise Exercise F : 3 kali /minggu
Lumbal Therapy
I : 8 hitungan, 6x repetisi
T : Core Stability Exc.,
strengthening exc, Single and
double knee to chest, Bent knee
cross-body stretch
T : 3 menit
L. Modalitas Fisioterapi
1. IRR (Infra Red)
a. Persiapan alat: Pastikan alat dalam kondisi baik, cel kabel serta cek
lampu.
b. Posisi pasien: Tidur tengkurap senyaman mungkin.
c. Posisi Fisioterapi: Berdiri disamping pasien.
d. Pelaksanaan terapi: Terapi dilakukan dengan membebaskan dari
pakaian pada area yang akan diterapi, kemudian dilakukan
pengecekan sensabilitas pasien pada area yang akan diterapi dan
pastikan daerah yang akan diterapi terbebas dari kontra indikasi,
Jelaskan kepada pasien rasa yang dihasilkan dari alat tersebut
adalah hangat. Pastikan cahaya yang dihasilkan mengenai daerah
yang akan diterapi dengan jarak 35 cm dengan waktu 15 menit.
Selalu tanyakan keadaan pasien terlalu panas / tidak, setelah selesai
cabut stop kontak, rapikan alat dan kembalikan ketempat semula.
2. TENS
a. Persiapan alat: Pastikan alat dalam keadaan baik perhatikan
pemasangan kabel, mempersiapkan ped elektroda.
b. Persiapan pasien: Posisi pasien tidur tengkurap senyaman
mungkin, jelaskan kepada pasien tentang terap yang akan
dilakukan meliputi nama terapi dan rasa yang dihasilkan pada alat
tersebut.
c. Posisi Fisioterapi: disamping pasien
d. Pelaksanaan terapi: Sebelum melakukan terapi cek sensabilitas
pasien dan pastikan pasien terbebas dari dari kontraindikasi.
Pelaksanaan terapi pasang elektroda pada titik nyeri, atur
frekwensi 100 Hz, arus Continuos, waktunya 15 menit dan
intensitas 28 mA (tergantung pada toleransi pasien). Setelah
selesai matikan alat, lepaskan elektroda, dan kembalikan ketempat
semula.
M. Program Latihan
Metode Mc. Kenzie
Metode Mc. Kenzie yang dikenal juga sebagai Mechanical Diagnosis
and Treatment (MDT) adalah terapi latihan aktif yang menggunakan
gerakan berulang atau posisi-posisi tertentu yang dapat diajarkan dengan
tujuan mengurangi nyeri, disabilitas dan meningkatkan mobilitas tulang
belakang (McKenzie, 2011). Lebih lanjut, McKenzie menjelaskan dalam
bukunya terapi dasar pemikiran dalam membuat latihan McKenzie adalah
bahwa pada gerakan fleksi lumbal cenderung terjadi gerakan nucleus
pulposus kearah posterior yang akan menekan susunan saraf sehingga
menimbulkan nyeri. Kemudian, aktivitas sehari-hari manusia kebanyakan
adalah melakukan gerakan fleksi lumbal. Selanjutnya, bahwa dalam posisi
lumbal ekstensi lebih memberikan proteksi terhadap tekanan yang terjadi
pada vertebrae yang melindungi tekanan pada discus. Maka dengan dasar
tersebut, metode McKenzie sangat tepat digunakan pada kondisi LBP
karena HNP. Dalam Metode McKenzie dijelaskan memiliki dua fase
gerakan, yaitu fase gerakan ekstensi dan fase gerakan fleksi. Dalam
kondisi LBP disebabkan karena HNP, McKenzie merekomendasikan
penggunaan fase ekstensi terlebih dahulu dalam rangka pengurangan
nyeri mekanis dan dalam usaha mengarahkan mengurangi tekanan diskus
terhadap akar saraf dan dengan kondisi tersebut pasien lebih merasakan
nyeri saat gerakan fleksi lumbal (McKenzie, 2003). Fase latihan ekstensi
metode McKenzie (2011) dirincikan dalam tabel berikut:
N. Modifikasi Fisioterapi
Modifikasi program fisioterapi yang dilakukan berupa meningkatkan
dosis latihan secara berkala sesuai dengan kemampuan pasien
berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan.
O. Home Program
1. Self stretching stretching m. piriformis piriformis (pasien menekuk
tungkai kemudian digerakkan mendekati perut secara silang ke arah
dalam 15 hitungan, 3 kali repetisi dan dilakukan selama 3 kali dalam
sehari.
2. Mc. Kenzie Exercise
3. Bridging Exercise 3 kali setiap hari, 8 hitungan 6 kali repetisi.
4. Berenang sekali seminggu