Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN BEHAVIOR SETTING DAN MAPPING:

Tatar perilaku (behavior setting) adalah pola perilaku


manusia yang terkait dengan tatanan lingkungan
fisiknya (Barker, 1968).

Pemetaan perilaku (behavioral mapping) adalah teknik


penggambaran perilaku manusia terhadap ruang
yang digunakannya.

BEHAVIOR SETTING BEHAVIORAL MAPPING


(KONSEP) (TEKNIK/ALAT)

Sumber : Prabowo (2019)


KOMPONEN BEHAVIORAL MAPPING (BARKER, 1968):

CIRCUMFACENT STANDING PATERN OF


MILIEU BEHAVIOR
(TATA LINGKUNGAN) (POLA PERILAKU)

TIME PERIOD
(PERIODE WAKTU
TERTENTU)

Sumber : Prabowo (2019)


KEGUNAAN BEHAVIORAL MAPPING:
KEGUNAAN: DESKRIPTIF
Memberikan gambaran terhadap perilaku pengguna
terhadap ruang-ruang yang digunakannya. Hal ini dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi pasca huni, untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan rancangan.

KEGUNAAN: KOMPARATIF
Untuk membandingkan perilaku pengguna menurut
jenis kelamin, umur, dan waktu terhadap ruang yang
digunakannya. Hal ini dapat menjadi bahan evaluasi
untuk perancangan ruang sesuai dengan karakteristik
penggunanya.
Sumber : Prabowo (2019)
MODEL BEHAVIORAL MAPPING:

1) PLACE-CENTERED MAPPING:
Model pemetaan dengan berorientasi pada tempat
berlangsungnya kegiatan. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui cara manusia mengakomodasi perilakunya
dalam situasi waktu dan tempat tertentu (Haryadi, 1995)

2) PERSON-CENTERED MAPPING:
Model pemetaan dengan berorientasi pada
pergerakan manusia pada periode waktu tertentu,
sehingga dapat mencakup banyak tempat. Hal ini
bertujuan untuk melihat lebih spesifik perilaku manusia.

Sumber : Prabowo (2019)


TEKNIK MEMBUAT BEHAVIORAL MAPPING:
1) Mengamati perilaku (hubungan pola perilaku, tata
lingkungan, dan waktu)

2) Mengkategorisasi perilaku (kategori perilaku


menurut tempat dan pelaku)

3) Memetakan perilaku:
a) Place-centered Mapping (tempat)
b) Person-centered Mapping (pelaku/pengguna)

4) Menganalisis pemetaan yang telah dibuat


(kenyamanan, aksesibilitas, legibilitas/kemudahan,
privasi, teritorialitas, keamanan, masalah dan solusi)
Sumber : Prabowo (2019)
LANGKAH MEMBUAT PLACE-CENTERED MAPPING:

1) Menentukan tempat yang akan diamati

2) Menentukan waktu pengamatan (pagi, siang, sore)

3) Melakukan pengamatan pada tempat yang telah


ditentukan menurut periode waktu tertentu

4) Mencatat dan mengkategorisasi perilaku yang


berlangsung pada tempat tersebut dan
memetakannya

Sumber : Prabowo (2019)


TABEL KATEGORI PERILAKU MENURUT TEMPAT:

LAKI-LAKI PEREMPUAN
PERILAKU CATATAN
1 2 3 4 1 2 3 4

Duduk II III - - I - II -

Mengobrol - I - II - - - IIII

dst.

Catatan: Keterangan:
1: Anak-anak (<12 th) Lokasi:…………………….
2: Remaja (12 – 19 th) Waktu:……………………..
3: Dewasa (20 – 59 th) Cuaca:…………………….
4: Lansia (>60 th)
Sumber : Prabowo (2019)
LANGKAH MEMBUAT PERSON-CENTERED MAPPING:

1) Menentukan sampel pelaku yang akan diamati


(jenis kelamin, rentang umur)

2) Menentukan waktu pengamatan (pagi, siang, sore)

3) Melakukan pengamatan kepada sampel pelaku


yang telah ditentukan menurut periode waktu
tertentu

4) Mencatat dan mengkategorisasi perilaku sampel


pelaku yang diamati dan memetakannya

Sumber : Prabowo (2019)


TABEL KATEGORI PERILAKU MENURUT PELAKU:
Keterangan:
Lokasi:…………………….
Waktu:……………………..
Cuaca:…………………….

PELAKU PERILAKU CATATAN

Jalan – duduk – mengobrol – Kegiatan berlangsung


Jono (L/25 th)
minum – jalan – pergi selama 20 menit, dll

Joging – duduk – minum – Joging 2 putaran selama


Jeny (P/18 th)
peregangan – pergi 10 menit, dll

dst.

Sumber : Prabowo (2019)


TUGAS:
MEMBUAT BEHAVIORAL MAPPING PADA RUANG
PUBLIK DI SEKITAR KOTA KUPANG!
FORMAT: TEKS (FILE .DOC/.DOCX UKURAN A4) DAN
POSTER (FILE .JPEG/.PDF UKURAN A1)

PENGAMATAN ANALISIS

KATEGORISASI PEMETAAN

Anda mungkin juga menyukai