Anda di halaman 1dari 2

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan diartikan sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-

anak’. Maksud Pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia
maupun sebagai anggota masyarakat. (Dasar-dasar Pendidikan Modul 1.1-Hal 1)

Pendidikan harus sesuai dengan kodrat anak yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam yaitu
pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi alam dan kultur budaya dari anak berada. Anak yang
berada di daerah pantai akan berbeda kultur budayanya dengan anak yang berada di daerah
pertanian atau pegunungan, sehinggap proses pendidikannya juga berbeda. Kodrat zaman yaitu
keadaan zaman anak tumbuh untuk saat ini kita berada di abad 21 dan revolusi industri 4.0 dimana
penggunaan teknologi yang dominan sehingga pembelajaranpun harus dapat menyesuaikan
dimana anak-anak harus memiliki kemampuan kompetensi abad 21 yaitu berpikir kritis, berpikir
kreatif, pemecahan masalah, komunikasi efektif, dan kolaborasi.

Pendidikan yang menuntun yaitu pendidikan yang memfasilitasi dan melayani setiap siswa yang
diharapkan dapat menebalkan budi pekerti yang baik dari setiap siswa. “Perlu diketahui bahwa budi
berarti pikiran, perasaan-kemauan, sedangkan pekerti artinya ‘tenaga’. Jadi budi pekerti merupakan
sifat jiwa manusia, mulai angan-angan hingga menjelma sebagai tenaga” (Dasar-dasar Pendidikan
Modul 1.1-Hal 6)

Sebelum Mempelajari Konsep Ki Hajar Dewantara


Sebelum mempelajari modul 1.1 ini Untuk mengubah prilaku siswa yang salah saya menggunakan
hukuman fisik seperti, dikarenakan saya meyakini bahwa jika siswa takut maka dia akan berubah
dan tidak akan mengulangi lagi kesalahan yang sama, namun hal ini hanya bersifat sementara saja
dikarenakan bukan atas dasar kesadaran pribadinya sehingga anak akan tetap mengulangi
kesalahan yang sama. Selain itu Layanan Bimbingan yang saya lakukan berpusat pada guru
dimana proses pembelajaran didominasi dengan ceramah dan penjelasan dari guru. Pembelajaran
dilakukan hanya semata untuk mencapai target kurikulum sesuai dengan Program Layanan yang
saya buat.

Perbedaan karakteristik siswa juga tidak terlalu diperhatikan dan semua siswa dianggap sama
dikarenakan saya belum memahami tentang kodrat anak, sehingga tidak ada perlakuan yang
berbeda antara anak yang cepat mengerti dengan anak yang lambat memahami pelajaran. Dalam
pembelajaran saya sering marah-marah jika ada anak yang tidak fokus belajar, bermalas-malasan
saat belajar dan tidak memahami apa yang saya jelaskan

Untuk mengubah prilaku siswa yang salah saya menggunakan hukuman fisik seperti push up atau
lari, dikarenakan saya meyakini bahwa jika siswa takut maka dia akan berubah dan tidak akan
mengulangi lagi kesalahan yang sama, namun hal ini hanya bersifat sementara saja dikarenakan
bukan atas dasar kesadaran pribadinya sehingga anak akan tetap mengulangi kesalahan yang
sama.

Setelah Mempelajari Konsep Ki Hajar Dewantara


Setelah saya mempelajari modul 1.1 tentang filosofi pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara, pemikiran
saya tentang pendidikan menjadi berubah, bahwa pendidikan adalah proses menuntun
(memfasilitasi, melayani) anak didik dengan sabar dan ikhlas karena setiap anak berbeda-beda dan
membuat pembelajaran yang menyenangkan dan pendidikan yang berpihak (menghamba) pada
anak. Dalam menuntun saya akan menggunakan trilogi pendidikan oleh KHD yaitu Ing Ngarso Sung
Tulodo (di depan memberi teladan), Ing Ngarso Mangun Karso (di tengah membangun
keinginan/motivasi/semangat) dan Tut Wuri Handayani (di belakang mendorong).

Apa yang akan saya lakukan selanjutnya?


Yang akan saya lakukan selanjutnya di kelas dan sekolah saya yaitu yang pertama membuat model
pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan materi yang ada yang diharapkan dapat membuat
anak bersemangat belajar. Selain itu pembelajaran juga akan berpusat pada siswa dimana siswa
yang akan diberikan kebebasan untuk menyampaikan pendapat dan ide. Memberikan ice breaking
untuk mengembalikan fokus anak dan semangat anak.

Dikarenakan setiap anak adalah unik dan berbeda yaitu mempunyai kodrat masing-masing maka
dalam penyampaian materi dan pemberian penilaian akan dibedakan sehingga akan mengakomodir
semua kemampuan siswa. Jika ada anak yang kurang fokus maka akan dilakukan ice breaking
untuk mengembalikan fokus anak dalam pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai