Anda di halaman 1dari 11

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sekolah dalam menggapai visi dan misi pendidikan perlu ditunjang oleh

kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda kepemimpinannya.

Meskipun pengangkatan kepala sekolah tidak dilakukan secara sembarangan,

bahkan diangkat dari guru yang sudah berpengalaman atau mungkin sudah lama

menjabat sebagai wakil kepala sekolah, namun tidak dengan sendirinya membuat

kepala sekolah menjadi profesional dalam menjalankan peranannya.

Berbagai kasus menunjukan masih banyak kepala sekolah yang terpaku

dengan urusan-urusan administrasi, yang sebenarnya bisa dilimpahkan kepada

tenaga adminitrasi. Dalam pelaksanaannya, pekerjaan kepala sekolah merupakan

pekerjaan berat, yang menuntut kemampuan ekstra. Selain itu, kualitas pendidikan

di sekolah sangat dipengaruhi oleh kepala sekolah dalam menjalankan peranan

dan fungsinya sebagai leader.

Sebagai leader, kepala sekolah merupakan top manajer yang dalam

menjalankan tugasnya. Tugas kepala sekolah sangat luas dan banyak sekali

bidangnya, tidak hanya terbatas dalam kelancaran proses belajar mengajar saja,

melainkan menyangkut semua aspek kependidikan baik yang bersifat edukatif

maupun non edukatif, kepala sekolah juga berperan sebagai kekuatan sentral yang

menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah.

1
2

Menurut Wahjosumidjo bahwa kepala sekolah sebagai leader harus

memiliki karakter khusus mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan

pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan

pengawasan(Wahjosumidjo, 2007).

Berbicara tentang kepala sekolah sebagai pemimpin hal ini sejalan

denganfirmanAllahSWTdalam QS. Sad/38:26

‫َفُيِض َّلَك‬ ‫َٰي َداُوۥُد ِإَّنا َجَع ۡل َٰن َك َخ ِليَفٗة ِفي ٱَأۡلۡر ِض َفٱۡح ُك م َبۡي َن ٱلَّناِس ِبٱۡل َح ِّق َو اَل َتَّتِبِع ٱۡل َهَو ٰى‬
‫وْا َي ۡو َم‬ ‫ب َش ِد يُۢد ِبَم ا َنُس‬ٞ‫َعن َس ِبيِل ٱِۚهَّلل ِإَّن ٱَّل ِذ يَن َيِض ُّلوَن َعن َس ِبيِل ٱِهَّلل َلُهۡم َع َذ ا‬
٢٦ ‫ٱۡل ِحَس اِب‬
“ Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka
bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari
jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan
mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.”

Dalam memajukan pengajaran dengan melalui peningkatanprofesi guru

secara terus menerus, kepala sekolah harus memiliki jiwa untuk membimbing

semua sumber daya yang ada di sekolahuntuk selalu meningkatkan

kompetensinya. Agar tercapai tujuan pendidikan di sekolah baik di bidang

akademik maupun non akademik. Untuk menjadi kepala sekolah yang efektif,

kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan

pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi

dua arah, dan mendelegasikan tugas (Mulyasa, 2007).

Peranan kepala sekolah sangat menentukan keberhasilan lembaga yang

dipimpinnya. Seorang kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang

memahami kompetensi yang dimiliki dan dikuasai oleh seorang guru di bawah

kepemimpinannya. Keberhasilan pembelajaran tidak luput dari berbagai


3

macamcara guru dalam mendidik siswa.

Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem

pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian sentral, pertama

dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika

membicarakan masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen

manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam

pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di

sekolah. Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam

kaitannya dengan proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang

paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang

berkualitas(Mulyasa & Mukhlis, 2007).

Menurut N. A. Ametembun, guru adalah semua orang yang berwenang

dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual

maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah. Ini berarti seorang guru

minimal memiliki dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan

dalam menjalankan tugas. Oleh karena itu, kompetensi mutlak dimiliki guru

sebagai kemampuan, kecakapan atau keterampilan dalam mengelola kegiatan

pendidikan. Demikian, kompetensi guru berarti pemilikan pengetahuan keguruan,

dan pemilikan keterampilan serta kemampuan sebagai guru dalam melaksanakan

tugasnya (Djamarah, 1994).

Masalah yang sering ditemui dari kompetensi pedagogik guru adalah guru

dinilai belum mampu mengelola pembelajaran secara maksimal, perancangan

pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Dikarenakan dalam


4

mewujudkan kemampuandan kompetensi pedagogik guru ering kali dihadapkan

pada berbagai masalah yang dapat menghambat perwujudannya dalam berbagai

hal, seperti lemahnya motivasi untuk meningkatkan kemampuan dan kurangnya

media pembelajaran yang menunjang guru dalam melakukan proses pembelajaran.

Tanggung jawab seorang guru memang berat yang dimana mereka juga memiliki

berbagai kebutuhan dan problema hidup, sehingga dalam melaksanakan tugasnya

sebagai guru sering memperhatikan faktor lain yang sebenarnya diluar profesinya

hal ini berpengaruh terhadap proses belajar mengajar.

Oleh sebab itu, guru memerlukan bimbingan dan pengarahan serta bantuan

dari kepala sekolah sebagai leader agar dapat mengatasi berbagai permasalahan

dan kesulitan terutama dalam mengembangkan potensinya agar tujuan pendidikan

dapat tercapai dengan baik sehingga kompetensi pedagogik dapat meningkat pula.

Lebih lanjut, proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja

ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian

besar ditentukan oleh kompetensi pedagogik guru yang mengajar

danmembimbing mereka. Karena, salah satu faktor yang paling menentukan

berhasilnya proses belajar mengajar adalah guru. Guru yang kompeten akan lebih

mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan

lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat

optimal. Apabila guru memiliki kompetensi tersebut, maka motivasi siswa untuk

belajar akan meningkat.

Seorang guru pendidikan agama Islam harus memiliki wawasan

menguasai materi pengajaran dan wawasan kependidikan dalam arti mampu


5

mengajarkan materi pendidikan agama kepada peserta didik disekolah. Kedua

wawasan tersebut merupakan satu kesatuan sehingga disebut wawasan kompetensi

pedagogik keguruan. Hal ini berarti guru PAUD Pendidikan Agama Islam harus

memiliki kompetensi pedagogik yang optimal dalam mendidik agar anak didik

memiliki prilaku dan kematangan dalam beriman dan bertakwa serta

mengamalkan hasil pendidikan yang diperoleh sehingga menjadi pemikir yang

sekaligus pengamal ajaran Islam yang dialogis terhadap perkembangan zaman.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di PAUD Sps Pelita.

Karena PAUD Sps Pelita merupakan salah satu contoh Sekolah Pendidikan Usia

Dini berbasis Islam Terpadu, yang dimana kepala PAUD Sps Pelita sudah

menjabat kurang lebih lima tahun dan sudah memberikan kontribusi yang baik

salah satu buktinya terpilih sebagai kepala sekolah penggerak.

Disamping itu, kepala PAUD Sps Pelita selalu mengadakan kegiatan

keagamaan diantaranya pengajian rutin bulanan bersama guru-gurudan melibatkan

guru Pendidikan Agama Islam untuk mengatur kegiatan tersebut. Selain itu,

kepala PAUD Sps Pelita juga mengikut sertakan guru Pendidikan Agama Islam di

sekolah yang dipimpinnya untuk mengikuti pelatihan diantaranya Workshop,

Pelatihan anak usia dini (Diklat), dan guru pendamping serta guru pembimbing

berkualitas yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru

Pendidikan Agama Islam.

Hal ini tentunya menjadi penting untuk diteliti karena sangat disayangkan

jika tidak dilakukan penelitian mengingat peranan kepala sekolah sebagai leader

yang baik perlu didokumentasikan dan dipublikasikan sebagai contoh bagi yang
6

lain dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru, khususnya guru PAUD

pendidikan agama islam.

Berdasarkan uraian di atas, peranan kepala sekolah sebagai leader dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAUD Pendidikan Agama Islam di

PAUD Sps Pelita perlu di adakan research untuk diuji, ditelaah dan dianalisis

secara tuntas. Oleh sebab itu, penulis tertarik mengangkat penelitian ini dengan

judul “Peranan Kepala Sekolah sebagai Leader dalam Meningkatkan

Kompetensi Pedagogik Guru PAUD Pendidikan Agama Islam di PAUD SPS

PELITA, Desa Gunung Kramat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten sukabumi.”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi fokus penelitian ini

untuk mendeskripsikan peranan kepala sekolah sebagai leader dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAUD pendidikan agama islam di

PAUD SPS PELITA, Desa Gunung Kramat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten

sukabumi.

C. Pertanyaan Pokok Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian yang dikemukakan di

atas, peneliti memperoleh gambaran mengenai pertanyaan pokok penelitian yang

berisi tentang apa saja yang diteliti. Adapun pertanyaan pokok penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana memberikan petunjuk kepala sekolah sebagai leader dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAUD Pendidikan Agama Islam di

PAUD SPS PELITA, Desa Gunung Kramat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten


7

sukabumi?

2. Bagaimana melakukan pengawasan kepala sekolah sebagai leader dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAUD Pendidikan Agama Islam di

PAUD SPS PELITA, Desa Gunung Kramat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten

sukabumi?

3. Bagaimana memberikan motivasi kepala sekolah sebagai leader dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAUD Pendidikan Agama Islam di

PAUD SPS PELITA, Desa Gunung Kramat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten

sukabumi?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang, fokus penelitian dan pertanyaan pokok

penelitian, tujuan dan manfaat penelitian yang dipaparkan dalam penelitian ini

bertujuan :

1. Untuk mengetahui petunjuk kepala sekolah sebagai leader dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAUD Pendidikan Agama Islam di

PAUD SPS PELITA, Desa Gunung Kramat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten

sukabumi

2. Untuk mengetahui pengawasan kepala sekolah sebagai leader dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAUD Pendidikan Agama Islam di

PAUD SPS PELITA, Desa Gunung Kramat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten

sukabumi

3. Untuk mengetahui motivasi kepala sekolah sebagai leader dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAUD Pendidikan Agama Islam di


8

PAUD SPS PELITA, Desa Gunung Kramat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten

sukabumi

Hasil penelitian tentang “Peranan Kepala Sekolah sebagai Leader dalam

Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAUD Pendidikan Agama Islam di

PAUD SPS PELITA, Desa Gunung Kramat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten

sukabumi” ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara

praktis yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Pada tataran teoritis, hasil penelitian ini diharapkan ikut memperkaya

perbendaharaan kepala sekolah khususnya dalam meningkatkan kompetensi

pedagogik guru PAUD Pendidikan Agama Islam di sekolah. Selanjutnya,

dapat dibaca sebagai sebuah konsep yang bisa dikembangkan terus, sebagai

sebuah konsep yang bisa dipakai dan diadopsi oleh kepala sekolah pada

lembaga-lembaga pendidikan di tempat lain dalam peningkatan kompetensi

guru PAUD Pendidikan Agama Islam di sekolah sehingga berkontribusi

sesuai peran dan fungsinya untuk bersama-sama meningkatkan pelayanan

pendidikan dengan sebaik-baiknya kepada peserta didik anak usia dini.

2. Secara Praktis

Pada tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi para pengelola lembaga pendidikan dan terutama para pengambil

kebijakan yang sedang mengemban tugas sekarang maupun yang selanjutnya.

Lebih detail kegunaan praktis dari penelitian ini dapat di jabarkan

sebagai berikut:
9

a. Bagi Dinas Pendidikan dapat dijadikan bahan peningkatan mutu

pendidikan di sekolah

b. Bagi kepala PAUD SPS PELITA selanjutnya, dapat dijadikan acuan untuk

kemajuan dan peningkatan mutu sekolah.

c. Bagi guru dan karyawan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam meningkatkan kinerja yang berdampak pada peningkatan mutu

pendidikan di sekolah.

d. Bagi peneliti lebih lanjut, agar dapat mengembangkan penelitiannya

tentang peran kepala sekolah sebagai leader di lembaga pendidikan dalam

persfektif yang berbeda.

E. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan digunakan untuk mempermudah dan memberikan

gambaran terhadap maksud yang terkandung dalam proposal ini, untuk

memudahkan penyusunan proposal ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Fokus Penelitian
C. Pertanyaan Pokok Penelitian
D. Tujuan dan manfaat penelitian
E. Sistematika Pembahasan
F. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB II : LANDASAN TEORI


A. Kajian Teori
B. Kajian Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Berpikir
D. Asumsi
10

BAB III : METODE PENELITIAN


A. Pendekatan Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
D. Teknik Analisis Data

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan

BAB V : PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran-saran

F. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di PAUD SPS PELITA yang terletak di Kp.

Pangkalan RT. 003 RW. 001 Desa Gunung Kramat Kecamatan Cisolok

Kabupaten Sukabumi. Lokasi tersebutdipilih karena memiliki semua aspek

pendukung agar penelitian dapat berjalan dengan baik.

2. Waktu Penelitian

Adapun penelitian ini dilaksanakan sebagaimana tabel di bawah ini :


11

Tabel 1
Schedule Proposal Penelitian

Waktu Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni

Observasi Pra-penelitian

Pengajuan Judul Penelitian

Bimbingan Proposal

Penyusunan Proposal

Seminar Proposal

Anda mungkin juga menyukai